Loading...

Prof James Frankel: Aku Menemukan Tuhan dalam Alquran

James Frankel mualaf tausiahislam99
♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Pada suatu hari, ketika tinggal di Washington DC, James Frankel mendapat undangan makan malam dari sepupunya. James sedikit terkejut, karena neneknya turut hadir pada jamuan makan malam itu. Ia dan sepupunya asyik membicarakan masalah kuliah.

Setelah makan malam berakhir, James mengantar neneknya ke mobil. Ketika berjalan, neneknya tersandung.
‘’Nenek baik-baik saja kan?” Tanya James.

“Jangan khawatirkan aku, khawatirkan saja dirimu sendiri.”

“Kurasa kita akan bertemu lagi ketika thanksgiving, kalau aku ke New York,” kata James.

“Kalau Tuhan mengizinkan,” jawab neneknya.

James tidak mengambil pusing dengan kejadian itu, sampai ia menerima telepon keesokan harinya. Pagi buta, telepon di kamarnya bordering. Ternyata yang menelpon adalah sepupunya.

‘’Ada apa menelpon sepagi ini?’’ Tanya James.

"Nenek meninggal.”

James amat terkejut. Rasa percaya dan tak percaya berkecamuk di dalam pikirannya. Ia sempat berpikir sepupunya sedang bercanda, karena baru kemarin ia melihat neneknya baik-baik saja.

‘’Nenek terkena serangan jantung saat tidur,’’ ucap sepupunya meyakinkan. James benar-benar lemas. Ia masih teringat pembicaraannya dengan sang nenek.

***

James kembali ke New York untuk menghadiri pemakaman tradisional Yahudi. Rabbi Yahudi yang berpidato di pemakaman neneknya berkata, “Sarah adalah harta yang langka dan Tuhan telah mengambilnya kembali.”

Ketika Rabbi itu datang ke rumah untuk mengucapkan bela sungkawa, James kemudian menemui dan menanyainya beberapa pertanyaan tentang ritual-ritual yang dilakukan orang-orang Yahudi di rumah seseorang yang meninggal. Ia berkata pada James untuk tidak menghkawatirkan hal tersebut.

‘’Itu hanya tradisi,’’ kata Rabbi itu.

Kini, James diliputi rasa penasaran dengan isi khutban sang Rabbi. ‘’Apa maksudnya Tuhan telah mengambilnya kembali? Ke mana manusia akan pergi setelah mati? Dan mengapa manusia ada di bumi ini?’’ Tanya James pada sang Rabbi.

Alih-alih menjawab, Rabbi itu malah berkata,’’Maaf saya harus segera pergi.’’ James sangat marah dan Rabbi itu tidak menyadarinya.

***

Sejak kematian neneknya itulah James mulai mencari Tuhan. Sejatinya, James dilahirkan di New York pada 1969. Ia dibesarkan di Manhattan tanpa agama oleh kedua orangtuanya, meskipun terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang Yahudi. Keluarganya sangat sekuler.

Satu-satunya koneksinya dengan agama berasal dari keluarga ayahnya. Dari sang nenek, ia belajar tentang sejarah Yahudi, cerita Alkitab, dan kisah tentang para nabi. Ayahnya bahkan pernah memasukkannya ke sekolah Yahudi, namun James merasa tidak terlalu nyaman di sana.

“Saya bahkan di keluarkan karena terlalu banyak bertanya,” ungkap James seperti dikutip onislam.net.


***

James memiliki sebuah pengalaman yang cukup mengesankan. Menginjak usia 13 tahun, ia membaca sebuah buku Karl Marx dan memutuskan untuk menjadi seorang komunis. Ia berpikir pemikiran-pemikiran dan filosofi komunis yang dituliskan Karl Marx sangat bermanfaat bagi orang-orang.

Pada saat yang sama, James juga memiliki pengalaman dengan seorang temannya yang berasal dari Pakistan. Sahabatnya itu memberinya sebuah Alquran dan menyuruhnya membaca.

“Aku tidak ingin kau masuk neraka,” kata temannya itu.

Tentu saja, saat itu dalam hidupnya James tidak benar-benar mempercayai adanya neraka. Namun ia menghormati temannya dengan mengambil Alquran yang diberikan dan meletakkannya di rak buku di rumahnya. Alquran itu diam di rak selama bertahun-tahun.

***

Beberapa tahun kemudian James mulai meninggalkan pikiran komunisnya, setelah mempelajari lebih lanjut tentang paham itu. Ketika menimba ilmu di universitas, ia mulai mempertanyakan tentang makna kehidupan. Ia sering sekali bertanya-tanya, ‘’Untuk apa manusia dilahirkan, ke mana manusia akan pergi dan mengapa manusia menderita?’’

James pun berpikir untuk mencari jawabannya sendiri. Ia mencoba mencarinya di komunitas Yahudi. Saat itu usianya telah menginjak 19 tahun. Sayangnya, komunitas tersebut tidak mampu membuatnya puas. Sejak kecil, ia selalu diberitahu Tuhan hanyalah bagi orang-orang Yahudi.

“Lalu bagaimana dengan orang lain?” Tanya James dalam hati.

Ia mulai mencari Tuhan. James membaca Alkitab dan pada musim panas, saat berada di Inggris. Di sana beberapa orang Kristen Protestan mengajaknya untuk menganut keyakinan mereka.

‘’Mengapa tidak?’’ pikir James. Sebenarnya, ia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.

Setelah membaca Alkitab muncullah rasa cinta dan hormat terhadap Yesus dalam diri James. Namun orang-orang Kristen itu ingin James menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.

Hal itu tidak dapat diterima James. Bagi dia, Yesus seperti kakak kandung atau seorang guru. “Yesus adalah seorang Yahudi dan saya tidak bisa menerima klaim yang mereka buat atas Yesus,” tegasnya.

Lalu James mempelajari hal lainnya. Ia sempat mempelajari filsafat ketimuran, seperti Buddha. Ia juga mempelajari filsafat Barat, seperti Yunani dan Romawi. Namun semuanya tidak memberikan jawaban yang tepat bagi pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat di pikirannya.


***

James kembali ke New York sebelum semester baru dimulai. Suatu hari, ia jalan-jalan ke Times Square tempat banyak pengkhotbah berkeliaran. James sering sekali mengobrol dengan mereka tentang agama, tentunya dengan sikap skeptis. Ia pernah berbicara dengan seorang Yahudi.

“Maaf saya tidak mempercayai apa yang kau percayai,” kata James.

“Kau percaya Tuhan, kan?” pria itu kembali bertanya.

“Aku rasa, ya,” jawab James.

“Kalau begitu mari kita berdoa kepada Tuhan,” ajaknya. Pria Yahudi itu meletakkan tangannya ke bahu James, menutup matanya, lalu mulai berdoa kepada bapa. Ketika si Yahudi berdoa, James melhat ke sekeliling.

Ia melihat orang Afro-Amerika di sana dan mereka lebih menarik perhatian James. ‘’Bolehkah saya bergabung?’’ Tanya James bertanya kepada salah satu dari mereka.

‘’Maaf tak bisa,’’ cetus pria Afro-Amerika itu melarang.

“Mengapa tidak?” Tanya James.

“Karena kau adalah setan,” jawab orang itu.

“Benarkah? Aku setan?”

“Semua orang kulit putih adalah setan,”

“Oke, kalau aku adalah seorang setan, bagaimana mungkin aku sangat ingin tahu tentang Tuhan?” cetus James.

Mereka menjelaskan kepada James , bahkan setan pun mempercayai Tuhan. Lalu James bertanya dari mana mereka mengetahui semua ini. James telah membaca banyak hal tentang
Malcolm X dan Nation of Islam. James pun telah mengetahui keberadaan kelompok ini sebagai kedok pergerakan orang kulit hitam.

James bertanya dari mana mereka mengklaim bahwa dirinya adalah setan. Orang Negro itu memberi James Alkitab. Namun bukan itu yang ia maksud. Akhirnya mereka memberi
James beberapa ayat dari surat Al Kahfi. James membawanya pulang.


***

Di rumah, James membongkar raknya dan mengambil Alquran yang diberikan teman Pakistannya, Mansour. Ia mulai membacanya dan terus membaca. Namun tidak ada indikasi ayat yang menyatakan ia adalah setan atau orang kulit putih lain adalah setan. Ia pun terus membaca hingga terlelap. Bahkan ketika bangun tidur, ia segera membaca lagi.

Alquran memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan James. Alquran menjelaskan dengan sangat jelas mengenai fakta tentang penguasa bumi. Penulis buku tersebut seolah-olah berbicara langsung padanya. James merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

“Terkadang saya menangis membacanya, kadang bulu kuduk saya pun merinding karenanya. Pada satu sisi saya menyadari apa yang saya baca adalah tulisan Tuhan,” kata James.

***


Pada Januari 1990, ia bersama beberapa teman di SMA menggelar reuni. Mereka bernostalgia sambil membicarakan kegiatan masing-masing. Seorang teman bertanya pada James.

‘’James, apa yang kau percayai saat ini?’’ Tanya seorang teman. Mereka sangat mengenal James yang dulu adalah seorang komunis.

“Aku mempercayai Tuhan,” jawab James.

Teman-temannya terkejut. “Benarkah? Tuhan yang mana?”

“Hanya ada satu Tuhan di dunia ini.’’

“Dari mana kaupelajari itu?”

“Aku mempelajarinya dari Alquran,”

Mansour, temannya yang beragama Islam, kaget mendengar jawaban yang dilontarkan James.





Kainama: Saya Memeluk Islam karena Mencintai Yesus

Ahmad Christover Kainama mualaf
♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Dia bernama Ahmad Kainama, memeluk Islam sejak tahun lalu, tepatnya pada tanggal 26 Agustus, bulan suci Ramadhan. Ia mengucapakan syahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa. 

Ia adalah pria keturunan Ambon yang seluruh keluarganya memeluk agama Kristen. Tidak ada Kainama yang menjadi Islam," ujarnya. Itulah yang menyebabkan ia tidak diakui lagi oleh keluarga besarnya baik di Ambon maupun yang tinggal di Tanjung Priok, Jakarta hingga kini, karena keputusannya memeluk Islam
Pria yang dulu bernama Agustinus Christovel Kainama mengaku keputusannya menjadi muslim, bukan karena ia mempelajari Al-Quran, melainkan karena ia memperdalam Injil sebagai kecintaannya kepada Yesus. Pada mulanya ia adalah sorang pendeta yang bertugas sejak 2005.

Ia bahkan pernah ke Yerussalem hingga ke Leiden untuk kuliah jurusan Liturgi Teologi, itu semua ia lakukan dengan biaya gratis yang ditanggung oleh Gereja Zebaot, Bogor, gereja di mana ia bertugas menjadi pendeta. Sekolah teologinya dibiayai oleh gereja itu mulai dari S1 di STT (Sekolah Tinggi Teologi) Jakarta, sampai menjadi orang sukses.

Apa yang membuat ia berubah? Rupanya setelah ia mempelajari Injil, ia memahami Nabi Isa ternyata juga menjalankan puasa, shalat, disunat, wudhu, tahajud dan bersedekah. “Semua itu dilakukan pula oleh umat Islam,” ujarnya. Saat sudah begitu dalam mengkaji Injil, ia malah memutuskan menjadi muslim karena apa yang dilakukan oleh Yesus.

Baginya itu adalah keputusan yang tepat. Apalagi sejak tahun 2000 pondasi keimanannya sebenarnya mulai runtuh lantaran ia memahami surat Yohanes 21 ayat 15 yang menjelaskan "sesudah sarapan, Yesus berkata kepada Petrus. Petrus apakah engkau mengasihi aku". Bagi beliau, Yesus seorang Tuhan seharusnya tidak makan, karena ia bukan manusia. Tapi dalam ayat tadi disebutkan Yesus makan. Akhirnya Kainama mengambil kesimpulan bahwa Yesus bukan Tuhan.





Tahun 2000 sampai 2010 ialah masa tersulit bagi Kainama. Ia mengalami tekanan batin karena harus menceritakan kebohongan kepada orang-orang ketika masih menjadi seorang pendeta.

Namun sejak keimanan goyah pada tahun 2000, ia belum berani untuk memeluk agama Islam. Ia merasa nyalinya masih ciut, ia tidak tahu harus berbuat apa karena selama ini kehidupannya dibiayai oleh Gereja Zebaot.

Tapi penolakan batinnya begitu kuat. Hingga, "Pernah pada suatu kali, ketika saya ada perjalanan pekabaran Injil di Orchad, Singapura. Saat saya mau khotbah, tiba-tiba saya ketakutan, berkeringat dan gemetar dan kemudian saya memegang pinggir mimbar, sampai-sampai orang-orang yang menyaksikan mengatakan saya disentuh Roh Kudus," tuturnya. Padahal, sama sekali bukan. Ia ketakutan lantaran tak sanggup lagi melakukan kebohongan, sesuatu yang bertentangan dengan batinnya.

Atas petunjuk Allah, akhirnya keputusannya untuk memeluk Islam kian bulat. Ia mendatangi Masjid Agung Sunda Kelapa untuk membaca syahadat dan menjadi mualaf.

Setelah menjadi muslim, kehidupannya berubah. Ia merasa keyakinannya diuji karena tidak ada satu orang pun keluarganya yang menerima ia menjadi sorang muslim. Ia hidup sendiri, tanpa pekerjaan, tanpa uang, dan tanpa fasilitas selama ini yang ia miliki seperti mobil, dan baju-baju.

Sampai ia harus tinggal menumpang di Sekolah Legenda Wisata (Global Mandiri), Cibubur, dan ia tidur di studio musik. Namun ia tetap pada pendiriannya. Kemampuannya bermusik pun akhirnya malah membuat ia diterima menjadi pengajar di studio musik sekolah tersebut.

Meski keluarga semuanya memusuhi, fasilitas yang ia miliki hilang, tapi ia merasa bersyukur karena Allah telah memberikan hidayah dan kedamaian batin kepadanya. Ia beryukur telah terlahir kembali menjadi seorang muslim dan meyakini telah berada di jalan yang benar.





Amalan-amalan Sunnah di Hari Raya

Amalan-amalan Sunnah di Hari Raya

Bismillahirrahmannirahim,

Anas bin Malik r.a berkata, “Tatkala Nabi s.a.w datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari untuk bersenang gembira sebagaimana di waktu jahiliyyah, lalu beliau bersabd
a,

‘Saya datang kepada kalian, dan kalian memiliki dua hari raya untuk bersenang gembira sebagaimana di waktu jahiliyyah. Dan sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik; yaitu Idul Adha dan Idul Fithri’.” (Shahih, riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i)

Berikut ini beberapa amalan-amalan sunnah dilakukan pada hari raya:
1. Mandi sunat hari raya sebelum keluar menunaikan solat sunat Idul Fitri .

Sebagaimana salah seorang sahabat Rasulullah s.a.w, yaitu Ali bin Abi Thalib, ketika ditanya tentang bilakah mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah s.a.w. Beliau menjawab: “(Mandi yang disunnahkan) pada hari Jumaat, hari ‘Arafah, hari raya Idul Fithri, dan Idul Adha.” (Lihat Al Wajiz, hal 47).

Ulama besar Tabien Said Bin Jubayr berkata : "Tiga perkara sunnah di hari raya iaitu antaranya : mandi sunat sebelum keluar solat hari raya".

2. Memakai pakaian yang paling bagus

Disunnahkan memakai pakaian yang paling bagus, meski tidak harus baru. Rasul mempunyai pakaian khusus yang biasanya dikenakan di hari raya.

3. Memakai wewangian.

Memakai wangi-wangian termasuk perkara yang disunnahkan pada hari raya Idul Fitri. Diriwayatkan dari ‘Ali ra. bahwa beliau mandi di hari Id, demikian juga riwayat yang sama dari Ibn ‘Umar dan Salamah bin Akwa dan agar memakai pakaian yang paling bagus yang dimiliki serta memakai wewangian” (Syarhus Sunnah 4/303)

3. Memakan makanan sebelum keluar.

Ia berdasarkan hadith dari Anas Bin Malik yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang menyebut : "Nabi SAW tidak keluar di pagi hari raya Idul fitri sehinggalah Nabi SAW memakan beberapa biji kurma... "

Dari Buraidah berkata: “Nabi tidak keluar pada Idul Fitri sehingga makan terlebih dahulu. Adapun pada Idul Adha, maka beliau tidak makan sehingga pulang dan makan dari daging korban sembelihannya.” (Hasan, Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi dan Ahmad)

4. Berjalan Kaki Menuju Tanah Lapang

Dari ‘Ali berkata: “Termasuk sunnah yaitu engkau keluar solat hari raya dengan berjalan kaki.”
(Hasan. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shahih Tirmidzi)

5. Menempuh Jalan Yang Berbeda ketika pergi dan pulang solat.

Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Rasulullah s.a.w apabila (berangkat dan pulang) pada hari raya mengambil jalan yang berbeda.” (HR. Bukhari)

6. Memperbanyakkan Takbir sejak Maghrib 1 Syawal hingga Solat Ied

“Nabi s.a.w apabila pada hari raya Iedul Fithri, beliau bertakbir sehingga sampai lapangan (tempat didirikan solat hari raya) dan melaksanakan solat. Apabila selesai solat, beliau memutuskan takbirnya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, lihat Ash Shahihah)

Dalam hadis ini terdapat dalil tentang disyari’atkan takbir secara kuat ketika berjalan menuju lapangan sebagaimana dikerjakan oleh kaum muslimin.

7. Shalat Idul Fitri

Perlaksanaan shalat Idul Fitri diperintahkan oleh Nabi agar diakhirkan, setelah terbitnya matahari, sementara shalat Idul Adha diperintahkan agar diawalkan. Shalat dilaksanakan tanpa adzan dan iqamat. Dengan 7 takbir di rakaat pertama, dan 5 takbir di rakaat kedua.

Tempat shalat Id: Shalat Id disunnahkan dilaksanakan di lapangan terbuka, kecuali kalau hujan.

Pelaksanaan Khutbah: Khutbah Id, baik Fitri maupun Adha dilaksanakan setelah shalat. Hukumnya tidak terpisahkan dari kesunnahan hukum shalat Id. Maka baiknya mendengarkan khutbah yang biasanya diakhiri dengan doa, baru bersiap-siap pulang.

Bagi kaum wanita , Rasulullah saw. memerintahkan kaum wanita keluar pada hari raya Idul Fitri . Adapun yang haid maka dia tetap dapat ikut menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslim.

8. Mengucapkan selamat dan mendoakan antara satu sama lain ;

Kalimah yang digunakan di zaman baginda SAW adalah "Taqabbalahhu minna wa minkum" artinya "Semoga Allah menerima amalan (amalan dan ibadat di Ramadhan) kami dan kamu".

Disebut dalam sebuah riwayat :

artinya : Berkata Wathilah, Aku bertemu Rasulullah s.a.w pada hari raya dan aku katakan pada baginda "taqabballahu minna wa minka", baginda menjawab : Ya, taqabballahu minna wa minka"
( Al-Baihaqi, rujuk perbincangan di Fath Al-Bari, 2/446 )

Semoga bermanfaat ..
Taqabbalahhu minna wa minkum sahabat BK ..
Semoga Allah menerima amalan (amalan dan ibadat di bulan Ramadhan) kami dan kamu ...

~ Salam santun ukhuwah ~





Akhlak Dulu atau Jilbab Dulu?

Akhlak Dulu atau Jilbab Dulu?

Dari dulu hingga sekarang pertanyaan ini mungkin sering terjadi, terutama oleh mereka para muslimah yg belum mengerti betul makna arti berjilbab. untuk disini penulis akan sedikit membahas tentang berjilbab.

Kebenaran itu murni datangnya hanya dari Allah, jika ada kekurangan, salah dan khilaf itu jelas dari hamba yg dhoif ini, mohon koreksinya.



Bismillah....

"Katakanlah kpd wanita yg beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yg (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra2 mereka, atau putra2 suami mereka, atau saudara2 mereka, atau putra2 saudara perempuan mereka, atau wanita2 Islam, atau budak2 yg mereka miliki, atau pelayan laki2 yg tdk mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak2 yg belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yg mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kpd Allah, hai orang2 yg beriman supaya kamu beruntung." {QS. An-Nur:31}

Terinspirasi dr sebuah tulisan Ust. Abu Yahya (Salah seorang pembicara Kajian Aqidah MQ FM) yg berjudul "Mana yg Lebih Dulu? AKHLAQ DULU APA JILBAB DULU? KHUSYU' DULU APA SHOLAT DULU?" Jg kajian oleh Ust. Tsalits Daarut Tauhid beberapa tahun yg lalu...
Sering kita mendengar kisah, "Ah, saya mah belum siap berjilbab, mau memperbaiki akhlaq dulu". Atau ada yg mengatakan, "Saya belum bisa khusyu'/tenang jadi sholat jg percuma, ntar klo udah bisa khusyu'/tenang baru sy akan sholat".

Benarkah kata2 itu diperkenankan ?? Tau nggak sih? Bahwa sesungguhnya memakai jilbab (bagi perempuan), sholat dan puasa (Ramadhan) itu merupakan basic (dasar) bagi seorang Muslim. Logikanya, jika dasarnya (Sholat, puasa, jilbab bg muslimah) saja tdk benar, lalu bagaimana dgn amalan lainnya???

Dalam Islam pembelajaran menjadi baik dimulai dari aspek lahir lalu meningkat ke penghayatan bathin. Dan baru dari penghayatan bathin yg lebih lanjut ini lah ya akan membawa kita semakin baik dari waktu ke waktu.
(Insya Allah) Orang2 Arab Badui itu berkata: "Kami telah BERIMAN".
Katakanlah (kepada mereka) "kamu belum beriman, tetapi katakanlah "kami telah TUNDUK (Islam)", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kpd Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang" {QS. Al-Hujuraat:14}
Dari ayat tersebut menerangkan bahwa sebelum iman itu masuk ke dalam hati orang2 Arab tersebut, mereka telah mengakui Islam trlebih dahulu sbg aspek lahiriyah. Dgn pernyataan itu pun darah mereka menjadi terpelihara (haram untuk dibunuh) jadi, kalau lahirnya saja sudah menyimpang (baik, ucapan, perbuatan, ataupun tulisan) maka tdk ada artinya berkilah dgn, "yang penting kan hatinya" justru dgn sholat hati kita akan menjadi tenang, dgn sholat hati kita akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, dgn
menggunakan jilbab kehormatan kita akan menjadi lebih terjaga, dan dgn berpuasa akhlaq kita dapat lebih terpelihara. Jadi, perkataan2 seperti yg demikian tadi seharusnya tdk diperkenankan. Dan mari kita perbaiki ucapan dan penampilaan lahir kita. Insya Allah, Dia akan membimbing kita dan mengampuni kesalahan2 kita.
Aamiin...

"Hai orang2 yg beriman, bertaqwalah kamu kpd Allah dan katakanlah perkataan yg benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan2mu dan mengampuni bagimu dosa2mu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yg besar" {QS. Al-Ahzab: 70-71}

Tapi,,, sekarang masalahnya ternyata melakukan perubahan itu gk mudah. Ya gk ? Khususnya dalam menggunakan jilbab bagi para muslimah. karena, banyak sekali faktor yg seringkali menghambat anda bahkan menghapus niatan baik anda itu seketika.

Tapi tau gk sih.., ternyata anda gk sendirian loh,.. Para akhwat (muslimah) yg sekarang sudah bisa menggunakan jilbab. Ternyata perjalanannya pun tdk semulus yg kita kira, semua itu dibutuhkan perjuangan yg luar biasa. Satu hal yg sy ingat dr ucapan seorang Ustad adalah "ketika Allah ingin menguji seberapa besar niat/kesungguhan di dalam hati seseorang. Maka ia senantiasa akan membenturkan anda pada kondisi yg bertolak belakang dgn niat anda itu"

Misal: ketika anda memutuskan untuk membiasakan diri dgn menggunakan rok, ada saja teman2 atau bahkan keluarga sekalipun yg mengejek anda, bahkan parahnya jg yg justru melarang. Atau tiba2 sj aktivitas anda saat itu seolah-olah mengharuskan anda untuk menggunakan celana. Padahal sebenarnya, jika anda menggunakan rokpun aktivitas2 itu masih tetep dapat anda lakukan (outbound, hiking, lari pagi, backpaker dll)

Berjuanglah, wahai ukhti... Allah hanya ingin menguji keteguhan hatimu. Apalah artinya keren/mulia dimata manusia jika ternyata kita tdk bernilai di hadapan Allah. Sbg hamba-Nya yg tak akan bisa hidup tanpa Rahmat dan Karuni-Nya, sudah semestinya hidup dgn ridho Allah lah yg menjadi prioritas kita, bukan pujian, bukan sanjungan dll. Dan jika ridho Allah sudah menyertai kita, apa sih yg tdk mungkin? Hidup kita pun menjadi penuh berkah.

Semoga kita dapat terus istiqomah di jalan yg diridhoi-Nya. Amin.

[sumber]
Berani Mencoba

Berani Mencoba

www.tausiahislam.co.cc |Berani Mencoba ~ Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"
"Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarumyang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"
"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam, "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"
"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti.

Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan:
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita teryata mampu. Bahkan yang
semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya.

Kata Bijak:
Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun, yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata.
Tetapi ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.

sumber: milis Cetivasi

Dialog Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril A.S

Dialog Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril A.S

www.tausiahislam.co.cc : Dialog Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril A.S -  Ketika Rasulullah SAW isra’ mi’raj bersaman malaikat Jibril a.s, untuk menerima perintah shalat. Beliau banyak melihat berbagai macam orang-orang yang mendapatkan balasan di akhirat…

Lantas pertanyaannya : Orang yang seperti apa dan balasan apa yang mereka terima? Ini dia jawabannya:


1. Rasulullah SAW melihat orang-orang yang sedang memukul kepalanya dengan batu hingga pecah sampai mengucur darah yang banyak dari kepalanya, namun kepalanya utuh kembali seperti semula dan orang itu memukulnya lagi hingga berulang kali. Rasulullah SAW bertanya : “Siapa mereka wahai Jibril? Jibril menjawab : “Mereka adalah orang-orang yang bermalas-malasan dalam menunaikan shalat wajibnya”.

2. Rasulullah SAW melihat sekelompok kaum yang bercocok tanam dan panen pada hari itu juga. Ketika panen, anehnya tanaman itu tumbuh kembali hingga berulang kali panen. Rasulullah SAW bertanya : “Siapa mereka wahai Jibril? Jibril menjawab : “ Mereka kaum mujahidin, mereka mencurahkan harta, pikiran dan jiwa raganya hanya dijalan Allah SWT, untuk menyebarkan petunjuk kebaikan kepada orang banyak”.

3. Rasulullah SAW melihat seseorang wanita tua yang memanggil-manggilnya. Di tubuh wanita tua itu terdapat banyak perhiasan yang mempesona. Rasulullah SAW bertanya : “Siapa dia wahai Jibril? Jibril a.s menjawab : “Dia adalah dunia. Dunia semakin tua semakin menggoda keimanan umatmu dengan perhiasan yang dimilikinya. Banyak umatmu sibuk dengan hawa nafsu dan dunia hingga melupakan kewjibannya sebagai hamba Allah SWT.

4. Rasulullah SAW melihat suatu kaum yang memotong-motong lidah dan bibirnya, kemudian kembali kesemula dan dipotong lagi hingga berulang kali. Rasulullah SAW : “Siapa mereka? Jibril a.s menjawab : “Mereka adalah para penceramah dan ahli pidato yang suka memfitnah, merek menyuruh mengerjakan sesuatu tapi mereka sendiri tidak melakukannya.

5. Rasulullah SAW melihat seekor banteng besar keluar dari dalam perut batu besar. Ketika banteng itu ingin masuk kembali keperut batu besar tersebut, tetapi tidak bisa. Rasulullah SAW bertanya lagi : “Apa Maksud dari ini wahai Jibril a.s? Jibril a.s : “Itu perumpamaan orang yang berjanji dan bersumpah, tapi kemudian ia tidak mampu untuk menepatinya. Ia juga tidak mampu untuk membatalkan janji dan sumpahnya”.

6. Rasulullah SAW melihat orang-orang yang berkuku runcing dari tembaga, kemudian mereka mencakari muka dan dada mereka sendiri. Rasulullah SAW : “Siapa mereka Jibril a.s? Jibril a.s : “Mereka orang yang suka menggujing, ngegosip, mengumpat (ghibah) kepada orang lain.

7. Rasulullah SAW melihat orang-orang yang meninggalkan daging segar, tetapi malah menggerumuti daging yang busuk kemudian memakannya. Rasulullah SAW bertanya lagi : “Siapa mereka wahai Jibril a.s? Jibril a.s menjawab : “Mereka adalah pezinah.

8. Rasulullah melihat seorang sedang memikul barang yang tidak kuat dipikulnya. Namun ia menambahkan lagi barang-barang lain, sehingga bebannya makin bertambah. Rasulullah SAW : “Siapa dia wahai Jibril a.s? Jibril a.s menjawab : “Dia adalah orang yang senang membawa amanat, meskipun tidak sanggup melaksanakan amanat itu, tapi ia masih juga menambah dengan amanat-amanat yang baru.

Inilah dialog Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril a.s. semoga kita bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi dihadapan Allah SWT..

” Wallahu a’lam''

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya.

Aamiin....

[sumber]

Hikmah Ramadhan: Keajaiban Sedekah yang Tersembunyi

keajaiban sedekah tausiahislam.co.cc
www.tausiahislam.co.cc | Hikmah Ramadhan: Keajaiban Sedekah yang Tersembunyi - Ada sebuah kisah yang menceritakan bahwa pada zaman dahulu bangsa Israil dilanda peceklik. Banyak orang yang menderita kelaparan. Tidak sedikit pula yang meninggal dunia akibat tidak makan. Namun masih ada orang kaya tapi tak merasa sama sekali terhadap adanya musibah itu. Orang kaya tersebut memiliki seorang anak gadis yang baik hati dan budi pekertinya. Suatu malam gadis itu sedang makan. Tiba-tiba datanglah seorang pengemis yang berdiri di ambang pintu. Berikan aku sedekah semata-mata karena Allah meskipun hanya sepotong roti!. Ucap pengemis itu dengan wajah berseri-seri.


Gadis itu segera beranjak dan menghampirinya. Ia memberikan sepotong roti kepada pengemis itu dengan ikhlas. Senyumnya menandai betapa ia sangat senang memberikan sepotong roti kepada orang yang jauh lebih membutuhkan daripada dirinya. Bersamaan dengan itu, ayahnya yang kikir baru saja datang dari bekerja. Rupanya sang ayah mengetahui perbuatan anaknya yang dianggap sangat keterlaluan. Ia melotot dan memarahi anak gadisnya.

Setelah memarahi habis-habisan, dengan emosi yang tak terkontrol, sang ayah kemudian bergegas pergi ke dapur dan mendapatkan pisau yang tajam. Sebentar saja pisau itu sudah sampai di hadapan anaknya. Dipegangnya tangan kanan anak itu dan dengan serta merta pergelangannya dipotong. Sang ayah rupanya tak mau peduli apakah anaknya akan cacat atau tidak.

Tak lama kemudian usaha orang kaya itu bangkrut. Semakin lama semakin menurun dan akhirnya benar-benar menjadi orang miskin. Hutangnya menjadi banyak dan membebani pikirannya sepanjang hari dan malam. Bekas orang kaya itu jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Beberapa waktu setelah itu, istrinya pun meninggal dunia pula.

Kini gadis itu menjadi sebatang kara. Sementara itu, perekonomian di negeri Israil kembali pulih. Orang-orang yang sebelumnya miskin kini menjadi makmur. Dan gadis itu terpaksa menjadi pengemis demi menopang kebutuhan hidupnya.

Suatu ketika ia berdiri di depan rumah bagus dan mewah. Ia berharap pemilik rumah kaya itu memberi sepotong roti atau apa saja yang dapat dimakan untuk mengganjal perutnya.

Sesaat kemudian keluarlah seorang wanita setengah baya dan menghampiri gadis tersebut. Ia memandangi gadis itu dengan penuh simpati. Akhirnya, gadis itu kemudian diambil anak angkat. Wanita pemilik rumah mewah itu diam-diam mempunyai rencana untuk menjodohkannya dengan anak lelakinya yang pergi merantau ke negeri orang dan tak kunjung mengirimkan kabar.

Setelah anaknya pulang, segeralah gadis itu dikawinkan dengannya. Mereka menggelar pesta meriah dan mengundang kenalannya yang rata-rata orang kaya dan pejabat di negeri itu.

Di tengah pesta perkawinan yang digelar, sang pengantin laki-laki merasa kurang senang melihat ulah istrinya yang dianggap kurang sopan, karena makan dengan tangan kiri. Pengantin laki-laki berusaha menegurnya. Tetapi pengantin wanita itu tetap merasa sulit karena selama ini ia menyembunyikan cacat tangannya sehingga tak seorang pun tahu.

Tiba-tiba terdengar suara dari luar, Keluarkanlah tangan kananmu. Sungguh, engkau pernah bersedekah sepotong roti dengan ikhlas karena Allah. Maka tanganmu sempurna kembali seperti semula!

Mendengar suara tersebut, terpaksa pengantin wanita mengeluarkan tangan kanannya. Terjadilah suatu keajaiban: telapak tangannya yang terputus itu berubah seperti sediakala. Pengantin wanita itu sangat heran melihat kejadian yang sangat menakjubkan itu.

Itulah keberuntungan orang yang ikhlas bersedekah, walau hanya sebatas roti. Sungguh balasan Allah jauh lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Kedermawanan seorang gadis dalam kisah di atas menunjukkan bahwa sedekah merupakan wujud dari kepedulian sosial yang penting dikedepankan

Petikan didalam kitab Tanbihul Ghafilin dijelaskan juga bahwa sedekah itu tidak hanya membawa keberuntungan di akhirat saja sebentuk keyakinan yang dianggap abstrak oleh kebanyakan orang.

Akan tetapi di dunia pun banyak keberuntungan-keberuntungan yang luar biasa dahsyat.

Karena itu tak heran jika Imam Syafi dalam syairnya berucap:

"Kudermakan apa yang ada, walaupun sepanjang malam aku kelaparan dan dahaga"

Apalagi Ramadhan, didukung oleh energi shaum puasa, keihklasan dan keberkahannya membuat doa mustajab dan Insya Allah lebih naik-senaik2nya, tidak heran Abu Bakar Shiddiq Ra sebaik-baik manusia dari Umat Rosulullah SAW menginfakkan seluruh hartanya sampai Nol di bulan Ramadhan ia berInfaq dijalan Allah saat perang Tabuk

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ....

[sumber]