Loading...
Bertindak Stratejik

Bertindak Stratejik

Hasan dan Husein putra Ali bin Abi Thalib ra, suatu saat pergi ke masjid dan menjumpai seorang tua yang sedang berwudhu lalu shalat. Ternyata, wudhu dan shalatnya kurang sempurna. Hasan dan Husein ingin memperbaiki dan meluruskannya, tetapi ada kekhawatiran akan menyinggung perasaan orang tua tersebut. Akhirnya mereka sepakat untuk memakai pendekatan stratejik. Di hadapan orang tua itu mereka berpura-pura berdebat. Masing-masing mengatakan bahwa dirinyalah yang lebih benar cara wudhu dan shalatnya. Kemudian mereka meminta orang tua tersebut untuk menilainya.

Setelah melihat cara berwudhu dan shalat Hasan dan Husein, akhirnya orang tua itu mengoreksi dirinya dan mendapati bahwa wudhu dan shalatnya ternyata tidak sesempurna kedua pemuda yang meminta penilaiannya itu. Maka dia berkata pada keduanya, "Alangkah sempurnanya wudhu dan shalat kalian, serta alangkah baiknya tuntunan dan bimbingan kalian kepadaku.

Kisah diatas mengandung hikmah sangat luar biasa; Pertama, ada sekelompok orang yang punya kesadaran ingin meluruskan perbuatan yang diketahuinya salah dan tidak sesuai dengan ajaran agama. Kedua, kesadarannya itu diikuti dengan metode hikmah stratejik untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi sasaran perubahan, yakni seorang yang lebih tua. Ketiga, metode stratejik yang sudah disusunnya, sesegera mungkin dilaksanakan sebelum kesalahan berlalu dan berlarut-larut.

Ada hikmah lain bagi orang tua tadi yaitu; Pertama, orang tua ini adalah tipe manusia tercerahkan yang mau menerima kebenaran, walaupun berasal dari orang yang lebih muda. Kedua, karena tercerahkan, ia juga merupakan sosok yang dengan lapang dada mengakui dirinya belum tahu dan berterima kasih pada orang yang mau memberi tahu. Ketiga, punya kesadaran optimal untuk menjadi manusia yang tidak apriori terhadap hal-hal baru yang memang benar secara agama

Semoga kita termasuk generasi muda yang sanggup dengan bijak memperbaiiki kesalahan generasi. Disamping itu semoga kita yang kebetulan berposisi lebih tua tidak terjebak dengan pengalaman sehingga susah dinasehati dan tidak mau berubah. Berani hadapi tantangan. Bagaimana pendapat anda???


Sumber: Amri Knowledge Entrepreneur

Bulan Penuh Pencuri

Rasulullah saw bersabda:"Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dari shalatnya. Para sahabat nabi bertanya, " Wahai Rasulullah bagaimana ia mencuri dari shalatnya?"Beliau menjawab, ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya."(HR. Ahmad)

Kisah ini terjadi ketika setelah selesai sholat berjamaah, Rasulullah duduk bersama para sahabatnya di salah satu sudut masjid. Kemudian datang seorang laki-laki ke sebuah sudut lain dan langsung mengerjakan shalat sendirian. Dalam shalatnya orang itu rukuk dan sujud dengan cara sebentar-sebentar karena terburu-buru.
Melihat hal ini, kemudian Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, "Apakah kalian menyaksikan orang ini? Barang siapa meninggal dalam keadaan shalatnya seperti ini, maka ia meninggal diluar agama Muhammad".

Jadi, apabila kita tidak memenuhi thuma'minah, shalat bukan sekedar tidak sah, tetapi shalat itu dianggap tidak ada. Allah bahkan mengancam orang-orang yang shalatnya seperti itu dengan ancaman bahwa mereka akan celaka. Sebab, dengan meninggalkan thuma' ninah (tenang sejenak) berarti kita sudah lalai dalam shalat. (QS Al-Ma'un: 4)

Sahabat, sekarang kita memasuki bulan suci Ramadhan, yaitu bulan penuh berkah. Kalau bulan-bulan dan hari-hari lain, kita sering shalat tidak thuma'ninah, makan di bulan Ramadhan ada sebuah tantangan besar bagi kita untuk shalat lebih tidak thuma'ninah. Yaitu ketika, shalat tharawih.

Kalau ini yang terjadi, maka ramadhan bulan penuh berkah., sekaligus penuh pencuri. Yaitu pencuri shalat. Berani hadapi tantangan untuk tidak jadi pencuri? Bagaimana pendapat anda???

Sumber: Amri Knowledge Entrepreneur
Kreatif Dong

Kreatif Dong

Karena itu amat wajarlah jika keberkahan lelaki agung itu terasa betul, baik secara individu maupun sosial. Gara-gara Muhammad menjadi seorang pedagang, pekerjaan tersebut kemudian bernilai sangat suci -- berbeda dengan penilaian sebelumnya. Gara-gara seorang budak hitam Bilal ibn Rabah berislam dan menjadi sahabat terdekat Nabi, semua kaum hitam terangkat derajatnya. Begitulah Sang Nabi Terakhir Muhammad. Sehingga dalam suatu hikayat dikabarkan bahwa menjelang Nabi wafat, berkumpullah semua keluarga, sahabat, para tetangga dan orang-orang yang mengenalnya.

Di saat itulah Muhammad meminta kepada semua yang hadir, terutama mereka yang pernah bergaul dengannya, untuk secara jujur mengemukakan tentang berbagai hal yang membuat mereka tidak suka kepada Nabi. Atau, siapa tahu kepada mereka Nabi pernah berutang. Atau, kepada mereka Nabi pernah menyakiti.

Suasana sangat hening. Bisa kita bayangkan, orang yang selama ini menjadi panutan dan pemimpin kharismatik mereka, terbaring sakit tak berdaya. Maka pada saat itulah berdiri seorang sahabat Nabi bernama Sawwad dan berbicara bahwa dirinya pernah mengalami perlakuan Nabi yang membuatnya kesal dan marah. Kini ia akan membalas perbuatan Nabi tersebut. "Apa perbuatan saya yang kamu anggap menjengkelkan kamu ya Sawwad?" tanya Nabi.  "Dulu ketika saya menjadi tentara perang, Nabi pernah memukul perut saya dengan tongkat, karena waktu itu saya berposisi kurang lurus. Saat itu Nabi memukul saya sambil mengatakan 'istaqim ya Sawwad!" jelas Sawwad di hadapan para hadirin yang sedang berduka itu.

Semua sahabat Nabi, terutama Umar ibn Khattab, berang kepada Sawwad dan menyilakan Sawwad untuk membalas kepada dirinya, bukan kepada Nabi. Tapi Muhammad kemudian menyilakan Sawwad untuk memukul perut Nabi persis seperti Nabi memukul perutnya. Tapi Sawwad ingin memukul perut Nabi tanpa terhalangi baju, sebab waktu Nabi memukulnya dulu juga tanpa terhalang baju. Langsung saja Nabi membuka baju dan menyilakan Sawwad memukul perut Nabi. Kemudian apa yang dilakukan Sawwad? Ketika perut Nabi sudah dalam keadaan terbuka, Sawwad dengan sangat kreatif malah bukan memukulnya, melainkan menciumi perut Nabi sambil menangis.

Kemudian Sawwad meminta maaf kepada Nabi dan menjelaskan mengapa ia melakukan hal ini. Sawwad pernah mendengar bahwa siapa-siapa yang pernah menyentuh kulit Nabi, ia akan dekat dengan Nabi di akhirat kelak. Atas dasar itulah Sawwad melakukan kreatifitas untuk mencapai tujuannya, dengan harapan ia akan bisa dekat dengan Nabi di akhirat nanti.

Sahabat, berani hadapi tantangan hidup kreatif, selamat mencoba. Bagaimana pendapat anda?

Sumber: Amri Knowledge Entrepreneur
Gaung Kemudahan

Gaung Kemudahan

Suatu ketika, Rasulullah saw kedatangan seorang tamu ibnu sabil yang kehabisan bekal. Karena di rumahnya tidak ada sesuatu yang layak untuk diberikan, maka nabi meminta tolong sahabat Bilal agar mengantar tamu itu ke rumah Fatimah.

Di rumah putri kesayangan nabi itu, rupanya juga tidak ada sesuatu yang layak dimakan. Maka dengan hati tulus dan ikhlas, Fatimah memberinya kalung hadiah pernikahannya dengan Ali. ''Ambillah kalung ini dan juallah! Mudah-mudahan harganya cukup memenuhi keperluanmu!'' kata Fatimah.

''Berapa hendak kamu jual kalung itu?'' tanya Ammar bin Yasir.

''Aku akan menjualnya dengan tukaran roti dan daging sekadar untuk mengenyangkan perutku, sebuah baju penutup tubuhku, dan uang satu dinar untuk menemui istriku,'' kata si tamu.

Ammar berkata, ''Baiklah, aku membeli kalung itu dengan harga 20 dinar, ditambah 200 dirham, ditambah sebuah baju, serta seekor unta agar kamu dapat menemui istrimu.''

Setelah itu Ammar berkata kepada budaknya, Asham. ''Wahai Asham, pergilah sekarang menghadap Rasulullah. Katakan bahwa aku menghadiahkan kalung ini dan juga kamu kepadanya. Jadi, mulai hari ini kamu bukan budakku lagi, tetapi budak Rasulullah.'' Ternyata Rasulullah pun berbuat sebagaimana Ammar. Ia menghadiahkan kalung itu dan juga Asham kepada Fatimah.

Fatimah sangat bahagia menerima hadiah dari ayahandanya, sekalipun dia tahu bahwa kalung ini semula memang miliknya. Dia sadar, ternyata kebaikannya yang hanya sekadar memberi kalung mendapat balasan berlebih dari Allah swt, yaitu dengan ditambah seorang budak.

Lalu Fatimah berkata kepada Asham, ''Wahai Asham, kamu sekarang bebas dari perbudakan dan menjadi manusia merdeka, aku melakukan semua ini karena Allah swt semata.''
''Mengapa kamu tertawa seperti itu,'' tanya Fatimah yang merasa heran melihat Asham tertawa terbahak-bahak.
''Aku tertawa karena kagum dan takjub akan berkah kalung yang beriwayat ini. Ia telah mengeyangkan orang yang lapar. Ia telah menutup tubuh orang yang telanjang. Ia telah memenuhi hajat seorang yang fakir dan akhirnya ia telah membebaskan seorang budak,'' jawab Asham.

Rasulullah bersabda, ''Siapa saja yang ingin doanya dikabulkan dan kesusahannya dihilangkan, maka bantulah orang yang sedang kesulitan.'' (HR Ibnu Abi ad-Dunya)

Sahabat, mari kita membuat gaung kemudahan sebanyak-banyaknya, agar kita banyak mendapatkan kemudahan untuk hidup semakin prestatif dan bermanfaat bagi banyak ummat. Berani hadapi tantangan? Bagaimana pendapat anda!!!

Sumber: Amri Knowledge Entrepreneur

Kiat Aa Gym: Ayah Yang Baik

Kiat Aa Gymnastiar
Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik, jika anak kita tidak sesuai dengan keinginan, maka sikap yang paling mudah untuk diambil yakni dengan menyalahkan istri. Menyalahkan jaman, atau menyalahkan sekolah. Namun,  apakah semua itu menyelesaikan masalah? Belum tentu.

Karena seorang ayah yang baik adalah ayah yang bertanggungjawab. Ayah yang mempunyai keberanian untuk menyalahkan dirinya sendiri. Yang senantiasa bertanya kepada dirinya,  “ Mungkin saya belum bisa menjadi contoh di rumah ? Mungkin uang yang saya bawa bukan uang yang halal? Mungkin saya belum bisa mendidik anak-anak  untuk bisa mengenali jalan kehidupan yang baik? Atau mungkin saya belum bersungguh-sungguh dalam berdo’a untuk meminta anak yang shaleh?"

Adalah sebuah mimpi, jika orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi lebih baik dari dirinya, namun mereka tidak menyadari kekurangan dan kesalahan sendiri. Sulit bagi kita untuk merubah orang lain sebelum kita gigih untuk merubah diri. Dan akan sulit merubah diri sebelum kita berani jujur untuk mengevaluasi kekurangan diri. Wallahu a’lam (aep/mikha)

Sumber: manajemenqalbu.com

Kiat Aa Gym: Fungsi Rumah Bagi Keluarga

Kiat Aa Gymnastiar
Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku, rumah semestinya menjadi tempat paling sejuk setelah rumah Alloh (Masjid). Jangan sampai orang tidak mau pulang ke rumah karena rumahnya terasa “panas”. Lantas, bagaimana caranya supaya rumah yang kita tempati dapat menjadi penyejuk?

Simak firman Alloh dalam Q.S Ar Ra’du/13: ayat 28; A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim, Alladziina aamanuu wa tathma-innu quluubuhum bi dzikrillaahi alaa bi dzikrillaahi tathma-innul quluub artinya : Yaitu orang- orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah,hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tenteram.

Maka, kalau kita ingin rumah kita terasa menyejukan, pergunakanlah rumah yang kita tempati untuk memperbanyak dzikir dan menyebut nama Alloh. Ini fungsi pertama rumah bagi keluarga.
Kedua, rumah tangga itu sumber energi dan sumber semangat bagi keluarga. Jadi jika terjadi sesuatu, rumahlah generator semangatnya. Jika misalnya suami sedang memiliki masalah, maka inilah saatnya istri menjadi motivator.  Karena sekuat apapun laki-laki, pasti  ada titik lemahnya. Laki-laki yang gagah perkasa sekalipun, tetap menginginkan ada istri  yang mendampinginya, yang berperan sebagai pengayomnya. Seperti Nabi Muhammad yang senantiasa disemangatinya oleh Siti Khodijah. Ketika gelisah ditenangkan, ketika panik disemangati.
Ketiga, fungsi rumah bagi suami, istri, dan keluarga adalah sebagai cermin. Tidak ada tempat yang paling aman untuk saling mengoreksi kecuali dirumah. Suami, istri saling koreksi, begitu juga dengan anak. Sebab  jika kita dikoreksi orang lain biasanya suka sakit hati. Maka, rumah tangga adalah korektor yang paling aman.
Fungsi yang keempat, rumah itu merupakan tempat sinergi dan saling melengkapi. Suami, istri saling bersinergi begitu juga dengan anak, baik dalam ilmu dunia maupun akhirat.

Ya, seperti itulah kurang lebih fungsi rumah bagi keluarga. Maka, kunci penting lainnya yakni dengan memperbanyak ilmu. Karena kebanyakan, sebuah keluarga babak belur akibat kurang iman. Kenapa iman kurang? karena ilmunya terbatas. Bukankah pupuk iman adalah ilmu? Wallahu a’lam (and/mikha)

Sumber: manajemenqalbu.com

Kiat Aa Gym: Membangun Keluarga Yang Kokoh

Kiat Aa Gymnastiar
ManajemenQolbu.Com: Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik, sulit untuk membangun negeri yang kita cintai ini, jika tidak kita awali dengan membangun keluarga yang kokoh.

Seorang suami yang berasal dari keluarga yang kokoh, ia akan mampu memimpin keluarganya dengan baik. Jangan sampai, di kantor sukses mengurus perusahaan dengan ribuan karyawan, namun di rumah gagal, karena 2 orang anaknya tidak terurus.

Rumah tangga yang kokoh akan membuat kemampuan sang ibu turut berkembang. Ia semakin mampu menjadi ibu yang baik. Menjadi istri yang mulia. Kita berharap, para wanita terus berjuang sekuat tenaga untuk membangun keluarganya, karena semua pemimpin dilahirkan oleh seorang wanita. Kita begitu rindu akan banyaknya wanita Indonesia yang berlomba-lomba menjadi tuntunan, bukan berlomba-lomba sekedar menjadi tontonan.

Para suami juga harus sadar, bahwa memiliki status sebagai suami, atau saya ayah saja tidaklah cukup, karena akan jadi dengan sendirinya saat ia menikah dan dikarunia anak.

Seorang suami adalah pemimpin keluarga. Ia harus belajar terus menerus untuk mencari cara terbaik dalam memimpin rumah tangganya.

Karena setiap hari, masalah yang dihadapi bertambah, tiap hari kebutuhan juga bertambah ,dan tiap hari potensi konflik ikut bertambah, Jadi, bagaimana mungkin bisa menyikapi segala yang bertambah tanpa kemampuan yang bertambah.

Semakin tua, seharusnya semakin matang, semakin bijak. Sehingga ketika ia wafat, warisan terbesar bagi kelurga dan anak-anaknya adalah kebanggaan memiliki orang tua yang bijak. Yang mulia. Sebagai orang tua, kita harus menginformasikan kepada anak-anak, bahwa mereka tidak selamanya memiliki orang tua yang ideal. Mungkin ayahnya yang kurang bijak ? Mungkin ibunya yang kurang arif ? Atau Mungkin kedua-duanya.
Mereka tidak boleh patah semangat, walau orang tua belum seideal yang mereka harapkan. Mungkin diantara kita, ada yang orang tuanya bercerai, orang tuanya telah wafat, atau mungkin ada yang tidak tahu dimana ibu bapaknya, karena yatim piatu sejak lahir. Hal Itupun tidak boleh membuat kita patah semangat.

Nabi Muhammad, ketika lahir tidak pernah melihat ayahnya, karena sudah wafat. Umur 5 tahun, ibunya juga meninggal. Nabi Muhammad umur 5 tahun sudah yatim piatu, namun beliau bisa bangkit berprestasi. Maka, membangun rumah tangga tidak cukup hanya tekad ayah, tekad ibu, atau tekad anak. Tapi yang penting adalah bagaimana menyikapi setiap masalah dengan sikap yang terbaik. Dan kuncinya adalah ilmu.

Rumah tangga pecinta ilmu, pecinta amal, itulah yang akan mengokohkan iman. Sungguh, iman yang kokohlah yang akan membuat hiruk pikuk rumah tangga tidak akan menenggelamkan ataupun menyengsarakan. Hanya dengan kekuatan iman, buah dari ilmu yang diamalkan, yang akan memperindah keluarga dan memperkokoh rumah tangga, Insya Allah. Wallahu'alam. (and/mikha)