Kiat Aa Gym: Lapang Dada Menerima Kritik

Kiat Aa Gymnastiar
Puncak kesuksesan seseorang bermuara pada kelapangan dada dalam menerima kritikan. Namun, anehnya tidak semua orang suka dikritik, karena beranggapan kritik adalah penghinaan yang menurunkan harga diri dan mencemarkan nama baik. Padahal kalau kita bisa menyikapinya, kritikan tidak akan menjadi bumerang melainkan rezeki yang tidak disangka-sangka. Lalu, bagaimana caranya agar kita siap menerima kritikan orang lain?

Cara yang efektif untuk bisa berlapang dada dalam menerima kritikan, dapat diawali dengan teknik mencari tahu kelemahan diri dari kerabat terdekat. Teknik ini bukan untuk mencari kelamahan agar mudah dipersenjatai melainkan memudahkan kita dalam mengetahui kekurangan diri.

Orang terdekat akan lebih terbuka dalam memberikan kritikan. Kritik tersebut tidak hanya dalam hal keindahan, seperti cocok atau tidak baju yang kita pakai, akan tetapi mintalah dikritik mengenai perilaku kita. Apakah sudah sesuai dengan yang mereka harapkan? Juga apakah sikap kita aman bagi orang lain?

Dengan mengetahui kelemahan yang ada, maka akan memperjelas kekurangan diri sehingga termotivasi untuk terus melakukan perbaikan. Apabila teknik mencari tahu kelemahan ini dipraktekan secara kontinyu dan konsisten, bisa dipastikan akan terbangun sikap dan perilaku pengendalian diri. Karena ada orang-orang di sekitar yang mengawasi sikap dan perilaku kita, selain Allah tentunya.

Ketika teknik mencari kelemahan diri dari kerabat terdekat sudah dikuasai, dengan sendirinya kita akan siap menerima kritikan dari orang lain. Kita tidak akan merasa dilemahkan oleh kritikan. Justru diuntungkan, karena sudah dibantu oleh orang-orang untuk memberikan masukan demi perbaikan diri.

Dan seseorang bisa berlapang dada menerima kritikan jika hatinya bersih. Dalam hati yang bersih terdapat kestabilan dalam mengatur diri. Sepedas apapun kritik akan dihadapi dengan ketenangan. Seandainya kritik itu benar, maka kita akan bersyukur karena ada yang mengingatkan. Dan bila kritik itu berada di luar diri berupa fitnah maka berusahalah untuk mengambil pelajaran darinya.

Untuk itu saudaraku, tidak ada kritik yang akan melemahkan diri. Kita tidak akan terhinakan oleh kritik dan kita pun tidak akan dipermalukan oleh pedasnya cacian. Semua perlakuan dari orang lain itu adalah rezeki. Karena ada kritik, kita bisa lebih mendewasakan diri dan karena ada cacian, kita dapat memperbaiki diri.

(Sumber: Sakinah Edisi Priangan Timur 19 Maret 2010)

Kiat Aa Gym: Berbahagialah Karena Kebahagiaan Orang Lain

Kiat Aa Gymnastiar
"Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan (kalimat) yang baik dan amal shaleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur." (QS Fathir [35]: 10)

Alangkah indahnya hidup ini sekiranya kita ditakdirkan memiliki hati yang selalu merasakan nikmat dan bahagia melihat kebaikan tersebar di muka bumi. Selalu merasakan nikmat dan lezat manakala kita sendiri juga berbuat kebaikan. Bahkan, akan lebih indah lagi jika setiap desah nafas kita adalah cerminan rasa rindu untuk selalu melakukan aneka kebaikan. Rindu pula akan semakin banyaknya saudara-saudara kita yang ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menyebarkan kebaikan.

Jika kebaikan telah tersebar, orang-orang yang semula kafir dan ingkar akan menjadi muslim. Orang-orang yang semula munafik dan durjana menjadi bertaubat. Dan orang-orang yang semula fasik dan durhaka pun menjadi taat. Ya, kita memang harus menginginkan sebanyak mungkin makhluk=-makhluk Allah di muka bumi ini menjadi mulia. Orang-orang yang pernah menyakiti kita semoga diampuni dan dikaruniai petunjuk oleh Allah. Begitu pula orang-orang yang pernah tersakiti oleh kita, semoga Dia Yang Maha Perkasa, mengangkat derajat kemuliaannya.

Bukankah Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah..." (QS Ali Imran [3]:110).
Apa artinya? Umat terbaik adalah umat yang memiliki kesanggupan menata, menjaga, merawat, dan mewaspadai qalbunya dengan sebaik-baiknya. Sehingga selalu bersih, lapang, dan selamat dalam menjalani kehidupan ini. Sedangkan qalbu yang selamat akan membuahkan kepekakan, yaitu pekak terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Kepakakan akan membuat dunia ini berubah menjadi samudera ilmu yang teramat luas. Dunia akan terang-benderang dan lapang karena cahaya ilmu yang telah dikaruniakan Allah. Apa yang dilihat, apa yang dirasakan, dan apa yang didengar dari aneka kejadian di bumi ini, Insya Allah tidak ada yang disikapi dengan salah. Yakinlah, pada semua kejadian itu pasti Dia menebarkan ilmu yang tidak hanya membuat kita semakin arif dan bijak, tetapi juga untuk memiliki kesanggupan bersungguh-sungguh kepada-Nya.

Sekiranya bumi ini dihuni oleh lebih banyak lagi orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, niscaya dunia ini akan terasa semakin lapang, indah, dan mengesankan. Orang-orang tiada lagi mencari kemuliaan dari tingginya pangkat dan kedudukan, melainkan semata-mata dari tingkat ma'rifat, ketaatan, dan kedekatan kepada-Nya semata.

Subhanallah. Mudah-mudahan kita digolongkan oleh Allah ke dalam golongan orang-orang yang mampu merasakan nikmatnya berbuat kebaikan dan merasa senang melihat tersebarnya kebaikan.

Wallahu'alam...

(Sumber: Sakinah Edisi Priangan Timur 29 Januari 2010)

Kiat Aa Gym: Barokah Shalat Khusyu

Kiat Aa Gymnastiar
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusyu dalam shalatnya danorang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna." (QS Al-Mu'minun [23]: 1-3). Rasulullah saw bersabda: "Ilmu yang pertama kali diangkat dari muka bumi ialah kekhusyuan." (HR At-Tabrani).

Nabi Muhammad saw dalam shalatnya benar-benar menjadikannya sebuah keindahan dan terjadi komunikasi yang penuh kerinduan serta keakraban dengan Allah. Ruku, sujudnya panjang, terutama ketika shalat sendiri di malam hari terkadang sampai kakinya bengkak. Tapi bukannya berlebihan, karena itu semua dilakukan untuk untuk memberikan yang terbaik sebagai rasa syukur terhadap Tuhannya. Shalatnya tepat waktunya dan yang paling penting, shalatnya itu mewujud nyata dalam perilaku sehari-hari.
Ada pun ciri-ciri orang-orang yang shalatnya khusyu adalah:
  1. Sangat menjaga waktunya. Dia terpelara dari perbuatan dan perkataan sia-sia apalagi maksiat. Jadi, orang-orang yang menyia-nyiakan waktu, atau masih suka berbuat maksiat berarti shalatnya belum berkualitas atau belum khusyu.
  2. Niatnya ikhlas, jarang kecewa terhadap pujian atau penghargaan, dipuji atau tidak dipuji, dicaci atau tidak dicaci sama saja.
  3. Cinta kebersihan karena sebelum shalat, orang harus wudhu terlebih dahulu untuk mensucikan diri dari kotoran atau hadats.
  4. Tertib dan disiplin, karena shalat sudah diatur waktunya.
  5. Selalu tenang dan tuma'ninah, yaitu kombinasi antara tenang dan konsentrasi.
  6. Tawadhu dan rendah hati, ini merupakan akhlaknya Rasulullah.
  7. Tercegah dari perbuatan keji dan munkar. Orang lain aman dari keburukan dan kejelekannya.
Orang yang shalatnya khusyu dan suka beramal baik tapi masuk suka melakukan perbuatan yang dilarang Allah, itu mestinya jadi pertanyaan. Mudah-mudahan orang tersebut tidak hanya ritualnya saja yang dikerjakan tetapi ilmunya bertambah sehingga membangkitkan kesadaran dalam dirinya.

Jika kita merasa shalat khisyu dan ingin menjaga dari keriyaan yaitu menambah pemahaman dan mengerti bacaan yang ada dalam shalat, jangan terhalang karena takut riya. Inti dalam shalat yang khusyu adalah akhlak menjadi baik, sebagaimana Rasulullah menerima perintah shalat dari Allah, agar menjadikan akhlak yang baik. Itulah ciri ibadah yang disukai Allah.

Wallahu'alam bishawwab.

(sumber: Sakinah Edisi Priangan Timur Januari 2010)