Kisah Muallaf Koko Liem: Terisnpirasi Kisah Nabi Ibrahim

Kisah Muallaf Koko Liem: Terisnpirasi Kisah Nabi Ibrahim

Nama lengkap pria berkacamata ini adalah H. Mohammad Ustman Ansori, SQ, MA, al-Hafidz. Masa kecil, ia memiliki nama Tionghoa Liem Hai Thai, namun sekarang ia lebih akrab disapa Koko Liem. Sebagai muallaf, jalan hidupnya justru masuk di jalur dakwah Islam setelah berproses panjang untuk menemukan fitrahnya dan menekuni ilmu tafsir.

Namanya pertama kali berkibar sejak menjadi finalis dalam ajang Mimbar Dai yang digagas oleh TPI. Lantas ia giat berdakwah tidak hanya dari mimbar dakwah di beberapa daerah tapi juga tampil di berbagai media massa dan radio. Koko Liem juga sering tampil di berbagai acara bernuansa Islami di beberapa stasiun televisi nasional.


Sebagai seorang keturunan Tionghoa, Liem kecil dibesarkan dalam keluarga Budha yang taat. Setiap menjelang magrib, dia bersama keluarganya secara rutin menyembah Pay Pekkong, arwah leluhur dari orang ternama. Ayahnya adalah seorang aktivis Klenteng.

Liem lahir di Dumai, Riau, 17 Januari 1979 dari pasangan bernama Liem Guanho dan Laihua. Liem merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Perkenalannya dengan Islam terjadi ketika dirinya menginjak kelas dua di sekolah dasar negeri.

Ketika anak-anak non muslim seperti dirinya keluar kelas saat pelajaran agama Islam berlangsung, ia memilih tidak keluar kelas. Liem justru betah mendengarkan kisah Nabi-nabi yang diceritakan oleh guru agama Islam di sekolahnya. Ketertarikannya terhadap Islam pun tumbuh. Liem tetap menjalankan kewajibannya untuk menyembah Pey Pekkong bersama keluarganya.

Menginjak SMP, Liem yang diterima masuk SMP Syeikh Umar, Dumai, tetap melanjutkan pergaulannya dengan Islam melalui kebiasaanya mengikuti pelajaran agama Islam. Liem yang beranjak dewasa, begitu kagum dengan kisah keimanan Nabi Ibrahim AS yang memiliki keteguhan hati menegakkan kalimat Allah meski ditentang orang tuanya.

Kegundahan hati yang kian besar, membuat dirinya bertanya pada sang kakak, Liem Hai Seng. Kakak Liem yang juga muallaf dan mengganti namanya menjadi Muhammad Abdul Nashir ini menyarankan kepada sang adik untuk mengikuti kata hatinya.

Liem mengaku mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam pada usia 15 tahun atau tepatnya 21 Juli 1994. “Setelah masuk Islam, saya terusir dari orang-orang yang saya sayangi. Saya mencoba pulang, namun diusir, begitu seterusnya. Tapi tidak pernah terbersit rasa benci terhadap keluarga saya,” ungkap Liem.

Setelah diusir, seorang ulama Riau bernama KH. Ali Muchsin mengasuhnya. Pengasuh Pondok Pesantren Jabal Nur di Kandis inilah yang mendorong tekadnya untuk menjadi da’i. Usai lulus SMP, Liem melanjutkan ke Pondok Pesantren Daar El Qolam, Balaraja, Banten pada 1995 hingga 1999. “Saya ingin mengenal Islam dengan menjadi penghafal Quran. Alhamdulillah, di tahun kedua setelah saya memeluk Islam, saya sudah hafal al-Quran,” ungkapnya.

Dia lantas melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Raudhatul Muhsinin, Malang. Pada tahun 2001, Liem melanjutkan studinya ke Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta hingga lulus 2005. Ia kembali melanjutkan studinya mengambil gelar master pada 2005-2008 di perguruan yang sama dengan mengambil Jurusan Konsentrasi Ilmu Tafsir.

Pada tahun  2001, Koko Liem dianugerahi jodoh dan menikah dengan Ima Ismawati, S.Thi, seorang hafidzah alumni Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Dari pernikahannya, Koko Lim kini dikaruniai dua orang putri.

republika.co.id
Kurban sebagai Wujud Syukur kepada Allah

Kurban sebagai Wujud Syukur kepada Allah

Tidak semata-semata Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as memotong putranya yang tercinta, Nabi Ismail as, jika tidak ada hikmah yang terkandung dalam perintah tersebut. Apabila melihat kisah kurban yang terdapat dalam al-Quran yang diperankan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as, layaklah kita anggap sebagai peristiwa nyata. Bila ada yang menyatakan hanya simbolik atau tak nyata alias fiktif, berarti telah menganggap kitab suci Umat Islam (al-Quran) tidak benar. Pikiran seperti ini seharusnya segera dijauhkan dari ingatan kita. Sebab kurban jelas sebagai perintah Allah yang tercantum dalam al-Quran surat al-Kautsar ayat 1-2:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.”

Makna Berkurban
Setiap ibadah dalam agama Islam pasti mengandung makna atau hikmah yang bermanfaat. Begitu pun ibadah kurban. Kurban sebagai ibadah tahunan merupakan ajaran Allah yang memiliki dimensi vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannas). Dimensi vertikal ini bisa diartikan sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah dengan melakukan kurban. Yakni sebagai penghambaan kepada Allah, pada Nabi Ibrahim diwujudkan dengan menyembelih kambing atau sapi, yang dagingnya dibagi-bagikan. Aspek ini sebagai bentuk ajaran sosial dalam Islam (hablumminallah).

Kurban juga bisa dimaknai sebagai penyadaran atas nilai-nilai kebinatangan yang ada pada manusia (diri), sehingga kembali menjadi manusia. Namun ada juga yang memaknainya sebagai upaya untuk mendekat pada Allah. Bila itu yang dipahami dan diyakini, maka ia harus berani mengorbankan yang dicintainya (seperti Nabi Ibrahim as). Tapi pendapat ini argumennya tak begikut kuat. Sebab kalau sebagai keberanian berkurban untuk Allah, bagi seorang hamba yang benar-benar mencintai Allah, kurban seekor kambing atau unta  bukanlah simbol cinta yang bisa disebut besar. Apalagi ini kepada Allah.

Bukan Sekedar Cinta
Menurut dosen ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Ahmad Gibson al-Busthomie, ibadah kurban tidak hanya wujud cinta, tapi juga sebagai syukur atas nikmat yang diberikan Allah pada kita. Jika kita tetap yakin bahwa kurban sebagai wujud cinta, maka sungguh kecil nilainya dihadapan Allah.

Ahmad Gibson memberikan perbandingannya. Jika menyembelih kambing itu sebagai tanda cinta, coba bandingkan antara pengorbanan Nabi Muhammad saw yang mengorbankan dirinya berhadapan dengan orang-orang kafir yang ingin membunuhnya; atau Nabi Ibrahim as yang menyembelih anaknya dengan tangannya sendiri. Bandingkan dengan kita yang hanya mengorbankan seekor kambing atau sapi.

Kalau saja Allah tetap menganggap perngorbanan kita dengan seekor kambing sebagai tanda cinta kita pada-Nya, subhanallah, betapa besarnya Kasih-Sayang (Rahman-Rahim) dan Maha Pengampunan Allah kepada kita. Karena itu, kita harus bertanya pada niat kita sendiri untuk apa kita berkurban? Di situlah letak nilainya. Kemudian jika kita menyadari betapa kecilnya pengorbanan kita terhadap yang kita cintai (Allah), semestinya menjadi salah satu dasar supaya kita menyadari untuk semakin bersyukur. Jujur saja bahwa kita lebih banyak meminta suatu “materi” dibandingkan ungkapan rasa syukur dan minta ampunan. Jujurlah bahwa diri kita tak ada apa-apanya dihadapan Allah. Lantas, jika kita merasa kecil maka berbesar hatilah karena rasa rendah hati di hadapan Allah lebih baik dan benilai ibadah. Karena itu, sudah selayaknya kita bersyukur dengan melakukan ibadah kurban yang diperuntukkan bagi kaum dhuafa dan mereka yang menjadi korban bencana. Itu lebih manfaat dan mashlahat ketimbang diberikan kepada mereka yang sehari-harinya mengonsumsi daging. Insya Allah,

هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan.” (QS ar-Rahman [55]: 60).

(Sakinah Oktober 2011)

Kiat Aa Gym: Hati-hati Prasangka

Kiat Aa Gymnastiar
Siapa pun yang menegakkan tauhid, sudah menjadi sunnatullahnya dibenci oleh orang yang bertentangan dengan visinya. Kita lihat Rasulullah. Luar biasa akhlak dan tak ada cacat. Bicaranya benar, janjinya selalu ditepati, gelarnya Al Amin. Ketika mulai menyuarakan Laa ilaaha illallaah, semua berbalik. Yang suka menjadi murka, kawan menjadi lawan, yang dekat menjadi jauh.

Ketika tauhid ditegakkan, maka akan timbul reaksi. Siapa yang reaksinya paling kuat? Yaitu orang yang tidak bertauhid. Yang menuhankan dunia, harta, jabatan, dan kedudukan. Lalu bagaimana sikap Rasulullah? Cuma satu hal, yaitu istiqamah. Konsisten dengan apa yang disampaikannya. Tidak gentar, tidak terpengaruh oleh apa pun. Karena Rasulullah menyampaikan risalah tauhid bukan supaya ditaati orang, tapi membuat orang taat pada Allah. Tapi karena prasangka dan kecintaan pada dunia, semua kesempurnaan yang ada pada Rasulullah seolah menghilang dari orang-orang yang menentangnya.

Ada prasangka, ada fakta. Prasangka itu dilarang oleh Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ...
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa ...” (QS Al Hujurat [49]:12).

Orang yang berpasangka. Allah hujamkan kegelisahan di hatinya. Orang yang berprasangka menjadi buta dan tuli terhadap kenyataan. Yang dia cari bukan kebenaran, tapi pembenaran atas prasangkanya. Makanya, setelah prasangka, orang menjadi tajassus. Mencari-cari yang bukan hak ataupun kewajibannya. Mengorek-ngorek hal yang bukan tanggung jawabnya di dunia dan akhirat. Setelah tajassus, berlanjut menjadi suatu hal yang paling dibenci Allah, paling hina dan menjijikkan, yaitu ghibah. Sesuatu yang dalam Al Quran diumpamakan seperti manusia kanibal.

Berprasangka buruk melahirkan banyak hal buruk. Gara-gara suudzhan terhadap seseorang, tertutup pintu untuk kita mengambil ilmu dan hikmah dari orang tersebut. Gara-gara suudzhan, jadi buruk hati, tajassus, ghibah, dan terhina. Makanya, suudzhan disebut sebagi seburuk-buruk perkataan. Yang Allah senangi itu fakta. Berbuat berdasarkan fakta itu tidak akan berat, akan tenang hatinya.

Dengan husnuzhan, kita bisa melihat banyak hikmah. Kalau suudzhan, dibimbingnya oleh setan.

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ.وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ

“Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah, kami biarkan setan menyesatkannya dan menjadi teman karibnya. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS Az Zukhruf [43]:36-37).

(Sakinah Oktober 2011)
Herman Halim (d/h Lim Xiao Ming), Mualaf dari Bank Maspion

Herman Halim (d/h Lim Xiao Ming), Mualaf dari Bank Maspion

Allah memang berhak untuk membuka hati siapa saja untuk menerima ajaran Islam secara kaffah. Begitu juga dengan Herman Halim, Presdir Bank Maspion ini terbuka hatinya dan memutuskan untuk menjadi Muslim. “Saya masuk Islam Tanggal 27 Agustus. Saya bersyahadat di Masjid Ceng Hoo Surabaya dan disaksikan oleh banyak orang,” tuturnya kepada NURANI saat ditemui di kantornya.

Ketertarikan Herman Halim akan Islam memang berangkat dari perenungan panjang. Namun, ia mengaku lebih banyak dipengaruhi Andrew anak keduanya.
Herman menerangkan bahwa saat dirinya bersyahadat, ia tidak disertai dengan keluarganya. “Saya berangkat ke sana sendiri. Untungnya, teman saya di PITI Masjid Ceng Hoo banyak. Jadi sudah dipersiapkan. Bahkan Pak Ali Markus, memberikan selamat ketika saya sudah bersyahadat,” terangnya sambil tersenyum.

Saat ditanya tentang tanggapan keluarga ketika dirinya menjadi Muslim, Herman Halim menerangkan bahwa pihak keluarga sebenarnya mengkritik, namun tidak berani secara frontal. “Setahu saya, mereka hanya berani mengkritik atau menyindir. Mereka tidak berani bertanya secara frontal. Mungkin karena saya saudara tertua. Jadi mereka segan dengan saya,” ungkapnya.

Ditanya soal ketertarikannya kepada Islam, pemilik nama Lim Xiao Ming ini mengatakan bahwa dirinya mengenal Islam sejak enam tahun lalu, dari kesukaannya membaca buku-buku agama. “Saya memang senang membaca segala buku agama, mulai dari agama Budha, Kong Hucu, Kristen, dan Islam,” terangnya.

Ayah dua anak ini mengatakan bahwa dari kesukaannya membaca buku-buku agama inilah dia mulai menyerap intisari dari agama. “Dari pembacaan dan perenungan semua intisari agama yang saya serap, bahwa semua agama itu benar dan mengajarkan kebaikan (namanya juga mualaf – amanah). Cuma penyampaiannya bermacam-macam,’ terangnya

Setelah merenung sekian lama, akhirnya pimpinan Bank Maspion ini memilih Islam menjadi keyakinannya setelah ia memeluk agama Kristen. “Saya melihat Islam adalah agama terakhir, dan ia mengambil dari semua intisari agamayang telah ada. Sehingga ajaran Islam begitu lugas dan mudah diserap secara kaidah,” terangnya.

Ketika ditanya tentang latar belakang agama keluarga Herman Halim, ia menjelaskan bahwa keluarganya memeluk beberapa agama. “Dalam keluarga saya tidak fanatik memeluk satu agama. Saya dulu agamanya Kristen. Sedangkan saudara saya ada yang Budha ada juga yang Kong Hucu. Malah, istri saya beragama Budha,” terangnya.

Sikap inilah yang dipegang teguh Herman Halim dalam membentuk karakter keluarganya. Bahkan soal menganut agama, ia tidak pernah memaksakan kepada kedua anaknya. “Anak saya, saya bebaskan dalam memilih agama. Saya tidak pernah melarang hal itu,” ujarnya.


Terpengaruh Anak

Ketertarikan Herman Halim akan Islam memang berangkat dari perenungan panjang. Namun, ia mengaku lebih banyak dipengaruhi Andrew anak keduanya. Awalnya Herman Halim keget dan menanyakan tentang keinginan anak keduanya memeluk agama Islam. Namun, Andrew bisa meyakinkan ayah dan keluarganya tentang niatnya menjadi Muslim.

“Apa perbedaannya dengan agama yang kamu yakini selama ini ?” tanya Herman Halim kepada Andrew saat itu. “Saya pernah mencoba memeluk beberapa agama. Namun Islamlah yang membuat saya lebih tenang dan pas. Dan saya bisa lebih gampang menangkap ajaran Islam daripada yang lain,” ujar Herman yang menirukan pendapat Andrew.

Dari diskusi antara anak dan ayah inilah, Herman terus mencari dan mencari jawaban atas argumen yang dikemukakan oleh Andrew. “Saya mengenal Islam lebih banyak setelah Andrew menerangkan kepada saya dan keluarga tentang ajaran Islam sesungguhnya,” ujarnya.

“Saya juga heran, padahal ia sejak kecil sudah ada di Australia. Namun ia begitu kuat saat menerangkan tentang bagaimana ajaran Islam,” tambahnya. Herman menerangkan, dalam menjelaskan agama Islam, Andrew Halim ini membawa Al Quran dan Injil. “Ia membandingkan antara ayat per ayat. Bahkan, beberapa dari paman dan bibinya tidak bisa menyela dan menjawab pertanyaan Andrew,” terangnya.

Dari pertemuan antara Andrew dan keluarga yang juga dihadiri oleh Herman Halim itulah akhirnya wacana tentang kebenaran Islam mulai terungkap. “Sejak itu saya jadi tekun belajar Islam. Saya baca Al Quran yang terjemahan dari Bahasa Inggris dan Tionghoa. Saya terus mencari apa yang dikatakan Andrew,” terangnya.

Menurut Herman Halim, Andrew bukan tipe orang yang mudah percaya dengan sesuatu. “Andrew itu, untuk percaya dan yakin biasanya sudah melalui penelitian dan perbandingan antara baik dan buruknya,” terangnya.

Makanya, Herman Halim yakin bahwa apa yang diyakini anaknya adalah suatu kebenaran yang pasti. “Saat saya beritahu saya menjadi Muslim, ia begitu senang. Ia menyebut lafal Allahu Akbar berulang-ulang. Ia begitu senang saya masuk Islam,” paparnya.


Lebih Tenang

Herman Halim saat ini mengaku lebih tenang batinnya setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat. “Pertama kali saya melaksanakan salat, hati saya rasanya tenteram dan damai. Tidak pernah saya merasakan hal seperti ini sebelumnya. Meski saya tidak fasih cara melafalkan Arabnya, namun saya tahu arti Bahasa Indonesianya,” paparnya sembari memejamkan mata.

“Saat shalat hati saya damai, sehingga bisa melepas kejenuhan dan stres saat bekerja. Saya lebih mantap dalam mengerjakan tugas-tugas kerja,” tambahnya.

Yang paling menarik bagi bagi pemilik nama asli Lim Xiao Ming ini dalam mempelajari Islam adalah cara menghafal bacaan salat. “Kalau salatnya sih sudah bisa dipelajari. Tapi kalau melafalkannya, ini saya masih kaku. Butuh waktu yang banyak,” ujarnya. “Kalau lupa bacaannya, bukunya saya baca, lalu saya kembalikan lagi. Lucu pokoknya kalau melihat saya belajar salat,” tambahnya sambil tertawa.

Namun, Bapak dari Albert Halim dan Andrew Halim ini tidak menyerah. Ia bertekad untuk bisa melafalkan bacaan Al Quran serta belajar membaca Al Quran. “Saya berencana mendatangkan guru privat Bahasa Arab. Dan saya ingin sekali bisa melafalkan bacaan salat,” niatnya.

[sumber]
Siksa orang orang yang meremehkan shalat

Siksa orang orang yang meremehkan shalat

Fathimah ra, bertanya kepada Rasulullah saw., “wahai Ayahku! Apa siksa bagi orang yang meremehkan sholat, baik laki-laki maupun perempuan?” Kemudian Rasulullah menjawab:”Wahai Fathimah, barang siapa yang meremehkan shalat, lelaki maupun perempuan, maka Allah akan memberinya 15 petaka . Enam diantaranya di dunia, tiga di saat kematiannya, tiga di dalam kuburnya, dan tiga pada hari kiamat di saat angun dari kuburnya.”

Enam petaka yang diberikan kepada orang orang yang meremehkan sholat tersebut di antaranya adalah; Allah akan mencabut berkah umurnya, Allah akan mencabut berkah rezekinya, Allah akan menghapus ciri orang shaleh dari mukanya, semua amal yang dilakukannya tidak diberi pahala, doanya tidak terangkat ke langit, dan tidak mendapat bagian di dalam do’a orang orang shaleh.

Tiga petaka lainnya yang akan ditimpakan oleh Allah kepada orang yang meremehkan sholat di antaranya adalah; atinya dalam keadaan terhina, lapar dan kehausan, rasa hausnya tersebut tidak akan hilang andaikan ia diberi minum satu sungai secara penuh.

Tiga perkara lainnya yang menimpa orang-orang yang meremehkan shalat di dalam kubur yaitu; Allah akan menyerahkan kepada malaikat yang menakutkan (mengerikan), kubur akan menjepitnya, kuburnya gelap gulita. Sedangkan tiga lagi siksaan yang akan ditimpakan kepada orang yang meremehkan shalat adalah; Allah akan menyerahkan kepada malaikat dengan siksa malaikat tersebut akan menyeretnya dengan posisi terbalik, di hisab oleh Allah secara detail, Allah tidak akan menoleh padanya dan tidak mensucikannya dan baginya adzab yang pedih. (tafsir al muin: 576)
Mungkin Sudah Rusak

Mungkin Sudah Rusak

Technorati Mungkin semua orang sudah gifmerasa berat memegang teguh keyakinan beragama, agama kian merasa asing, kejujuran makin jauh dijumpai. tidak sedikit orang berkata jujur harus meminta maaf terlebih dahulu. mungkin anda juga sering menjumpai..."maaf ya sejujurnya" atau itu hanya sebatas retorika untuk mengungkap suatu fakta dengan segala kejujurannya. HBT9A4F8QVQE

Mungkin semuanya sudah menjadi adat dan kebiasaan, dimana dosa tidak hanya dilakukan dikalangan orang orang besar saja tetapi rakyat kecil mengumpat pejabatnya, yang pejabat tuli dengan keluhan rakyatnya. Problem diolah menjadi duit, duit dibuat beli kebenaran, kesalahan menjadi kebiasaan, adat istiadat mulai bercampur dengan budaya budaya yang tak bertanggung jawab dan kian menjauh dari nilai nilai agama.

Mungkin juga kita ini sakit hati yang perlu diamputasi, agar nasehat yang kita dengar mudah kita lakukan, petuah para pemerintah agar kita patuhi, para ulama' yang memberikan wejangan kita amalkan dan segala kebaikan kita semarakkan.

mungkin saat ini yang ada hanya trend, profesi yang mentereng. professor tinggal ilmu dan penemuannya saja, sarjana tinggal gelarnya saja, ustadz hanya namanya saja, tetapi biasa berbuat dosa, melakukan yang haram, bahkan kerongkongannnya dapat dengan mudah menelan keharaman, dengan dalih dan alasan yang terkesan dibuat buat, sungguh menyediahkan.

namun semua itu gambaran mungkin kita sudah bosa dan merasa berat memegang teguh tali agama. AGAMA TETAP UNGGUL dalam segala galanya meski tidak ada pemeluknya sekalipun, tetapi yang rapuh adalah ummat beragamanya karena hatinya yang sakit dan sudah saatnya diamputasi
Takdir adalah Pilihan Hidup

Takdir adalah Pilihan Hidup

Masih lekat sekali dengan ingatan kita, baru baru ini terjadi tsunami besar yang terjadi di Jepang, yang disebabkan gempa bumi kurang lebih 9 SR. padahal negara sakura tersebut 140 tahun belum pernah diguncang musibah serupa.

Apakah ini adalah bagian dari taqdir Allah yang tidak bisa dihindari??... jika kita sepakat bahwa takdir adalah pilihan hidup yakni pilihan hidup yang buruk menuju taqdir yang baik, maka tsunami bisa dihindar, dengan cara memelihara keseimbangan alam, memlihara tumbuhan, menjaga kebersihan dan semacamnya

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ.
Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu

Secara umum manusia diberi kemampuan yang sangat istimewa untuk memilih takdir yang dikehendaki dan takdir yang dihindari. Ini merupakan perbedaan takdir Allah yang berlaku terhadap benda-benda mati. Seperti takdir air adalah membasahi, api ditakdirkan panas. Matahari tidak ditakdirkan tidak akan beredar melalui batas orbit yang telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana bulan, bintang dan benda-benda lainnya. Semuanya adalah sunnatullah yang telah dikehendaki sejak zaman azali. Adanya gempa bumi merupakan perpanjangan kisah khalifah Umar Bin Khatab dan khalifah Ali karramallahu wajhahu, pada saat menghidar dari bahaya tho'un dan kejatuhan bangunan yang rapuh pada saat itu
Penyakit Manusia di Trend Dunia Modern

Penyakit Manusia di Trend Dunia Modern

trend dunia global yang serba modern, disadari atau tidak, telah membawa beberapa dampak postitf dan negatif, dampak postifnya adalah memberikan pelayanan serba nyaman dan mudah, meski terkadang berakibat negatif yaitu kehidupan yang instan memicu kehidupan yang 'manja' bagi masyarakatnya, namun itu semua tergantung dari pribadi masing masing. Tak terkecuali dalam dunia islam itu sendiri. Menurut Abuddin Nata, sekurang-kurangnya ada delapan penyakit yang menghinggapi masyarakat modern. Saya sarankan anda untuk membaca posting yang lalu, antara takdir dan usaha

1. Desintegrasi ilmu pengetahuan (spesialisasi yang terlampau kaku) antara ilmu pengetahuan Agama dan Umujm yang berimbas terjadinya kapling kapling akal fikiran manusia dan cenderung membingungkan masyarakat.

2. Kepribadian yang terpecah (splite personality) sebagai akibat dari kehidupan yang dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang terlampau terspesialisasi dan tidak berwatak nilai-nilai ketuhanan.

3. Rasa keimanan, ketaqwaan, serta kemanusiaan, sebagai akibat kehidupan yang terlampau rasionalistik dan bercorak individualistik.

4. Timbulnya pola hubungan yang materialistik sebagai akibat dari kehidupan yang mengejar duniawi yang berlebihan.


5. cenderung menghalalkan segala cara, sebagai akibat dari paham hedonisme yang melanda kehidupan.

6. Stres dan frustasi, sebagai akibat dari terlampau percaya dan bangga terhadap kemampuan dirinya, tanpa dibarengi sikap tawakal dan percaya pada ketentuan Tuhan.

7. Perasaan terasing di tengah-tengah keramaian (lonely), sebagai sifat individualistik, dan

8. Kehilangan harga diri dan masa depannya, sebagai akibat dari perbuatan yang menyimpang.

Ke- delapan pont yang dikemukakan oleh Abuddin Nata tersebut merupakan akibat dari kehidupan yang telah begitu jauh terhegemoni oleh budaya global yang didominasi oleh peradaban Barat. Sekularisasi ilmu pengetahuan adalah ciri khas dari peradaban Barat yang sekuler dan liberal. Demikian juga munculnya sifat hedonistik dan individualistik merupakan implikasi dari kapitalisme yang materialistik.

Dampak globalisai yang begitu kuat harus diantisipasi oleh dunia pendidikan khususnya Islam jika tidak ingin terlibas oleh arus hegemoniasi budaya global Barat. Dalam konteks ini, pendidikan harus mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh yang tidak sekedar sebagai penerima arus informasi global, tetapi juga harus memberikan bekal kepada mereka agar dapat mengolah, menfilter, menyesuaikan dan mengembangkan segala hal yang diterima melalui arus informasi itu tanpa terhegemoni oleh kekuatan eksternal.

Berkenaan dengan hal di atas para pengelola pendidikan Islam harus menyadari terhadap ancaman ini. Orientasi pendidikan Islam yang sejak awal tidak semata-mata menekankan pada pengisian otak, tetapi juga pengisian jiwa, pembinaan akhlaq dan kepatuhan dalam menjalankan ibadah tidak boleh bergeser. Disamping itu juga harus dipikirkan upaya menciptakan manusia yang kreatif, inovatif produktif dan mandiri sehingga mempunyai ketegaran dalam menghadapi tantangan tanpa mudah terhegemoni. Visi pendidikan Islam harus mengintegrasikan berbagai pengetahuan yang terkotak-kotak ke dalam ikatan Tauhid. Di samping itu pendidikan Islam harus mampu memberikan filter dan arahan dalam penyerapan ilmu pengetahuan yang tidak sesuai dengan kaidah Islam.

Antara yangTakdir dan Usaha


hampir dalam semua agama selalu ada perbedaan dalam memaknai takdir, mungkin di dalam agama islam juga demikian, sehingga seorang hamba Allah dengan mudah,:”ini kan sudah takdir Allah”, jawaban yang diberikan jika tertimpa musibah, bencana atau bahagian dan keuntungan. Meski kepastian takdir kita tidak tahu, lebih rancu lagi jika seoran muslim tidak mengetahui mana qodho’ dan mana takdir. Sebagian ulama’ juga ada yang membagi takdir mubram dan qadho’ muallaq, namun yang terpenting adalah mempercayai adanya qadha’ dan takdir, sedangkan antara yang ditakdirkan dan yang diusahakan bisa simak lanjutan tulisan ini.

Ada hadits yang mengatakan bahwa, janin usia 120 hari (4 bulan) saat ditiupkan ruh telah dicatat oleh Allah 4 hal yaitu umur, rizki, amal (pekerjaannya), bahagia dan celakanya. Dari sini banyak orang memahami semua yang kita sandang bersifat permanent dan sudah terberikan (given) sehingga malas berusaha dan terjerumus kepada pemahaman jabariyah dan fatalistik, lalu harus bagaimana cara memahaminya???

Untuk tiga hal memang tidak bisa ditolak karena yang tiga yaitu umur, rizki, amal tidak bisa kita merubahnya, tetapi ketentuan Allah yang bahagia dan celaka, masih bisa di anulir sesuai dengan kapasitas kemampuan yang kita lakukan untuk merubahnya. Disamping itu, takdir adalah kuasa tuhan, semua tertulis didalam genggamannya, makanya jangan ditebak tebak, apalagi berdalih seperti orang yang sudah tahu jelas dengan rencana takdir tuhan, setelah bermaksiat dengan enteng mengatakan, ini semua adalah takdir tuhan sedangkan kita sendiri menebak apa yang direncanakan seekor ayam saja tidak bisa, terlebih lagi menebak apa yang di kehendak oleh Allah.

Sebaiknya manusia tidak banyak memperdebatkan apa yang ditakdirkan oleh Allah tetapi kita aharus berusaha sebisa mungkin untuk berbaik sangka kepada Allah, dan melakukan semua usaha dengan gigih sesuai rel kebenaran yang dituangkan di dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi saw. Termasuk masalah umur, karena kematian hanya sebuah sebab dari kematian tersebut.

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa tidak ada yang lebih baik kecuali berfikir dan berusaha keras untuk menyambut kebaikan dan gajian yang telah di janjikan oleh Allah, karena janji Allah bersifat pasti dan tidak akan dikhianati. Persoalan takdir dan pemahaman seseorang tentangnya selalu berbading lurus dengan kemampuan dan latar belakang keilmuan yang dimilikinya, semakin tinggi keilmuan yang dimilikinya maka semakin tepat dalam memahaminya dan meyakininya. So … tidak bisa dipaksakan. Posting yang akan datang akan kita urai lebih detai tentang perbedaan qodho dan takdir
Sok Bisa

Sok Bisa

Di dalam setiap kepribadian manusia tersimpan secara dalam jauh di lubuk hatinyawatak kepemimpinan, hal ini secara sadar atau tidak sadar sebenarnya sesuatu yang bersifat given dari Tuhan, ia merasa bisa dan mempunyai kapasitas bisa menjadi seorang pemimpin yang ideal di masanya, karena itu lihat saja berebut tahta dan jabatan meng-kandidatkan dirinya dalam pemilihan pilkada dan lain lain, dengan iklan yang mentereng contreng nomor sekian . ho ho ho karena itu hampir semua manusia merasa bisa (baca:sok bisa) menjadi seorang pemimpin, padahal kalau memang tahu hakekatnya sesungguhnya menjadi pemimpin adalah berat, karena harus mengemban sekian amanat dari, baik amanat tersebut secara konstitusional maupun amanat berupa moral individual kepada tuhan sebagai manusia yang bertanggung jawab yang bertitel amanah.

Terkadang jarang bisa diterima oleh akan sehat bagaimana manusia berebut dan berupaya sepenuh hati untuk menjadi orang yang nomor 1 di kalangan masyarakat sekelilingnya. Coba saja kita bayangkan, betapa lelahnya jika melakukan sesuatu yang benar dinilai wajar dan ketika berbuat kesalahan yang tak disengaja sekalipun sudah dianggap berbuat kurang ajar, atau dengan kata lain benar tidak dipuji tetapi kalau salah dicaci maki.

Untungnya dengan menjadi pimpinan Allah serta merta memberikan kesabaran derta keteguhan hati untuk selalu melakukan yang benar meski harus berhadapan dengan badai yang menghadang. Tuhan … engkau pasti mendengar dengan segala apa yang kumohonkan.

Tiada henti dan entah setiap hari berapa kali lisan ini berucap seraya berdo’a ya tuhan berilah ketenangan kepada siapa saja yang sudi untuk bekerja sama, berilah kesejahteraan kepada mereka. Do’a itu seringkali keluar dari lisan hambamu yang lemah ini dan tak jarang kata tersebut keluar tanpa kusadari.
Barzanji

Barzanji

Al-Barzanji atau Berzanji seperti yang telah kita ketahui bersama berisi suatu do’a-do’a dan puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. ada tradisi di masyarakat kita membaca barzanji pada saat aqiqah

Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al – Barzanji.

Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid Al-Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar.Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak.

Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan Khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya. Syaikh Ja’far Al-Barzanji dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi saw.

Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah.

Nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a.

Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Ja’far Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah.

Syaikh Ja’far Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafi’i di Madinah. Sang mufti (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulama’-ulama’ terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama’, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al A’jimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri.

Syaikh Ja’far Al-Barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim kemarau.

Antara Mencontreng dan Mencoreng

mencontreng dan mencoreng sekilas terdengar sama di ruang dengar, tapi punya makna yang sama sekali beda serta tujaun yang berbeda pula. Mencontreng dalam tanda kutip seperti yang sering disebut-sebut saat ini adalah rangkaian pesta demokrasi memilih pemimpin yang sebentar lagi juga akan digelar.

Mencontreng sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan nurai dan mempunyai kepekaan terhadap segala jenis masalah yang beredar di sekeliling kita. Sedangkan mencoreng adalah menghapus nama baik atau jasa baik yang sudah dibina dalam kurun waktu yang cukup lama.

lalu apa hubungannya dengan pemilihan seorang pemimpin, tentu hubungannya sangat erat sekali, mencontreng adalah membantu agar pilihn pemimpin yang kita contreng itu menjadi pemimpin yang dapat mengayomi kewarganegaraan kita disuatu wilayah, agar dibangun dan dibina sedemikian rupa sehingga menjadi orang daerah yang aman, makmur atau baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Tetapi kalau ternyata yang kita contreng kelak berbuat semaunya, seenak’e udele dewe, tentu akan menjadi berubah nama, bukan mencontreng tetapi mencoreng.


Karena itu haruslah menimbang sebisa mungkin, dan jangan menimbang pesangon yang diberikan. Semua yang kita lakukan akan diminta pertanggunan jawabnya kelak dihadapan Allah dan Allah Maha Adil dan Bijaksana.

Semoga contrengan terbanyak kepada orang orang yang jujur dan benar benar mengusung kemauan rakyat yang baik-baik dan menumpas keinginan para penjahat yang buruk buruk. Sehingga ke depan bangsa ini menjadi bangsa yang bisa bersaing dihadapan bangsa bangsa lain di dunia.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingannya diri sendiri atau golongan.. namun bagaimana praktik-nya sudahlah kita mafhum dan sudah ditulis di beberapa artikel yang tersebar di media-media massa tanah air. Setiap isi kepala mempunyai kriteria yang berbeda beda, kami juga mempunya kriteria-kriteria yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin, meski ada yang mengatakan kita saat ini krisis pemimpin

Kita tunggu hasil akhir dari semua yang telah dilakukan oleh masyarakat kita ini, kekalahan adalah hal yang biasa karena memang kita hanya butuh satu pasangan.. andaikan kita butuh dua pasang tentu semua itu akan kita pilih dan kita daulat untuk menjadi imam kita.

The Radikalisasi

Radikal adalah menginginkan sesuatu dengan bersungguh sungguh, karena itu radikal tidak hanya dipakai dalam term Agama, radikal juga berlaku untuk sebutan ekonomi, politik, sosial dan term term lain. Hanya saja dentuman gaung radikal yang kita dengar ketika dikorelasikan dengan persoalan persoalan tersebut tidak seheboh dengan term radikal ketika dialamatkan kepada agama. Jadi karena keinginan yang menggebu nggebu untuk mendapatkan sesuatu itulah menjadikan gerakan radikal itu selalu dicirikan dengan adanya unsur pemaksaan di dalamnya

Radikalisme islam dalam konteks jihad sering disalah artikan sebabagai bentuk perang, memerangi ummat ummat yang tidak sepaham agar dengan lega atau terpaksa mengikuti faham yang kita anut. Cara ini menjadikan dunia yang kita huni ini terlibat dalam beberapa konflik yang mengatas-namakan agama atau faham faham terntentu.

Kata jihad itu sendiri sebenarnya tidak mempunyai makna perang secara fisik, tetapi kata jihad berarti bersungguh sungguh, setiap sesuatu yang dilakukan secara bersungguh sungguh adalah jihad, bersungguh sungguh dalam ibadah untuk mencapai derajat tertinggi dihadapan Allah adalah jihad, berbeda dengan makna qital, qital biasanya diasosiasikan dengan makna kontak senjata.

Kesalahan dalam pemaknaan ini menyebabkan action yang salah dan cenderung meresahkan masyarakat. Padahal, makna qital diperkenal kan oleh al Qur'an setelah periode makkah, yaitu periode madinah seperti di dalam surat Al hajj “Telah diizinkan bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, ( Al Hajj:39)”,

Sedangkan jihad diperkenalkan pada periode makkah. Dapat ditarik kesimpulan pada saat di Makkah tidak ada kontak senjata, yang terjadi kontak senjata adalah di madinah. Peristiwa ini berdasarkan al qur’an yang artinya adalah sebagai berikut, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa”.( at-Taubah:44). Karena itu sabar menjalankan perintah dengan sungguh sungguh juga bagian dari jihad

Peradaban teks menuntut kita untuk mengkaji teks secara menyeluruh, mulai dari lahirnya teks sampai fungsi teks itu sendiri, karena tidak ada teks yang turun didalam konteks yang hampa dengan problem sosial. Di sini, kita harus memahami ungkapan kembali kepada Al Qur’an dan Hadits adalah makna yang mempunyai rentetan panjang mengenai teks itu sendiri dengan berbagai problematikanya, seperti mengerti tentang sebab-sebab munculnya teks, idiomnya, penggunaan bahasa lazimnya, gramatikalnya dan segala tetek bengeknya. Jangan berbicara teks dan berdasarkan teks jika tidak memahami secara detail alur dan jeluntrungannya.

Kalau masih dangkal pemahaman teks, kemudian menyimpulkan dalil maka, sudah dapat dipastikan akan terjerumus ke dalam lembah nista yang disebut dengan pentakfiran, pem-bid’ahan, sehingga seolah olah semua yang dilakukan oleh orang orang ini tidak ada yang benar dan semuanya terlibat dosa bid’ah.

Kembali kepada persoalan radikalisasi, radikalisasi sebenarnya sudah ada sejak dahulu, sejak terbunuhnya Umar Bin Khattab oleh Ibn Muljam, Siapa ibn Muljam itu sendiri tidak diketahui asal usulnya, mungkin inilah yang disebut dengan teroris. Kemudian dari Khawarij turun menjadi Madzhab Hanbali, Ibn taimiyah, Wahabi dan entah sampai saat ini masih terasa dalam lingkungan sekita kita. Itupun menurut penilai kami. Mungkin anda mempunyai penilaian lain silahkan komentar di bawah ini.

Sebelumnya silahkan dilihat tabel berikut:




Penagih Pajak Yang Jujur

Penagih Pajak Yang Jujur

الحمدلله محول الإحوال إلى أحسن الحال . الدائم الذى لايحول ولا يطرق ساعته نقص ولازوال أحمده من أله أَبْدعَ بحِكمَتِهِ غَرائِبَ الزَّمان والأَحْوال . أشْهد أن لاأله إلاَّالله واحده لاشريك له , الذى تفَرَّدَ بِالبَقاء والتصف بالكمال. وأشهد أنَّ مححَّدا عبده ورسوله الذى محيت به رسوم الضلال . اللهم صلِّ وسلِّم على سيَّدنا ومولانا محمد وعلى أله وأصحابه الذين أكرمهم الله بالفضل . أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم . الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ . أما بعد. فيا أيها الناس , إتقواالله سبحا نه وتعالى فى السر والعلن وجميع الحال .

setiap jengkal langkahnya manusia dituntut untuk memenuhi kewajiban kepada Allah, yakni wajib melaksanakan perintah dan wajib menjauhi larangannya, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita ini dalam rangka untuk meluruskan dan memuluskan jalan kehidupan menuju kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.

Kita semua patut prihatin atas tumpang tindih nya musibah yang menimpa bangsa ini, banjir, gunung meletus, kejahatan yang makin meningkat, pendidikan yang merosot diperparah lagi dengan maraknya tindakan korupsi yang belum tuntas ujung pangkalnya. Namun kita semua harus terus menerus berdo’a semoga bumi yang kita diami ini menjadi tempat yang aman dan nyaman. Padahal setiap manusia harus taat atas perjanjian primordial yang telah diteguhkannya
Allah berfirman di dalam Surat Al Baqarah: 27

الَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ أُولَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ -٢٧-
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang Diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Ayat tersebut menjelaskan tentang sikap membangkang terhadapa ajaran yang sebelumnya sudah yakini dan sudah disepakati dalam perjanjian promordialnya. Mereka adalah orang yang berkhianat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi ini. Allah menggolongkan mereka ke dalam kelompok orang orang yang merugi di hadapan Allah swt


Terkait dengan ayat di atas, kita memahami bahwa perbuatan korupsi jelas termasuk kategori perbuatan yang mengakibatkan kerusakan bagi kehidupan manusia. Korupsi juga menodai ketentraman dan kenyamanan yang sudah lama dicita citakan oleh masyarakat. Korupsi lebih dekat dengan tekhnik mencuri yang dilakukan secara profetik dan terdidik, apapun bentuknya korupsi adalah bagian dari kejahatan yang perlu dihindari.

Rasulullah saw adalah teladan dalam semua sisi, tindakakannya, ucapannya serta cara kepemimpinannya. termasuk keberhasilannya menanamkan akidah kepada bawahannya, pada suatu hari Rasulullah saw menugaskan aparatur pemerintahannya yaitu Abdullah bin Rawahah untuk menetapkan jumlah jizyah atau pajak ke orang yahudi, ketika itu orang orang yahudi menyodorkan beberapa uang suap, supaya jumlah pajak yang dibayarkan menjadi lebih rendah dari sebelumnya.

Menyikapi hal itu, Abdullah ibn Rawahah mengatakan:

يا معشر اليهود والله إنكم لمن أبغض خلق الله إليَّ وماذاك بحاملى على ان اخيف عليكم فأما عرضتم من الرشوة فإنها سحت وإنا لانأكلها
Artinya:
“Wahai sekalian orang yahudi, demi Allah, sesungguhnya kalian termasuk makhluk Allah yang paling tidak aku sukai, sementara perbuatan tersebut membuat aku berbuat dzalim kepada kalian sementara uang suap yang kalian sodorkan kepadaku itu adalah haram. Oleh karena itu kami tidak akan menerimanya.”

Sungguh perbuatan yang indah yang mengedepankan nilai-nilai agama ketimbang nilai material, karena ibn rawahah menolak ajakan

Agama memerintahkan agar hidup dengan cara terhormat, memiliki prilaku bersih, jujur serta mengutuk keras dan menjauhi segala bentuk penyimpangan. Korupsi ataupun suap menyuap adalah tindakan yang merugikan banyak pihak dan rakyat dan karenanya termasuk dosa besar. Dalam sebuah riwayat dari tsauban disebutkan

لعن رسو ل الله صلى الله عليه وسلم الراشى والمرتشى والرائش يعنى اللذي يمشى بينهما
Rasulullah melaknat orang yang menyuap dan orang yang di suap serta orang yang menjadi perantara (makelarnya). (HR. Ahmad)

Islam sebenarnya justru memberikan jurus ampuh menghindarkan ummatnya dari tindak pidana korupsi. Di antaranya adalah melarang setiap ummatnya bersifat rakus, bermegah megahan, dan selalu bertaqwa dimanapun kita berada.

Yang pasti, ada satu kiat yang harus di tanamkan sejak dini di hati anak anak kita yaitu sebuah kisah yang disebutkan di dalam al Qur'an tentang sosok hamba Allah yang bernama Luqmanul Hakim, diceritakan bahwa ketika, Luqmamn memberi wasiat kepada putranya agar senantiasa merasa bahwa keberadaannya dilihat dan diawasi oleh Allah, benda sekecil apapun tidak ada yang terlepas dari pandangan Allah, meski terbersit didalam hati sekalipun, boleh jadi manusia tidak mengerti apa yang ada di dalam dirinya akan tetapi Allah memahami terlebih dulu ketimbang dirinya sendiri.

يَابُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ.
Artinya : (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Qs. Luqman : 16)

Sampai detik ini, tidak alat canggih yang mampu mendeteksi prilaku moral manusia dalam kaitannya dengan korupsi. Korupsi pada saat ini seolah hantu, yang dapat terlihat tetapi tidak bisa ditangkap, Berangkat dari situlah Al Ghazali mengajak kepada kita agar setiap denyut kehidupan senantiasa merasakan kehadiran Allah di dalam hatinya, penerapan cara ini merupakan cara yang paling efektif untuk menagkis segala bentuk kemaksiatan dan penyelewengan, termasuk korupsi dan semacamnya. Dengan menerapkan terapi bahwa Allah maha tahu, seseorang tidak perlu merasa risih dan terganggu dengan formula hukum apapun yang berlaku. Karena hati seseorang yang diliputi perasaan di awasi oleh Allah akan lebih memetingkan keselamatan diakhirat kelak.

Jama’ah Jum;at rahimakumullah
Sekalipun hukuman potong tangan tidak berlaku dikalangan kita, karena ada pertimbangan lain dari para ulama’ tentunya, tetapi hukuman harus tetap ditegakkan terlepas siapapun pelakunya. Hukum juga harus berlaku sampai ke semua level mayarakat, termasuk para pejabat sekalipun. Karena kerusakan ummat terdahulu adalah disebabkana adanya tebang pilih dalam menegakkan hukuman

Dalam hal ini, Rasulullah bersabda,
إِنك أَهلك اللذين قبلكم أنَّهُم كانواإذاسرق فيهم الشريف تركوه وإذا سرق فيهم الضعيف أقامواعليه الحدَّ , واللهِ لَوْ أَنَّ فاطمةَ بنتَ محمدٍّ سرقَتْ لقطَعْتُ يَدَها (رواه البخارى)
Artinya:
Luqman berkata: “ sesungguhnya orang sebelum kalian bianasa hanya disebabkan tidak menghukum pencuri dikalangan orang terhormat, namun jika yang melakukan pencurian orang lemah, maka mereka akan menegakkan hukuman kepadanya. Demi Allah, andai saja Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku sendiri akan memotong tangannya. (HR. Bukhariy)

Karena itu, marilah kita yang hadir di sini untuk tetap mengukuhkan hati serta mengawal tegaknya hukum di negara ini, paling tidak kita bisa adil terhadap diri kita sendiri. Amin amin amin
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى وإياكم بما فيه من الأية وذكرالحكيم برحمتك يأرحم الراحمين
Semoga berkah ... silahkan komentar di bawah

Crop circle sebuah Misteri

Sabtu Kliwon malam Minggu Legi misteri crop circle terjadi pertama kali di bumi pertiwi ini, Crop circle atau yang lebih dikenal dengan sebutan lingkaran ladang gandum adalah sebuah pola yang muncul dalam semalam pada ladang gandum dengan ciri merunduknya batangan gandum tersebut. Pada awalnya, crop circle hanya berbentuk lingkaran-lingkaran sederhana, namun memasuki tahun 1980an, crop circle berkembang hingga memiliki pola yang rumit dan tidak hanya berbentuk lingkaran.

Istilah Crop circle pertamakali diperkenalkan oleh Colin Andrew, salah satu peneliti crop circle ternama di dunia. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui, namun crop circle ternyata tidak hanya muncul di ladang gandum, melainkan juga di ladang jagung, keledai, kebun bunga, sawah seperti yang terjadi di Sleman Jogja. Di Indonesia kejadian aneh ini terjadi pertama kali pada Hari Jum’at malam Sabtu Jum’at Wage malam Sabtu kliwon.

Crop circle-pun go to international, pada tahun 1980-an ketika media melaporkan crop circle muncul di Wiltshire dan Hampshire (Inggris). Secara bersamaan muncul pula di Australia dan Amerika Serikat. Hingga saat ini paling tidak ada 12.000 Crop circle yang telah ditemukan di seluruh dunia, seperti Inggris, Rusia, Amerika Serikat, Kanada dan bahkan Jepang.

Menurut para saksi mata, Sebelum Crop circle muncul, selalu ada tanda-tanda aneh yang mendahului :
seperti. Adanya lingkaran-lingkaran cahaya aneh, terjadinya badai dan beberapa benda elektrik mati sengan sendirinya. Karena itu hingga saat ini, teori sains yang paling populer mengenai dugaan penyebab kemunculan crop circle adalah akibat medan elektromagnetik yang berasal dari petir. Namun para ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir dapat menciptakan pola-pola yang indah.

Pada tahun 1991, dua pria dari Southampton, Inggris bernama Dave Chorley dan Doug Bower mengaku telah membuat Crop circle sejak tahun 1976. Mereka membuat crop circle tersebut hanya dengan menggunakan sebuah papan, patok dan tali. Menurut mereka, hanya dengan menggunakan alat sederhana itu, mereka dapat membuat sebuah lingkaran dengan diameter 12 meter hanya dalam tempo 15 menit.

Karakteristik yang ditemukan pada crop circle yang asli adalah, batang pepohonan yang tidak patah, kemudian lubang pada batang pohon tersebut terbentuk lubang lubang yang renik dan kecil yang diduga karena suhu panas, polanya rumit, adanya perubahan komposisi kimiawi dan lain sebagainya

Yang pasti, ini adalah sebuah tantangan sains untuk membongkar misteri yang sangat ajaib ini. Begitulah Allah menunjukkan ayat ayat kauniyah-nya. Membuktikan bahwa manusia sehebat apapun pasti mempunyai kelemahan dan tidak bisa memecahkan masalah masalah rumit sebagai kekuasaan Allah.

Kapan Waktunya Bicara Harta

Dimanapun kita berada tetap saja yang namanya duit adalah bahasan nomor wahid, apapun profesi yang digelutinya, intinya uang itu penting untuk segala, mayoritas disekeliling kita mengukur keberhasilan kita itu dengan uang.

Tetapi perlu di ingat bahwa setiap datangnya uang akan membawa dua hal penting, pertama membawa penyakit dan sifat pelit. Kedua sifat tersebut secara filosofis selalu menempel pada harta benda termasuk uang. Oleh sebab itu langkah untuk menghalanginya adalah menafkahkan sebagian harta untuk mensucikan keberadaan harta itu sendiri. Dan langkah kedua memaksakan diri untuk terbiasa mengeluarkan sebagian harta ini kepada orang lain.

Langkah tersebut tidak lain adalah simetris dengan tuntutan zakat sesuai dengan fungsi dan tujuannya, fungsi zakat menurut agama adalah untuk mensucikan harta dari segala penyakit seperti iri hati, kikir, dengki dan lain sebagaianya dan juga secara lahiriah bertujuan untuk memberikan sumbangsih keberadaan kita yang notabene-nya orang ber-harta untuk menunjukkan kepeduliaannya terhadap masyarakat sekitar.

Meskipun penting kita harus membatasi diri untuk tidak membicarakannya di sembarang tempat. Lihat saja Allah menyimpan makanan itu dalam keadaan tertutup di dalam perut, bahkan kantong kulit yang membautinya pun harus di tutup. Orang yang tidak menutup perutnya baik secara lahiriyah maupun secara filosofis akan di anggap oleh orang yang terhina.

Salah dan benarnya tulisan ini mohon dikoreksi, tulisan ini sengaja untuk dikonsumsi sendiri, tetapi akan sangat berterimakasih jika ada pembaca yang mau berkomentar untuk sekedar memberikan masukan.
Dorongan Nafsu

Dorongan Nafsu

Pada prinsipnya manusia dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci, berdasarkan hadits Nabi “setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fithra…” namun kefitrahan dalam perjalanan hidupnya mendapat hambatan dan serangan dari nafsu. Keinginan nafsu begitu kuat sehingga menghancurkan kefitrahan manusia tersebut, Nafsu menyerang tak kenla siapa yang diserang. Siapapun namanya dan apapun jabatannya semua harus bertarung dengan keinginan buruk. Kerja sama antara setan dan nafsu secara kooperatii menghasilkan akhlak yang buruk, munculnya akhlah buruk ditandai dengan ringan mengucapkan kotor, senang menggunjing, bangga dengan keadaan yang dia punya, sombong dan sederet perbuatan buruk lainnya.

Nafsu dan setan mereasap untuk mengotori fitharah manusia, sehingga sampai pada perkembangan terakhirnya ia berubah menjadi seorang yang benar benar hina dan nista. Setan juga mampu membuat jebakan jebakan yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam jurang kehinaan di hadapan Allah Ta’ala.

Saking pinternya setan dan nafsu, tidak sedikit seseorang yang ceramah dengan sindir sana-sini, smash kanan dan kiri, tekuk atas bawah, menyudutkan orang lain dengan kecanggihan bahasa yang dia punya, setelah tujuannya telah tersampaikan, rasa puas dan senang-pun datang, jedah sebentar kemudian rasa senang dan gembira belum dinikmati sampai habis, dendam dan amarah pun muncul kembali, dan berkembang terus menerus. Subhanallah sungguh setan itu mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan orang-orang yang kualitas imannya rendah.


Sejak saat itu, aku pun menggaris bawahi bahwa untuk menjadi orang yang bersih dari nafsu itu susah, terbukti banyak para ulama’ yang menyampaikan fatwahnya bukan malah membuat tenang di dalam hati akan tetapi justru malah menimbulkan fitnah-fitnah baru. Banyak orang orang yang berpakaian ulama’ tetapi justru keimanannya rendah seperti imannya seorang budak. Maka dari itu tata niat utama dengan ikhlas dan jangan sekali-kali lupa akan tujuan utamanya. Menolong orang dengan tujuan agar orang tersebut bebannya merasa ringan sembari menunggu janji Allah bahwa Allah akan menolong hambanya jika hamba tersebut mau menolong orang lain.

Berdagang juga dengan ikhlas, yakni ingin melayani kebutuhan orang lain bukan menipunya para ulama’ pun harus tahu apa tujuan yang ia katakan. Jika berdagang semata mata untuk memenangkan kompetisi maka orang tersebut sama saja mengorbankan keikhlasan dalam bekerja, jika ulama ber-fatwa fatwa dengan menghantam kanan-kirinya maka sama hal-nya ia memperturutkan hawa nafsunya, yang semestinya fatwa itu li ishlahil ummat tetapi justu lnbi’atsul fitnah. Naudzu min dzaalik

Konten Terlarang Mulai Dilarang

Maraknya tindak kriminal yang disebabkan lahir dari konten dewasa, mengilhami penulis menjabarkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh konten tersebut. Secara sederhana konten dewasa dapat diartikan sebagai konten web yang isinya berkaitan dengan tulisan, gambar maupun konten video yang seharusnya tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang belum dewasa (bc:anak). Karena apabila anak anak yang mengkonsumsi konten tersebut tingkat kedewasaannya akan mengalami percepatan diluar kebiasaan yang alami.

Konten dewasa hampir 28-30ribu situs yang diproduksi oleh para pengguna internet, berbagai faktor yang melatarbelakanginya, ada yang disebabkan iseng, ingin mengabadikan masa indahnya, komersial, dan berbagai motif lain yang mendasarinya, yang pasti konten dewasa lebih banyak berisi rayuan dan mengumbar keinginan bejat, meski ada beberapa yang memberikan info penting bagi orang dewasa.

Nah, konten haram di internet itu bak jamur cendawan. Beragam pula modelnya ,mau cari yang model apa, tentang apa, bagaimana dan siapa, bisa didapat. Yang berbayar banyak, yang gratis tak kalah pula. Mau dari yang berupa gambar diam (image), gambar bergerak (video), cerita (tulisan) dan sebagainya. Dari yang berasal dari luar negri, hingga produk dalam negri pun ada itu bahaya nya maka

Karena akses internet yang mudah didapat, konten tersebut akhirnya membabi buta menyerang generasi mendatang yang masih belia, usaha penutupan konten tersebut juga telah dilakukan pada hari ini, meskipun tidak cukup, karena berkaitan dengan keyword dan hal hal yang berhubungan erat dengan dunia online. Penulis sendiri pesimis untuk bisa menutup secara rapat hadirnya konten tersebut, tetapi langkah untuk menutup konten dewasa adalah langkah yang benar benar positif.

Ditinjau dari agama, tentunya dengan asumsi bahwa konten negatif itu berakibat negatif, berdasarkan konsep bahwa kita harus menutup jalan menuju kejelekan (syaddu dzira’i), maka kami berkesimpulan tindakan penutupan akses ke konten tersebut bernilai positif.

Namun demikian kita jangan merasa aman, karena tidak terbitnya konten tersebut berdasar keyword, bisa saja suatu saat akan muncul keyword baru yang diakui sebagai dunia publik bahwa kata tersebut bernilai negatif, mau baca tentang khutbah silahkan klik di sini

Kebohongan

Akhir akhir ini, kosa kata kebohongan banyak dipertanyakan dan banyak diperbincangkan, terkati dengan berbagai masalah dan problem yang mengemuka disekitar lingkungan kita tinggal. Kebohongan itu sendiri sederhanya adalah sebuah aktualisasi dari perkataan yang tidak sesuai dengan fakta, secara umum dalam kebohongan ada pihak yang dirugikan karena wacana yang ditelurkan melalui pemberitaan.
.
Karena kebohongan adalah merugikan pihak pihak lain, maka agama melarang keras berbuat demikian, jangankan bohong yang terkait dengan pihak lain, berbohong kepada diri sendiri saja dilarang. Kebalikan dari “bohong” adalah “jujur”, Agama manapun menuntut untuk berbuat jujur, berkata yang jujur, lidah sesuai dengan hati dan aktifitas sesuai dengan isi nurani hanya semata mata niat suci mengharap pahala dari Allah.

Agama mendorong pemeluknya untuk berbuat jujur, karena perbuatan jujur akan mendorong manusia untuk berbuat benar dan kebenaran akan menuntun manusia menuju jalan surga, sebaliknya kebohongan akan mendatangkan malapetaka dan dosa yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Karena itu Ibnu Mas’ud meriwayatkan Hadits dari Rasulullah saw, berbuatlah jujur karena jujur menunjukkan kebaikan dan kebaikan akan menunjukkan kepada surga, jauhilah dusta karena dusta akan mendatangkan dosa, dan dosa menjerumuskan ke neraka.

Orang yang berbuat bohong kelak akan ditempatkan oleh Allah di neraka terhina, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang munafik berada pada tingkatan paling bawah dari neraka. Dan sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka (QS. An nisa’:45). Ayat ini turn tekait atas kebohongan dan pengkhianatannta ‘Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya, kataran kejahatan berbuat bohong begitu besar sehingga Allah mengancam adzab berupa tempat beraka tingkatan paling bawah.

Yang menarik lagi, sejatinya orang yang berbuat kebohongan tidak akan mendapat pertolongan dari Allah, dan rupanya fakta di masyarakat, orang yang berbohong juga tidak akan mendapat perlindungan dari orang sekelilingnya.

Terkait manusia adalah makhluk yang bergerak di wilayah domistik dan publik, maka kebohongan yang munculpun sesuai dengan skala yang ada. Ada kebohongan domistik, yaitu kebohongan yang dibuat untuk mengelabuhi orang orang lingkup masyarakat domistik, dan ada kebohongan publik, yaitu suatu kebohongan yang ranah jelajah kebohongan tersebut sudah menyebar ke wilayah publik.

Karena bohong adalah salah satu tanda dari sifat munafik, sedangkah orang munafik adalah musuh dalam selimut maka siapapun orangnya, tak perduli apakah dia pejabat atau rakyat, sahabat atau kerabat, atasan maupun bawahan, terhadap orang yang mengidap penyakit bohong harus diwaspadai, sesungguhnya meraka adalah musuh yang senantiasa mengancam keberlangsungan kehidupan sosial.