![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpDmr233e5pal87CZ2PAAZNF7oHa9eevNOxxXdA0kWqRWkpqwUZm5qS6f1bVFE4whrd13VcBV40XkHYECJzP0Tgk8xARQueFkKBYRXLd27OD7nGgYArgxxqTyoOWoEoYRGg7UqzXOqfJMB/s1600/ceramah.jpg)
Imam Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullah menjelaskan kewajiban mengimani takdir Allah Ta’ala dalam ucapan beliau: “Ini termasuk ikatan iman (yang utama), landasan utama ma’rifatullah (pengenalan terhadap Allah Ta’ala), serta pengakuan (keyakinan) terhadap tauhid dan rububiyah-Nya
Qadha dan Qadar
Qadar secara bahasa adalah ukuran tertentu yang telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali, dari pengertian ini berarti qadar mendahului qadha'. karena telah ditentukan itulah maka tidak bisa melampaui dari ukuran yang telah ditentukan sebelumnya
"Dan telah Kami takdirkan/tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua" (QS Ya Sin [36]: 39)
rembulan tidak akan bisa bergerak melampaui manzilah yang telah ditentukan sebelumnya, ia akan patuh sesuai dengan ukurannya yang berlaku. Begitu juga dalam kehidupan, takdir adalah pilihan hidup memilih dengan mengetahui kadar ukuran yang paling tepat untuk menunjang kehidupan ini
Namun ada yang tidak membedakan sama sekali, yang membedakan qadha lebih didasarkan atas ayat qur'an diberbagai tempat mendahulukn qadha daripada qadar. Bagi ulama' yang membedakan kedua kata tersebut. Qadha adalah ketentuan azali sedangkan waktu terjadinya disebut dengan kadar/taqdir. Semua tertulis rapi di lauh mahfudz.
Demikian tulisan singkat tentang menakar ukuran taqdir Silahkan rujuk juga