Keluarga bahagia karena Allah

Keluarga bahagia karena Allah

Kultum pernikahan kali ini untuk konseling membangun keluarga bahagia Sebagai orang muslim, hendaknya melakukan apa saja atas dasar karena Allah termasuk menikah. Niat yang benar akan mengantar pada perbuatan yang benar pula, pantas kalau ada hadits yang mengatakan sahnya amal karena niatnya. Dalam rangka membangun keluarga bahagia maka awalilah niat menikah karena Allah. Rasulullah bersabda berdasarkan riwayat Mu'adz bin Anas,

‘Barang siapa memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, mencintai karena Allah dan berumah tangga karena Allah maka sungguh imannya sempurna’ (HR. Ahmad).

Dalam hadits ini ditegaskan bahwa sebelum berkeluarga tanyakan terlebih dahulu kepada hati masing-masing individu (istafti qolbak) apakah sudah tepat posisi niat untuk berkeluarga, jika sudah maka lanjutkan dengan penuh keyakinan, jika tidak segera perbaiki dengan niat yang suci. Pernikahan yang tidak didasarkan semata-mata karena Allah tidak akan memberi pengaruh terhadap ketebalan taqwa & tidak memperoleh pahala sunnah nabinya.

Saya selalu menganjurkan kepada orang yang konseling kepada saya, menikahlah karena kebutuhan jangan menikah karena keinginan. Menikah karena kebutuhan akan selalu menjaga dari keretakan karena sama-sama membutuhkan berbeda dengan menikah karena keinginan, naluri keinginan manusia pasti ada bosannya, ketika sudah bosan maka pernikahan tidak lagi menjadi keluarga bahagia tetapi akan menjadi keluarga yang nyampah.

Sebelum menikah buka mata lebar-lebar untuk memilih pasangan yang istimewa dan cocok menurut naluri, jangan didasarkan kecantikan paras belaka. kecantikan ada batasnya, tetapi hati mulya makin lama makin bersinar cahaya kedamaiannya. Pada tingkat membedakan kecantikan ini banyak kebimbangan menggelayuti hati. Tidak usah bimbang, carilah karakter cantik di hatinya jangan di parasnya.

Perlu diingat karakter manusia biasanya terbentuk sebelum usia 21 tahun, di atas usia ini karakter sudah terbentuk secara permanent dan sulit untuk di ubah. Sekiranya karakter calon pasangan ini tidak bisa diatasi dengan mudah, lanjutkan hubungan anda, apabila tidak maka warning buat anda. bagaimanapun wanita shalihah adalah pilar keluarga sakinah
Prinsip dasar keluarga bahagia

Prinsip dasar keluarga bahagia

prinsip keluarga bahagia paling tidak memiliki dasar pijakan,

Pertama, dalam keluarga ada rasa cinta, perasaan ini sengaja dibangun secara bersama-sama, dinikmati bersama & terus dijaga untuk dinanti berseminya. Cinta biasanya didasarkan pada sesuatu untuk dicintai sedangkan sayang atas dasar kasih yang tulus dalam hati. Cinta lebih berorientasi fisik, cinta kepada kecantikan, harta, postur tubuhnya & lain sebagainya, tetapi kasih sayang lebih berorientasi psikis, ia  di dalam hati tidak nampak kasat mata. Cinta lebih condong & berdekatan dengan makna mawaddah sedangkan kasih sayang lebih dekat dibahasakan dengan rahmah. lihat penjelasannya pada postingan keluarga sakinah dalam blog ceramah singkat ini

Kedua, prinsip keluarga bahagia atas dasar hubungan keluarga yang baik antara sumai-isteri atas dsar saling membutuhkan tidak saling menginginkan. perkawinan atas dasar kebutuhan akan mencipta pada kelanggengan sedangkan perkawinan yang di dasarkan atas nama keinginan, suatu saat akan membosankan, ketikan tidak lagi ada keinginan maka bubar, hancur lebur berkeping-keping. Dalam QS. Al Baqarah: 187). istri adalah berfungsi sebagai pakaian, disamping menutup, juga melindungi & perhiasan. MEnutup darisegala bentuk kekuarangan, melindungi terjaganya kehormatan & keturunan serta menjadi perhiasan di dunia & menjadi aset dimasa depan di hadapan Alah swt.

Ketiga, sang isteri memahami bahwa ia adalah hiasan bagi suaminya. Banyak wanita tidak menyadari bahwa wanita shalihah adalah pilar keluarga sakinah , sehingga menjatuhkan dirinya ke dalam jurang kenistaan dengan memperbanyak tuntutan terhadap suami sehingga istri tidak lagi dibanggakan sebagai perhiasan, tetapi sebagai batu sandungn & alasan untuk melakukan tindak korupsi demi memenuhi tuntutan penghidupan mewah kepada isteri.

Keempat, Sebaliknya suami memahami tanggung jawabnya, Bagi suami, hendaknya isteri dijadikan sebagai perhiasan, menciderai & mengotori dengan ucapan atau perbuatan terhadap isteri sama halnya degnan mengotori perhiasannya sendiri. tak jarang kita saksikan KDRT (kekerasan dalam Rumah Tangga) disebabkan seorang suami merasa memiliki suprioritas dibanding pasangan lawan jenisnya. Isteri terkadang tidak mengatakan tetapi isyarat & kelembutan hatinya telah diakui oleh dunia psikologis manapun, bawah seorang isteri lebih perasa, terkadang tidak berkata-kata tetapi cukup meneteskan air mata adalah mewakili isi hatinya. karena itu lah jadilah suami yang memahami psikis isterinya, jangan semena-mena apalagi memaksa. karena itu dalam postingan keluarga bahagia, telah saya sampaikan menikahi isteri hendaknya karena kebutuhan bukan semata-mata karena keinginan hubungan seksual semata.

Kelima, rizki yang halal, berulang kali sering saya sampaikan dalam beberapa ceramah singkat, bahwa rizki itu bagaikan bahan bakar dalam analogi kendaraan bermotor, jika bahan bakarnya tercampuri oleh zat lain yang tidak senyawa dengan bensin, maka laju kendaraan akan mengalami masalah bahkan mungkin mesinnya akan rusak, begitu juga dengan keluarga. Keluarga laksana bahtera mengarungi lautan kehidupan, dibutuhkan bahan bakar murni & mesin yang bagus, bensinnya adalah rizki sedangkan mesinnya adalah fisik kita. Mesin bagus tidak cukup tapi juga harus diimbangi dengan bahan bakar murni, fisik sehat tidak cukup harus diimbangi dengan rizki yang halal lagi berkah, supaya menghasilkan aktifitas yang berkah pula

Tanda kebahagiaan menurut hadits Nabi ada empat: pasangan yang baik, anak sholeh/shalehah, pegaulan dengan orang shalih, serta rizki di daerahnya sendiri. ciri paling terakhir bisa juga diterjemahkan rizki yang dekat, bagaimanapun kerja didaerahnya sendiri itu lebih menenanagkan ketimbang bekerja di daerah asing apalagi bekerja di negeri orang lain. Hal ini disampaikan bukan semata-mata ingin menyudutkan para TKI tetapi ingin memberikan pencerahan bahwa selama tidak terjepit kebutuhan yang mendesak carilah & bekalilah keturunan kita dengan kreatifitas atau skill kerja memadahi.
KELUARGA BAHAGIA

KELUARGA BAHAGIA

Ceramah singkat kali ini mencoba memberikan tema menarik yang dialami oleh setiap orang yaitu tentang keluarga bahagia. Sebutan keluarga bahagia sungguh teramat mudah dimengerti maksudnya, tapi sulit untuk menentukan standarnya, luasnya arti keluarga bahagia seluas lautan tak bertepi, oleh karena itulah kita biasa menyebut bahtera rumah tangga. Sederet prasyarat harus dipenuhi demi untuk membentuk keluarga bahagia. paling tidak keluarga bahagia meliputi masalah ekonomi, hukum, keturunan, cinta kasih, saling menghormati.

mari kita urai satu persatu, secara ekonomi, minimal keluarga bahagia adalah keluarga itu mampu memenuhi kebutuhannya secara layak, dari hasil pekerjaannya tersisa tabungan untuk hari esok, dana pendidikan dan dana untuk kesehatan. meskipun dalam batas yang berbeda-beda prioritasnya. Dalam hal ini, dana pendidikan harus menjadi prioritas, mengingat skill dalam sebuah hidup bagaikan roda penggerak segala aktifitas, pendidikan mamapu menggeser nasib seseorang dalam tanda kutip. Saking pentingnya pendidikan itulah rasulullah berpesan: "didiklah anak-anakmu dengan sebaik-baik pendidikan" terutama sekali pendidikan agama, dengannya keluarga dibangun, kelak ia dewasa.

keluarga bahagia secara norma hukum, hukum menjadi penegak dan aturan penting dalam setiap organisasi sekecil apapun termasuk membangun keluarga. Hukum yang dimaksud adalah hukum yang sama-sama dimengerti dan diketahui oleh anggota keluarga, dalam al Quran Allah berfirman, pergaulilah keluarga dengan pergaulan yang ma'ruf. arti ma'ruf dapat dilihat di terminologi al quran tentang kebaikan. ma'ruf dalam arti peraturan yang tidak bertentangn dengan agama dan disepakati serta diketahui oleh anggota keluarga. Tegaknya hukum yang ma'ruf akan mampu menyelesaikan problema keluarga, bila suatu saat didalamnya terjadi kemelut atau prahara.

Disinyalir, keluarga hancur karena antara anggota tidak faham mengenai statusnya sehingga hak dan kewajiban yang ia emban tidak berjalan seimbang. Ketidak seimbangan inilah yang menciptakan karamnya sebuah bahtera rumah tangga. Tolak ukur Keluarga bahagia juga diindikasikan dengan keturunan, tujuan utama dalam berkeluarga dan tidur bersama pasangan tidak asemata-mata ingin memperoleh kepuasan nafsu seksual saja, tetapi bertujuan agar memperoleh keturunan sebagai perpanjangan kehidupan, dimana cita-cita yang belum sempat tercapai akan dititpkan dipundak keuturnan tersebut. Keturunan yang shalih akan menenangkan hati dan pikiran, Allah berfirman:

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (al-Furqan:74)

sebuah catatan penting bagi setiap individu bahwa, keturunan bagaikan tumbuhan, untuk menghasilkan tumbuhan yang bagus maka bibit dan lahannya harus bagus, benih yang menjadi bibit ibaratnya suami, sedangkan lahannya adalah isteri, al quran secara implisit memnyiratkan dalam firmannya,

"Isteri-isterimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman."(al Baqarah:223)

Keluarga bahagia dari segi psikis, adalah keluarga bahagia yang diukur dari cinta kasih yang bersemi dalam anggota keluarga. cinta adalah bangunan fisik keluarga, tak mungkinlah dikatakan bahagia jika antar keluarga bermusuhan saling menaruh benci satu dengan yang lainnya. tidak mungkin tidur berduaan tetapi dalam keadaan bermusuhan, setiap bercinta tentu saling mengenal dan atas dasar suka sama suka, tulus melayani tanpa keterpaksaan, bisa dibayangkan alangkah tidak nikmatnya bercinta tanpa didasari cinta dan kasih sayang

Menjaga hubungan baik dengan kerabat, termasuk kerabat pasangan (ipar), akad nikah dimaksudkan tidak hanya menyatukan orang yang diakadkan tetapi menyatukan dua keluarga yang sebelumnya tidak ada ikatan kerabat untuk dijadikan satu bingkai kerabat kekeluargaan. menciderai salah satu kerabat ipar termasuk menciderai akad pernikahan bukan tidak mungkin akan menciptakan aral penghalang terciptanya keluarga bahagia.

Keluarga bahagia yang dimaksud di atas mungkin lebih kita kenal dengan istilah keluarga keluarga sakinah, meskipun tidak sama persis, mungkin ada beberapa faktor penunjang keluarga sakinah yang tidak ter-cover di dalam tulisan di atas
Ericka, Ternyata Orang Islam tidak Membenci Yesus

Ericka, Ternyata Orang Islam tidak Membenci Yesus


Pernyataan seorang pendeta bahwa Muslim membenci Yesus, justru mendorong Ericka mencari kebenaran akan pernyataan itu. Pencarian itulah yang membawa Ericka pada agama Islam dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang muslimah.

Perempuan Amerika keturunan Meksiko itu sebenarnya dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat. Sekira tahun 2008 lalu, seorang sahabat mengundang Ericka datang ke gereja penganut Evangelis. Sejak itu, ia merasa cocok dengan ajaran Evangelis.


“Mereka (jamaah Evangelis) sangat mirip dengan saya pada waktu itu dan banyak membantu saya. Saya memahami banyak ajaran mereka, antara lain kewajiban membaca Alkitab. Meski saya tidak selalu paham isi Alkitab, setidaknya saya berniat untuk belajar dan ikut kelas Alkitab pada hari Minggu,” ujar Ericka.

Pada suatu kesempatan, seorang pendeta mengatakan bahwa Muslim membenci Yesus dan Muslim menyembah tuhan lain yang disebut “Allah”. Pernyataan mendorong rasa ingin tahu Ericka akan kebenaran ucapan pendetanya.

“Saya terkejut, saya berjumpa dengan beberapa Muslim yang ternyata mencintai ‘Yesus’ sama besarnya dengan umat Kristiani. Saya juga akhirnya tahu bahwa kata ‘Allah’ adalah bahasa Arab yang artinya ‘Tuhan’ dan bahwa Yesus bukan tuhan seperti yang diyakini umat Kristiani, karena Yesus yang sama juga menyembah Tuhan yang sama seperti kita,” tutur Ericka.

Sejak itu, rasa ingin tahu Ericka semakin besar. Ia mencari informasi tentang asal usul Alkitab dan para penyusun Alkitab. Ia menemukan banyak kontradiksi dan penyusun-penyusun Alkitab yang tidak jelas identitas dan kapabilitasnya. Ericka bahkan menemukan penyusun Alkitab yang bahkan tidak tahu Yesus, tap berani menulis tentang Yesus.

Pada awalnya, ada penolakan dalam hatinya untuk mengakui bahwa banyak hal-hal yang tak masuk akal dalam agama Kristen. “Sedih rasanya memikirkan bahwa kitab suci (Alkitab) saya yang suci dan sakral itu, yang buat saya adalah firman-firman Tuhan, ternyata banyak penyimpangan,” ujar Ericka.

“Saya berdoa pada Tuhan yang Mahakuasa untuk membimbing saya, membiarkan saya melihat kebenaran, dan membawa saya untuk menyembah-Nya tanpa khawatir akan konsekuensi apapun,” sambung Ericka.

Hal besar yang masih membuat Ericka ragu adalah pertanyaan mengapa Alkitab tidak menubuatkan tentang Nabi Muhammad Saw. Ia mencari bukti-bukti itu dan menemukan jawabannya; jika Alkitab memuat nubuat tentang Nabi Muhammad Saw, itu artinya Alkitab mengakui keberadaan Nabi Muhammad Saw dan Islam.

Ericka pun bertekad untuk lebih dalam mempelajari Islam. Ia membaca Al-Quran dan mengakui kemurnian Al-Quran sebagai perkataan yang langsung dari Allah Swt. “Saya menemukan bahwa Islam adalah agama yang benar dan logis, memberikan jawaban untuk kehidupan ini, dan Islam adalah agama yang damai dan membawa diri kita secara menyeluruh pada Allah,” ungkap Ericka.

Setelah melalui pemikiran yang panjang, Ericka memutuskan untuk masuk Islam. Suami Ericka yang muslim, membantunya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah bersyahadat, Ericka merasa beban berat di pundaknya seketika lenyap. “Saya merasa bebas, bersih dan keyakinan yang penuh,” tukas Ericka yang kemudian langsung mengenakan jilbab.

Ericka beruntung karena tidak mengalami kendala dari keluarganya yang Kristen. “Islam memberikan saya tuntunan hidup yang lengkap, kesempatan untuk lebih dekat pada Allah. Kesempatan untuk menerima rahmat-Nya, kesempatan untuk hidup di hari kemudian. Islam memberikan kedamaian dan memberikan penerang di jalan yang saya ikut,” tandasnya.

Buat mereka yang belum mengenal Islam, Ericka berpesan, “Jangan takut untuk mempelajari Islam, paling tidak memahaminya dan jangan mengkritiknya. Anda akan paham jika Anda tahu sepenuhnya tentang Islam, dan jika Anda paham, Anda akan menghormati Islam. Teruslah mencari dan mintalah petunjuk Allah.”

http://www.facebook.com/SudahTahukahAnda

Wanita shalihah pilar keluarga sakinah

Keluarga Sakinah
Entah cocoknya untuk kultum atau ceramah nasehat pernikahan tapi postingan kali masih tentang Keluarga sakinah bahwa keluarga sakinah menjadi cita-cita yang di dambakan semua orang berkeluarga di dunia, tidak satupun insan berkeluarga kecuali ia menginginkan hidup aman tanpa gangguan, damai tanpa permusuhan, mulus dalam menjalani kehidupan tanpa aral melintang di jembatan menuju kedamaian yang dicita-citakan, kira-kira seperti itulah gambaran bangunan mahligai keluarga sakinah. Kuncinya ada di wanita shalihah yang selalu taat kepada suaminya setelah taat kepada tuhannya, pemegangn kunci adalah suami yang mengerti akan seluruh kebutuhan hak dan kewajibannya, serta mampu memberi teladan paling duluan ketimbang anggota keluarganya.

Wanita shalihah akan menjadi hiasan membanggakan di dunia-akhirat, karena wanita shalihah dengan ketaatan dan kelembutannya mampu mengetuk pintu ridho suaminya terus menerus tak kenal waktu sampai kematian menjemputnya, pantaslah jika ada kaitan erat bahwa salah satu –bukan satu satunya-- penyebab masuknya wanita ke dalam surga karena ridho suaminya. Dari ummu salamah, Rasulullah bersabda, :”wanita mana saja yang meninggal dunia dalam keadaan diridhoi suaminya maka ia masuk surga”. #jleb sangat tepat sekali, kalau menganjurkan wanita untuk masuk surga melalui pintu keluarga sakinah dan wanita yang bisa berkarakter seperti ini hanya dimiliki oleh wanita shalihah, ia aktor menjadi penunjang keluarga sakinah.

Saya menggambarkan keluarga sakinah sesuai dengan namanya, “sakinah” yang mempunyai arti, tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Kelaurga sakinah adalah keluarga yang hubungan antar intern keluarga penuh kasih sayang, saling menghormati dan melindungi serta damai semua penghuninya. Untuk menjadi ideal seperti ini tentu bukan tanpa melalui proses. Proses membentuk keluarga sakinah sangatlah panjang, dimulai sejak memilih rahim untuk menabur benih keturunan ia harus berkualitas dan subur supaya menumbuhkan keturunan yang baik-baik, untuk memperoleh hasil tanaman (baca: keturunan) yang baik perlu benih unggul dari suami yang baik pula, begitulah seterusnya antara yang satu dengan lainya saling keterkaitan.

Membangun keluarga sakinah bagaikan mendirikan bangunan yang mempunyai dua tiang, tiang yang satu adalah pria sholih, tiang lainnya adalah wanita shalihah berpondasi agama dan betahta cinta keduanya diikat dalam sebuah bangunan yang disebut mahligai rumah tangga. Dengan pondasi agama kehidupan akan berpijak pada tatakan yang kuat & dengan pilar wanita shalihah ketenangan akan didapat, wanita shalihah dari ciri secara umum bisa dilihat, bahwa suaminya senang melihatnya terutama karakter psikisnya, wanita shalihah adalah harta karun berharga, sebagaimana sabda Nabi tatkala turun wahyu yang berbunyi : “dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. (At-Taubah[9]:34)” Umar keluar rumah diikuti oleh Tsauban untuk menghadap Nabi seraya mengadu, ayat ini dirasa berat oleh para sahabat.

Rasulullah bersabda,
Maukah aku tunjukkan simpanan terbaik bagi seseorang, yaitu wanita shalihah. Jika dipandang menyenangkan jika diperintah taat, jika ditinggal menjaga (diri dan kehormatannya).

Memang penting memilih wanita shalihah akan tetapai adal yang lebih penting yaitu dipilih dan dinobatkan sebagai wanita shalihah, karena dengan menajdi wanita shalihah sudah barang tentu akan menjadi pilihan semua orang baik manusia, malaikat atau derajat tinggi di hadapan tuhannya. Untuk itu berjuang keraslah untuk memperoleh predikat wanita shalihah karena wanita shalihah pilar keluarga sakinah
Tanda akhir zaman

Tanda akhir zaman

Kita mesti tahu bahwa kita hidup dipenghujung akhir zaman, bila standard akhir zamannya didasarkan pada sabda Rasulullah atau atsar (perkataan) para sahabat. Namun secara ilmiah tentu bukan ahlinya blog ceramah singkat untuk membicarakannya. Salah satu contoh hadits tanda-tanda akhir zaman misalnya, orang orang sudah tidak lagi peduli dengan apa yang dimilikinya, termasuk dengan yang ia makan, apakah dari sumber yang halal atau sumber yang haram. Rasulullah bersabda:

َ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ أَمِنَ الْحَلَالِ أَمْ مِنْ الْحَرَامِ
"Akan datang suatu masa pada manusia, seseorang tidak peduli terhadap apa yang digenggamnya, apakah dari halal atau dari yang haram" (HR al Bukhari, kitab al Buyu’, bab Man Lam Yubali min Haitsu Kasaba al Mal (4/296)

Termasuk perluasan makna dari "apa yang digenggam" sebagaimana yanag tercantum di dalam hadits diatas adalah pakaian, rumah, kendaraan mobil dan sederet kebutuhan hidup pelengkap lainnya. adalah sulit dipugkiri praktik manipulasi dalam kehidupan sehari-hari akhr-akhir ini makin menggila, korupsi merajalela, praktik pencurian dan transaksi bathil lainnya juga terus meningkat, semua modus haram diatas tersebut menunjukkan kepedulian terhadap yang halal sudah menipis, jika di kaitkan dengan sabda Nabi saw di atas berarti telah memberi informasi kepada kita bahwa saat ini kita sedang hidup di akhir zaman

Hasil yang didapat dari modus yang haram dihukumi haram juga, dalam istilah fiqh disebut haram sababiy atau haram karena sebab memperolehnya, meskipun secara dzatnya halal. Bisa jadi makanan buah segar dihalalkan oleh syareat agama, tetapi oleh karena sebab memperolehnya dibeli dari hasil uang korupsi, maka makanan buah segar tadi hakekatnya menurut pandangan agama adalah makanan yang haram.

Keadaan zaman yang carut marut ini diperperah oleh minimnya semangat untuk ber-pengetahuan agama, padahal secara lengkap termaktub di dalam al Al Quran & dijelaskan secara rinci oleh Hadits, jangankan arti teks yang dibaca, membacanya saja jarang. Dahulu kala pada saat saya masih kecil, bangunan masjid masih sederhana namun menjadi tambatan tempat yang indah untuk bermunajat kepada Allah, sekarang masjid megah yang tersisisa hanya kemegahannya saja, jamaahnya sedikit entah kemana. Kondisi semacam ini sudah pernah di sampaikan oleh Ali bin Abi Tholib dalam sebuah atsarnya, Ali kw pernah mengatakan

" Akan datang suatu masa di mana Islam tinggal namanya, Al quran tinggal tulisannya, mereka membangun masjid megah tetapi kosong dari dzikir kepada Allah ta'ala".

Sekarang apa yang diprediksikan oleh Ali ra makin nyata kebenarannya, Islam lebih disimbolkan ketimbang diamalkan, al quran dikeramatkan tulisannya, di agungkan tempat dan tata letaknya dalam rumah, rapi dan tertata tapi jarang dibaca. Seharusnya al Quran dijadikan sebagai bahan merenung, bukan disimpan sebagai pajangan belaka. tak jarang sampai berdebu bak jimat mujarab yang tidak boleh di sentuh.

Baru-baru ini berita sangat mengagetkan sekali, di duga ada praktik koruptif pengadaan al Quran, kitab suci sebagai pedoman ummat untuk memerangi korupsi justru dijadikan sebagai obyek melangsungkan praktik korupsi. Beruntung kita masih punya Iman kuat, taat terhadap perintah & patuh menjauhi larangan-Nya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dari Az-zuhri, Rasulullah bersabda: "

"sesuatu yang asing di dunia ini ada empat macam;, al quran dihati orang dzalim, masjid didaerah orang-orang yang tidak shalat di dalamnya, Al quran di rumah yang tidak dibaca, dan orang shaleh ditengah-tengah orang yang rusak akhlaknya".

Seorang Profesor Masuk Islam Karena Mumi Firaun

Professor Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah terkemuka di dunia yang berasal dari Prancis. Ia mempunyai cerita yang sangat menakjubkan. Ia menjelaskan sebab musabab dirinya meninggalkan agama Katolik yang telah di anutnya bertahun-tahun, kemudian menyatakan dirinya memeluk agama Islam.

Setelah menyelesaikan study setingkat SMA-nya, ia menetapkan untuk mengambil jurusan kedokteran pada sebuah univertsitas di Prancis. Ia termasuk salah satu dari mahasiswa yang berprestasi hingga akhir tahun, karena kecerdasan dan keahlian yang dimilikinya, dia kemudian menjadi seorang dokter terkemuka di Prancis.


Prancis adalah negara yang terkenal sangat menjaga dan mementingkan barang-barang peninggalan kuno dibandingkan dengan negara yang lainnya, terutama pada masa kepemimpinan Fransu Metron tahun 1981.

Pada tahun itu, Prancis meminta ijin kepada Mesir agar mereka diberikan kesempatan untuk memeriksa dan meneliti mumi Fir’aunnya yang terkenal. Sebuah mumi yang tak asing dikalangan orang-orang Islam. Fir’aun ini adalah orang yang ditenggelamkan Allah dilaut merah, tatkala melakukan pengejaran terhadap nabi Musa AS.

Permintaan Prancis ditanggapi oleh Mesir dengan mengizinkan Prancis untuk mengadakan penelitian. Mumi Fir’aun dipindahkan dengan menggunakan pesawat terbang. Setibanya di Prancis, kedatangan mumi tersebut disambut oleh Persiden Franso Metron beserta para menterinya seolah-olah dia masih hidup.

Mumi tersebut kemudian dipindahkan ke pusat barang-barang kuno milik Prancis untuk diserahkan kepada para ilmuwan dan dokter bedah, supaya mereka dapat mempelajari rahasia yang terkandung dari mumi tersebut, dan Profesor Professor Maurice Bucaille bertindak sebagai ketua tim penelitian.

Semua tim peneliti bertugas untuk meneliti, memperbaiki tulang-tulang yang sudah rusak dan anggota tubuh yang lainnya. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Professor Maurice Bucaille, ia justru menyelidiki tentang rahasia kematian Fir’aun.

Pada suatu malam, ia memperoleh hasil penelitiannya; bahwa terdapat bekas garam yang menempel pada mayat mumi, sehingga dapat ia jadikan sebuah bukti yang nyata bahwa Fir’aun mati karena tenggelam dan mayatnya dapat di selamatkan, kemudian diawetkan pada saat kejadian.

Dari hasil penelitiannya, timbul beberapa pertanyaan yang susah untuk ia dapatkan jawabannya yaitu bagaimana mayat Fir’aun dapat diselamatkan, dan anggota tubuhnya masih tetap utuh, sedangkan kondisi mayat-mayat yang lainnya setelah diawetkan tidak seperti dirinya?

Namun sebelum ia selesai membuat kesimpulan, salah seorang temannya berbisik kepadanya dengan berkata: “Jangan terburu-buru seperti itu, karena orang-orang Islam telah mengetahui tentang hal ini.”

Mendengar pernyataan dari temannya itu, ia menolak keras atas pernyataan tersebut. Ia berkata: “Penemuan seperti ini tidak mungkin dilakukan kecuali ada dukungan sains dan teknologi canggih”.

Salah seorang temannya yang lain menanggapinya seraya berkata: “Al-Quran merekalah yang telah menceritakan kematiannya dan bagaimana jasadnya di selamatkan dari tenggelam.” Mendengar penjelasan temannya itu, Bakay kebingungan dan bertanya-tanya bagaimana hal ini bisa terjadi?

Sedangkan mumi ini sendiri baru ditemukan pada tahun 1898 atau kurang lebih baru dua ratus tahun yang lalu, sedangkan Al-Quran mereka sudah ada semenjak lebih dari seribu empat ratus tahun….!!!

Bagaimana akal manusia dapat mengetahuinya, padahal semua manusia -bukan hannya orang-orang Arab- belum ada yang mampu mengetahui bagaimana peradaban orang-orang Mesir di masa lampau dan bagaimana caranya mereka mengawetkan mayat, kecuali pada masa sepuluh tahun yang lalu?

Maurice duduk termenung di dekat mumi Fir’aun tersebut sambil memikirkan tentang bisikan yang telah ia dengar dari temannya; bahwasanya Al-Quran telah menceritakan kejadian itu, padahal kitab sucinya hanya menceritakan tentang tenggelamnya Fir’aun akan tetapi di dalamnya tidak di jelaskan tentang keadaannya sesudah tenggelam. Ia pun bergumam dalam kesendiriannya:

“Masuk akalkah bahwa jasad yang ada di depanku ini adalah Fir’aun Mesir yang telah mengusir Nabi Musa? Benarkah kalau Nabinya orang muslim yang bernama Muhammad itu sudah mengetahui tentang hal ini sejak 1400 tahun yang silam?

Berbagai pertanyaan yang belum sempat terjawab, membuat Professor Maurice tidak dapat tidur disetiap malam. Ia kemudian mengambil Kitab Taurat dan membacanya, sampai pada sebuah kalimat yang mengatakan: “Kemudian air itupun kembali pada keadaan sedia kala, kemudian air laut itupun menenggelamkan perahu-perahu beserta Fir’aun dan bala tentaranya, hingga tidak tersisa satupun diantara mereka.”

Setelah menyelesaikan penelitian dan perbaikan, maka mumi tersebut kemudian di kembalikan ke Mesir dengan menggunakan peti yang terbuat dari kaca nan elok, karena menurutnya itu lebih pantas untuk orang yang berkedudukan seperti Fir’aun. Akan tetapi Bakay masih dalam kondisi belum puas dengan berita yang di dengarnya, bahwa orang-orang Islam telah mengetahui keselamatan mumi ini. Ia pun lalu berkemas untuk berkunjung ke Saudi Arabia guna menghadiri seminar kedokteran yang akan dihadiri para pakar bedah muslim.

Dalam pidatonya, Professor Maurice memulai pembicaraan tentang hasil penyelidikannya bahwa jasad Fir’aun dapat diselamatkan setelah tenggelam, kemudian salah seorang diantara pakar muslim berdiri dan membuka serta membacakan mushaf pada Surat Yunus Ayat 92 yang artinya: “Pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.”

Professor Maurice Bucaille terheran-heran dengan penjelasan yang baru saja ia dengar, ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan dengan suara lantang ia berkata: “Pada hari ini; aku menyatakan diri untuk memeluk agama Islam dan aku mengimani Al-Quran ini”.

Setelah selesai seminar Professor Maurice Bucaille lalu kembali ke Prancis dengan wajah yang berbeda dari wajah sebelum ia datang menghadiri seminar. Selama sepuluh tahun ia tidak mempunyai pekerjaan yang lain, selain mempelajari tentang sejauh mana keserasian dan kesinambungan Al-Quran dengan sains, serta perbedaan yang bertolak belakang dengannya. Namun apa yang ia dapati selalu berakhir sebagaimana Firman Allah SWT: Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42)

Dari hasil penyelidikan yang bertahun-tahun, ia kemudian menulis sebuah buku tentang kesinambungan Al-Quran dengan sains yang mampu mengguncangkan Eropa. Sehingga ketika para pakar- pakar dan para ilmuwan barat berusaha untuk mendebatnya, mereka tidak kuasa ...

http://www.facebook.com/SudahTahukahAnda?fref=ts

Dosa yang Lebih Besar dari Zina


Suatu senja, seorang wanita melangkahkan kaki mendekati kediaman Nabi Musa. Setelah mengucapkan salam, dia masuk sambil terus menunduk. Air matanya berderai tatkala berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah saya. Doakan agar Allah mengampuni dosa keji saya.”

“Apakah dosamu wahai wanita?” Tanya Nabi Musa. “Saya takut mengatakannya,” jawab wanita itu. "Katakanlah, jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa. Maka perempuan itu pun dengan takut bercerita, “Saya telah berzina.” Kepala nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. “Dari perzinaan itu saya hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai mati,” lanjut perempuan itu seraya menangis.


Mata Nabi Musa berapi-api. Dengan muka yang berang dia menghardik: “Perempuan celaka, pergi dari sini. Agar Siksa Allah tak jatuh ke dalam rumahku. Pergi...!!!” teriak nabi Musa sambil berpaling karena jijik. Hati perempuan itu bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh.

Dia menangis tersedu-sedu dan keluar dari Rumah Nabi Musa. Ia Tak tahu harus kemana lagi mengadu. Bahkan dia tak tahu ke mana harus melangkahkan kaki.

Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana manusia lain bakal menerimanya? Sepeninggalnya wanita tersebut, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa.

Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita Yang hendak BERTAUBAT dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari itu?”

Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”
“Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang hina itu?” Tanyanya. “Ada...!!!” jawab Jibril dengan tegas. “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada SERIBU kali Berzina.” Mendengar penjelasan ini Nabi Musa memanggil wanita tadi, lalu berdoa memohon ampunan kepada Allah. Nabi Musa menyadari, Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa penyesalan seakan menganggap remeh perintah Allah. Sedangkan BERTAUBAT dan menyesali Dosa dengan sungguh- sungguh berarti masih mempunyai IMAN di dadanya dan Yakin Allah itu ada.

http://www.facebook.com/SudahTahukahAnda?fref=ts
Ada apa di tanggal 12-12-12

Ada apa di tanggal 12-12-12

Momentum kadang menjadi sesuatu yang sangat berharga, momentum Tanggal 12 bulan 12 Tahun 2012 menjadi kenangan sepanjang masa bagi orang-orang tertentu, di tanggal tersebut Bayi Kris Dayanti terlahir di bumi, ada banyak sepasang sejoli yang melangsungkan akad pernikahan. Tak mau ketinggalan ceramah singkat juga mengabadikannya dengan posting sederhana ini.

Tadi siang saya didaulat menjadi penasehat pernikahannya seorang dokter muda di sebuah perumahan yang terletak di kawasan perbatasan Jakarta-Tangerang, adapun yang saya pakai untuk ceramah singkat adalah arti keluarga sakinah semoga mereka berbahagia dan mudah untuk mengenang betapa berharganya moment ini untuk diabadikan sepanjang hidupnya.

Di tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 saya juga di daulat untuk memberikan nasehat perkawinan di sebuah perkawinan teman saya, saat itu yang menjadi saksi pernikahan adalah Bang Fadjrul, kemudian diteruskan memberikan sambutan atas nama keluarga teman saya di gedung Nyi Ageng serang di kawasan kuningan

SEMOGA 

TANGGAL 12 
BULAN 12 
TAHUN 2012
ini tidak hanya dimaknai sebatas angka "12" nya saja tetapi lebih dari itu yang terpenting adalah mengabadikan pernikahannya Apa Kenangan anda di tanggal yang menurut orang-orang istimewa ini???
Renungan tahun baru bagian I

Renungan tahun baru bagian I

blog ceramah singkat ingin mengucapkan selamat tahun baru sebagai penyambutan memasuki tahun baru mari sama-sama meng-agendakan renungan tahun baru untuk menghisab pribadi masing-masing serta membuat rencana menapaki garis kehidupan ditahun yang akan datang

Teks Ceramah sigkat

الحمد لله الذى يَمُر السنين بحكمته . فَطَّرَ السمواتِ و الارضَ بِقُدرته . دبَّر الامورَ فى الدارين بسنته . وماخُلِق الجنُّ والانسُ إلا لعبادته
Bulan Desember tingal secuil lagi, sebentar lagi nafas kita akan berhembus di tahun baru, terlepas tahun baru masehi itu produk muslim atau non-muslim tapi sulit untuk dibantah bahwa kita memang femiliar denan tahu masehi, terlepas ‘tahun’ itu berwujud atau tidak, yang pasti masa/tahun mempunyai dimensi kemarin, sekarang & akan datang. Semua orang mengalaminya serta menyadari adanya.

Masa kemarin telah kita jalani & tak mungkin kembali lagi, masa yang akan datang sepenuhnya milik Allah swt tak mungkin bisa negosisasi, masihkah kita bisa menikmati atau tidak. Nyaris seutuhnya masa/tahun milik kita adalah tahun dimana kita berada sekarang, Oleh karena itu wajar jika ada semacam tuntutan untuk berbuat baik dan memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin. Apabila terlewatkan tidak akan bisa ditarik kembali Imam Ali kw. berkata:” Rizki yang luput pada hari kemarin masih bisa tergantikan dihari yang akan datang, tetapi waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi”.

Imam Ali kw memberi pelajaran berharga, supaya selalu berbuat maksimal pada masa sekarang sebelum datang penyesalan di masa-masa mendatang, peningkatan secara terus menerus itulah yang dimaksud oleh hadits nabi, manusia yang terbaik adalah dia yang panjang usianya disertai dengnan baik prilakunya

حدثناأبو حفص عمر يا رسول الله إي الناس خيرقال : مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وحسن عمله فأي الناس شر قال من طال عمره وسأي عمله (حسن صحيح) الترمذي:)2256
Abu Hafs Umar menceritakan, ya Rasulullah, siapa orang yang paling baik? Rasulullah mejawab: “orang yang panjang umurnya dan baik amalnya, siapa yang paling buruk? Rasul menjawab: “orang yang panjang usianya buruk tingkah lakunya.”

Tahun tidaklah bersediri sendiri, tetapi ia ada dengan struktur pembentuknya yaitu bulan, hari, jam sampai komponen pembentuk paling singkat yaitu detik. Setiap detik usia bertambah, detik bagaikan sebuah titik, bila diteruskan akan membentuk sebuah garis, ke mana gerangan garis ini diarahkan, disitulah tempat berlabuh & dan mempertanggung-jawabkannya. Alangkah cepatnya bertemu tempat berlabuh (kematian) pantas bila Ali. Kw. “bila keadaan makin mundur sedang maut datag menghadangmu, maka alangkah cepatnya pertemuan denganya’. Dalam hal ini Rasulullah memberi gambaran hidup seperti orang yang sedang menyeberang sebuah jalan, bisa jadi berteduh dipohon yang rindang, rumah mewah atau gubuk derita tapi bersifat sementara. Sebab hidup kekal adanya di akhirat kelak

Lelahnya menempuh hidup akn berakhir melemahanya fisik yang berakhir ke titik kematian, garis arah menuju pertemuan kepada Allah segera terwujud, amal perbuatan di dunia menuai panennya, yang baik berbalis baik begitupun sebaliknya, keburukan berbalas dengan kebutukan. Sebagai hamba, dilarang pesimis apalagi meyakini sia-sia dalam beramal, pada akhirnya sang empunya beramal akan berdapan dengan dzat yang maha membalas.

يَاأَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. (al-Insyiqaq: 6)

Kemudian sampai kapan!, hal itu tidak relevan dipertanyakan, semua erat dalam genggaman Allah tak seorangpun mengetahui, yang terbaik untuk dipikirkan ialah persiapan yang sudah kita lakukan untuk menghadapi berakhirnya garis kehidupan ini. Allah berfirman

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al Hasyr [59]:18)
Ayat ini memberi pelajaran kepada kita untuk membuat visi yang jauh ke depan, tidak hanya visi berorientasi duniawi tapi juga ukhrawi di “sana” sampai jumpa di ceramah singkat renungan tahun baru bagian 2

Selamat tahun baru…
Hidup adalah penyesalan

Hidup adalah penyesalan

Dari sumber yang saya baca kemudian merenungi jadilah sebuah tulisan untuk arsip ceramah singkat di suatu acara kultum, bolehlah untuk disebaruaskan semoga menjadi amal baik. Saya memberi judul hidup adalah penyesalan. Mari kita simak isi ceramah ini..

Terusan perjalanan waktu sekarang menuju akan datang dilustrasikan bagaikan mengambil barang berserakan dalam kegelapan, yang mengambil banyak, sedikit atau tidak mengambil sama sekali akan menyesal selamanya. Kegelapan yang dimaksud adalah di dunia, kelak pada waktunya akan terungkap terang benderang di akhirat, setelah terjadinya proses kematian.

Yang mengambil banyak akan menyesal karena semestinya bisa mengambil lebih banyak lagi, yang mengambil sedikit menyesal karena hanya sedikit sedangkan membutuhkan banyak, yang tidak mengambil sama sekali lebih menyesal karena ia tidak mendapat bekal apapun disaat membutuhkannya. Barang berserakan yang dimaksud diumpamakan perbuatan amal baik.

Sungguh, segala perbuatan selama hidup di dunia ini akan membawa penyesalan pada saat tabir akhirat terungkap karena semua tampak nyata di sana, kebaikan akan berbalas kebaikan sebaliknya hidup di dunia menjadi modal ampuh mencari amal untuk bekal hidup kekal di akhirat sana. Bisa jadi benar apa yang ditulis oleh Will Durant: “seandainya tidak ada kematian dan hidup di alam baka mungkin tidak ada agama ini”. Karena kata kunci agama adalah mengatur kehidupan di alam sana.

Berbeda-bedanya modal berupa umur manusia menuntut manusia untuk berbuat baik tanpa ditunda-tunda karena kemaatian yang merupakan finish modal tidak bisa ditunda meskipun sedetikpun. Selamat merenung…
Ceramah tentang perusak "sakinah"

Ceramah tentang perusak "sakinah"

Beberapa hari yang lalu posting blog ceramah ini tentang penunjang keluarga sakinah sekarang mari kita deteksi yang merusak sakinah dalam rumah tangga, kita ketahui bersama bahwa menciptakan keluarga sakinah membutuhkan segala daya dan upaya, bukan sesuatu yang terberikan begitu saja, paling tidak 7 hal yang merusak sakinah dalam rumah tangga yaitu;

1. Akidah yang keliru, keluarga yang dibimbing ke-sakinah-annya melalui pedukunan, pelet atau gendam model apapun hanya akan merusak citra sakinah yang sebelum telah dicita-citakan bersama, oleh sebab itu hindarilah cara ini, lakukan apa yang menjadi syariat dengan penuh keyakinan dan berharap kepada sang maha pemberi sakinah yaitu Allah swt.

2. Makanan yang halal dan thoyyib, makanan yang hala akan menunjang keluarga yang sakinah, termasuk perluasan dari makna makanan adalah pakaian, kendaraan rumah perabotan dan segala kebutuhan yang setiap hari kita butuhkan. Biasanya makanan yang haram akan mendorong seseuatu yang haram juga.

3. Kemewahan, yah… kemewahan akan menuju kepada kehancuran mahligai rumah tangga, keluarga yang memiliki pola hidup mewah biasanya akan mudah terjerumus pada keserakahan, pada akhirnya akan menghancurkan mahligai sakinah di dalamnya. Bahkan suatu bangsa akan menuju kehancuran manakala penduduknya sudah mengarah hidup bermwah-mewahan (muthrofiin), Firman Allah:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا.
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS:al-Isra':16)

4. Akhlak yang rendah, akhlak yang rendah akan menciptakan pergaulan keluarga yang rendahan pula, tidak saling menghargai, tidak saling melengkapi dan lain sebagaianya. Dalam keluarga sangat dibutuhkan menghargai sesama anggota keluarga. Isteri bukanlah pembantu tetapi isteri adalah pathner hidup harus diposisikan sebagai subyek interaktif, bukan obyek yang disuru-suruh.

5. Jauh dari agama, tak bisa dipungkiri, membina rumah tangga adalah tuntunan agama, agama telah mengatur berbagai macam adab dan sopan santun dalam keluarga, jika rambu rambu agama dijauhi maka sama halnya mendayung bahtera rumah tangga tanpa arah dan aturan yang jelas. Kondisi inilah yang akan merusak sakinah dalam keluarga.

6. pergaulan lain jenis secara vulgar. Pergaulan yang tidak membatasi diri dengan muhrm lainya disinyalir menjadi senjata ampun menyerang sakinah dalam berumah tangga. Pergaulan bebas tanpa membatasi diri degnan muhrim lain akan cenderung mengundang PIL atau WIL, jika hal ini terjadi maka rusaklah sakinah dalam rumah tangga
Ceramah dalam rangka memakmurkan masjid

Ceramah dalam rangka memakmurkan masjid


Ceramah dengan tema memakmurkan masjid kali ini semoga tidak menjadi senjata makan tuan bagi ustad yang memberikan ceramah di dalamnya, pasalnya ada sebagian orang yang hidup justru dimakmurkan oleh keberadaan sebuah masjid, ha..ha..ha. memakmurkan dan memulyakan rumah ibadah yang bernama masjid merupakan tanggung jawab orang mukmin secara keseluruhan, bukan semata-mata merbot masjid saja.

Abu Laits samarqand pernah berkata:”sesungguhnya seseorang akan mendapat kemulyaan di sisi Allah, jika ia mengagungkan perintahnya, rumah-rumahnya, dan hamba-hambanya yang beribadah didalamnya, maka setiap orang mukmin harus mengagungkannya, barang siapa yang mengagungkan masjid maka sama halnya dengan mengagungkan Allah”.

Masjid harus diperhatikan setiap orang mukmin, kebersihan, kenyamanan, juga isi pembicaraan di dalamnya. Akhir-akhir ini kita kerap kali saksikan seolah-olah masjid dijadikan sebagai pintu politisi dan para simpatisan untuk mencuri simpatik dari para jama’ahnya. Ada sebagian orang yang rela menyumbang karpet dan kebutuhan masjidnya dengan beberapa catatan masjid mau ‘terlibat’ menjadi suksesi langkah politik yang sedang ditempuh, amat terhinalah orang-orang yang menjadikan masjid sebagai lahan berpolitik selain lahan ibadah kepada Allah swt.

Seharusnya masjid dijadikan sebagai tempat menyejukkan hati, oleh karenanya isi ceramah nya pun harus mencerminkan bahasa-bahasa pilihan yang menyejukkan hati. Para da’i hendaknya mengerti masalah ini, sehingga membawakan ceramah yang mencerahkan, kultum yang tidak meresahkan, keberadaan para da’I tidak memanfaatkan masjid hanya sekedar sebagai corong pembelaan atas perbedaan khilfiyah yang belum tahu dengan pasti kebenarannya. Dalam hati orang mukmin masjid adalah tempat yang menyejukkan hati dan menenangkan pikiran disaat kalut.

Lain ceritanya dengan orang munafik, bagi orang munafik masjid bagaikan penjara yang membatasi dirinya untuk berbuat sesuatu yang disukainya. Annazzal bin Saburah pernah berkata: “orang munafik di dalam masjid, bagaikan burung dalam sangkar”. Ia tertekan dan tidak betah tinggal dalam waktu yang lama di dalam masjid.

Masjid yang dikelolah dengan menejemen yang baik pada akhirnya akan menjadi tempat tambatan hati para orang-orang yang hatinya bersih, memasuki masjid adalah tamu Allah, dzikir, membaca qur’an, ceramah dengan betuk kultum atau yang lainnya adalah makanan bagi tamu-tamu Allah yang datang ke “rumah”-Nya, Nabi bersabda:”Jadilah kamu di dunia seperti tamu dan jadikanlah masjid itu sebagai rumahmu. Biasakanlah hatimu untuk bersikap lunak, perbanyaklah merenung dan menangis, serta jangan sampai kamu dikacaukan oleh hawa nafsu.
Kultum tentang Takdir

Kultum tentang Takdir

Sobat, kategori ceramah singkat yang satu ini, memang lebih pas untuk kultum tentang takdir saya buat aslinya memang untuk bahan khutbah di masjid tertentu, alurnya jelas dan menggunakan bahasa yang simpel tidak bertele-tele. selengkapnya silahkan dibaca kemudian diedit sendiri sobat...

Pertama, marilah kita panjat puji syukur ke hadirat Allah swt
Kedua, shalawat serta salam mudah-mudahan tersanjung kepada junjungan kita N. Muhamammad saw.

Pada siang hari ini, khotib berwasiat khususnya kepada diri khotib sendiri dan kepada jama’ah jum’at pada umumnya untuk selalu memperbaiki kualitas keimanan kita, dengan cara bertambah giat melaksanakan perintahnya dan mejauhi segala larangannya. Dengan taqwa itulah yang akan kita jadikan modal utama untuk menghadap Allah ta’alah untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat kelak ami ya rabbal alamin

Hadirin rahimakumullah.
Ketika negeri syam ditimpa wabah penyakit, Umar bin Khattab yang ketika itu menjadwalkan kunjungannya ke sana, tiba-tiba membatalkannya, ketika itu ada seseorang yang bertanya:

Wahai.. khalifah : “apakah anda menghindari dan lari dari taqdir Allah”.
Umar menjawab : "saya lari dari taqdir yang satu menuju taqdir lainnya"

hal serupa juga pernah dialami oleh Khalifah Ali ra. saat beliau bersandar di tembok sudah rapuh, kemudian beliau berpindah ke tempat yang lain, beberapa orang disekelilingnya bertanya:

Wahai… Ali ra : “Apakah engkau menghindari taqdir Allah”
Ali ra. Menjawab : “aku menghindari taqdir yang satu dan menuju taqdir yang satunya lagi”

Kita semua meyakini, bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini merupakan setting Allah swt Yang Maha Kuasa, baik itu berupa anugerah maupun bencana. Baik rahmat maupun itu berupa laknat. Karena Allah-lah pemegangn kendali atas semua yang pernah dan yang terjadi di jagat raya ini. Atau menurut bahasa agama lebih populer disebut dengan taqdir. Dari dua dialog singkat di atas memberikan gambaran kita semua bahwa, ada taqdir baik dan taqdir buruk.

Dengan adanya takdir baik dan buruk tersebut, semoga menjadi jelas dalam nalar agama kita, bahwa tidak dibenarkan tawakkal tanpa ikhtiyar, menyerah tanpa berusaha, dalam hidup ini tidak ada hal-hal yang dapat menghalangi usaha manusia untuk berpindah dari taqdir yang satu menuju taqdir lainnya, dari taqdir buruk menuju taqdir yang lebih baik. Takdir adalah pendidikan kepada ajaran “sebuah pilihan nasib” bukan semata-mata ajaran “penyerahan tanpa usaha”. Di dalam Fathu-robbaniy Syeikh Abdul Qadir Jaelani mengatakan “ meninggalkan usaha dan bergantung hidup dalam kekuasaan orang lain adalah siksa nyata untuk hamba Allah”...
Allah berfirman dalam penggalan ayat 29 di dalam surat al-Kahfi;

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
Artinya:
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".[al-Kahfi:29]

Hadirin sidang jum’at anjakumullah
Belum lepas dari ruang dengar kita akan bahayanya flu burung yang disebabkan oleh Virus influensa H5N1, datang kembali yang sedang ramai dibicarakan oleh publik tentang ganasnya flu babi yang disebabkan oleh virus H1N1. yang ditemukan oleh seorang dokter Amerika Serikat J. Koen adalah penemu flu babi pertama kali pada tahun 1918. setelah seolah-olah menghilang pada tahun 1977 saat ini marak kembali dan diprediksi akan menjadi pandemi yang mengglobal termasuk. Na’udzu billah.. terbukti sampai saat ini kurang lebih 159 orang maninggal dunia. Di samping menularkan Flu, Hewan yang satu ini dinilai mengidap sekian banyak kuman dan cacing pita yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Diantaranya adalah Tenasolim atau sejenis cacing yang berkembang dalam pendernaan yang panjangnya bisa mencapai 8 meter

Apakah ini adalah bagian dari taqdir Allah yang tidak bisa dihindari??... jika kita sepakat bahwa taqdir adalah sebuah bentuk “pilihan hidup” dari yang buruk menuju taqdir yang baik, maka virus flu babi yang berkembang dan mengancam kita semua itu bisa saja kita hindari, dengan cara jangan memelihara meskipun punya alasan untuk tidak memakannya, dan jangan memakannya meskipun kita mampu untuk membelinya.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ.
Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu

Secara umum manusia diberi kemampuan yang sangat istimewa untuk memilih takdir yang dikehendaki dan takdir yang dihindari. Ini merupakan perbedaan takdir Allah yang berlaku terhadap benda-benda mati. Seperti takdir air adalah membasahi, api ditakdirkan panas. Matahari tidak ditakdirkan tidak akan beredar melalui batas orbit yang telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana bulan, bintang dan benda-benda lainnya. Semuanya adalah sunnatullah yang telah dikehendaki sejak zaman azali. Adanya penyakit flu tersebut adalah merupakan perpanjangan kisah khalifah Umar Bin Khatab dan khalifah Ali karramallahu wajhahu

Hadirin jama’ah jum’at yang berbahagia
Marilah kita pahami bersama bahwa alah melarang memakan daging babi seperti yang tercantum di dalam surat al maidah, pasti ada hikmah yang kita dapat. Begitu juga larangan-larangan yang lain pasti ada hikmah baik yang didapat dalam semua tuntunan agama ini. Begitu juga dengan perintah, setiap perintah pasti membawa manfaat baik kepada seseorang, jika saat ini kita tidak bisa mengambil hikmah baik dari perintah agama maka yakinlah bahwa karena keteratasan kemampuan akal manusia yang terbatas.

Semoga apa yang telah khotib sampaikan ini bernanfaat bagi kita semua, amin ya rabbal alamin.
Faktor Penunjang Keluarga Sakinah

Faktor Penunjang Keluarga Sakinah

Makna Sakinah Pada suatu ceramah yang cukup singkat, saat kami di daulat sebagai penceramah dalam acara pernikahan di sebuah komplek di kawasan Bintaro, saya mengambil tema yang berkaitan dengan makna sakinah, dalam ceramah singkat tersebut, saya menjelaskan kata faktor penunjang keluarga sakinah yang membutuhkan proses tersendiri. Kata sakinah berarti, mantab, ketenangan, terhormat, pembelaan dan beberapa padanan arti lain. Allah berfirman:

 . وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ 
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ruum: 21)

Yang pasti, kata “sakinah” sebagaimana tercantum dalam QS. Ar Ruum: 21 didahului dengan kata “khalaqa lakum” yang berarti “Allah menciptakan bagimu”. Khalaqa biasanya dipergunakan oleh Al Qur’an untuk menyebutkan penciptaan sesuatu yang membutuhkan prosesnya. Dalam konteks ayat ini, keluarga sakina tidak serta merta merupakan faktor yang terberikan (given) dari sang maha pencipta. Tetapi didalamnya masih membutuhkan upaya dan proses menuju ke arah “sana”. 
Paling tidak, ada tiga proses yang harus dilalui dalam rangka mencapai keluarga yang sakinah 

 Pertama, menjadikan pasangan hidup sebagai pakaian seperti yang disebutkan dalam QS. Al Baqarah:187, fungsi pakaian itu sendiri meliputi; perhiasan, menutup aurat dan melindungi. Pasangan suami isteri hendaknya mempersiapkan dirinya untuk saling dibanggakan bukan meremehkan, saling melindungi dan melengkapi kekurangan, bukan membanding-bandingkan dengan pasangan orang lain, karena setiap orang mempunyai latar belakang yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Pasangan hidup sebagai pakaian yang bisa saling melindungi, melindungi dari segala macam gangguan yang mengancam baik secara fisik maupun psikis. Kedua belah pihak berusaha sekuat tenaga untuk berperan serta secara aktif menciptakan iklim perdamaian adan kesejukan dalam kehidupan rumah tangga.. 

Kedua, kelaurga sakinah harus ditempuh dengan cara pergaulan keseharian yang baik (ma’ruf) seperti dalam al Qur'an surat An-Nisa':19, al ma’ruf itu sendiri berarti suatu kebaikan yang mafhum oleh khalayak umum. Mempergauli dengan pergaulan yang makruf berari saling memberikan perhatian, menghormati dan saling menjaga perasaan antara suami isteri. Jika ada kesalahan diantara salah satunya maka pribadi pema’af harus dikedepankan. 

Ketiga, dalam keluarga sakinah harus ada mawaddah, cinta yang menggebu-nggebu, cinta membara “nggemesi”. Kecintaan terhadap sesuatu suatu saat akan hilang karena itu harus adapula kasih sayang (rahmah). Ketika seseorang mencintai sisterinya karena kecantikannya, suatu saat kecantikan yang melekat terhadap isteri akan hilang ditelan usia senja, akan tetapi kasih sayang tak pernah hilang. Karena itu disamping membutuhkan Cinta (mawaddah), juga membutuhkan kasih sayang (rahmah) 

Tiga hal di atas aabila terjaga dengan baik maka sakinah dalam rumah tangga akan menghampiri keluarga tersebut.Selanjutnya saya merekomendasikan untuk meneruskan bacaan penting yang berkaitan dengan tema ini di yang berkaitan dengan memilih rahim sebagai ladang menabur benih keturunan kita.
Tanggung Jawab Tuhan

Tanggung Jawab Tuhan

Ceramah singkat, kali ini ingin share khotib jum’at, kultum dan bisa juga dipakai untuk ceramah, barangkali berguna bagi sang pembaca yang budiman. Mohon dengan ikhlas untuk memberikan komentarnya setelah membaca tulisan sederhan ini.

 الحمد لله الذى تفردفى ملكه وبقاه. وتقدس فى أزليته فلاعين تره. حكم بحكمه فى خلقه فلا معقب لحكمه ولا رادلما قضاه. قسم الأرزاق والأجال بين عباده. هذا منعه وهذا أعطاه وهذا أسعده وهذا أشقاه أشهد ان لا إله إلا الله وحده لاشريك له. وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا صاحب الرسالة. أللهم صل على. سيدنا محمد لا نبي بعده . . وعلى اله وصحبه ومن تبعهم إلى يوم القيامة . أما بعده. قال الله تعالى: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ : وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ فيأيها لناس إتقواالله واعلموا أن الله يحب من اتقى ويكره من طغى. 


Segala sesuatu yang kita miliki dan bahkan diri kita sendiri ini adalah milik Allah swt, seorang hamba diberi kuasa untuk hak pakai tetapi hakikatnya tidak diberi hak untuk memilikinya. Termasuk sesuatu yang sangat berharga sekalipun yaitu nyawa. Karena itu tidaklah sulit mempercayai bahwa segala sesuatunya akan direnggut secara paksa dan kembali kepada yang ber-punya. Sifat rahman da rahimnya membolehkan setiap manusia untuk mempergunakannya selama masih dalam bingkai syar’i yang telah ditentukan melalui Qur’an dan Sunnahnya. Karena itu, sewajarnya bagi seorang hamba yang beriman untuk bersyukur atas semua karunia yang diberikan oleh Allah swt, karena Dia telah memilih kita semua sebagai hamba-Nya. 

Kelalaian manusia, terkadang saking asyiknya bermain-main dengan kenikmatan yang notabene-nya adalah pemberian Allah, justru menjadikan lupa diri hakikat tujuan utama penciptaan manusia itu sendiri. Bahwa tujuan utama diciptakan manusia adalah untuk beribadah sebagai bentuk lahiriyah rasa syukur. Dengan tegas QS. Ad-Dzariyat: 56 menyatakan.

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ. 
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” 

Kalau kita renungkan secara mendalam, kehadiran kita di muka bumi ini tidak didasarkan atas transaksi dankesepakatan kepada Allah, fasilitas sebagai hak guna yang kita miliki pun bukan atas keahlian bernegosiasi dengan Allah, semua wujud yang ada adalah ‘wujud nisbi’ karena wujud yang hakiki adalah wujudnya Allah swt. Secara tanggung jawab, selama tuhan memberikan nyawa sebagai sumber kehidupan maka secara bersamaan Allah menanggung semua penghidupan yang dibutuhkannya. Tidak ada alasan bagi seorang hamba untuk tidak bersyukur kepada Allah swt. 

Dalam konteks ini, ibadah dipahami sebagai wujud rasa syukur atau ungkapan terimakasih kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan dan hidayah untuk mengelolah apa saja yang kita aku sebagai milik pribadi. Kemurahan Allah makin menjadi-jadi manakala seorang hamba mau mensyukuri nikmat yang telah diberikannya “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim:14:7) 

Pada dasarnya tidak ada ruang bagi manusia untuk menjalani hidup kecuali dengan senantiasa ibadah, sebagai ungkapan syukur kepada-Nya. Dengan ucapan, sikap dan perbuatan. Syukur dengan ucapan berarti senantiasai memuji Allah (hamdalah), dengan sikap berarti berterimakasih atas kenikmatan dan bersabar atas ujian/cobaan yang diberikan, dengan perbuatan berarti terus memperbaiki kwalitas ibadah. Tiga aktifitas ini dilakukan secara bersamaan sebagai tanda syukur kepada Allah swt. 

Manusia yang tidak bersyukur senantiasa akan dihinggapi siksa baik dunia maupun akhirat, di dunia akan merasakan kegelisahan, iri atas perolehan orang lain, hasud dan rakus yang mengakibatkan terjerumus kepada penumpukan harta secara berlebihan dan lalai dalam terhadap tujuan utama hidupnya. Sedangkan diakhirat kelak akan menerima adzab yang dahsyat dari Allah swt sebagai pertanggunjawaban atas nikmat yang telah diberikan kepada-Nya.
 
Ditengah zaman modern yang serba materialistis seperti ini, dimana hampir setiap gerak selalu berhitung degnan nominal , kalau tidak pandai membentengi diri dengan syukur dan qona’ah maka lambat laun akan mengikis habis sifat ikhlas dalam beraktifitas, bekerja selalu diukur dengan honor, menolong hanya mengharap ditolong. Hal ini yang menyebabkan hubungan sosial rapuh, pada puncaknya akan muncul sifat egois memperkaya diri dengan jalan apapun jua, tak peduli lagi sekelilingnya, tak terbedakan antara yang halal dan yag haram. 

Jadi, hilangnya rasa syukur merupakan pangkal tindakan korupsi yang selama ini merebak dihampir semua lini. Baik di instansi pemerintahan maupun swasta, tidak hanya pegawai rendahan yang ingin membeli rasa aman yang palsu, tetapi mereka yang kekayaannya milyaran rupiah bahkan trilyunan rupiah. Sejatinya, menumpuk harta atas dasar ketakutan habisnya rizki Allah merupakan penginkaran kemahakuasaan Allah, padahal Allah adalah tuhan yang sangat bertanggung jawab, menciptakan kehidupan sekaligus lengkap dengan penghidupannya, selama Allah masih memberi nyawa maka pasti disaat yang bersamaan Allah menetukan rizki orang tersebut. 

Bersyukur atas apa yang ada dalam genggaman adalah cara mudah jalan menempuh kebahagiaan dunia-akhirat, kita yakin sepenuhnya bahwa yang ada dalam genggaman ini adalah segala sesuatu yang terbaik buat penggenggamnya. Kebahagiaan tidak identik dengan kaya, begitu juga sebaliknya ketidak-baikan tidak selalu identik dengan kemiskinan, bagi orang beriman kekayaan adalah hal yang menuntut lahirnya syukur, dan kemiskinan menuntut sifat sabar.
Kisah Al-Imam Al-Bukhori

Kisah Al-Imam Al-Bukhori

Kisah Al-Imam Al-Bukhori
Turkistan-Rusia (atau Transoksus) merupakan daerah yang sangat luas di wilayah Asia Tengah. Wilayahnya meliputi daerah antara Sungai Jaihun (kini: Sungai Amu Darya) dan Sungai Saihun (kini: Sungai Syra Darya) serta daerah-daerah yang berada di sekitarnya. Kedua sungai itulah yang menyuplai persediaan air di Danau Aral (bagian negara Uzbekistan dan Kazakhstan). Dalam sejarah, Turkistan-Rusia telah dikenal oleh bangsa Arab dahulu dengan sebutan daerah belakang (sebelah timur) Sungai Jaihun. Disebut dengan Turkistan-Rusia untuk membedakan dengan Turkistan-Cina yang kini bernama Sinkiang. Turkistan-Rusia kini terbagi menjadi 5 negara yaitu: Kazakhstan, Kisgirtan, Uzbekistan, Tajikistan dan Turkmenistan. Dan Bukhara merupakan salah satu kota terpenting di negara Uzbekistan.
Bukhara adalah sebuah kota tua yang dikenal sebagai tempat wisata yang paling indah, memiliki kebun yang banyak dan luas serta buah-buahan yang menarik dan ranum rasanya. Kota ini berada di sebelah timur sungai Jaihun dengan jarak tempuh dua hari perjalanan. Dan berada di sebelah barat Samarkand (Uzbekistan) dengan jarak tempuh delapan hari perjalanan.

Kota ini telah melahirkan sosok ahli hadits yang cukup disegani semisal Al-Imam Al-Bukhari dan semisalnya.

Beliau mulai menghafal hadits sekitar umur 10 tahun di madrasah anak-anak (Kuttab). Setelah itu, beliau belajar kepada seorang ahli hadits terkenal bernama Ad-Dakhili. Suatu hari Ad-Dakhili membacakan hadits kepada manusia: “… Sufyan (telah meriwayatkan) dari Abu Zubair, kemudian Abu Zubair (telah meriwayatkan) dari Ibrahim.” Maka Ad-Dakhili: “Sesungguhnya Abu Zubair tidak pernah meriwayatkan dari Ibrahim.” Maka Ad-Dakhili marah kepada beliau.

Beliau berkata kepada Ad-Dakhili: “Coba lihatlah kitab catatanmu!” Maka masuklah Ad-Dakhili ke rumahnya kemudian melihat kepada kitab catatannya, ternyata benarlah apa yang dikatakan beliau. Selanjutnya Ad-Dakhili ke rumahnya bertanya kepada beliau: “Bagaimana sanad yang benar wahai anak muda?” Maka beliau menjawab: “Dia adalah Az-Zubair bin ‘Adi meriwayatkan dari Ibrahim (jadi bukan Abu Zubair).” Ad-Dakhili meminjam pena kepada beliau dan membenarkan catatannya, kemudian mengatakan kepada beliau: “Kamu benar.”
Peristiwa itu terjadi pada saat beliau berusia 11 tahun.

Ketika usia 16 tahun, beliau telah menghafal kitab-kitab karya Abdullah ibnul-Mubarak, Waki’, serta berbagai pendapat ulama kota Roy.

Bahkan pada usia 18 tahun beliau menulis kitab yang berjudul “Qadhaya Ash Shahabah wat Tabi’in wa Aqawilihim”.

Jumlah total guru-guru beliau mencapai 1080 orang.

Kisah Keajaiban Hafalan Beliau

Beliau dikenal memiliki kecerdasan dan kekuatan hafalan yang luar biasa.

Beliau mengatakan: “Aku hafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits dhaif.”

Suatu ketika beliau pernah mengambil kitab tentang ilmu kemudian kitab tersebut beliau amati mulai dari awal sampai akhir dengan sekali pengamatan, maka beliau telah menghafal semua hadits yang ada di dalamnya.

Hasyid bin Ismail dan selainnya menceritakan: “Dahulu Abu Abdillah Al-Bukhari belajar bersama kami kepada para ulama Bashrah, ketika itu beliau masih muda. Beliau tidak menulis hadits yang disampaikan oleh sang guru. Hal itu berlangsung selama beberapa hari. Maka kami berkata kepadanya:

“Sesungguhnya engkau belajar bersama kami tapi engkau tidak menulis. Lalu apa yang kamu lakukan? Maka setelah berlalu 16 hari beliau berkata kepada kami: ‘Sesungguhnya kalian berdua terus menerus mengeluhkanku. Coba tunjukkan kepadaku hadits yang telah kalian tulis!’ Maka kami tunjukkan kepada beliau hadits yang telah kami tulis. Kemudian beliau menambahkan 15.000 hadits (ke dalam catatan kami) yang dia bacakan dari hafalannya sampai kami membenarkan catatan kami dari hafalan beliau.

Dikisahkan pula suatu ketika Al-Imam Al-Bukhari singgah di kota Baghdad. Begitu mendengar kedatangan beliau, para ahli hadits kota Baghdad berkumpul dan bermusyawarah untuk menyambut kedatangan beliau. Akhirnya diambillah kesepakatan untuk menguji kekuatan hafalan beliau. Kemudian para ahli hadits mengumpulkan seratus hadits. Seratus hadits tersebut diacak, baik matan maupun sanadnya. Setelah itu, dibagikan kepada sepuluh ahli hadits, sehingga masing-masing membawa sepuluh hadits.

Singkat cerita tibalah saat dinantikan. Manusia pun berkumpul untuk menyaksikan acara tersebut. Mulailah salah seorang penguji menyampaikan hadits satu persatu kepada Al-Bukhari. Tatkala sang penguji menyampaikan hadits pertama, Al-Bukhari menyatakan, “Tidak tahu.” Sampai penguji pertama selesai menyampaikan sepuluh hadits, Al-Bukhari tetap menjawab: “Tidak tahu.” Para ahli hadits yang hadir dalam acara tersebut terlihat saling memandang satu sama lain seraya berkata: “Laki-laki ini benar-benar mengetahui.” Sedangkan orang-orang yang awam justru menyangka sebaliknya yaitu Al-Bukhari tidak tahu apa-apa.

Kemudian tiba giliran penguji kedua. Mulailah ia menyampaikan sepuluh hadits satu per satu. Dan Al-Bukhari tetap menjawab, “Tidak tahu.” Demikian seterusnya penguji ketiga, keempat sampai penguji kesepuluh telah menyampaikan seluruh haditsnya, Al-Bukhari tetap menjawab: “Tidak tahu.” Kemudian Al-Bukhari mengatakan kepada penguji pertama: “Hadits pertama yang engkau bacakan demikian dan demikian, maka yang benar adalah demikian dan demikian.” Demikianlah Al-Bukhari menyebutkan kembali hadits tersebut persis sama seperti yang dibacakan oleh sang penguji, kemudian beliau membetulkan letak kesalahannya. Beliau melakukan hal ini mulai dari hadits pertama sampai hadits keseratus. Manusia pun mengakui akan kehebatan hafalan beliau.

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Semua orang menunduk di hadapan Al-Bukhari, yang menakjubkan dari beliau bukan pada sisi kemampuan membenarkan hadits yang salah karena beliau memang seorang penghafal hadits. Namun yang menakjubkan adalah kemampuan beliau menyebutkan kembali hadits-hadits yang telah diacak tadi secara tertib dan urut hanya dengan sekali dengar.” Subhanallah..

[sumber]
Amerika Membuktikan "Kerasulan" Muhammad saw

Amerika Membuktikan "Kerasulan" Muhammad saw

Artikel ini saya muat dengan tujuan memberi pengertian kepada para pembualan yang mengatakan Rasulullah Muhammad adalah nabi palsu dan dapat menjadikan pelajaran kepada kita semua. Terlampir adalah foto bulan dari koleksi NASA. Semoga hal itu akan semakin menyempurnakan keyakinan kita terhadap kekuasan Allah (swt) dan kerasulan nabi Muhammad (saw).

Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail.


Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.” Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”

Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)

Subhanallah. Subhan ibn Abdullah Laem Chabang, 09/02/2005 . Telah Dekat Kiamat, Bulan Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1)

Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur’an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya. Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:

Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir ber-macam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, ” Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadits2 Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Dan memang Allah ta’alaa benar2 maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan meng-olok2)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”

Mereka menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2 telah menyihir kami!”

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan.
Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab:”Dipersilahkan dengan senang hati.”

Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…”

Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2. Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan.

Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.”

Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?

” Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”

Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?” Mereka menjawab, ” Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (katrena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!”

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, ‘Mukjizat (kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin salah… Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar.

Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.”

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq (Sabtu, 22 Sya’ban1424H/18-10-2003M)

[sumber]

Bruno Metsu Menjadi Mualaf Saat Melatih Tim Senegal

Bruno Metsu Menjadi Mualaf Saat Melatih Tim Senegal
Bruno Lucas Felix Metsu, demikian nama lengkap pemberian orang tuanya. Namun publik sepak bola dunia lebih mengenalnya dengan Bruno Metsu. Namanya makin mencuat setelah ia berhasil membawa tim asuhannya, Senegal, masuk perempatfinal Piala Dunia 2002 silam.

Keberhasilan membawa tim nasional sepak bola Senegal hingga ke perempatfinal Piala Dunia 2002 bisa dibilang sebagai prestasi terbesar Metsu sepanjang karirnya di dunia sepak bola.


LEBIH DARI 30 TAHUN BERKARIR, METSU BUKANLAH PEMAIN DAN PELATIH TERKENAL. IA PERNAH BERMAIN DI KLUB PAPAN BAWAH PRANCIS DAN BELGIA SEPERTI DUNKERQE, NICE, LILLE DAN ANDERLECHT. SEJAK 1988, IA MENANGANI KLUB KELAS DUA PRANCIS, BEAUVAIS, KEMUDIAN LILLE, VALENCIENNES, SEDAN, DAN VALENCE. SEBELUM MENANGANI SENEGAL, IA SEMPAT MENANGANI NEGARA KECIL AFRIKA, GUINEA, SELAMA ENAM BULAN.

Meski sukses melatih timnas Senegal, bukan berarti Metsu tidak menemui hambatan. Pertama kali tiba d Senegal, menurutnya, sama seperti pertama kali menangani klub Sedan. Semua orang menganggapnya sebagai makhluk asing dari luar angkasa. ''Mestinya, sebelum menilai seseorang, beri dia waktu untuk bekerja. Tapi biarlah, toh semua pun kemudian tahu apa yang telah saya perbuat,'' katanya.

Namun, nyatanya dalam waktu singkat Metsu berhasil menggaet simpati para pemain dan official tim Senegal. Bukan dengan pendekatan hirarkis dan militeristik, melainkan dengan pola keterbukaan dan saling menyayangi. Kepada para pemain, berkali-kali ia menegaskan, ''Aku bukan polisi, tapi pelatih. Dan kalian bebas mengekspresikan apa saja.''
Dengan pendekatan itu, Metsu berkeliling ke sejumlah klub papan bawah Prancis, dan berhasil membawa pulang para pemain yang sebelumnya enggan bergabung di tim nasional. Dalam menumbuhkan motivasi, disiplin dan tanggungjawab, dia tidak pernah melepaskan suasana rileks, senda gurau, dan kekeluargaan. Apapun persoalan yang dihadapi, selalu dipecahkan bersama.

Filosofi kepelatihan yang ada dalam diri Metsu sebenarnya kian tumbuh seiring dengan keterpesonaannya terhadap benua Afrika. Pria yang lahir di Coudekerque-Village, Prancis, pada 28 Januari 1954 ini sangat mengagumi budaya Afrika. ''Ada suatu misteri, nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, persahabatan, sesuatu yang sudha hilang di Eropa,'' katanya.
Di Afrika, menurutnya, pintu selalu terbuka. Di Eropa, pemain hanya akan mendatangi pelatih saat punya masalah. Sementara di Afrika, mereka akan mendatanginya kapan pun, untuk menyaksikan bagaimana sang pelatih bekerja. Pesona Afrika itu sangat menyetuh Metsu. ''Aku ini kulit putih berhati negro,'' tukasnya bangga.

Boleh jadi, sentuhan nilai-nilai Afrika ini pula yang membuatnya memeluk Islam pada 24 Maret 2002 silam. Asal tahu saja, lebih dari 90 persen penduduk Senegal adalah pemeluk Islam. Setelah masuk Islam, ia kemudian mengganti namanya dengan Abdul Karim.
Abdul Karim sendiri memang tak pernah mengungkapkan alasannya memeluk Islam. Baginya, agama adalah masalah privasi. Dia tak ingin mengumbar privasinya di depan publik.
Kini, ia hidup tenteram bersama istrinya, seorang perempuan Senegal bernama Rokhaya Daba Ndiaye. Mereka menikah dengan uang tunai 6 ribu euro sebagai mas kawin.

Rokhaya, bersama isteri para pemain Senegal, selalu setia memberi semangat pada tim nasional setiap kali mereka bertanding. Seperti pada ajang Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Tidak seperti pelatih tim negara lain yang melarang para pemainnya untuk mengajak serta para istri mereka, Abdul Karim justru menempatkan para istri dari skuad tim nasional Senegal dalam satu hotel yang sama dimana mereka menginap selama perhelatan Piala Dunia 2002.

Usai mengukir prestasi di Piala Dunia 2002, sejumlah klub dan negara berebut meminangnya. Kini ia dipercaya oleh Federasi Sepak Bola Qatar (QFF) untuk melatih tim nasional Qatar hingga 2014 mendatang. Dengan capaian prestasi yang pernah ia torehkan saat mengarsiteki tim nasional Senegal, tak mengherankan jika publik Qatar menaruh harapan besar pada diri Abdul Karim untuk mewujudkan impian lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil.

[sumber]