Loading...

Kiat Aa Gym: Hidup yang Dibimbing Allah

Kiat Aa Gymnastiar
... Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Qashash: 50)

Misalkan kita hendak memasuki sebuah hutan rimba yang belum kita kenal tempatnya, tentu akan lebih mudah bila kita didampingi seorang pemandu. Yang akan memberi tahu mana jalan yang baik untuk dilalui, mana yang tidak. Apa saja bekal perjalanan yang hendanya dibawah, dan bagaimana cara mengatasi berbagai kendala selama perjalanan.

Tetapi bisa juta kita memasuki hutan yang tidak dikenal itu, dengan kemampuan yang kita miliki. Kita tidak membutuhkan pemandu, karena percaya akan keahlian kita dalam menghadapi berbagai masalah diperjalanan. Namun, tentu saja cara ini akan lebih susah untuk dilakoni. Banyak energi yang terbuang secara sia-sia, dan belum lagi bahaya tersesat senantiasa membayangi. Begitu juga dengan hidup ini, saat masalah datang menerpa. Bila kita mengandalkan kemampuan yang kita miliki, entah itu berupa kepandaian, harta, atau kekuasaan yang kita punya, tapi tanpa petunjuk dari Allah, kesesatanlah yang nantinya akan kita temui.

Saudaraku, memperoleh petunjuk dari Allah adalah sebuah anugerah yang tak terhingga dalam hidup ini. Sebuah masalah, seberapa pun sukarnya ia, akan menjadi mudah saat 'tangan-tangan' Allah memandunya. Karenanya, jangan pernah menyandarkan segala solusi masalah, hanya berlandaskan pada kemampuan yang ada dalam diri kita, sembari melupakan Allah yang menggenggam jiwa ini.

Manusia memang dikarunia berbagai kemampuan yang dapat dipergunakannya untuk mengatasi masalah. Tetapi, bila kemampuan-kemampuan itu tidak mendapat pengayoman dari cahaya Allah, maka kelak kita akan tersesat oleh ilusi kebenaran yang diciptakannya. Sebagaimana Allah nyatakan dalam surat Al-Qashash ayat 50.

Jadi, carilah bimbingan dari Allah di setiap detik hidup ini. Raihlah petunjuk-Nya, ketika masalah datang menerpa. Ketuklah pintu ridho-Nya, agar Nur Illahi selalu menerangi langkah-langkah kita.

(Sakinah 25 Juni 2010)

Kiat Aa Gym: Menuju Akhirat

Kiat Aa Gymnastiar
Puncak kebahagiaan hidup adalah saat kita memberikan hati atau cinta kita untuk sesuatu. Baik itu makhluk, harta benda, popularitas, kekuasaan atau lainnya, kepada Allah, Dzat Yang Maha Kekal. Dengan cinta yang kita berikan, akan menjadi penuntun ke mana arah yang akan kita tuju dan menjadi.

Bila kita memberikan hati pada makhluk, maka bersiap-siaplah untuk kehilangan. Karena makhluk bersifat fana, suatu saat akan sirna. Bila harta, popularitas atau kekuasaan tempat hati kita bertaut, tunggulah! Suatu waktu kita akan terhinakannya. Ia akan membawa kita ke titik nadir, tempat di mana jiwa akan merasakan kegersangan yang tiada kira.

Makhluk, harta benda, popularitas hanya akan membawa kita menjadi para pencinta dunia. Para pencinta yang mengabdikan dirinya untuk mengejar dunia dan segala keindahannya. Para pencinta yang merasa bahwa ia telah mendapatkan kebahagiaan yang menjadi tujuan hidupnya. Namun hakikatnya, tujuan yang ia kejar adalah tujuan ke lembah kehampaan tanpa dasar.

Bagaikan Qais yang menjadi majnun (gila) karena cintanya pada Laila. Qarun yang rela mati tertimbun oleh harta, karena tak rela untuk meninggalkannya, atau Fir'aun yang ditelah ganasnya Laut Merah karena egonya akan popularitas dan kekuasaan.

Merekalah para pencinta dunia. Mereka yang namanya masih tergores dalam lembar sejarah sebagai orang-orang telah terpikat hatinya pada keindahan cinta dunia. Cinta pada makhluk, harta benda, popularitas atau kekuasaan.

Tidak cukupkah, para tokoh pencinta dunia itu menyadarkan kita akan hakikat hidup ini? Masih kurangkah tingkah polah mereka mengajarkan kita, ke mana hati ini  hendaknya kita berikan? Atau kemanakah cinta harus kita sandarkan, agar tidak goyah saat kaki ini melangkah?

Jika cinta ini kita persembahkan pada Allah, Dzat Yang Maha Kekal, di mana jiwa kita ada ditangan-Nya, maka keberuntungan akan menyapa dalam setiap detik kehidupan kita. Bila setiap waktu, hanya nama-Nya yang kita sebut. Bila setiap saat, hanya Allah yang menghiasi indahnya lafadz yang tak henti menyebut nama-Nya. Yakinlah surga telah lebih dahulu hadir mengiringi hidup kita.

Saat cinta pada makhluk, harta benda, popularitas atau kekuasaan hanya ibarat  bunga mimpi yang ada, namun tidak nyata. Maka saat itulah, kita telah mendeklarasikan kebebasan yang hakiki. Kebebasan untuk menjadi hamba Allah yang sejati. Para pencinta akhirat.

Saudaraku, ingatkan diri kita akan hakikat hidup di dunia ini. Kita menjadi hamba Allah bukan hamba dunia. Dunia adalah pelayan kita, bukan sebaliknya.

(Sakinah 18 Juni 2010)
Ayat Ayat Kiamat

Ayat Ayat Kiamat

Berikut adalah ayat ayat yang berbicara tentang kiamat, ceramah singkat sengaja posting ayati-ayat ini untuuk menjadi landasan sekaligus membantah jikalau ada diantara sekian orang yang tidak yakin dengan datangnya hari kiamat. Hari kiamat pasti datang setuju atau tidak bukan urusan makhluk Allah, tetapi murni urusan Allah.

mengenai datangnya hari kiamat, dapat kita kenali melalui beberapa tanda saja. berikut adalah kutipan ayat ayat yang berbicara tentang kiamat:

Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. QS. Al Hijr (15) : 85

dan apabila lautan dijadikan meluap, (al Infithar:3)
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, (az-zilzalah:2)

dan apabila bumi diratakan, (al Insyiqaq:3)
dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,(al Mursalat:10)

Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.QS. Al Mu’min (40) : 59

Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. QS. Thaahaa (20) : 15

(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (al hajj:2)

Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? QS. Muhammad (47): 18

Telah dekat terjadinya hari kiamat. QS. An Najm (53) : 57

Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah. QS. An Najm (53) : 58
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". QS. Al A’raaf (7): 187

Dasar Epistemologis Aqiqah

Yang kami hormati sesepuh, asatidz, bapak-bapak, ibu-ibu tamu undangan yang mudah mudahan dimulyakan oleh Allah. Terkhusus kepada sahibul bait yang dimulyakan oleh Allah. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan ‘inayahnya kepada kita semua amin ya rabbal alamin.

Alhamdulillah patut kita panjatkan kepada Allah, shalawat serta salam tetap tercurah kepada rasulullah saw.

Dalam keragaman ibadah yang telah digariskan agama, ada beberapa cara untuk mengungkapkan rasa syukur secara syar’i. Diantaranya adalah dengan cara menggelar tasyakuran, bersedekah atas nikmat yang kita dapat, menyantuni fakir dan miskin, bertasbih dan lain lain. Spesial pada tema ini adalah tentang kaitan syukur dengna Aqiqah. Aqiqah adalah salah satu bentuk perwujudan rasa syukur kepada Allah atas kelahiran keturunan yang kita dapat, dengan tujuan keturunan tersebut dapat membawa amanah dan perjuangan orang tuanya.

Aqiqah secara gampang dimengerti adalah menyembelih hewan pada hari ke-7 dari kelahiran seorang anak, kami tidak menemukan bahwa syariat ini tertuang di dalam al Qur'an, akan tetapi banyak hadits yang menjelaskan tentang hal ini. Hadits tersebut berbunyi :

حدثنا إسحاق حدثنا سعيد عن قتادة عن سمرة أن رسول الله صلعم . قال كل غلا م رهين بعقيقته تذبح عنه يوم السابع ويُحلقُ رأسُه ويسمى (رواه أحمد: 1928)

Tidak hanya terdapat didalam musnad Ahmad tetapi terdapat juga di Sunan At Tirmidzi 1442, Imam An Nasa’i 4149, Abu Daud 2454, 2455 Imam Ibn Majjah 3156 Ad Darimiy 1887.

Hadits diatas tersebut berderajat marfu’ dilihat dari sisi sambung tidaknya sanad, artinya dapat dijadikan sebagai landasan hukum. Para ulama’ sepakat bahwa hukumnya adalah sunnah mu’akkad dah hanya sekelompok kecil yang mewajibkannya. Ada tiga hal dalam hadits tersebut yaitu :

1. Memotong kambing pada hari ke-7 dari kelahiran anak
2. Mencukur rambut
3. Memberi nama

Meski terkadang pada kenyataannya banyak orang yang melakukan secara terbalik yaitu denga memberi nama terlebih dahulu, kemudian bayai berumur 3 bulan dicukur rambutnya dan aqiqah se-sempatnya. Namun yang terpenting dari semua ajaran itu adalah inti bersyukurnya kepada Allah yang telah memberikan karunia berharga berupa nyawa dan masa depannya dititipkan kepada didikan orang tuanya.

Makna hadis tersebut menurut Imam Ahmad bin Hanbal ra adalah “Bayi itu tertahan syafa’at kepada kedua orang tuanya.” Artinya jika bayi itu kelak menjadi anak yg saleh ia di akhirat kelak tidak bisa memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya sebelum diaqiqahkan atau jika bayi itu meninggal sebelum diaqiqahi ia di akhirat kelak tidak dapat memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya.

Jika tidak mampu memotong di hari ke-7 disunnahkan di hari ke-14 atau 21, namun jika masih tidak mampu, agama memberi keleluasan ‘semampunya’. Hal ini membuktikan betapa pentingnya tuntutan Allah untuk bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah diberikan kepada kita semua. Namun perlu diingat bahwa Allah tidak butuh dengan syukur kita, karena itu pada prinsipnya bersyukur kepada Allah adalah manfaat baik untuk diri hamba yang bersyukur tersebut, sesuai dengan firmannya :

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (QS. Luqamn[13]:12)


Disyariatkan untuk siapa?
Ada perbedaan pendapat dikalangan ulama’ dalam kaitannya dengan bolehkah seseorang aqiqah atas dirinya sendiri, karena di masa lampau orang tuanya tidak meng-aqiqahi-nya.

Pertama, pendapat beberapa tabi’in, seperti : ‘Atha`, Al-Hasan Al-Bashri, dan Ibnu Sirin, juga pendapat Imam Syafi’i, Imam Al-Qaffal asy-Syasyi (mazhab Syafi’i). mereka berpendapat sunnah mengaqiqahi dirinya sendiri berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. bahwa Nabi saw mengaqiqahi dirinya sendiri setelah nubuwwah (diangkat sebagai nabi). lihat As-Sunan Al-Kubra, 9/300; Mushannaf Abdur Razaq, no 7960; Al-Mu’jam al-Ausath no 1006; Musykil Al-Atsar no 883.

Kedua, Malikiyah dari Imam Ahmad, menyatakan orang yang waktu kecilnya belum diaqiqahi, tidak disunnahkan mengaqiqahi dirinya setelah dewasa. Alasannya aqiqah itu disyariatkan bagi ayah, bukan bagi anak. Menurut hemat kami masih lebih baik melakukan qurban dari pada aqiqah untuk dirinya sendiri. Lalu bagaimana dengan hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra sebagaimana telah di pakai dasar pijakan pada pendapat yang pertama tersebut.

Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. Di atas yang menjelaskan Nabi SAW mengaqiqahi dirinya sendiri dinilai dhaif. Lihat Hisamuddin ‘Afanah, Ahkamul Aqiqah, hlm. 59; Al-Mufashshal fi Ahkam al-Aqiqah, hlm.137; Maryam Ibrahim Hindi, Al-’Aqiqah fi Al-Fiqh Al-Islami, hlm. 101; M. Adib Kalkul, Ahkam al-Udhiyyah wa Al-’Aqiqah wa At-Tadzkiyyah, hlm. 44.

Diantara ulama’ yang melemahkan hadits diatas adalah
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani Fathul Bari, 12/12,
Imam Ibnu Abdil Barr Al-Istidzkar, 15/376,
Imam Dzahabi Mizan Al-I’tidal, 2/500,
Imam Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah Tuhfatul Wadud, hlm. 88,
Imam Nawawi (Al-Majmu’, 8/432). Imam Nawawi berkata,”Hadis ini hadis batil,”
karena menurut beliau di antara periwayat hadisnya terdapat Abdullah bin Muharrir yang disepakati kelemahannya. (Al-Majmu’, 8/432).

Namun, Nashiruddin Al-Albani telah meneliti ulang hadis tersebut dan menilainya sebagai hadis sahih. (As-Silsilah al-Shahihah, no 2726). Menurut Al-Albani, hadis Anas RA ternyata mempunyai dua isnad (jalur periwayatan).

Selanjutnya kita tiadak berhak untuk saling menyalahkan tetapi berhak dan bahkan sangat dianjurkan untuk terus mengkaji dasar dasar pijakan dan etika agama dalam melakukan aqiqah. Hargai pendapat orang niscaya orang lain akan menghargai pendapat anda.

Yang kedua sekitar persoalan makna filosofis mencukur rambut dan efek positif dalam memberikan nama akan kita bahas lain waktu.

والله أعلم بالصواب

Jika masih ingin membaca yang lain silahkan klik di sini

Kiat Aa Gym: Indahnya Kesabaran

Kiat Aa Gymnastiar
Dalam hidup ini kita harus siap dengan pasangan kejadian. Siap menerima kelapangan dan siap pula menerima kesempitan. Siap menikmati pujian dan siap pula menikmati cacian. Itu adalah ujian-ujian dari Allah.

Seseorang yang siap menerima ujian salah satu cirinya akan bersabar ketika dihadapkan pada suatu cobaan. Makna sabar dalam menerima ujian bukanlah pasrah begitu saja. Melainkan menerima sepenuh hati semua ujian yang Allah berikan disertai dengan usaha di jalan-Nya. Jadi, orang yang sabar ketika ditimpa ujian meyakini bahwa itu ketentuan dari Allah. Ujian itu harus dihadapi dan dicari solusinya. Tipe penyabar senantiasa tertantang untuk menjadikan ujian sebagai sarana peningkatan keimanan.

Indahnya kesabaran hanya dapat dimiliki oleh seorang yang tahu ilmunya. Seseorang yang tidak tahu ilmunya menjadikan ujian sebagai sesuatu yang menakutkan. Seperti murid SD yang belum siap menghadapi soal ujian, yang terjadi malah ketegangan, tidak konsentrasi, bahkan mencari alasan akan ketidakmampuan dalam menjawabnya. Lain hal dengan murid yang sudah siap. Dia akan menghadapinya dengan penuh ketenangan. Meyakini bahwa ujian yang terjadi merupakan episodenya, waktunya, dan meyakini ujian sudah disesuaikan dengan takaran kemampuannya. Tidak mungkin murid SD diberi soal ujian untuk SMP. Dia pun meyakini gurunya tidak akan memberikan ujian dengan sia-sia. Pasti ada hikmah yang bisa diambil. Jika ujiannya lulus, maka berhak untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya dan jika gagal maka dirinya tidak lulus.

Saudaraku, ujian diberikan oleh Allah bagi orang-orang yang beriman sebagai ujian atas keimanannya itu. Allah SWT berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan, 'Kami telah beriman' sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al-'Ankabut [29]:2)

Dengan demikian, indahnya kesabaran akan terpancar dalam diri yang pasrah kepada Allah. Kebahagiaan tidak didapat oleh orang yang pasif, tapi oleh yang sabar diiringi dengan ikhtiar. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kepada kita indahnya kesabaran. Amin.

[Sakinah 4 Juni 2010]

Kiat Aa Gym: Menghindari Sikap Ceroboh

Kiat Aa Gymnastiar
Salah satu yang jarang kita perhatikan adalah sikap ceroboh. Seiring kita meremehkan hal-hal yang menjadi penyebab kecerobohan. Berapa banyak masalah yang timbul karena kecerobohan yang kita lakukan. Ketika memasak misalnya, garam kebanyakan tentu masakan akan jadi asin. Begitu juga bagi yang keliru meminum obat. Kelebihan dosis karena berpikir akan cepat sembuh. Contoh lain, tidak hati-hati menyalakan listrik, kesetrum jadinya. Atau lupa mencabut kunci motor, motor baru bisa hilang digondol maling.

Mengapa orang bisa ceroboh? Di antara penyebabnya: pertama, sifat tergesa-gesa. Karena ingin cepat selesai, cepat untung, kita kerap menjadi tergesa-gesa. Sehingga ada saja yang terlupakan. Ada yang tertipu, karena ingin untung besar. Ia ceroboh karena tergesa-gesa memutuskan sesuatu. orang yang ceroboh karena tergesa-gesa bermental ingin cepat selesai.<

Kedua, orang yang ceroboh karena sering grasa-grusu, tidak banyak pertimbangan. Lalu, ketiga, orang yang mau untung besar dengan cara gampang. Banyak contoh orang tertipu karena tergiur dengan iming-iming janji. Dikabari dapat undian, lalu harus mengirimkan sejumlah uang. Karena ingin untung, langsung saja diberikan. Akhirnya, ia tertipu mentah-mentah.

Begitu pun dengan orang yang kurang tawakal kepada Allah. Walaupun menurut kita bagus, belum tentu bagus menurut Allah. Jadi, dia akan bertindak menurut pendapatnya sendiri. Dan karena terlalu ingin, ceroboh saja menurutinya. Padahal Allah telah menuntun kita agar tidak terjebak pendapat sendiri. Jika menyangkut kepentingan orang banyak misalnya, ada jalan musyawarah. Sehingga keputusan yang diambil benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Supaya tidak terjebak pada sikap ceroboh, kuncinya adalah pahami terlebih dahulu setiap masalah yang dihadapi. Jangan pernah mengambil keputusan tanpa pertimbangan. Lakukan pula check and recheck. Biasakan diri untuk melakukan hal tersebut. Dan terakhir, menyangkut perkara yang besar, biasakanlah shalat istikharah agar Allah senantiasa menolong kita dalam menjalani keputusan tersebut. Baik atau buruk akibat yang didapat. Aamiin.

sumber: Sakinah Priatim 14 Mei 2010



Leave a Reply

Nama*

Email *

Website

Komentar*

Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image][What's This?]
Powered byEMF PHP Form

Kiat Aa Gym: Hakikat Menolong

Kiat Aa Gymnastiar
Selama ini kita kerap memandang kesuksesan sebagai buah dari keberhasilan diri semata. Padahal sebenarnya orang yang paling sukses adalah mereka yang mampu membuat orang lain turut sukses. Seperti tertera dalam hadits yang menyatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling membawa manfaat bagi manusia lainnya.

Sehingga ketika kita mempunyai kesempatan, entah dari sisi ilmu atau rezeki, cobalah untuk berupaya semaksimal mungkin membantu orang lain. Kita bisa mulai dari keluarga, tetangga, atau teman-teman. Tidak sekadar membantu, tetapi membuat mereka mampu mandiri dan sukses. Untuk itu, kita harus mulai berlatih, lebih peka terhadap lingkungan di sekeliling kita. Jangan sampai kita tenang, nyaman sendiri, sementara orang-orang di sekitar kita membutuhkan uluran tangan.

Yang harus disadari adalah rezeki yang kita keluarkan untuk membantu orang lain bisa jadi itulah rezeki kita sesungguhnya. Tujuan kita membantu orang lain pun harus berorientasi kebaikan bagi semua pihak. Jangan sampai niat kita menolong orang lain berbuah kesombongan. Sedangkan orang yang dibantu pun tidak jarang merasa gengsi, malu dengan keadaannya, karena ia sangat menjaga harga dirinya, tidak mau menjadi beban orang lain. Dan, kita harus menghargai hal itu. Tentu kita pun tidak lantas mengurungkan niat membantunya. Tetap tawarkan bantuan dengan cara yang paling baik.

Andai setiap kita gigih berupaya saling membantu, tentu masing-masing kita akan semakin gigih berjuang, kian produktif, agar bisa membantu semakin banyak orang. Saat itulah sesungguhnya kesuksesan kita adalah kesuksesan bersama. Tidak ada yang saling membebani, semuanya mengembangkan potensi yang dimiliki. Pertolongan yang diberikan tidak membuat orang yang menerimanya malas, tetapi justru membuatnya dapat berdaya, hingga akhirnya dapat membantu orang lain. Mudah-mudahan Allah senantiasa memampukan kita untuk gemar membantu orang lain. Aamiin.

sumber: Sakinah Priatim 21 Mei 2010


Leave a Reply

Nama*

Email *

Website

Komentar*

Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image][What's This?]
Powered byEMF PHP Form