Problem Rizki Sebagai Rintangan Menuju Allah

Untuk mendekatkan diri kepada Allah selain perbuatan berupa hasad (iri hati) seperti yang telah diposting dan dikemas dalam blog ini dengan judul penderitaan bagi orang hasad , hal lain yang tak kalah pentingnya dan sudah dipastikan menjadi problem adalah persoalan rizki, karena rizki dijadikan sebagai bagian dari penopang kehidupan di dunia, maka alangkah pentingnya membahas problem rizki sebagai Rintangan Menuju Allah.

Definisi Rizki

Dalam al Qur'an banyak sekali ayat yang menyebutkan tentang rizki. Misalnya Allah pemberi rizki yang baik (QS. al-Hajj:58), Allah melapangkan dan menyempitkan rizki hambanya (QS. Az-Zumar:52), Allah memberikan riizki yang tidak di duga-duga (QS. at-Thalaq:3), juga memerintahkan memakan dari rizki yang baik (QS. (QS. al-Maidah:88) Allah juga menyebutkan hujan sebagai sumber rizki (QS. Qaf:11), dan masih banyak lagi.

Dari sekian ayat tersebut dapat diambil pengertian, rizki adalah, segala sesuatu yang halal dan bermanfaat, baik dhahir maupun bathin, pendek kata, rizki mencakup semua pemberian Allah yang halal dan manfaat, karenanya butuh panduan untuk menggunakan dan mendistribusikannya kepada kebaikan sesuai dengan perintahnya. Namun tulisan ini tidak membahas lebih detail cara memanfaatkan rizki tersebut, karena hal itu sudah lumrah, bahwa sesuatu yang mendatangkan kemashlahatan adalah sebagai sebuah kebaikan.

Tak jarang seorang yang sedang menempuh perjalanan menuju pendekatan diri kepada Allah (salik) disibukkan dengan urusan rizki, karenanya untuk memangkas pemikiran tersebut maka dibutuhkan satu solusi yaitu tawakkal. Yang beraarti berserah diri kepada Allah dengan segenap kemampuannya setelah melakukan berbagai usaha. Rizki tidak perlu dilihat nominalnya tetapi yang perlu dilihat adalah nilai guna dan manfaatnya, untuk itu para ulama’ terutama Imam Ghazali memberikan solusi untuk mengatasi rizki tersebut dengan tawakkal dengan berbagai pertimbangan seperti di bawah ini.

a) Rizki disertakan dalam kehidupan makhluknya
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ....
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali).... (QS. Ar-Ruum:40)

Kekuasaan Allah sangat nampak sekali dalam ayat tersebut di atas, bahwa kuasa menghidupkan dan mematikan yang berarti pula kuasa untuk memberikan penghidupan, namun kadangkala manusia serakah dan tak mau bersyukur. Dunia dan isinya ini tentu sudah terukur untuk bisa menghidupi semua yang hidup di atas permukaan bumi, tetapi rasanya bumi dan isinya tidak cukup untuk satu orang yang serakah

b) Allah menjanjikan rizki
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.(QS. Adz-Dzariyat:58)

Kuasa rizki ada di tangan-Nya, bagi seorang salik tidak perlu lagi ada kekhawatiran persoalan rizki ini, ada banyak contoh dan pengalaman bahwa rizki tidak selamanya berbading dengan keringat atau tenaga yang kita keluarkan, faktanya banyak orang orang yang tidak begitu mengeluarkan tenaga, tetapi mendapatkan nominal lebih banyak daripada orang yang bermandikan peluh setiap harinya. Gaji seorang direktur perusahaan tentu berbeda dengan gaji kuli bangunan, padahal kerigat dan tenaganya lebih banyak yang ia keluarkan daripada seorang direktur.

c) Tidak cukup berjanji, Bahkan Allah menanggung rizki makhluknya
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا....
Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya,…. (QS. Huud:6)

Atas dasar pertimbangan di atas itulah, sikap tawakkal dan mental qona’ah perlu dibentuk agar tidak menghalangi perjalanan menuju pendekatan diri kepada Allah. Adapun perintah untuk bertawakkal sudah jelas menjadikan salah satu solusi penting bagi seorang salik atas dasar ayat:

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya, (QS. Al Furqan:58)

Ini tidak menjadi salah satu solusi, melainkan masih ada solusi lain yang ditawarkan oleh Imam Ghazali, ikutilah selalu update blog ini, dengan memasukkan email untuk menjadi subsciber, kami akan mengirimkan postingan ke email anda. Terimakasih dari admin ceramah singkat, semoga bermanfaat


Penderitaan Bagi Orang Hasad

Penderitaan bagi orang hasadCeramah singkat, dalam bahasa Indonesia hasad berarti dengki
yaitu perbuatan tercela berupa iri terhadap kenikmatan yang di dapat oleh orang lain contoh perbuatan hasad adalah seperti yang dilakukan oleh Abu Lubaid ketika dia iri hati atas keberhasilan dakwah Nabi saw, silahkan anda baca tafsiran surat la mu’awidzatain untuk merujuknya kembali. Perbuatan hasud ini secara tidak langsung seolah olah tidak setuju dan tidak menghargai kemahadilan atas pembagian nikmat oleh Allah kepada hambanya. Secara definisi hasud adalah:
الحسد : يَتَمَنَّى زَوَالَ النِّعْمَةِ عَلَى الْمُسْلِمِ
Hasad dipandanag oleh agama sebagai perbuatan yang dapat membakar kebaikan, sebagaimana gambaran hadits Nabi saw, di bawah ini:
وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an Nisa': 32)

Penderitaan bagi orang hasad,, antara lain :
1. Merusak amal kebaikan
عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ:أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:” Ketahuilah bahwa hasud itu memakan pahala amal baik, sebagaimana api memakan kayu bakar”.

2. Perbuatan maksiat dan keburukan
قال وهب بن منبه : للحاسد ثلاث علامات يتملق إذاشهد ويغتاب إذاغاب ويشمت بالمصيبة إذانزلت
Tanda-tanda orang hasud; 1. Cari perhatian jika bila bertemu 2. Membicarakan kejelakan orang lain bila berpisah, 3. Bergembira bila musibah menimpa

3. Sengsara dan mengalami kesusahan
كما قال إبن السمك : لم أرظالما أشبه بالمظلوم من الحاسد نفس دائم وعقل هائم وغم لازم
Ibn Samak ra: aku tidak melihat orang menganiaya, serupa dengan orang yang teraniaya seperti orang hasud, hidup yang berlangsung, pikirannya gelisah, dan kesedihan terus menerus

4. Penyebab matinya hati
قال سفيان الثور : عليك بطول الصمت تملك الورع ولاتكن حريصا على الدنيا تكن حافظا ولاتكن طعانا تنج من ألسن الناس ولاتكن حاسدا تكن سريع الفهم
Diamlah niscaya engkau akan memiliki sifat wara’, jangan menjadi orang yang rakus duniawi niscaya engkau terjaga, janganlah menjadi pem-fitnah niscaya engkau aman dari omongan orang lain dan jangan menjadi orang hasud niscaya mempercepat pemahaman

5. Terhalang dari pertolongan Allah
قال حاتم الأصم : لضغين غير ذى الدين والعائب غير عابد والنمام غير مأمون والحسود غير منصور
Hatim al’ashom ra berkata: Sungguh, dengki itu orang yang tak beragama, orang yang biasa mencela tidak akan bisa menjadi ahli ibadah, peng-adu-domba itu tidak akan aman, orang hasud tidak punya penolong

Haji Bagaikan Napak Tilas Kematian

Ceramahsingkat. Islam dibangun di atas lima pilar dasar yang saling berkaitan antara pilar satu dengan pilar lainnya hingga membentuk sebuah bangunan keagamaan yang kokoh lagi indah, lima pilar tersebut disebut dalam sebuah hadits yang tak asing lagi di ruang dengar kita, sebagaimana hadits Rasul saw.
عن أبي عبدالرحمن عبدالله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((بني الإسلام على خمسٍ: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدًا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وحج البيت، وصوم رمضان))؛ رواه البخاري ومسلمٌ
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin al-Khaththab ra, ia mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Sekilas kita baca dari urutannya, haji lebih didahulukan daripada puasa, hal itu tidak menunjukkan bahwa haji harus didahulukan daripada puasa, karena pada kenyataannya kewajiban melaksanakan ibadah puasa lebih dulu daripada perintah wajibnya haji bagi yang mampu.

Ibadah haji adalah perjalanan yang wajib dilakukan oleh setiap orang mukmin yang mampu, mampu dalam hal ekonomi, kesehatan dan aman dalam perjalanannya, melaksanakan ibadah haji merupakan salah satu pilar agama penyempurna, bila syahada adalah pondasi dasarnya, kemudian sholat adalah tiang agama, zakat sebagai jendela, puasa sebagai pagernya, tapi haji diumpamakan sebagai atap bangunan agama yang telah kita bangun. Orang yang mempunyai harta belimpah, mobil dan kendaraan mewah, pagar yang rapat tetap saja akan terancam oleh cuaca apabila tidak ada atapnya, begitu pula dengan orang yang mampu tetapi tidak melaksanaka ibadah haji, kehidupannya akan terancam dari serangan prilaku setan dan akan rusak apa yang telah dikumpulkan

Makna lain dari haji adalah, sebagai perjalanan kematian yang wajib dilakukan oleh setiap orang baik dalam kondisi senang maupun terpaksa. Ada perenungan yang menarik yang disampaikan oleh Imam Ghazali, pada saat berpisah dengan sanak famili dan keluarga, seolah olah kita menghadapi sakaratul maut, berpamitan kesana kemari dan memohon iringan doa dari keluarga, ia juga meninggalkan semua harta yang selama ini ia kumpulkan dan menemani sepanjang hari dalam hidupnya.

Pada saat keluar dari negerinya, menuju ke tanah suci ia naik pesawat atau kendaraan lain bagaikan naik peti jenazah, pasrah tidak ada yang bisa membantu kecuali dirinya sendiri, semua keluarga tidak bisa mengikutinya secara bebas, hanya isak tangis dan hati pilu saat berpisah dengannya. Barang bawaan yang ia bawa bagaikan bekal untuk menghadap kepada Allah, pengetahuan pada saat manasik adalah modal pentinga dalam beribadah.

Setelah sampai tanah yang kita tuju, entah Birali atau Jeddah, kemudian bersiap memakai baju ihram, serba putih yang tak berjahit, terasa sekali hidmahnya kepada Allah, seolah bagaikan mayat yang dimasukkan di liang lahat, dan semakin dekat terasa akhirat pada saat itu, begitu kendaraan berjalan menuju arafah, seolah kita dibangkitkan kembali oleh Allah, dalam keadaan yang sama sama khusyu’ dan tidak ada suara semaunya atau canda tawa, semua hanya bisa mengandalkan doa dan ampunan sesuai dengan yang ia dapatkan pada saat di negaranya masing masing.

Tentaunya hal ini tidak hanya berlaku untuk ibadah haji melainkan berlaku untuk ibadah ibadah lainnya.

Haji Nishab, Nasab dan Nasib

Haji Nishab, Nasab dan Nasib

Sesekali admin ceramahsingkat memposting humor-humor yang berkaitan dengan haji, biar tidak stres memikirkan kehidupan yang kian rumit dan biaya hidup terus melangit. Biasanya ada beberapa ustadz yang memakai guyonan ini sebagai refresh atas tema tema tentang walimatus safar. Ketahuilah bahwa orang orang yang naik haji itu dibagi menjadi tiga.

Pertama, Haji Nishab, yaitu orang yang naik haji karena jerih payahnya sendiri, membanting tulang siang dan malam bekerja dan menabung untuk ongkos ONH, Kedua, Kedua, Haji Nasab, yaitu orang yang berangkat haji, dimana biasanya ditaggung oleh keluarganya, entah ayah, ibu atau saudaranya atau bahkan mungkin mertuanya yang kaya raya. Ketiga, Haji Nasib, yaitu orang yang berangkat haji atas biaya kantornya, yang biasanya melalui proses undian, ya kayak mimin ini huahaha

Banyak orang yang gagal berangkat haji, karena uang yang ditabung tidak kunjung bertambah, yang ada malah terus berkurang, maka seorang ustadz menyarankan bersabar, tetapi salah satu jama’ah ada yang ngotot dan bersikeras untuk meminta doa agar cepat bisa melunasi ONH dan ia bisa berangkat pergi haji, dengan nada yang sedikit rendah sang ustadz kemudian memberikan beberapa saran
“Gampang. Baca saja surat Yaa Siin 1000 X setiap malam Jumat selama 40 hari. Dan masih belum bisa berangkat juga, silahkan lanjutkan dengan membaca surat yang lain yaitu surat a; hajj. 1000 X setiap malam Jumat selama 40 hari, rupanya si Jama’ah ini masih saja ngotot dan ngeyel, sembari serius dia berseloroh. “Kalau masih gagal juga, Ustaz?” ustadz gampang saja jawabnya: “Buka deh surat – surat tanah. Ambil saja 1000 meter persegi. Cepet dah pergi,” akhirnya si Jama’ah ini ikutan ngakak.

Biasanya orang yang tidak mengerti selalu saja bertanya, dan terkadang ada hal hal yang tidak wajar dianggap sebagai sebuah keanehan, salah satunya adalah pada saat foto pasport, yang dikehendaki oleh pemerintah sebagaimana aturan yang berlaku adalah foto 80% kepala, karena ada seorang jama’ah yang merasa aneh, akhirnya bertanya ke petugas.
Mengapa harus 80 % kepala?”. Tanya sang calon haji,

Dengan santai petugas itu menjawab sekenanya, “justru pak, kalau 80% kaki maka tidak diketahui kaki siapa itu”. Kemudian si calonhaji ini hanya bengong sembari berkata, “ Ooohh..iya ya pak”. Akhirnya mau dia difoto 80% kepala

Mantan Pastor yang Memilih Islam, Idris Tawfiq

''Allah menyeru manusia ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).'' (QS Yunus: 25)

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan hidayah (jalan kebaikan) kepada siapa saja yang dikehendakinya untuk memilih Islam. Tak peduli siapa pun. Baik dia budak, majikan, pejabat, bahkan tokoh agama non-Islam sekalipun.

Ayat tersebut, layak disematkan pada Idris Tawfiq, seorang pastor di Inggris yang akhirnya menerima Islam. Ia menjadi mualaf setelah mempelajari Islam dan melihat sikap kelemahlembutan serta kesederhanaan pemeluknya.
Sebelumnya, Idris Tawfiq adalah seorang pastor gereja Katholik Roma di Inggris. Mulanya, ia memiliki pandangan negatif terhadap Islam. Baginya saat itu, Islam hanya identik dengan terorisme, potong tangan, diskriminatif terhadap perempuan, dan lain sebagainya.



Namun, pandangan itu mulai berubah, ketika ia melakukan kunjungan ke Mesir. Di negeri Piramida itu, Idris Tawfiq menyaksikan ketulusan dan kesederhanaan kaum Muslimin dalam melaksanakan ibadah dan serta keramahan sikap mereka.

Ia melihat, sikap umat Islam ternyata sangat jauh bertolak belakang dengan pandangan yang ia dapatkan selama ini di negerinya. Menurutnya, Islam justru sangat lembut, toleran, sederhanan, ramah, dan memiliki sifat keteladanan yang bisa dijadikan contoh bagi agama lainnya.

Di Mesir inilah, Tawfiq merasa mendapatkan kedamaian yang sesungguhnya. Awalnya hanya sebagai pengisi liburan, menyaksikan Pirmadia, unta, pasir, dan pohon palem. Namun, hal itu malah membawanya pada Islam dan membuat perubahan besar dalam hidupnya.

''Awalnya mau berlibur. Saya mengambil penerbangan carter ke Hurghada. Dari Eropa saya mengunjungi beberapa pantai. Lalu, saya naik bis pertama ke Kairo, dan saya menghabiskan waktu yang paling indah dalam hidup saya.''

''Ini adalah kali pertama saya pengenalan ke umat Islam dan Islam. Saya melihat bagaimana Mesir yang lemah lembut seperti itu, orang-orang manis, tapi juga sangat kuat,'' terangnya.

''Saya menyaksikan mereka tenang, lembut, dan tertib dalam beribadah. Begitu ada suara panggilan shalat (azan--Red), mereka yang sebagian pedagang, segera berkemas dan menuju Masjid. Indah sekali saya melihatnya,'' terangnya.

Dari sinilah, pandangan Tawfiq berubah tentang Islam. ''Waktu itu, seperti warga Inggris lainnya, pengetahuan saya tentang Islam tak lebih seperti yang saya lihat di TV, memberikan teror dan melakukan pengeboman. Ternyata, itu bukanlah ajaran Islam. Hanya oknumnya yang salah dalam memahami Islam,'' tegasnya.

Ia pun mempelajari Alquran. Pelajaran yang didapatkannya adalah keterangan dalam Alquran yang menyatakan: ' Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman adalah orang Yahudi dan Musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang beriman adalah orang yang berkata, ''Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.'' Yang demikian itu disebabkan di antara mereka itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena seungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.'' (Al-Maidah ayat 82).

Ayat ini membuatnya berpikir keras. Baginya, Islam sangat baik, toleran. Justru, pihak lain yang memusuhinya. Inilah yang menjadi awal keislaman mantan pastor Inggris dan akhirnya menerima Islam.

Sepulang dari Mesir, Tawfiq masih menjadi penganut agama Katholik. Bahkan, ketika dia aktif mengajarkan pelajaran agama kepada para siswa di sebuah sekolah umum di Inggris, ia diminta mengajarkan pendidikan Studi agama.

''Saya mengajar tentang agama Kristen, Islam, Yudaisme, Buddha dan lain-lain. Jadi, setiap hari saya harus membaca tentang agama Islam untuk bisa saya ajarkan pada para siswa. Dan, di sana banyak terdapat siswa Muslim keturunan Arab. Mereka memberikan contoh pesahabatan yang baik, bersikap santun dengan teman lainnya. Dari sini, saya makin intens berhubungan dengan siswa Muslim,'' ujarnya.

Dan selama bulan Ramadhan, kata dia, dia menyaksikan umat Islam, termasuk para siswanya, berpuasa serta melaksanakan shalat tarawih bersama-sama. ''Hal itu saya saksikan hampir sebulan penuh. Dan, lama kelamaan saya belajar dengan mereka, kendati waktu itu saya belum menjadi Muslim,'' papar Tawfiq.

Dari sini kemudian Tawfiq mempelajari Alquran. Ia membaca ayat-ayat Alquran dari terjemahannya. Dan ketika membaca ayat 83 surah Al-Maidah, ia pun tertegun.

''Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Alquran).'' (Al-Maidah ayat 83).

Secara tiba-tiba, kata Tawfiq, ia pun merasakan apa yang disampaikan Alquran. Ia menangis. Namun, hal itu ia sembunyikan dari pandangan para siswanya. Ia merasa ada sesuatu di balik ayat tersebut.

Dari sini, Tawfiq makin intensif mempelajari Islam. Bahkan, ketika terjadi peristiwa 11 September 2001, dengan dibomnya dua menara kembar World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat, dan ketika banyak orang menyematkan pelakunya kalangan Islam. Ia menjadi heran. Kendati masih memeluk Kristen Katholik, ia yakin, Islam tidak seperti itu.

''Awalnya saya sempat takut juga. Saya khawatir peristiwa serupa terulang di Inggris. Apalagi, orang barat telah mencap pelakunya adalah orang Islam. Mereka pun mengecamnya dengan sebutan teroris,'' kata Tawfiq.

Namun, Tawfiq yakin, Islam tidak seperti yang dituduhkan. Apalagi, pengalamannya sewaktu di Mesir, Islam sangat baik, dan penuh dengan toleransi. Ia pun bertanya-tanya. ''Mengapa Islam? Mengapa kita menyalahkan Islam sebagai agama teroris. Bagaimana bila kejadian itu dilakukan oleh orang Kristen? Apakah kemudian Kristen akan dicap sebagai pihak teroris pula?'' Karena itu, ia menilai hal tersebut hanyalah dilakukan oknum tertentu, bukan ajaran Islam.

Masuk Islam
Dari situ, ia pun mencari jawabannya. Ia berkunjung ke Masjid terbesar di London. Di sana berbicara dengan Yusuf Islam tentang Islam. Ia pun kemudian memberanikan diri bertanya pada Yusuf Islam. ''Apa yang akan kamu lakukan bila menjadi Muslim?''

Yusuf Islam menjawab. ''Seorang Muslim harus percaya pada satu Tuhan, shalat lima kali sehari, dan berpuasa selama bulan Ramadhan,'' ujar Yusuf.

Tawfiq berkata, ''Semua itu sudah pernah saya lakukan.''
Yusuf berkata, ''Lalu apa yang Anda tunggu?''
Saya katakan, ''Saya masih seorang pemeluk Kristiani.''

Pembicaraan terputus ketika akan dilaksanakan Shalat Zhuhur. Para jamaah bersiap-siap melaksanakan shalat. Dan, saat shalat mulai dilaksanakan, saya mundur ke belakang, dan menunggu hingga selesai shalat.

Namun, di situlah ia mendengar sebuah suara yang mempertanyakan sikapnya. ''Saya lalu berteriak, kendati dalam hati. ''Siapa yang mencoba bermain-main dengan saya.''

Namun, suara itu tak saya temukan. Namun, suara itu mengajak saya untuk berislam. Akhirnya, setelah shalat selesai dilaksanakan, Tawfiq segera mendatangi Yusuf Islam. Dan, ia menyatakan ingin masuk Islam di hadapan umum. Ia meminta Yusuf Islam mengajarkan cara mengucap dua kalimat syahadat.

''Ayshadu an Laa Ilaha Illallah. Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.'' Saya bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah.

Jamaah pun menyambut dengan gembira. Ia kembali meneteskan air mata, bukan sedih, tapi bahagia.

Ia mantap memilih agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini. Dan, ia tidak menyesali telah menjadi pengikutnya. Berbagai gelar dan penghargaan yang diterimanya dari gereja, ia tanggalkan.

Seperti diketahui, Idris Tawfiq memperoleh gelar kesarjanaan dari University of Manchester dalam bidang sastra, dan gelar uskup dari University of Saint Thomas Aquinas di Roma. Dengan gelar tersebut, ia mengajarkan pandangan Katholik pada jemaatnya. Namun, akhirnya ia beralih mengajarkan Islam kepada masyarakatnya. Selama bertahun-tahun, Tawfiq mengepalai pusat Studi keagamaan di berbagai sekolah di Inggris dan Wales, sebelum dia masuk agama Islam.

''Dulu saya senang menjadi imam (pastor--Red) untuk membantu masyarakat selama beberapa tahun lalu. Namun, saya merasa ada sesuatu yang tidak nyaman dan kurang tepat. Saya beruntung, Allah SWT memberikan hidayah pada saya, sehingga saya semakin mantap dalam memilih Islam. Saya tidak menyesal meninggalkan tugas saya di gereja. Saya percaya, kejadian (Islamnya--Red) ini, lebih baik dibandingkan masa lalu saya,'' terangnya. sya/osa/berbagai sumber


Berdakwah Lewat Lisan dan Tulisan

Ketika ditanyakan pada Idris Tawfiq tentang perbedaan besar antara Kristen Katholik dan Islam, ia berkata: ''Dasar dari agama Islam adalah Allah. Semua perkara disaksikan Allah, tak ada yang luput dari perhatian-Nya. Ini berbeda dengan yang saya dapatkan dari agama sebelumnya. Islam merupakan agama yang komprehensif.''

Ia menambahkan, Islam mengajarkan pemeluknya untuk senantiasa beribadah kepada Allah setiap saat. Tak terbatas hanya pada hari Minggu. Selain itu, kata dia, Islam mengajarkan umatnya cara menyapa orang lain dengan lembut, bersikap ramah, mengajarkan adab makan dan minum, memasuki kamar orang lain, cara bersilaturahim yang baik. ''Tak hanya itu, semua persoalan dibahas dan diajarkan oleh Islam,'' terangnya.

Penceramah dan penulis
Caranya bertutur kata, sikapnya yang sopan dan santun banyak disukai masyarakat. Gaya berbicaranya yang baik sangat sederhana dan lemah lembut, menyentuh hati, serta menyebabkan orang untuk berpikir. Ia pun kini giat berceramah dan menulis buku tentang keislaman.

Ia memberikan ceramah ke berbagai tempat dengan satu tujuan, menyebarkan dakwah Islam. Idris Tawfiq mengatakan, dia bukan sarjana. Namun, ia memiliki cara menjelaskan tentang Islam dalam hal-hal yang sangat sederhana. Dia memiliki banyak pengalaman dalam berceramah dan mengenali karakter masyarakat.

Ia juga banyak memberikan bimbingan dan pelatihan menulis serta berpidato bagi siswa maupun orang dewasa. Kesempatan ini digunakannya untuk mengajarkan pada orang lain. Termasuk, menjelaskan Islam pada dunia Barat yang banyak menganut agama non-Muslim.

Idris juga dikenal sebagai penulis. Tulisannya tersebar di berbagai surat kabar, majalah, jurnal, dan website di Inggris Raya. Ia juga menjadi kontributor regional dan Konsultan untuk website www.islamonline.net dan ww.readingislam.com.

Dia menulis artikel mingguan di Mesir Mail, koran tertua Mesir berbahasa Inggris, dan Sawt Al-Azhar, surat kabar Al-Azhar University. Dia adalah pengarang sejumlah buku. Antara lain, Dari surga yang penuh kenikmatan: sederhana, pengenalan Islam; Berbicara ke Pemuda Muslim; Berbicara ke Mualaf. Selain itu, ia juga menjadi juru bicara umat Islam di Barat. Ia juga banyak berceramah melalui radio dan televisi. osa/sya/berbagai sumber

sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/09/07/27/65062-idris-tawfiq-mantan-pastor-yang-memilih-islam