Renungan tahun baru bagian I

blog ceramah singkat ingin mengucapkan selamat tahun baru sebagai penyambutan memasuki tahun baru mari sama-sama meng-agendakan renungan tahun baru untuk menghisab pribadi masing-masing serta membuat rencana menapaki garis kehidupan ditahun yang akan datang

Teks Ceramah sigkat

الحمد لله الذى يَمُر السنين بحكمته . فَطَّرَ السمواتِ و الارضَ بِقُدرته . دبَّر الامورَ فى الدارين بسنته . وماخُلِق الجنُّ والانسُ إلا لعبادته
Bulan Desember tingal secuil lagi, sebentar lagi nafas kita akan berhembus di tahun baru, terlepas tahun baru masehi itu produk muslim atau non-muslim tapi sulit untuk dibantah bahwa kita memang femiliar denan tahu masehi, terlepas ‘tahun’ itu berwujud atau tidak, yang pasti masa/tahun mempunyai dimensi kemarin, sekarang & akan datang. Semua orang mengalaminya serta menyadari adanya.

Masa kemarin telah kita jalani & tak mungkin kembali lagi, masa yang akan datang sepenuhnya milik Allah swt tak mungkin bisa negosisasi, masihkah kita bisa menikmati atau tidak. Nyaris seutuhnya masa/tahun milik kita adalah tahun dimana kita berada sekarang, Oleh karena itu wajar jika ada semacam tuntutan untuk berbuat baik dan memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin. Apabila terlewatkan tidak akan bisa ditarik kembali Imam Ali kw. berkata:” Rizki yang luput pada hari kemarin masih bisa tergantikan dihari yang akan datang, tetapi waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi”.

Imam Ali kw memberi pelajaran berharga, supaya selalu berbuat maksimal pada masa sekarang sebelum datang penyesalan di masa-masa mendatang, peningkatan secara terus menerus itulah yang dimaksud oleh hadits nabi, manusia yang terbaik adalah dia yang panjang usianya disertai dengnan baik prilakunya

حدثناأبو حفص عمر يا رسول الله إي الناس خيرقال : مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وحسن عمله فأي الناس شر قال من طال عمره وسأي عمله (حسن صحيح) الترمذي:)2256
Abu Hafs Umar menceritakan, ya Rasulullah, siapa orang yang paling baik? Rasulullah mejawab: “orang yang panjang umurnya dan baik amalnya, siapa yang paling buruk? Rasul menjawab: “orang yang panjang usianya buruk tingkah lakunya.”

Tahun tidaklah bersediri sendiri, tetapi ia ada dengan struktur pembentuknya yaitu bulan, hari, jam sampai komponen pembentuk paling singkat yaitu detik. Setiap detik usia bertambah, detik bagaikan sebuah titik, bila diteruskan akan membentuk sebuah garis, ke mana gerangan garis ini diarahkan, disitulah tempat berlabuh & dan mempertanggung-jawabkannya. Alangkah cepatnya bertemu tempat berlabuh (kematian) pantas bila Ali. Kw. “bila keadaan makin mundur sedang maut datag menghadangmu, maka alangkah cepatnya pertemuan denganya’. Dalam hal ini Rasulullah memberi gambaran hidup seperti orang yang sedang menyeberang sebuah jalan, bisa jadi berteduh dipohon yang rindang, rumah mewah atau gubuk derita tapi bersifat sementara. Sebab hidup kekal adanya di akhirat kelak

Lelahnya menempuh hidup akn berakhir melemahanya fisik yang berakhir ke titik kematian, garis arah menuju pertemuan kepada Allah segera terwujud, amal perbuatan di dunia menuai panennya, yang baik berbalis baik begitupun sebaliknya, keburukan berbalas dengan kebutukan. Sebagai hamba, dilarang pesimis apalagi meyakini sia-sia dalam beramal, pada akhirnya sang empunya beramal akan berdapan dengan dzat yang maha membalas.

يَاأَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. (al-Insyiqaq: 6)

Kemudian sampai kapan!, hal itu tidak relevan dipertanyakan, semua erat dalam genggaman Allah tak seorangpun mengetahui, yang terbaik untuk dipikirkan ialah persiapan yang sudah kita lakukan untuk menghadapi berakhirnya garis kehidupan ini. Allah berfirman

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al Hasyr [59]:18)
Ayat ini memberi pelajaran kepada kita untuk membuat visi yang jauh ke depan, tidak hanya visi berorientasi duniawi tapi juga ukhrawi di “sana” sampai jumpa di ceramah singkat renungan tahun baru bagian 2

Selamat tahun baru…

Artikel Terkait

Previous
Next Post »