Renungan Akhir Tahun; Filosofi Barunya Waktu


Hakikat setiap hari adalah baru terbukti tidak ada hari yang sama, yang sama hanya namanya saja. Hari Selasa sekarang berbeda dengan selasa yang akan datang atau selasa yang telah lalu. Karena tanggal/bulannya beda, seandainya kebetulan sama yang pasti tahunnya beda. Dengan begitu mengantarkan kepada kesimpulan bahwa tahun baru tidak

Dalam perjalanan hari selalu ditandai dengan peredaran matahari, sampai sore hari menjadi malam, dari gelap menjadi terang benderang di siang hari, dari siang menuju senja dan berakhir menjadi gelap gulita, manusia juga berputar dari lemah menjadi sangat kuat sampai di usianya yang renta akan kembali menjadi lemah seperti sedia kala sampai berakhir pada kematian.

Putaran tahun juga demikian, seperti putaran matahari. Dari tahun ke tahun sampai pada akhirnya akan berakhir pada limit yang telah ditentukan oleh Allah swt. Jika kita tidak sampai di limit tahun terakhir mungkin kita akan meninggalkan putaran tahun tersebut, terlepas dari itu semua bahwa kita harus tahu bahwa hakikatnya setiap waktu adalah baru

Setiap hari adalah baru, Rabu sekarang berbeda dengan Rabu yang akan datang atau Rabu kemarin. Saat ini tanggal 1 Januari 2014, Rabu yang akan datang tanggalnya sudah berbeda, bila ada kesamaan Rabu di bulan Januari yang akan datang pasti akan berbeda tahunnya, itulah yang dimaksud dengan hakikat setiap waktu adalah baru.

Peringatan tahun baru menjadi terlihat istimewa, mungkin disebabkan karena putarannya lebih lama, karena itu pada tahun baru ini yang terpenting bukan soal perubahan tahunnya tapi prestasi amal baik apa yang sudah diukir, kemaksiatan apa saja yang sudah dihentikan. Perayaan pergantian dengan cara muhasab inilah yang harus didahulukan. Perhatikanlah firman Allah swt

"Di tempat itu, tiap-tiap diri merasakan pembalasan atas segala yang telah dikerjakan dahulu, dan mereka di kembalikan kepada Allah Penguasa mereka yang sebenarnya, dan (pada saat itu) lenyaplah dari mereka segala yang mereka ada-adakan"(QS. 10:30)


Ruang dan Waktu

Ruang dan Waktu

Al Qur'an mempunyai konsentrasi tinggi terhadap persoalan waktu, mengingat manusia tidak bisa mengelak dari waktu, kemanapun pergi waktu selalu menyertai, kelak waktu juga ikut bersaksi atas perbuatan manusia, salah satu bukti bahwa Al Qur'an 'perhatian' kepada waktu dibuktikan dengan adanya beberapa Surat di dalam Al Quran yang di awali dengan sumpah demi waktu, seperti demi waktu ashar, demi malam, demi waktu subuh, demi waktu dhuha dan sejenisnya.

Hal itu mestinya menjadi bahan renungan sebagai hamba Allah yang dikarunia kesempurnaan akal seperti manusia, bahwa hidup ini berpacu dengan waktu, Sahabat Ali ra bahkan mengatakan:"waktu adalah pedang", pedang sebagai alat untuk membunuh termasuk membunuh sang empunya sendiri jika tidak pandai memanfaatkannya. Sebaliknya bila mampu me-manage dengan baik maka dengan alat pedang membuka peluang menjadi jalan menuju kebajikan (bc: syahid). Yang terpenting dalam memanfaatkan waktu adalah untuk meraih prestasi amal baik dan menciptakan prasasti dari perbuatan yang bisa dikenang oleh orang lain sepanjang masa.

Disamping waktu, manusia juga tidak bisa melepaskan dirinya dari ruang, tak perduli sispappun, entah rakyat jelata atau pejabat kaya, presiden atau pengamen, anggota DPR atau tukang ember, pemikir atau tukang parkir, baik kalangan mentri atau tukang patri semua tak bisa melepaskan didinya dari ruang dan waktu.

Ruang keabadian adalah Akhirat semua akan berlabuh di 'sana' kekal selama-lamanya, oleh karena semua tujuan adalah ke arah sana, maka sebagai seorang muslim harus menata orientasi hidup tidak sekedar bermewah-mewahan di dunia, tetapi yang terpenting adalah membuat orientasi jangka panjang yang bersifat abadi dimana ruang dan waktu nya bersifat kekal yakni akhirat,

Saat ini pula tanpa harus menunggu besok atau lusa untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan dosa, sebagaimana firman Allah: "Dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (QS Al Muddatstsir: 5). Senada dengan tulisan ini silahkan di baca Renungan tahun baru hijriyah


Belajar Ngaca

Mungkin kesan pertama yang ditangkap pembaca agak janggal judul di atas, bukankah anak kecil saja tidak perlu belajar ngaca, karena ngaca adalah perbuatan sehari-hari yang mudah, tetapi posting blog ini berisi ajakan belajar ngaca. hehehe.. yang dimaksud Belajar Ngaca dalam posting kali ini bukan ngaca di depan cermin biasa seperti yang banyak dilakukan oleh orang-orang terutama kaum hawa’, tetapi yang dimaksud dari posting ini adalah ajakan untuk belajar dari ngaca, melihat perlakuan orang lain terhadap kita sebagai hasil pantulan dari perbuatan kita terhadap orang lain, berdasarkan hadits Nabi Saw: al mu'minu mraatul mu'min (orang mukmin cermin bagi orang mu'min -lainnya). Dari segi bahasa mira'at adalah derivasi dari kata ra'a yang artinya melihat, adapun mira'at merupakan isim alat, alat untuk melihat diartikan "cermin".

Biasanya kata ra'a diartikan melihat sesuatu yang bersifat abstrak, mimpi diistilahkan dalam bahasa Arab ra'a fil manam. Saya pernah mendengar ada khatib menjelaskan haditts di atas tetapi penjelasannya hampir 90% ra’a dimaknai melihat secara fisik, misalnya cara berpakaian, cara senyum, cara bertutur kata dan seterusnya, kerancuan akan timbul bila dikaitkan dengan trend butuhnya popularitas di tahun 2014 nanti. Memberi pencitraan kebaiakn dalam pikirannya agar menarik simpatik para penggemarnya wallahu a'lam

-o0o-
Kalau kita mengucapkan salam kepada banyak orang lain, maka yang kita dapat adalah ucapan salam, kalau seseorang berbuat baik kepada orang lain maka orang lain pun akan banyak yang berbuat baik sebagai balasannya. Semakin banyak perbuatan baik yang diberikan kepada orang lain maka semakin banyak pula kebaikan yang dapat kita petik. Sebaliknya, semakin banyak perbuatan buruk yang dilakukan maka semakin banyak pula balasan keburukan yang dipanen. Jadi hidup ini layaknya orang yang sedang mengaca di depan cermin.

Kalau ternyata dalam cermin tersebut ada bayangan jelek, hitam, kotor, senyum kepuraan, kebaikan yang brbalut pencitraan, fenomena itu bukan berarti di dalam cermin ada makhluk lain. Tetapi seperti itulah timbal balik sejati yang didapat. Jadi perbuatan baik kepada orang lain adalah berbuat baik kepada diri sendiri, begitu juga sebaliknya dhalim kepada orang lain sama halnya dhalim kepada diri sendiri
Allah berfirman di dalam surat al Isra':7
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
"apabila engkau berbuat baik maka berbuat baik untuk dirimu, dan jika engkau berbuat kejelekan maka perbuatan jelek untuk dirimu"

Imam al Qurtubi menafsirkan “li” pada kata li anfusikum dalam ayat di atas bermakna ila, sehingga diartikan dan apabila engkau berbuat baik maka berbuat baik kepada dirimu, dan jika engkau berbuat kejelekan perbuatan jelek kepada dirimu. Pencitraan baik kepada orang lain yang aslinya tidak baik, hanya memberi kepalsuan saja kepada orang lain
أوقال الطبري : اللام بمعنى إلى ، يعني وإن أسأتم فإليها ، أي فإليها ترجع الإساءة ; لقوله - تعالى - : بأن ربك أوحى لها أي إليها .
Mungkin masih terbantahkan, faktanya dalam kasus tertentu ada orang berbuat baik tetapi mendapat balasan buruk, ingat..!! bahwa muara hidup ini bukan sebatas di dunia, tetapi muara paling akhir dari semua rangkaian kehidupan ini di hari akhirat kelak, jika tak terbalas di dunia PASTI kebaikan akan berbalas kebaikan di akhirat. 

Oleh karena itu jangan pernah ragu untuk berbuat baik kepada orang lain, tak perlu harus membungkus dengan citra palsu dalam keseharian, suatu saat masyarakat yang cerdas akan mampu mebedakan antara yang orisinil dengan yang imitasi, antara yang sakral dan yang profan. Semoga manfaat dan kita semua bisa menajalankan hidup di panggung dunia ini dengan hidup sebaik-baiknya.. silahkan rujuk juga posting yang masih berkaitan dengan tema ini yaitu Hidup adalah Penyesalan

Sabar dan Syukur

Sabar disaat susahJika pada posting sebelum-sebelumnya telah dijelaskan bahwa takdir adalah pilihan hidup, maka setelah pilihan tersebut masuk ke dalam suka adatau duka maka sabar dan syukur adalah sifat untuk menerima ketentuan yang diberlakukan oleh Allah kepada diri kita. Dalam perjalanan kehidupan manusia antara bahagian dan susah, suka dan duka keduanya datang silih berganti saling mendahului,

Terkadang ada suasana senang tapi di lain waktu dirundung susah semuanya silih berganti. Karena itu Allah memberikan dua sifat mulya sebagai solusinya untuk mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan sabar dan syukur . Ketika dalam keadaan suka diperintahkan untuk bersyukur apabila sedang dirundung susah diperintahkan untuk bersabar.

Kadua sifat; syukur dan sabar itu seolah berpasang-pasangan yang saling mengisi satu dengan yang lainnya. melalui dua sifat tersebut Allah hendak menjadikan para hambanya sebagai orang yang berpeluang sama untuk mendapat ridhonya. bagi hambanya yang diberi karunia nikmat maka syukur adalah media untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebaliknya bagi hamba Allah yang dirundung kesusahan maka sabar adalah salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Sabar dan syukur juga diisyaratkan oleh Allah seperti orang berjalan, antara kiri dan kanan bergantian, tidak pernah kita jumpai orang yang berjalan selalu kaki kanan didepan atau sebaliknya kaki kiri selalu di depan. begitu juga lamabaian tangan, antara kanan dan kiri selalu bergantian, apabila kaki melangkah maka tangan kanan yang melambai ke depan dan begitulah seterusnya.

Semua itu adalah ayat Allah yang tidak berupa teks yang menantang untuk kita baca, agar kita semakin dalam rasa iman dan taqwa terutama terhadap takdir yang diberlakukan Allah kepada kita semua.

Orang yang bersyukur akan ditambahkan nikmat oleh Allah yang melimpah, al-Ghazali membuat analogi, semua nikmat bagaikan bianatang peliharaan, sedangkan syukur adalah jodohnya, apabila binatang tersebut satu jodoh maka tidak menutup kemungkinan akan kawin dan membuat anak-pianak dari nikmat-nikmat tersebut yang akan ditambahkan,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan ingatlah ketika Rabb-mu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan tambah bagi kalian. Dan jika kalian kufur, sesungguhnya adzab-Ku itu amatlah berat.” (Qs. Ibrahim: 7)


Pahala sabar tidak terhitung, agaknya tak heran jika pahala puasa hanya Allah yang mengetahui besar kecil, berkualitas atau tidaknya puasa seseorang, karena di dalam puasa yang berlaku adalah kesabaran, kesabaran menahan dahaga sampai pada waktu berbuka.
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, pahala mereka tidak terhitung

Menakar ukuran taqdir

Menyoal qadha dan qadar akan menjadi hal yang sangat pernting karena qadha dan qadar adalah salah satu rukun iman, yaitu beriman kepada qadha dan qadar, kedua kata ini lebih dikenal dengan nama takdir. pengertian taqdir, itu sendiri jika taqdir dikaitkan dengan manusia maka artinya kemampuna, sedangkan jika dikaitkan kepada Allah berarti menafikan ketidakmampuan Allah, atau dengan kata lain melemahkan yang lainnya, Allah Qadiir berarti Allah maha kuasa, menafikan keyakinan bahwa Allah mempunyai kelemahan. sebelum melajutkan bacaan simak terlebih dahulu kultum tentang takdir 

Imam Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullah menjelaskan kewajiban mengimani takdir Allah Ta’ala dalam ucapan beliau: “Ini termasuk ikatan iman (yang utama), landasan utama ma’rifatullah (pengenalan terhadap Allah Ta’ala), serta pengakuan (keyakinan) terhadap tauhid dan rububiyah-Nya

Qadha dan Qadar
Qadar secara bahasa adalah ukuran tertentu yang telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali, dari pengertian ini berarti qadar mendahului qadha'. karena telah ditentukan itulah maka tidak bisa melampaui dari ukuran yang telah ditentukan sebelumnya

"Dan telah Kami takdirkan/tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua" (QS Ya Sin [36]: 39)

rembulan tidak akan bisa bergerak melampaui manzilah yang telah ditentukan sebelumnya, ia akan patuh sesuai dengan ukurannya yang berlaku. Begitu juga dalam kehidupan, takdir adalah pilihan hidup memilih dengan mengetahui kadar ukuran yang paling tepat untuk menunjang kehidupan ini

Namun ada yang tidak membedakan sama sekali, yang membedakan qadha lebih didasarkan atas ayat qur'an diberbagai tempat mendahulukn qadha daripada qadar. Bagi ulama' yang membedakan kedua kata tersebut. Qadha adalah ketentuan azali sedangkan waktu terjadinya disebut dengan kadar/taqdir. Semua tertulis rapi di lauh mahfudz.

Demikian tulisan singkat tentang menakar ukuran taqdir Silahkan rujuk juga 
Ayat Banjir

Ayat Banjir

Dibawah ini adalah salah satu rangkaian detail ayat banjir di QS. Hud dari ayat:32-49, posting ayat banjir ini semata-mata melengkapi posting sebelumnya yang diberi judul Banjir; Fenomena alam atau kutukan prespektif teologis

قَالُوا يَانُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Mereka berkata: "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (QS. Hud: 32)

قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
Nuh menjawab: "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. (QS. Hud: 33)

وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". (QS. Hud: 34)


أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَعَلَيَّ إِجْرَامِي وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تُجْرِمُونَ
Malahan kaum Nuh itu berkata: "Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja". Katakanlah: "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat". (QS. Hud: 35)

وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلَّا مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36)

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud: 37)

وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (QS. Hud: 38)

فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal." (QS. Hud: 39)

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ ءَامَنَ وَمَا ءَامَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (QS. Hud: 40)

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Hud: 41)

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَابُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." (QS. Hud: 42)

قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (QS. Hud: 43)

وَقِيلَ يَاأَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS. Hud: 44)

وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." (QS. Hud: 45)

قَالَ يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS. Hud: 46)

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Hud: 47)

قِيلَ يَانُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mu'min) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami." (QS. Hud: 48)

تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَذَا فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Hud: 49)

Semoga ayat banjir di atas menjadi sumber pelajaran berharga bagi kita dalam memahami banjir yang segera tiba di musim penghujan akhir tahun. dan masih ada ayat lain yang tersebar di beberapa surat di dalam al Qur'an

BLOGGER INDONESIA

Banjir; Fenomena alam atau kutukan prespektif teologis

Dalam pandangan ilmiah, banjir dianggap sebagai fenomena ilmiah (sunnatullah). Biasanya terjadi secara periodik dari tahun ke tahun di musim penghujan, sayang sekali kejadian serupa terulang terus menerus terjadi secara periodik tanpa menyisakan pelajaran berharga untuk belajar memelihara alam agar semakin ramah terhadap penghuninya

Secara alamiah banjir disebabkan oleh akibat kerusakan yang dibuat oleh tangan manusia yang tidak mampu merawatnya dengan baik, sehingga kurangnya resapan pada setiap bangunan, penyumbatan selokan akibat buang sampah ngawur, sistem pengaliran air ke laut yang kuran terawat diperparah oleh penggundulan hutan dan penghilangan lahan untnuk dijadikan pemukiman dan lahan industri, ambil saja contohnya Jakarta, hampir 90.33 persen wilayahnya berupa bangunan.

Akibatnya tahun 1992 banjir di Jakarta mencapai 61 titik, meningkat di tahun 2002 menjadi 159 titik. Dalam sekala Nasional Selama tahun 2012 ditemukan 4.291 kasus banjir yang merugikan 186.125 warga. Bahkan menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 97 dari 180 kabupaten/kota yang ada di Pulau Jawa berpotensi banjir. Sungguh sebuh bilangan bencana yang mengerikan di negeri yang loh jinawi seperti ini. Pemerintah harus selalu mencarikan jalan keluar dan tidak menganggap ini adalah kejadian wajar tetapi pasti ada tata kelolah yang salah.

Sebagian orang memaknai banjir adalah sebagai bagian dari kutukan dan kemurkaan Tuhan kepada manusia yang terus bergelimang maksiat. Bahkan dalam pentas sejarah agama, Nabi-nabi terdahulu juga mengalami fenomena banjir bandang seperti yang terjadi pada ummatnya Nabi Nuh, Hud dan banjir yang melanda kaum Saba’. Karena ummat nabi-nabi tersebut tidak mau taat terhadap perintah Allah. Pemaknaan teologi semacam ini bukan tidak berdasar, karena di dalam al Qur’an dinyatakan secara gamblang, misalnya Fenomena banjir bandang Nabi Nuh as banjir dijelaskan secara detail dari prolog sampi epilognya tertuang dalam (QS. 11: 32-49)

Dalam beberapa ayat diantaranya peneggelaman orang orang yang tidak bersama Nabi Nuh disebabkan karena mendustakan ayat-ayat Allah, sebagaimana termaktub di dalam firmannya

فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (QS. al A’raf: 64)

Dari kata “ayat-ayat kami..” dapat dipahami bukan hanya hanya ayat lafdziyah (teks) tetapi juga pengingkaran atas ayat ayat kauniyah, dalam teologi banjir ini adalah ayat ayat lingkungan. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa pemahaman banjir disebabkan oleh pengingkaran atau maksiat yang dimaksud bisa jadi karena perusakan alam yang semakin nyata dan riil, bukan murni karena kutukan.

Dalam sebuah desertasinya Dr. Mujiyono Abdillah, MA., ia tidak sepakat apabila fenomena alam berupa banjir ditafsiri sebagai murni karena kutukan dari Tuhan, tetapi justru sebalikanya hal-hal semacam ini lebih pada pola tafsir secara ekologis yang dapat di cari pola penyelesaiannya secara manusiawi dan alamiah bukan semata mata kutukan tuhan. Pemaknaan banjir; fenomena alam atau kutukan prespektif teologis harus didasarkan pada rasio sehat bahwa banjir yang terjadi sebab sunnah lingkungan yang dilanggar. Karena sunnah yang dilanggar itulah menimbulkan kutukan tuhan. Alam menjadi ‘tidak sabar’ menahan eksploitasi berlebihan yang dilakukan oleh tangan jahat manusia.

Ditantang Maut

[Ceramah Kematian] ada sesuautu yang ditakuti sehingga manusia enggan memikirnkannya yaitu datangnya maut, datangnya maut mendadak anti nego dan tak bisa dihindari walau sekejap. Meskipun enggan memikirkannya tetapi manusia sudah ditantang maut untuk pasrah dan takluk dibawah ketentuan ajal yang membatasi hidupnya, meskipun di tempat yang paling tersembunyi sekalipun. Allah berfirman

"Dimanapun kamu berada ,kematian akan mendapatkan kamu,meskipun ,kamu berada dalam benteng yg sangat tinggi dan kokoh ..(QS an-Nisa:78)

Kematian adalah sesuatu fenomena yang dekat karena setiap hari kita mengejarnya seiring dengan berkurangnya umur. Meskipun banyak orang yang menganggap bahwa dalam keadaan bugar maut masih sebaiknya kita berhenti menganggap bahwa kematian masih jauh karena dibantah oleh Imam Ghazali: "yang jauh itu waktu, yang dekat itu MAUT, yang besar itu nafsu, yang berat amanah, yang mudah itu berbuat dosa, yang panjang itu amal sholeh, dan yang indah itu saling mema'afkan".

Kemanapun manusia berlari maka MAUT selalu mengejarnya, sedangkan manusia dikejar tidak mampu menghindar, bukankah bertambahnya waktu berarti lari mendekati MAUT ???, jika demikian adanya maut sangatlah dekat dan makin mendekat untuk menjemputnya,

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”. (Surat Al Jumu`ah: 8).

Manusia ditantang maut untuk mempersiapkan kematian yang terbaik, kematian yang datangnya mendadak anti negosiasi menuntut kita untuk selalu dalam kondisi berbuat baik dan muslim sehingga dalam keadaan maut menjemput, selalu dalam keadaan muslim sebagaimana pesan Nabi Ibrahim juga Nabi Ya'qub

“Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kamu, maka janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan muslim, yakni memeluk agama Islam” (QS. al-Baqarah 2:132).

'Asyura 1 hari untuk 3 Agama, Tasu'a 1 hari untuk Islam saja

CERAMAH: Tak lama lagi kita akan memasuki momentum puasa 'asyura yakni puasa tanggal 10 muharram yang jatuh pada hari Kamis 14 Nopember 2013.

Secara historis puasa 'asyura mempunyai kaitan erat dengan perayaan kaum Bani Isra'il pada saat diselamatkannya Kaum Bani Isra'il yang dipimpin oleh Nabi Musa as dan Nabi Harun as dari kekejaman musuhnya yaitu Fir'un, oleh karena itu sebagai tanda syukur atas karunia Allah itu, Mereka berpuasa. kaum bani isra'il sangat mengagungkan hari bersejarah tersebut. (lihat: HR. Muslim, no. 1916) Berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari, Ummat Islam juga lebih berhak untuk bersyukur untuk keselamatan para Nabi Allah itu, hari 'asyura patut dirayakan, berbeda dengan puasa tasu'a yang khusus dirayakan oleh ummat Islam, cocok sekali jika judul posting ini adalah 'Asyura 1 hari untuk 3 Agama, tasu'a 1 hari untuk Islam saja
Keutamaan bagi orang yang berpuasa hari 'Asyura sangat melimpah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah Al-Anshari ra ketika Rasul saw ditanya tentang keutamaan puasa 'asyura

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ»
“Rasulullah saw ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Ia dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162)

Rasul saw sendiri sangat antusias berpuasa di hari 'Asyura Ibnu Abbas berkata: “Saya tidak pernah melihat Rasul saw berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (bc: ‘Asyura) dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (bc: Ramadhan)." (HR. Al-Bukhari.)

hadits sahih di atas sudah cukup kuat untuk dijadikan sebagai dalil ummat islam disunnatkan puasa tasu'a dan 'asyura.

Lahirnya puasa tasu'a
Tasu'a itu sendiri berasal dari kata tis'ah artinya sembilan maksudnya adalah tanggal 9 dzulhijjah. Sebenarnya Rasul saw tidak pernah melakukan puasa tasu'a, tetapi hal in menjadi cita cita beliau, jika diberi usia sampai pada tahun berikutnya

لَئِنْ عِشْتُ إلَى قَابِلٍ لاَصُومَنَّ التَّاسِعَ

“Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim)

Rasul saw
Berkata Imam al-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya, “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara keseluruhan, karena Nabi saw telah berpuasa pada hari ke-10 dan berniat puasa pada hari ke-9 di bulan Muharram

Ibnu Hajar berpendapat bahwa cita-cita beliau untuk berpuasa pada tanggal 9 dimaksudkan agar tidak persis seperti yang dilakukan oleh umat pada masa Nabi sebelumya, yakni Yahudi dan Nashrani. (Fathul Bari 4: 245)

Secara historis puasa tasu'a merupakan jawaban dari pertanyaan sahabat soal kesamaan berpuasa 'asyura dengan kaum Yahudi dan Nasrani

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abdullah bin Abbas ra berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa ‘Asyura, maka para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.”

Maka beliau bersabda, “Jika begitu, pada tahun yang akan datang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insya Allah.”

Berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari yang berderajat sahih juga diriwayatkan ketika tiba di Madinah, Rasulullah melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Beliau bertanya: “Puasa apa ini?" Mereka menjawab: “Sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur.” Maka beliau bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.” (HR Bukhari)

Do'a Tahun Baru Hijriyah 1435 sebagai Obat Galau

Hari-hari melesat begitu cepat tak terbendung oleh tumpukan problem yang masih tersisa, nyaris tak terasa ternyata kini tahunpun sudah berganti, dari tahun yang lalu menuju tahun sekarang dan yang akan datang. bertambahnya tahun adalah berarti bertambahnya usia jika dimulai perhitungannya dari titik kelahiran, sebaliknya bertambahnya tahun adalah berkurangnya umur bila di hitung dari titika kematian, karena itu marilah kita pajat Do'a Tahun Baru Hijriyah 1435 dengan khusyu' dan seksama sekaligus dibarengi dengan muhasabah

Ya Allah ya rabb...
Di tahun yang sebelumnya, pasti ada banyak dosa yang menodai hati hingga mencipta karat yang mendorong berbuat maksiat sengaja atau karena lalai. Di awal tahun baru ini seraya mengucurkan air mata hina ini ampuni dan bersih bak bayi baru lahir, Sesungguhnya ampunanmu adalah jimat sakti yang menjadi kunci pembuka surgamu

Ya Allah.. ya rabbi
Asa yang sempat tersisa di tahun sebelumnya, semoga segera Kau penuhi di hari-hari dalam perjalanan tahun ini karena tak ada lagi selain engkau yang menolong hambamu ini, atas do'a yang telah kami panjatkan kabulkanlah, atas amal yang kami kerjakan terimalah

Ya Allah ya rabbi..
Jadikan keluarga kami sebagai rajutan mahligai rumahtangga laksana surga dunia yang tak tertandingi, anak yang Kau titipkan jadikan anak yang sholih-sholihah, terhadap amanah yang kau bebankan ringankan dan jadikan sebagai jembatan menuju ridhomu, pekerjaan yang kami lakukan jadikan sebagai bagian ibadah dan pengabdian kepadamu

Ya Allah ya rabb..
Angkatlah derajat kami di hadapan-Mu dan di hadapan semua makhluk-Mu, dengan derajat kemulyaan yang meningkat, agar kelak bisa kau kumpulkan bersama dengan nabiyyiin shiddiqiin, syuhada' dan sholihin

Ya Allah ya rabb...
Karuniakan ilmu yang manfaat, manfaat untuk pribadi dan manfaat untuk sesama, sungguh amat terhina orang pandai yang tidak bisa membimbing dirinya, keluarganya dan membimbing sesama ummat manusia. berilah kemampuan dengan ilmu yang kau titipkan untuk mengeluarkan semua insan keluar dari jalan kebathilan menuju jalan kebenaran, mampu hijrah personal maupun sosial dari tahun kedhaliman menuju ke tahun kemulyaan

Ya Allah ya rabbi
sisa umur yang ada, jadikan keberkahan setiap hembusan nafasnya dan jadikan pahala setiap tarikan nafasnya. Engkau maha mengabulkan semua do'a... aminn
Selasa Pon, 5 Nopember 2013// 1 Muharram 1435 H

Renungan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1435

Tak terasa waktu telah melesat begitu cepat bagai panah Rahwana, hari berganti hari, bulan berlalu dan musimpun berganti, tak berselang lama lagi kita tahunpun berganti. Tahun baru ini sempatkan diri hening sejenak memandang panorama belakang dan membaca riwayat masa lampau, hanyutkan diri dalam bingakai renungan tahun baru hijriyah 1 muharram 1435. dengan berbagai materi renungan dan menguji kemampuan sentakan do'a sembari, merenung dan terus merenung sampai mendapat rencana gemilang untuk bekal meniti tangga tahun depan


Setiap manusia dalam keadaan rela maupun terpaksa harus 'nurut' dengan perjalanan waktu, tak ada satupun yang bisa mengundur hadirnya tahun baru apalagi menolak kehadirannya. Selalu pertanyakan kepada setiap personal, bahwa PRESTASI apa yang sudah pernah kita raih tahun lalu, kok tiba-tiba sudah berganti tahun baru. PRASASTI baik apa yang sudah diukir dalam hati seseorang atas kebaikan yang pernah kita lakukan, kok tahun baru sudah bergulir pelan dengan penuh kepastian melindas kita

Jika waktu demikian cepatnya sedang kita tidak mempersiapkan dengan baik, lalu apalagi yang dicari dalam hidup ini, bukankah hidup didunia ini tak ubahnya seperti halte yang menghubungkan dengan alam kekekalan?? disaat kita telah masuk dalam alam yang kekal tersebut, sudah apa saja yang dipersiapkan??? kalau hidup hanya tidur-mencari pangan kemudian tidur lagi mirip lagunya almarhum Mbah Surip, lalu sampai kapan? sampai kapan? sampai kapan bisa bertahan. Bukankah akhirat itu dekat karena kita didekatkan, sedang kelahiran lambat laun kian menjauh

Rasanya kita perlu malu dengan hewan dan tumbuhan di sekeliling kita yang sudah banyak memberikan manfaat kepada alam sekitar, sedangkan kita yang notabene-nya manusia cerdas dengan perangkat akalnya hanya menyisakan seonggok daging dengan susunan tulang tertata tanpa manfaat menghiasinya, Maka dalam renungan tahun baru hijriyah ini, mari rencanakan sesuatu yang baik untuk menghadap dan "ngambah" di tahun yang baru.. semoga sukses selalu, terimakasih telah membaca Renungan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1435
Hukum Puasa Tarwiyah dan ‘Arafah

Hukum Puasa Tarwiyah dan ‘Arafah

Ceramah singkat kali ini terkait erat dalam rangka persiapan Idul Adha yang diperingati sebagai napak tilas sejarah pengorbanan seorang hamba Allah yang dipilih menjadi kekasihnya (khalilullah) yaitu Nabi Ibrahim as. sebagai kholilullah yang disematkan kepadanya sebelum dilakukan prosesi kurban terhadap anak tercintanya, Nabi Ibrahim mendapati perintah melalui mimpinya. Istilah arab menyebut mimpi dengan ra’a fil manam. Oleh karena itu pakar bahasa memberikan pengertian ra’a sebagai penglihatan yang tidak secara kasat mata, berbeda dengan kata nadhara yang bisa dipergunakan untuk melihat sesuatu yang yang bersifat fisik.

Dari darivasi ra’a muncul kata tarwiyah. Tarwiyah adalah hari dimana pada saat itu Nabi Ibrahim as menerima wahyu melalui mimpinya yang berisi perintah menyembelih (mengurbankan) putra kesayangannya nabiyullah Isma’il as. Mimpi (ra’a fil manam) tersebut terjadi tanggal 8 dzulhijjah. Kemudian atas keraguannya Allah meneguhkan kembali di tanggal 9 Dzulhijjah yang kemudian lebih dikenal dengan hari ‘arafah. Kata ‘a-ra-fa berarti mengetahui secara mantab dan pasti. Itulah sekelumit singkat tentang istilah tarwiyah dan ‘arafah.

Puasa hari ‘arafah
Puasa di hari ‘arafah para ulama’ tidak ada berbedaan pendapat, hukumnya sunnat berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah ra. Rasulullah saw bersabda:

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim)

Puasa hari ‘arafah hukumnya sunnat bagi setiap ummat Islam, kecuali orang-orang yang sedang menunaikan ibadah haji. Pada hari tersebut seluruh jama’ah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul di padang ‘arafah menunaikan wukuf. Ketidak sunnahannya itu didsarkan atas hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda:

"Rasulullah saw. telah melarang puasa pada hari Arafah di Padang Arafah." (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Nasa-i, dan Ibnu Majah)

Hadits-hadits tersebut di atas bisa dirujuk di dalam kitab at-targhib wa tarhib karya al Mundziri 2/111 juga terdapat di Fiqhus Sunnah karya Sayyid Sabiq 1/380.

Puasa Hari Tarwiyah
Berbeda dengan berpuasa hari ‘arafah, berpuasa hari tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah para ulama’ berbeda pendapat, terkait dengan kesahihan dasar hukum yang menjadi pondasi pelaksanaan ibadah puasa hari tarwiyah tersebut. Hadits yang dijadikan dasar adalah

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”. (HR. Dailamiy)

Turut meriwayatkan hadits di atas adalah Kalbiy nama aslinya adalah Muhammad bin Saab al-Kalbiy menurut penilain ulama’ hadits, Imam Hakim berpendapat, “ia meriwayatkan hadits dari Abi Shalih hadits-hadits maudhu’ (palsu).” Diperkuat lagi dengan dia pernah mengatakan kepada Sufyan Ats-Tsauri, “Apa-apa hadits yang engkau dengar dariku dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas, maka hadits ini dusta” (Sedangkan hadits di atas Kalbiy meriwayatkan dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas).

Namun tidak serta merta puasa tarwiyah adalah bid’ah, karena hadits dho’if masih bisa dijadikan sebagai landasan beramal dalam kerangka merangsang ibadah (fadho’ilul a’mal). Bagi seseorang yang tidak memakai hadits maudhu’ sebagai fadha’ilul a’mal bukan berarti tidaka ada alasan lain untuk berpuasa di bulan tersebut, karena masih ada peluang hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhariy

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء

"Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid)". (HR Bukhari)

Hadits di atas adalah anjuran memperbanyak perbuatan baik di sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah, sedangkan puasa adalah salah satu amalan baik yang banyak mendatangkan pahala jika hadits tentang puasa tarwiyah dianggap palsu maka masih disunnahkan untuk berpuasa sunnat di tanggal tersebut berdasarkan hadits riwayat bukhoriy ini. Oleh karena itu tidak ada alasan bid’ah kafir dan lain sebagainya bagi yang menjalankannya.

Semoga kita menjadi orang yang bertaqwa.. amiin
Menakar Taqwa Seseorang Selepas Ramadhan

Menakar Taqwa Seseorang Selepas Ramadhan

Ramadhan baru saja berlalu dari hadapan kita, bulan di mana semua ummat islam di-tranining untuk “dimodali” sebagai bekal untuk mengendalikan diri dalam mengarungi hidup sebelas bulan dihadapan kita yang membentang. Diharapkan dalam training tersebut kita mampu mengendalikan hawa nafsu sebagai mana dihari-hari selama ramadhan.

“Training” tersebut di awasi langsung oleh Allah dan ‘sertifikat’ kelulusannya adalah titel taqwa sekaligus ampunan yang disematkan pada ‘pesta’ perayaan lebaran. Kesuksesan seseorang dalam taqwanya dapat ditakar selepas Ramadhan melalui tiga hal yang menjadi ciri khas pribadi muttaqiin. Terangkum dengan apik dalam al Quranul karim Surat ali-Imran:134

الذين ينفقون فى السراء و الضراء والكا ظمين الغيظ و العا فين عن النا س إن الله يحب المحسنين
Artinya:
orang yang beriman adala)…. adalah orang yang menginfakkan harta bendanya baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang, menahan marah, mema'afkan orang lain. sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik


Pertama, berbagi dalam keadaan sempit maupun lapang, kaitannya dengan ramadhan adalah zakat fithrah, zakat fithrah wajib bagi siapapun yang pernah menikmati ramadhan dan malam satu syawal meskipun sejenak, selama ia mempunyai bekal makanan untuk hidup esok harinya. Betapa zakat ftihrah ini membawa pesan bawah tanggung jawab berbagi bukan hanya kepada orang-orang yang kaya raya. Tetapi kepada siapapun jua yang diberi anugerah oleh Allah. Orang mempunyai kelebihan harta, maka berbagi harta untuk sesama yang membutuhkan, anugerah ilmu pengetahuan berbagilah kepada orang yang mendamba nasehat baiknya, anugerah kelebihan tenaga maka berbagilah kepada orang yang lemah dan begitulah seterusnya..

Kedua, menahan marah, marah adalah ciri manusia berperasaan, tetapi marah yang tidak pada tempatnya adalah hina dan menciderai nilai taqwa. Karena itu agama islam sebagai agama paripurna mengatur marah sedemikian rupa kepada orang lain yang dianggap melakukan kesalahan dalam level ‘terlalu’. Tetapi jangan lupa, tidak berarti marah dalam makna yang serampangan tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi.

Apabila memang pantas untuk marah, pertimbangkan kembali sudah pantaskah benar-benar untuk marah, kalau memang sudah pantas, pertimbangkan kembali porsi marah yang harus diledakkan, jika sudah tepat maka pertimbangkan kembali dimana dan kapan dia harus marah. Dengan demikian marah kita ini tidak semata-mata melepas nafsu murka tetapi memberi pelajaran berharga bagi orang-orang yang dimarahi. Jika masih bisa ditahan maka tidak marah adalah jalan terbaik, sampai nabi mengatakan di dalam haditsnya, la-taghdhab, la-taghdhab, la-taghdhab

Ketiga dan paling sulit adalah mema’afkan, karena mema’afkan bertujuan menghapus kesalahan orang lain dari dalam lubuk hati, mengaku dengan lisan mema’afkan tetapi tidak tembus ke dalam hati itu berarti masih dalam batas menahan amarah, belum dalam level mema’afkan, ya hanya belum meledak saja.. hehehe

Memaafkan adalah bagian dari merubah pola pikir dari merasa benar menjadi pola pikir orang berpandangan bahwa orang lain yang melakukan kesalahan lebih pada kesalahan yang tak disengaja. Karena itu tidak ditemukan ayat meminta ma’af tetapi yang ditemukan adalah ayat-ayat untuk mema’afkan misalnya penggalan ayat QS. An-Nuur:22

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hendaknya mereka mema’afkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak bahwa Allah akan mengampunimu? Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang

Dari ayat di atas, ciri-ciri pribadi muttaqin ada 3 yaitu, infaq dalam kondisi apapun, menahan marah, dan memaafkan, jika kita telah melaksanakan tiga hal tersebut maka kita layak mendapat julukan orang orang yang muhsinin. Dari tiga tingkatan tersebut yang paling tinggi tingkat kesulitannya adalah berbuat baik kepada orang lain meskipun orang lain tersebut berbuat salah kepada kita, dan itulah yang disebut dengan muhsinin

Semoga kita termasuk orang orang yang muhsinin... amiin ya rabbal alamin. Butuh naskah khutbah, silahkan kunjungi pusat khutbah jumat

Ketika Barat Berbicara Poligami

barat bicara poligami
Ketika saya berada di kota Dublin pada tahun 1956, saya sempat mengunjungi Yayasan Baba Yosua. Lantas terjadilah dialog panjang antara saya dengan seorang Baba yang juga ketua yayasan tersebut. Dalam salah satu dialognya, saya bertanya padanya, “Mengapa kalian menuduh Islam dan Nabinya, khususnya dalam buku-buku kurikulum, dengan tuduhan yang tidak pantas diucapkan pada masa dimana bangsa-bangsa telah saling mengenal dan berbagai budaya saling berinteraksi?”

“Kami bangsa Barat, tidak bisa menghormati seorang laki-laki yang menikah dengan sembilan wanita,” jawabnya.


Saya bertanya, “Apakah kalian menghormati Nabi Daud dan Nabi Sulaeman?”

“Tentu. Bagi Kami, mereka berdua adalah bagian dari nabi-nabi bangsa Israel.”

Saya menimpali, “Nabi Daud mempunyai 99 isteri. Kemudian Nabi Daud menikah dengan isteri salah seorang panglimanya untuk melengkapi jumlah isterinya menjadi 100. Seperti yang diterangkan dalam Taurat, Nabi Sulaeman mempunyai 700 isteri dari wanita-wanita yang merdeka, dan 30 isteri daei budak-budak wanita. Mereka semua adalah wanita-wanita tercantik pada zamannya. Lalu, bagaimana kalian bisa menghormati seorang laki-laki yang menikah dengan 100 wanita, sementara itu, kalian tidak bisa menghormati laki-laki yang hanya menikah dengan sembilan wanita? Delapan diantara mereka adalah janda, kaum ibu, yang sebagiannya telah tua usianya, dan hanya seorang yang dinikahi dalam keadaan gadis?

Sang Baba terdiam, lalu dia berkata, “Saya telah salah ucap, maksud saya, Kami bangsa Barat tidak bisa menikahi lebih dari satu wanita. Bagi Kami, seorang lelaki yang menikah dengan beberapa wanita adalah aneh, atau hanya menuruti syahwat.”

Saya berkata padanya, “Lantas, apa pendapat Anda tentang Nabi Daud dan Nabi Sulaeman dan Nabi-nabi Israel yang lain, hingga Nabi Adam yang mempraktekkan poligami?”

Dia terdiam, tam mampu memberikan jawaban.

############################

Tidakkah mereka merasa bersalah ketika mencemooh Islam karena poligami?

Tidakkah mereka merasa bahwa poligami hingga empat isteri lebih baik daripada jika tiap malam terus berganti-ganti pasangan? Bukankah laki-laki yang rela memikul tanggung jawab wanita yang ia gauli lebih baik daripada laki-laki yang ‘lepas tangan’?

Tidakkah mereka merasa bahwa melahirkan sejuta anak melalui pernikahan yang sah lebih baik daripada melahirkan satu anak di luar ikatan pernikahan  yang sah???

(Mustafa Al Siba’i dalam Ganesha Edisi 055 2013)

Kejujuran dalam Usaha

Sejak usia muda, Rasulullah saw termasuk orang yang sudah belajar hidup mandiri. Tidak tergantung pada orang. Tidak menggantungkan nasib pada orang lain dan tidak menjadi beban orang lain. Hal ini terlihat dari ikhtiarnya untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam catatan sejarah nabi (Shirah Nabawi), ditemukan informasi, ada tiga kegiatan ekonomi yang dilakukan Rasulullah yaitu menjadi penggembala, berdagang dengan pamannya, dan menjalin mitra usaha dagang Siti Khadijah yang kemudian hari menjadi istrinya. Hal ini menggambarkan, sedari usia muda, Rasulullah ikut terbiasa dan sudah membiasakan diri meenjadi orang mandiri.


Khusus dalam kaitannya dengan bisnis (dagang), pada mulanya Rasulullah terlibat dengan usaha-usaha yang dikembangkan pamannya, Abu Thalih, yang mengembangkan sayap bisnisnya dengan menjalin usaha bersama dengan pengusaha besar yakni Siti Khadijah. Ia adalah seorang janda kaya di Mekah yang berakhlak mulia. Ia adalah wanita yang senantiasa menjaga kehormatan dirinya sehingga mendapat gelar At-Thahirah (Wanita Suci).

Menanggapi permohonan Muhammad untuk ikut berdagang, Siti Khadijah tanpa pikir panjang langsung menyambutnya dengan senang hati, karena ia telah cukup mengenal Muhammad sebagai pemuda yang ramah, jujur, dan sopan santun.

Berangkatlah Nabi Muhammad sae ke negeri Syam, ditemani oleh Maisarah, budak Siti Khadijah. Jalinan usaha antara Abu Thalib dan Siti Khadijah berjalan lancar, dan bahkan mampu membesarkan bisnisnya. Karena kemajuan dalam bisnisnya itulah Siti Khadijah melalui pembantunya, Maisarah kemudian mencari tahu, apa dan bagaimana cara berdagangnya partner usaha tersebut. Ternyata Muhammad dengan Abi Thalib mampu melakukan komunikasi usaha dengan ara yang sangat baik.

Mereka berdua mampu melakukan komunikasi usaha yang memegang prinsip kejujuran dalam usaha, sehingga bisa memberikan kenyamanan kepada pembeli. Nilai kejujurannya itulah, yang kemudian menyebabkan usaha-usaha Muhammad dan Abu Thalib bisa berkembang baik, dan itu semua sudah tentu menguntungkan usaha Siti Khadijah.

Dalam kaitan ini, ada beberapa nilai kejujuran yang memang penting dikembangkan dalam konteks usaha kerja sama sebagaimana yang dilakukan Rasulullah. Nilai kejujuran merupakan nilai-nilai penting dalam hal apa pun apalagi dalam bisnis. Pertama, jujur terhadap rekanan usaha kita. Jangan samapai, rekanan kita merasa dirugikan karena kita tidak pernah memberikan laporan keuntungan secara terbuka. Banyak pebisnis sekarang, kalau untuk dimakan sendiri, tetapi kalau rugi dilaporkan kepada mitra usaha kita.

Kedua, jujur kepada pembeli. Dimana pun kita berdagang, pembeli harus dihargai secara optimal. Kita tidak boleh berdusta atau mencederai konsumen kita. Ada sifat buruk, di sejumlah pedagang kita. Melihat calon pembeli bukan daerah asli tempat tinggal kita, misalnya pendatang, harga barang kemudian dinaikkan. Sikap seperti ini, sesungguhnya hanya merugikan diri sendiri. Memang, sekali waktu dia mendapatkan untung besar, tetapi citra usaha menjadi buruk. Pernahkah kita mendengar, ada saudara kita yang kapok jajang di suatu tempat wisata, karena barang-barangnya dimahalkan? Apakah dengan pengalaman itu, kelak kalau kita berkunjung lagi ke tempat wisata itu, kita berminat untuk belanja lagi?

Tingginya korupsi di negara kita ini, pada dasarnya karena telah kehilangan sikap kejujuran. Di negeri kita ini, sifat-sifat sebagaimana yang diajarkan Rasulullah sekarang hampir sulit ditemukan. Ketidakjujuran merajalela sehingga korupsi pun marak.

Ketiga, setiap pengusaha atau pegawai pun harus jujur terhadap profesinya atau hasil usahanya. Di sini, sifat amin (jujur), bermakna pula amanah atau transparansi. Seorang yang jujur (al-amin) adalah orang yang mengembangkan sikap transparan, terbuka pada orang lain. Sikap ini penting, karena bila pengusaha, pedagang tidak mau bersikap transparan, dia akan terjerumus melakukan tindak pidana korupsi, manipulasi, atau penggelapan hasil usaha.

Ketidakjujuran bisa jadi menguntungkan, tetapi sifatnya hanya sesaat. Bahkan, ketidakjujuran bisa menghancurkan dalam jangka panjang. Apakah kita mementingkan keuntungan jangka panjang atau sekadar jangka pendek?

Banyak yang mengatakan apabila jujur, usaha akan hancur lebur. Jujur akan membuat kerugian. Sebagai kaum Muslimin yang meyakini janji-janji Allah, maka kalimat-kalimat seperti itu merupakan kalimat yang tidak dibenarkan. Kalau Allah SWT sudah menjamin seseorang yang jujur akan mujur, mengapa kita masih memercayai anggapan umum yang menyalahi prinsip ajaran Islam? Jujurlah, Insya Allah hidup akan mujur.


Penulis: H. HABIB SYARIEF MUHAMMAD ALAYDRUD
Ketua Yayasan Assalam Bandung, mantan anggota MPR dan mantan Ketua PW NU Jabar
Hadits Meninggal Hari Jumat

Hadits Meninggal Hari Jumat

Saat usai memberikan ceramah singkat beberapa hari yang lalu, salah satu jam'ah ada yang meminta keabhsahan sebuah hadits tentang hadits meninggal dunia hari jumat sambil berkata: "orang yang meninggal hari jumat sudah dijamin masuk surga, benar nggak pak ustadz," sebagai ustad bodoh seperti saya sontak kaget, karena sebelumnya sayup-sayup saya juga mendengar hadits itu. Tapi saya tetap tidak berani menjawab secara tegas, saya katakan:"saya tidak tahu", agar saya tidak tekena taklif, menjawab tanpa ilmu pengetahuan.
Hadits yang dimaksud secara lengkap adalah berbunyi:

حدثنا محمد بن بشار حدثنا عبد الرحمن بن مهدي و أبو عامر العقدي قالا حدثنا هشام بن سعد عن سعيد بن أبي هلال عن ربيعة بن سيف عن عبد الله بن عمرو قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر

menceritakan kepada kami Muhammd bin Bisyar dari Abdurrahman bin Ahdy dan Abu Amir al Aqdiy, keduanya berkata: "menceritakan kepada kami Hisyam bin Sa'd dari Sa'id bin Abi Hilal dari Rabi'ah bin Syaif dari Abdillah bin 'Umar berkata: Berkata Rasul saw, :" “Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad no. 6582 dan At-Tirmidzi no. 1074

Kajian Sanad
Rangkaian sanad dalam hadits tersebut diatas terdapat nama perawi bernama Rabi’ah bin Saif,
Imam Mundziri berpendapat bahwa hadits ini lemah karena sanadnya terputus, Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata, “Sanadnya lemah, karena perawi Rabi’ah bin Saif tidak mendengar dari Abdullah bin Amru. di samping itu dua perawi yakni Rabi’ah bin Saif dan Hisyam bin Sa’ad adalah dua perawi yang lemah.(Musnad Imam Ahmad, 11/147)”
Imam at-Tirmidzi sendiri yang meriwayatkan hadits ini menilai gharib, dengan alasan karena tersebut menilai bahwa hadits ini gharib karena Rabi'ah in Saif tidak diketahui mendengar langsung dari Amru (lih. Sunan At-Tirmidzi, III/378)


adapaun hadits yang sejenis diirwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits no 6646 dari beberapa perawi yaitu Suraij, Baqiyah, dari Mu’awiyah bin Sa’id dari Abu Qabil dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata: Rasul saw bersabda:

 مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at maka ia akan dilindungi dari fitnah kubur.”

hadits ini sadanya dha'if karena Baqiyah bin Muslim adalah seorang mudallis (perawi yang memanipulasi sanad) rangakaian sanad dalam hadits ini, tidak menunjukkan dengan tegas bahwa Baqiyah menerima hadits secara langsug dari Mu’awiyah.” (lihat. Musnad Ahmad dengan tahqiq Syaikh Ahmad Syakir, 6/204) yang menilai Mu'awiyah atau nama aslinya Mu’awiyah bin Said bin Syuraij at-Tujaibi al-Fahmi al-Mishri sebagai perawi yang shahih hanya Ibn Hibban.

Perawi yang bernama Abu Qabil menurut Ibnu Hajar al Ats Qalani adalah lemah berdasarkan katerangan di dalam kitab Ta'jilul Manaf, begitu juga Ibn Ma'in

Meninggal hari jumat adalah syahid
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa, orang yang meninggal pada hari jumat dianggap sebagai mati syahid. memang ada hadits yang menyebutkan seperti itu, adapun haditsnya berdasarkan riwayat Imam Abu Nu’aim al-Asbahani dalam Hilyatul Awliya’.
Dari Umar bin Musa bin Wajih dari Muhammad bin Munkadir dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أُجِيرَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ طَابَعُ الشُّهَدَاءِ
Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at niscaya ia akan dijauhkan dari siksa kubur dan pada hari kiamat ia akan datang dengan memiliki tanda orang mati syahid.” (HR. Abu Nu’aim)

Menurut Imam Abu Nu’aim al-Asbahani mengatakan: “Hadits ini gharib dari hadits Jabir dan Muhammad bin Munkadir ia adalah perawi yang dha'if. Dalam rangkaian perawian hadits di atas ada nama Umar bin Musa, ia pemalsu hadits begitu, menurut Ibnnu 'Ady, Berbeda lagi dengan penilaian Imam ad-Daruquthni yang memberikan komentar bahwa Umar bin Musa adalah Matruk

Mungkin masih banyak lagi dasar-dasar yang dikemukakan oleh para cerdik cendekia dalam hadits yang beragam terkait dengan hadits tentang meninggal hari jumat, namun bagi kami paparan diatas sudah cukup untuk dijadikan pedoman bahwa anggapan orang awam, meinggal hari/malam jumat adalah mengandung kekeliruan.

Kajian Matan
Dari segi matan terdapat kejanggalan, yakni adanya surga gratisan hanya disebabkan meninggal dunia bertepatan dengan hari tertentu (jumat), lalu dimana letak kemampuan amal kebaikan menunjukkan jalan ke surga, dan kemaksiatan memuluskan jalan ke neraka. Di Khawatirkan karena dalil ini di anut sehingga banyak orang yang berbuat nekad pada hari jumat dengan harapan supaya meninggal pada hari tersebut.

Kalau memang hari meninggal pada hari Jumat adalah hari yang paling baik dan akan dibebaskan dari siksa neraka atau siksaan kubur, maka pertanyaan yang tersisa adalah mengapa Nabiyullah saw tidak meninggal pada hari tersebut. Bukankah setiap ajal erat di dalam genggamannya, alangkah dimanjanya bagi orang yang ditentukan ajalnya oleh Allah pada hari jumat, karena tanpa harus berupaya keras dia akan masuk surga dan bebas dari siksa neraka hatta pelacur sekalian

Dari kejanggalan makna ini kemudian meyakinkan kepada kita semua bahwa hadits tersebut diatas adalah lemah untuk dijadikan hujjah. akhirnya kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hukum meninggal hari jumat bukan secara otomatis masuk surga, tetapi yang membuat jalan terbaik untuk masuk surga adalah amal kebajikan
Piyama Ini Bisa Bacakan Cerita Untuk Anak

Piyama Ini Bisa Bacakan Cerita Untuk Anak

NEW YORK – Hampir semua anak kecil menyukai dongeng yang dibacakan sebelum tidur. Seiring dengan kemajuan teknologi, belum lama ini seorang peneliti mengembangkan piyama untuk anak-anak yang dapat menyediakan cerita untuk mereka sebelum tidur.Piyama yang dinamakan Smart Pajamas atau Smart PJ ini merupakan piyama interaktif pertama di dunia yang mampu membacakan cerita untuk anak Anda sebelum
Mengintip Dapur Kerja Pabrik Huawei Di China

Mengintip Dapur Kerja Pabrik Huawei Di China

MINGGU lalu, Okezone mendapat kesempatan berkunjungan ke negara dengan jumlah penduduk  terpadat di dunia, China. Negara yang pernah mengalami kemiskinan merata luar biasa di seluruh negeri pada tahun 1900an ini, baru pada tahun 1990 bangkit dan membuka diri terhadap dunia luar. Sejak itu China pun mulai membangun.Ditengah keterbukaan itu, China pun mulai membangun. Sejumlah pabrik dan
Presiden Paling Rajin Nge-tweet

Presiden Paling Rajin Nge-tweet

Siapa presiden di dunia yang paling kecanduan Twitter? Barangkali presiden Argentina juaranya.Ketika satu juta rakyat Argentina berunjuk rasa untuk memprotes pemerintahannya, Presiden Cristina Fernandez memilih menjawabnya melalui Twitter. "Ya, aku agak keras kepala, dan aku juga tua. Tapi pada akhirnya, kita beruntung bisa menjadi tua, bukan?" tulisnya.Kali lain, dalam perjalanan ke Caracas, ia

Teologi Santet

Beberapa minggu belakangan ini kata “santet” menjadi akrab ditelinga kita, isu santet ini booming terkait adanya perseteruan beberapa kalangan artis dengan orang tertentu. Topik santet ini rupanya terus digilai oleh publik terbukti dengan pemberitaan di televisi, pagi, siang, sore dan malam bahkan ada acara bergengsi di salah satu televisi swasta mengambil tema ini dikaitkan dengan anggota dewan yang membahas tentang pasal santet, hmm…

Santet atau guna-guna (Jawa: tenung, teluh) adalah upaya mencelakai orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Santet dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media antara lain rambut, foto, boneka, dupa, ruparupa kembang, dan sederet media aneh lainnya. Akibat ulah santet ini diduga menciptakan efek cacat atau meninggal dunia. biasanya dilatarbelakangi motif dendam kepada orang lain. Santet dipergunakan sebagai alat pembunuh tanpa jejak sehingga aman dari jeratan hukum positif.

Di Jawa Barat pada umumnya tidak dikenal nama santet tetapi dikenal dengan nama telush, teluh ganggaong atau sogra, kalau di Bali disebut desti, leak, atau teluh terangjana, di Maluku dan Papua dikenal suangi, di Sumatra Utara begu ganjang, di Sumatra Barat puntianak dan sederet nama lain, tidak hanya di bumi belahan Asia saja, tetapi sampai dibelahan benua Afrika, mengenal santet dengan istilah voodoo. Santet dikaji dari berbagai sudut memang mempunyai nilai akademis tinggi karena tak pernah habis dan tuntas untuk dibahas, sebut saja Prof Dr Tb Ronny Nitibaskara, menyatakan santet termasuk sorcery (ilmu tenung) atau witch craft (ilmu sihir).

Jika santet yang dimaksud adalah sihir, berarti sugah ada sejak Nabi Musa as. Di dalam al Qura’an disebutkan adanya keterangan bahwa Musa as diserang beberapa ular jelmaan dari tukang sihir suruhan Fir’un, dari lemparan tali tambang dan tongkat mereka yang dilemparkan kepada Nabi Musa as.
Di dalam al Quran disebutkan, Allah befirman;

قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى
Berkata Musa: "Silakan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. (QS. Thaha:66)

Dalam kisah yang lain, latar belakang turunnya (asbabun nuzul ) surat al-Falaq dan An-Naas juga bagian dari kisah serangan sihirnya orang Yahudi yang bernama Lubai al-A’sham kepada Nabi Muhammad saw, Disebutkan di dalam kitab Dalaailun Nubuwwah karya Imam Baihaqi menuliskan sebuah hadits dengan sanad sebagai berikut:

Dari al Kalibi dari Abu Saleh dari Ibnu Abbas r.a. Menceritakan, bahwa suatu hari Rasulullah saw. mengalami sakit serius, kemudian dua malaikat datang kepada Nabi saw, yang satu di kepala dan satunya lagi di kaki, Malaikat yang berada di kaki Rasulullah saw bertanya, "Apa yang kamu lihat?" Malaikat di sebelah kepala Rasul saw menjawab: "Thabb", kemduian bertanya lagi "Apakah Thabb itu?" malaikat yang berada di kepada menjawab: "Sihir", "Siapakah yang menyihirnya?" Malaikat yang di kepala menjawab: "Lubaid Al A'sham orang Yahudi". Lalu malaikat yang berada di sebelah kaki terus bertanya: "Di manakah sihir itu disimpan?", "Di dalam sumur keluarga si Polan, ia terletak di bawah sebuah batu besar dalam keadaan terbungkus". Jawabnya.

Kemudian mereka berdua mendatangi sumur itu, lalu mereka menguras airnya dan mengangkat batu besar untuk mengambil buntelan buntelan lalu membakarnya di dalamnya ada seutas tali degnan sebelas ikatan. Kemudian diturunkan kedua surah yakni an-Naas dan al Falaq ini kepada Rasulullah saw., setiap kali beliau membaca satu ayat dari kedua surah tersebut terlepaslah satu ikatannya. Jumlah ayat an-Naas dan al Falaq jika dikalkulasikan sebanyak 11 ayat.
***
Kisah tersebut di atas memberikan kesimpulan kepada kita bahwa sihir atau santet itu ada, dan membahayakan bagi manusia, namun semua akan terjadi jika Allah menghendaki karena semua yang terjadi adalah atas kuasa Allah swt. Oleh karenanya Allah swt memerintahkan untuk selalu berlindung dari kajahatan manusia. Sihir termasuk kejahatan yang mengakibatkan pelakunya diganjar dengan dosa besar, sihir tergolong dalam tujuh perbuatan dosa besar, Nabi bersabda:

"Jauhilah tujuh perkara yang merusak Para sahabat lantas bertanya: apa (tujuh perkara) itu, wahai Rasulullah?, Jawab Rasul: (1) Menyekutukan Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang dilindungi Allah kecuali dengan cara yang haq, (4) memakan riba, (5) memakan harta anak yatim, (6) lari menghindar saat berkobarnya perang dan (7) menuduh zina wanita yang dilindungi yang beriman dan yang lupa (yang tidak pernah membayangkan untuk melakukannya). (diriwayatkan oleh Bukhari).

Sihir adalah kekuatan gaib yang dimiliki oleh seeorang bertujuan untuk merusak dan meresahkan maasyarakat, dalam rancangan perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan, orang yang berupaya menawarkan kemampuan magisnya bisa terancam pidana lima tahun penjara.

Aturan ini dituangkan pada Bab V tentang Tindak Pidana terhadap Ketertiban Umum yang secara khusus dicantumkan dalam Pasal 293. Lebih jelasnya kutipannya sebagai berikut:
(1) Setiap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan, memberikan harapan, menawarkan atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penderitaan mental atau fisik seseorang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV;

(2) Jika pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 melakukan perbuatan tersebut untuk mencari keuntungan atau menjadikan sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, maka pidananya ditambah dengan sepertiga."

Karena bersifat magic inilah, tentunya pembuktiannya akan mengalami berbagai kendala, sebab tidak bisa dibuktikan secara faktual, entahlah bagaimana cara mengimplementasikan pasal tersebut.

Hukum positif dan hukum agama telah melarang keras untu mengembangkan, memakai atau mengajarkan ilmu sihir karena tidak ada sisi baiknya sama sekali, entah siapakah pencipta ilmu hitam tersebut. Yang pasti secara teologis jika santet yang dimaksud adalah ilmu sihir, maka ilmu tersebut jelas benar adanya, tak bisa diragukan lagi. Setiap orang perlu waspada terhadap kejahatan manusia pengguna ilmu santet/sihir tersebut.

Contoh Ceramah; Seputar Keluarga Bahagia

Saat berlibur di Tajur
Umur blog ini memang terbilang seumur jagung, namun melihat minat baca para on-liners yang mampir di blog ceramah singkat ini, mendongkrak semangat kami untuk selalu menyajikan informasi berbasis agama islam yang jauh dari perbedaan khilafiyah, diharapkan penyajian informasi ini menjadi model dakwah dunia maya untuk penyebaran pengetahuan agama islam kepada semua pihak yang membutuhkan.

Dari sekian bahan ceramah singkat atau kultum yang berhasil kami rilis, akhir-akhir ini mengambil spesifikasi ceramah seputar keluarga bahagia, mengingat pentingnya peranan keluarga sakinah sebagai sekolah pertama bagi anak-anak yang secara biologis melekat dalam tanggung jawab semua orang. Sebagai antisipasi faktor yang merusak tatanan "sakinah" maka dibuatlah postingan yang berjudul ceramah singkat perusak sakinah. Blog ini akan terus bergeliat mencari makna tanpa lelah.

Kami sodorkan beberapa judul menarik dari berbagai bahan bacaan yang ada, diantara beberapa postingan ada yang kental dengan nuansa tafsiry dan hikmah seperti memilih rahim sebagai ladang menabur benih keturunan, ada juga yang bernuansa sebagai pengantar saja misalnya ceramah singkat tentang keluarga bahagia dan masih banyak bahan ajar untuk ceramah atau kultum yang lainnya.

Lebih melengkapi rangkaian ceramah singkat seputar keluarga berikut kami tampilka subyek pendukung dalam menata pondasi keluarga bahagia yang salah satunya adalah seorang wanita shaliha pilar keluarga sakinah, karena ribuan orang sukses ternyata dibelakangnya ada peran dominan dari seorang wanita, entah itu pasangannya atau anak dan ibunya.

Intinya kami berharap ada sumbangsih tulisan tentang keluarga khususnya untuk kami posting dalam blog ini yang mana makin hari pengunjungnya bertambah dan memberikan testimoni positif dengan materi tulisan yang ada. Terimakasih atas kunjungannya salam buat keluarga bahgia yang anda bina, kami berdoa: "semoga keluarga bahagia yang kita rajut adalah adalah keluarga bahagia karena Allah ta'ala"
Peran Keluarga Sakinah Sebagai Sekolah Pertama

Peran Keluarga Sakinah Sebagai Sekolah Pertama

Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak bahkan ia sejak dalam kandungan sekalipun, F. Rene Van de Carr, M.D. menurut penelitiannya memberi kesimpulan bahwa janin sejak dalam kandungan sudah bisa menerima pelajaran dari luar rahim ibunya, terutama dari seorang ibunya sendiri. Apalagi bayi, kanak-kanak hingga dewasa dan berkembang menjadi dewasa sampai ia bisa menentukan jalan hidup terbaik menurut kemampuan berfikirnya.

Pengaruh pola kehidupan keluarga sangat lekat dalam proses pembentukan karakter, prilaku, sikap dan kepribadian anak. Pendidikan dalam keluarga menjadi modal utama dan paling pertama bagi anak-anak dalam menapaki jalan hidupnya, apabila pendidikan keluarga ini berhasil dengan baik maka pendidikan formal sekolah menjadi lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap. Melengkapi legalitas dan standar pendidikan yang dinotasikan dengan angka-angka, sekolah juga akan berfungsi sebagai sistem yang mengakomodir perkembangan potensi anak pada jenjang dan usia selanjutnya.

Anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya, ia dititipkan oleh oleh Allah kepada orang tuanya dalam keadaan fitrah sehinga ia condong dengan apa saja yang disuguhkan kepadanya jika dibiasakan baik maka tumbuh kembangnya menjadi baik dan jika dibiasakan dengan perbuatan buruk maka akan menjadi orang yang buruk sehingga orang tua ikut menanggung dosanya

orang orang yang membiasakan anak-anaknya tumbuh kembang dalam keluarga yang serba mewah, setelah ia terbiasa pola hidup keluarganya tersebut bukan tidak mungkin akan menjadi orang tersebut akan menjadi orang yang rakus, tak heran jika harta dan kesenangan duniawi yang ia dapatkan tanpa mengindahkan aturan agama. Saya menduga adanya carut marutnya bangsa dengan gonjang-ganjingnya demam korupsi ini salah satunya adalah akibat pola pikir yang dibawa sejak ia dalam keluarga

untuk menciptakan pola pikir dan karakter anak yang baik, harus melalui perencanaan yang matang dengan menggunakan konsep analogi nisaaukum hartsul lakum.  Melalui usaha Memilih Rahim sebagai Ladang Menabur Benih namun sebelumnya harus mempersiapkan terlebih dahulu diri ini mempunyai benih yang bagus (fa qaddimuu li anfusikum), jika hal ini bisa dilakukan sesuai dengan prosedur syar'i yang baik maka akan tercipta keluarga bahagia atau yang lebih kita kenal dengan istilah keluarga sakinah, di sanalah lembaga non-formal anak-anak kita belajar pertama kali dalam sepanjang hidupnya.

Demikian postingan ceramah singkat, tunggu posting berikutnya  
Bank mandiri sengaja memanjakan nasabah

Bank mandiri sengaja memanjakan nasabah

MAKSUD HATI INGIN IKUTAN KONTEST MENULIS "BANK MANDIRI" Apa daya kemenangan tidak berpihak, dasar memang blog ini memang cocoknya untuk ceramah singkat, dibawah inilah tulisan kami tentang bank mandiri

Keuangan dalam segala hal merupakan elan paling vital, dengan bahasa sarkasme, nafas kedua kehidupan adalah uang, meski uang bukan satu-satunya cara untuk menempuh hidup bahagia. Oleh sebab itu menejemen keuangan menjadi sangat penting dan menempati urutan pertama dalam pengeloloaanya. Bicara soal keuangan tentu tidak bisa lepas dari istilah bank, seperti bank yang lagi hit saat ini seperti bank mandiri.

Bank mandiri memanjakan nasabah dengan layanan berkualitas terlengkap, dari pembelian rumah dengan segala bentuknya sampai sekedar pembelian pulsa, dari tabungan biasa sampai tabungan berencana. Adapun program bank mandiri yang paling banyak diminati antara lain,
Mandiri kta
Mandiri kpr
Mandiri tabungan
Mandiri tabungan terencana
Mandiri kartukredit
Namun perlu diketahui masih banyak program pengatur keuangan lainnya, silahkan merujuk langsung sumber aslinya di situs bankmandiri.co.id.

BANK MANDIRI memanjakan nasabah dengan memberikan kemudahan-kemudahan pelayanan sebut saja MANDIRI KTA reguler atau mandiri payroll, beberapa fasilitas lain seperti mandiri kta cross sell, mandiri kta selected company, take over dan lain-lain dapat dilihat langsung ke websitenya atau klik --> Bank Mandiri. Semua program yang dicetuskan oleh bank mandiri itu memungkinkan diharapkan memberi keuntungan dari dua arah, keuntungan karena bunga bank yang kompetitif juga prosesnya mudah dengan biaya cicilan ringan.

MANDIRI KPR bankan tidak akan pernah lesu dari nasabah manakala mampu membuat inovasi baru disertai kualitas pelayanan dan kuantitas programnya. karena itu bank-bank besar yang mempunyai kualitas terbaik di Indonesia seperti Bank mandiri selalu diburu, seimbang dengan pelayanannyanya bahkan pada saat ini banyak ATM bank mandiri di pelosok-pelosok seluruh penjuru Indonesia, ke depa n bank terpercaya seperti ini akan mejadi elemen penguat keuangan keluarga dan indiividu warga Indonesia dan berperan serta secara aktif dalam mensejahterakan rakyat, terbukti dengan biasa ringan dengan jangka waktu yang lama. Bukti nyata adalah Mandiri KPR, banyak saya jumpai teman-teman saya yang sukses mencicil rumah dengan bantuan bank mandiri

Per-bankan diharapkan menjadi tulang punggun pemenuhan kebutuhan rakyat kecil, para buruh dan petani, tidak hanya menyentuh masyarakat elit yang sudah bejibun uang, kehadiran bank mandiri patut disambut baik terkait dengan program MANDIRI TABUNGAN juga MANDIRI TABUNGAN RENCANA. Degnan kedua program ini masyarakat kecil terbantu dan tidak jatuh pada hutang piutang kepada rentenir kampung yang bunganya pat gulipat jika dibandingkan dengan bank-bank yang sudah mapan seperti bank mandiri.

Bagi pe-bisnis atau masyarakat yang simpel dan aman berbelanja tanpa harus membawa uang cash, gaya hidup yang satu ini sangat cocok dengan layanan Mandiri kartu kredit, mengapa harus mandiri kartu kredit?, karena fasilitas transaksional dengan mandiri kartu kredit sangat variatif, dari yang bersifat serius sampai yang bersifat hobi, dari penarikan tunai hingga sekedar beli pulsa. Kartu Mandiri dapat digunakan di lebih 940 ribu ATM berlogo PLUS/Visa/Visa Electron baik di Indonesia maupun luar negeri dan ATM BERSAMA serta lebih dari 6 ribu ATM berlogo LINK di seluruh Indonesia, termasuk lebih dari 2.600 ATM Mandiri di seluruh Indonesia.

Bank mandiri menlayani apa kemauan kita, sudah saatnya menentukan gaya hidup dan menejemen keuangan yang sehat, tidak semata-mata terbawa oleh arus promosi marketing yang terkadang datang degnan membawa segudang janji bukan bukti. Jadi, anda mau ngurusin keuangan? serahkan saja kepada Ahlinya, kalau saya boleh memberikan refrensi ke Bank mandiri aja.

======
Komentar anda? Tentang bank mandiri memanjakan nasabah