Loading...
Yvonne Ridley, Mengenal Islam dari Taliban

Yvonne Ridley, Mengenal Islam dari Taliban

(KISAH NYATA UNIK) MENGENAL ISLAM DARI TALIBAN - Gimana rasanya jika ditawan atau ditangkap musuh? Mungkin susah untuk membayangkan nasib anda akan berakhir pada sebuah kebahagiaan. Apalagi, jika menghadapi tuduhan sebagai mata-mata, penyusup, dan lain sebagainya. Namun, tidak demikian dengan apa yang dirasakan Yvonne Ridley, wartawati Inggris. Perempuan paruh baya ini justru mengaku bahagia setelah ditangkap dan diinterogasi pasukan Taliban yang oleh media masa Amerika Serikat, digambarkan sebagai kelompok Islam garis keras dan kejam.

Ridley yang bekerja sebagai wartawan Sunday Express , surat kabar terbitan Inggris, pada September 2001 lalu diselundupkan dari Pakistan ke perbatasan Afghanistan untuk melakukan tugas jurnalistik. Saat itu, perempuan kelahiran tahun 1959 di Stanley, Inggris, ini mencoba menyusup ke Afghanistan secara ilegal, tanpa paspor maupun visa.


Ridley yang kerap ditugaskan ke daerah-daerah konflik di dunia ini, tertangkap basah di sebelah timur Kota Jalalabad. Penyamarannya terungkap ketika ia jatuh dari seekor keledai persis di depan seorang tentara Taliban dan kameranya jatuh. Saat ditangkap, Ridley tengah mengenakan burqa , sejenis busana Muslimah tradisional Afganistan.

Saat ditangkap, ketakutan mulai merayapi Ridley. Ia mulai diinterogasi selama 10 hari tanpa diperbolehkan menggunakan telepon ataupun menghubungi anak perempuannya yang sedang berulang tahun ke-9.

Selama menjalani proses interogasi, Ridley mengaku tidak menyetujui apa yang dilakukan oleh kaum Taliban ataupun apa yang mereka percayai sebagai ‘kebenaran’. Awalnya, bagi Ridley, Taliban sama seperti yang digambarkan media massa Eropa maupun Amerika bahwa kelompok Islam ini disebut sebagai teroris.

Namun, perlakuan yang diterima Ridley selama menjalani masa penahanan dan interogasi justru mengubah semua pandangannya mengenai orang-orang Taliban. Menurutnya, anggapan umum kaum Taliban yang selama ini digambarkan sebagai monster sangat jauh dari realitas. Ridley menilai bahwa orang-orang Taliban adalah orang-orang yang baik dan mereka sangat ramah. Pengalaman saat ditangkap pasukan Taliban, justru membuatnya mengenal Islam lebih dalam. Dengan bersentuhan langsung dengan kelompok Taliban, Ridley merasakan suatu keganjilan terhadap apa yang di tuduhkan media masa terhadap Taliban. Ridley menyebut kelompok yang oleh banyak negara dicap sebagai teroris ini sebagai keluarga terbesar dan terbaik di dunia.

Dalam jumpa pers yang digelar di Peshwar seusai pembebasannya, Ridley menuturkan bahwa selama dirinya ditahan, secara fisik ia tak pernah diperlakukan dengan buruk oleh Taliban. Bahkan, perlakuan yang diterimanya tergolong cukup istimewa.

Di dalam tahanan, Ridley dipisahkan dengan penghuni lainnya, termasuk para tahanan wanita. Selain itu, secara khusus, ruang tahanannya telah dibersihkan dari segala gangguan kecoa dan kalajengking.

Atas pengakuan Ridley ini, banyak pihak yang mengatakan ibu dari seorang putri bernama Daisy ini terkena Sindrom Stockholm , di mana sandera malah kemudian memihak penyandera. Tetapi Ridley membantahnya.

Dalam sebuah wawancara kepada situs Islamonline, Ridley mengungkapkan saat menjadi tawanan Taliban, seorang ulama mendatangi dirinya. Sang ulama menanyakan beberapa pertanyaan tentang agama dan menanyakan apakah ia mau pindah agama.

Saat itu, Ridley takut salah memberikan respons, ia takut dibunuh. Setelah berpikir masak-masak, Ridley berterima kasih pada ulama tadi atas tawarannya yang baik itu. Akhirnya dia mengatakan kepada ulama tadi bahwa sulit baginya membuat keputusan untuk mengubah hidupnya saat sedang menjadi tawanan. Kepada sang ulama, Ridley berjanji akan mempelajari agama Islam setelah dibebaskan dan kembali ke London.

Dengan pernyataan tersebut, akhirnya Ridley dibebaskan.

Begitu kembali ke Inggris, Ridley membaca Alquran melalui terjemahannya. Ia mencoba memahami pengalaman yang baru dilewatinya.

Setelah membaca Al-Qur’an, hatinya luluh dan takjub. Ia benar-benar takjub karena Tak ada satu pun yang berubah dari isi Al-Qur’an ini, baik titik-titinya maupun yang lainnya sejak 1.400 tahun yang lalu.

Ketika mempelajari Islam, Ridley sangat mengagumi hak-hak yang diberikan Islam pada kaum perempuan dan inilah yang paling membuat dirinya tertarik pada Islam. Dalam buku yang ia tulis setelah pembebasannya, Ridley menceritakan bahwa dirinya juga sempat menemui Dr Zaki Badawi, ketua Islamic Centre London, dan berdiskusi dengannya seputar ajaran Islam.

Dari sinilah Ridley memutuskan untuk memilih Islam sebagai keyakinan barunya. Proses keislaman Ridley ini terjadi pada tahun 2003 silam. Mengenai pilihannya ini, Ridley mengungkapkan bahwa dirinya telah bergabung dengan apa yang ia anggap sebagai keluarga terbesar dan terbaik yang ada di dunia ini (Taliban).

Mengingat orang tua Ridley yang beragama Protestan Anglikan, awalnya keluarga juga teman-temannya khawatir dengan keyakinan barunya. Namun melihat kebahagiaan Ridley setelah masuk Islam, keluarga dan teman-temannya pun dapat menerima dia. Terlebih lagi ibu Ridley yang sangat bahagia karena setelah masuk Islam, Ridley meninggalkan kebiasaan lamanya yaitu meminum minuman keras.

Setelah memeluk Islam, Ridley juga memutuskan untuk mengenakan baju Muslim dan jilbab dan masih menjalankan profesinya sebagai seorang wartawan. Dedikasi Ridley sebagai wartawan memang tak diragukan lagi. Ia ini pernah bekerja pada sederet media bergengsi, seperti News of the World, The Daily Mirror, The Sunday Times, The Observer, The Independent, dan Sunday Express.

Redaktur Sunday Express , Martin Townsend, pernah mengungkapkan komentarnya mengenai Ridley, mengatakan bahwa Ridley adalah seorang jurnalis yang sangat berpengalaman dan berani. Selain itu, Colin Patterson, wakil redaktur dari Sunday Sun, menyebut Ridley sebagai pribadi yang hangat dan bersahabat.

Pasca tragedi Lockerbie sembilan tahun lalu, Ridley adalah wartawan pertama yang berhasil mewawancarai Ahmad Jibril, pemimpin populer Front for the Liberation of Palestina (Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina)

sumber: http://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?ref=stream
related: http://en.wikipedia.org/wiki/Yvonne_Ridley

Sebelum Berislam, Lopez Casanova Pernah Mengkristenkan RIbuan Orang dalam Sepekan


Melissa Lopez Casanova lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Protestan yang sangat taat. Dalam keluarganya ada beberapa pastor, penginjil, pendeta, dan guru. Kedua orang tuanya menginginkan agar Lopez menjadi pemimpin Kristen. Karenanya, sejak kecil ia dimasukkan di sekolah khusus untuk mempelajari Alkitab.

Namun, Allah memberinya hidayah. Dalam perjalanan mempelajari Alkitab, Lopez malah menemukan Islam. Ia pun memeluk agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai agama terakhirnya.

“Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga Protestan yang religius yang memungkinkanku mempelajari Alkitab. Jika tidak, aku mungkin tidak mampu memahami pesan Islam,“ ujarnya.

Lopez menjadi seorang Muslimah karena kepercayaan dan keyakinannya terhadap Tuhan. “Itulah yang kemudian membuatku mengakui validitas Islam sebagai agama dari Tuhan.“

Lalu, bagaimana perjalanan spiritualnya dalam menemukan Islam?

meski Lopez tumbuh dalam keluarga yang religius, di California, Amerika Serikatia bergaul dengan teman-teman Kristen dari sektor atau denominasi yang bermacam-macam. Ia juga berteman dengan mereka yang beragama Yahudi, juga seorang Saksi Yehuwa. “Aku tak pernah menghakimi apa yang mereka yakini dan aku pun tidak memiliki ketertarikan terhadap kelompok agama mana pun,'' ujarnya.

Menurut dia, Kristen nondenominasi seperti dirinya selalu diajarkan bahwa, “Jika kamu percaya Kristus, kamu adalah seorang umat Kristen, dan kita semua sama di mata Tuhan, apa pun denominasi yang membedakan kita.“

Seiring perjalanan Lopez dihadapkan pada sebuah kegamangan akan agama yang dianutnya. “Aku tidak mengetahui seberapa lama Alkitab telah diubah dan dimodifikasi. Setiap golongan dalam Kristen selalu mengklaim bahwa golongan merekalah yang benar, sedang yang lainnya salah."

Namun jauh di lubuk hatinya,  Lopez selalu meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan.

Ia pertama kali mendengar nama “Allah“ dari pengajarnya di sekolah Alkitab. “Orang Cina berdoa pada Buddha, dan orang Arab berdoa pada Allah.“ Saat itu, ia menyimpulkan bahwa Allah adalah nama sebuah berhala.

Kuliah di jurusan bisnis internasional membuat Lopez merasa perlu menguasai bahasa asing untuk menunjang kariernya di masa depan. Atas saran teman kuliahnya, Lopez mempelajari bahasa Arab.

“Temanku beralasan, negara mana pun yang memiliki penduduk Muslim menggunakan bahasa Arab karena itu merupakan bahasa asli Alquran,“ katanya.

Saat itu, pada 2006, Lopez mendengar kata “Alquran“ untuk pertama kalinya. Di kelas bahasa Arab yang diikutinya, Lopez mengenal banyak mahasiswa Muslim. Mereka umumnya keturunan Timur Tengah yang lahir dan besar di AS.

Kelas pertama yang diambilnya pada 2006 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Lopez terkesan dengan amalan puasa yang dilakukan temanteman Muslimnya. Ia memandangnya sebagai bentuk ketundukan hamba di hadapan Tuhannya.

Lopez pun mencoba berpuasa, bukan karena tertarik menjadi Muslim, melainkan semata untuk mengekspresikan ketundukannya sebagai umat Kristen yang taat. “Itu pun karena puasa juga ada dalam agama Kristen. Yesus pernah berpuasa selama 40 hari," katanya.

Pada bulan Ramadhan itu, seorang teman Muslim memberinya literatur Islam dan sekeping compact disk (CD) yang ditolaknya. Ia teringat ucapan ibunya, “Semua agama yang salah adalah benar menurut kitab mereka.“ Lopez tak tergoda untuk mengenal Islam, agama asing yang salah di matanya.

Mengkristenkan 55 ribu orang dalam sepekan

Musim panas 2008, Lopez bergabung dengan para misionaris Kristen dan melakukan perjalanan ke Jamaika untuk sebuah misi Kristenisasi. Ia dan timnya membantu orang-orang miskin di sana. Ia dan timnya dan berhasil mengkristenkan sekitar 55 ribu orang dalam sepekan.

Sepulang dari Jamaika, Lopez berdoa memohon petunjuk. Ia ingin melakukan lebih banyak pengabdian pada Tuhan. “Permintaan itu dijawab-Nya dengan memberiku seorang teman Muslim," katanya.

Ia beberapa kali mengajak teman Muslimnya ke gereja dan berpikir bahwa temannya akan terpengaruh dan menjadi seorang Kristen sepertinya.

Suatu saat, temannya mengatakan bahwa gereja adalah tempat yang bagus, tetapi ia menyayangkan kepercayaan jamaatnya yang memercayai Trinitas.

“Sayangnya, temanku salah menguraikan pengertian dari Trinitas itu. Aku hanya tertawa dan meralatnya,“ kata Lopez.

Ia sempat berpikir tentang betapa fatalnya jika ia melakukan hal yang sama. Memberikan komentar soal agama lain yang tidak dipahami dengan baik adalah sesuatu yang dinilainya sebagai ucapan yang kurang berpendidikan.

Ia pun memutuskan mempelajari hal-hal mendasar tentang Islam. Lopez mulai menemukan persamaan antara Kristen dan Islam. Itu terjadi ketika ia mengetahui bahwa ternyata Yudaisme, Kristen, dan Islam berbagi kisah dan nabi serta keti ganya dapat diusut asal muasalnya ingga bertemu dalam silsilah sejarah yang sama.

“Sebenarnya, lebih banyak persamaan antara Kristen dan Islam dibanding perbedaan antara keduanya,“ kata Lopez.

Suatu hari, ia kagum dengan teman Muslimnya yang tidak malu berdoa dan shalat di tempat umum, dengan lutut dan kepala di atas lantai. “Sementara, aku bahkan terkadang malu untuk sekadar menundukkan kepala sambil memejamkan mata (berdoa) saat hendak makan di tempat-tempat umum.“


Perasaan 'aneh' saat mendengar ayat Alquran

Di lain hari, teman Muslimnya kembali ikut serta pergi ke gereja bersama Lopez. Di tengah perjalanan dengan menggunakan mobil itu, temannya memohon izin memutar CD Alquran di mobilnya karena ia sedang mempersiapkan diri untuk shalat.

“Agar sopan, aku mengizinkannya. Selanjutnya, aku hanya ikut mendengarkan dan menyimaknya,“ kata Lopez.

Hal yang tidak diduga pun terjadi. Ia masih ingat bagaimana ayat-ayat Alquran yang didengarnya memunculkan sebuah perasaan aneh. Perasaan itu berbaur dengan kebingungan yang tak bisa dijelaskan.

“Aku tidak bisa memahami mengapa diriku bisa mengalami perasaan semacam itu terhadap sesuatu di luar Kristen," katanya.

Setelah beberapa lama pergolakan batin itu dirasakannya. Lopez akhirnya memutuskan untuk mengenal jauh tentang Islam. Namun, hingga hari penting itu, ia masih menyimpan perasaan takut. Hingga saat menyetir mobilnya, ia berdoa, “Tuhan, lebih baik aku mati dan dekat dengan-Mu daripada hidup selama satu hari, namun jauh dari-Mu.“

Lopez berpikir, mengalami kecelakaan mobil saat menuju Islamic Center San Diego untuk bersyahadat adalah membuktikan pilihan yang salah. Namun, ia tiba di tujuan dengan selamat, dan mengikrarkan keislamannya di hadapan publik.

Jumat itu, 28 Agustus 2008, beberapa hari menjelang Ramadhan, Lopez memeluk Islam. “Sejak itu, aku adalah seorang Muslim yang bahagia, yang mencintai shalat dan puasa. Keduanya mengajarkanku kedisiplinan sekaligus ketundukan kepada Tuhan," katanya.

sumber:
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/11/11/15/luoqpv-sebelum-berislam-lopez-casanova-pernah-mengkristenkan-ribuan-orang-dalam-sepekan

Selamat datang tahun baru 2013

Dentuman petasan dan kembang api menerangi gelapnya langit, suaranya bak meriam keranjingan entah menyerang musuh yang mana, yang pasti kita berharap semoga kita dikaruniai keluarga bahagia sejahtera dunia akhirat atas pesta yang baru saja dirayakan, meskipun secara pribadi saya sendiri kurang setuju dengan pemborosan pesta kembang api yang menurut saya hanya mubadzir saja.

Semua manusia di dunia seolah merasa beratanggung jawab atas pergantian tahun ini, entah harapan apa yang mereka panjatkan, tentunya jutaan pengharapan hinggap di benak mereka, meski tak terbaca secara kasat mata, tapi nampak jelas dari semangatnya yang menggebu-nggebu menyambut tahun baru.

Sisa asap kembang api kini menjadi tanggung jawab alam untuk menelannya, saya memprediksi milyaran rupiah yang hanya ditukar dengan bunyi-bunyian serta kilauan sinar yang menetangi gelapnya langit di malam itu. Seolah-oleh mereka mendadak ikut bertanggung jawab mengawal secara penuh dari anak-anak hingga orang tua atas detik-detik pergantian tahun baru malam ini.

Hiruk pikuknya peringatan ini semoga saja tidak lupa mengevaluasi diri di hadapan sang maha pencipta, Dia yang mencipta segala sesuatu yang ada, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Kepadanyalah kita semua bergantung, bergantung dari segala nasib, yang baik ataupun yang buruk. Kini... pesta telah usai, mungkin para aktor yang merayakan terbaring pulas di tempat tidurnya, bersiap menyongsong mentari pagi di tahun 2013 yang lebih indah.

Mari kita sambut hari, bulan dan tahun baru ini dengan semangat beribadah dan tidak melupakan membina keluarga bahagia bersama blog ceramah singkat ini, akhir keata selamat tinggal tahun 2012 dan selamat datang di tahun 2013, semoga tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya
Keluarga bahagia karena Allah

Keluarga bahagia karena Allah

Kultum pernikahan kali ini untuk konseling membangun keluarga bahagia Sebagai orang muslim, hendaknya melakukan apa saja atas dasar karena Allah termasuk menikah. Niat yang benar akan mengantar pada perbuatan yang benar pula, pantas kalau ada hadits yang mengatakan sahnya amal karena niatnya. Dalam rangka membangun keluarga bahagia maka awalilah niat menikah karena Allah. Rasulullah bersabda berdasarkan riwayat Mu'adz bin Anas,

‘Barang siapa memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, mencintai karena Allah dan berumah tangga karena Allah maka sungguh imannya sempurna’ (HR. Ahmad).

Dalam hadits ini ditegaskan bahwa sebelum berkeluarga tanyakan terlebih dahulu kepada hati masing-masing individu (istafti qolbak) apakah sudah tepat posisi niat untuk berkeluarga, jika sudah maka lanjutkan dengan penuh keyakinan, jika tidak segera perbaiki dengan niat yang suci. Pernikahan yang tidak didasarkan semata-mata karena Allah tidak akan memberi pengaruh terhadap ketebalan taqwa & tidak memperoleh pahala sunnah nabinya.

Saya selalu menganjurkan kepada orang yang konseling kepada saya, menikahlah karena kebutuhan jangan menikah karena keinginan. Menikah karena kebutuhan akan selalu menjaga dari keretakan karena sama-sama membutuhkan berbeda dengan menikah karena keinginan, naluri keinginan manusia pasti ada bosannya, ketika sudah bosan maka pernikahan tidak lagi menjadi keluarga bahagia tetapi akan menjadi keluarga yang nyampah.

Sebelum menikah buka mata lebar-lebar untuk memilih pasangan yang istimewa dan cocok menurut naluri, jangan didasarkan kecantikan paras belaka. kecantikan ada batasnya, tetapi hati mulya makin lama makin bersinar cahaya kedamaiannya. Pada tingkat membedakan kecantikan ini banyak kebimbangan menggelayuti hati. Tidak usah bimbang, carilah karakter cantik di hatinya jangan di parasnya.

Perlu diingat karakter manusia biasanya terbentuk sebelum usia 21 tahun, di atas usia ini karakter sudah terbentuk secara permanent dan sulit untuk di ubah. Sekiranya karakter calon pasangan ini tidak bisa diatasi dengan mudah, lanjutkan hubungan anda, apabila tidak maka warning buat anda. bagaimanapun wanita shalihah adalah pilar keluarga sakinah
Prinsip dasar keluarga bahagia

Prinsip dasar keluarga bahagia

prinsip keluarga bahagia paling tidak memiliki dasar pijakan,

Pertama, dalam keluarga ada rasa cinta, perasaan ini sengaja dibangun secara bersama-sama, dinikmati bersama & terus dijaga untuk dinanti berseminya. Cinta biasanya didasarkan pada sesuatu untuk dicintai sedangkan sayang atas dasar kasih yang tulus dalam hati. Cinta lebih berorientasi fisik, cinta kepada kecantikan, harta, postur tubuhnya & lain sebagainya, tetapi kasih sayang lebih berorientasi psikis, ia  di dalam hati tidak nampak kasat mata. Cinta lebih condong & berdekatan dengan makna mawaddah sedangkan kasih sayang lebih dekat dibahasakan dengan rahmah. lihat penjelasannya pada postingan keluarga sakinah dalam blog ceramah singkat ini

Kedua, prinsip keluarga bahagia atas dasar hubungan keluarga yang baik antara sumai-isteri atas dsar saling membutuhkan tidak saling menginginkan. perkawinan atas dasar kebutuhan akan mencipta pada kelanggengan sedangkan perkawinan yang di dasarkan atas nama keinginan, suatu saat akan membosankan, ketikan tidak lagi ada keinginan maka bubar, hancur lebur berkeping-keping. Dalam QS. Al Baqarah: 187). istri adalah berfungsi sebagai pakaian, disamping menutup, juga melindungi & perhiasan. MEnutup darisegala bentuk kekuarangan, melindungi terjaganya kehormatan & keturunan serta menjadi perhiasan di dunia & menjadi aset dimasa depan di hadapan Alah swt.

Ketiga, sang isteri memahami bahwa ia adalah hiasan bagi suaminya. Banyak wanita tidak menyadari bahwa wanita shalihah adalah pilar keluarga sakinah , sehingga menjatuhkan dirinya ke dalam jurang kenistaan dengan memperbanyak tuntutan terhadap suami sehingga istri tidak lagi dibanggakan sebagai perhiasan, tetapi sebagai batu sandungn & alasan untuk melakukan tindak korupsi demi memenuhi tuntutan penghidupan mewah kepada isteri.

Keempat, Sebaliknya suami memahami tanggung jawabnya, Bagi suami, hendaknya isteri dijadikan sebagai perhiasan, menciderai & mengotori dengan ucapan atau perbuatan terhadap isteri sama halnya degnan mengotori perhiasannya sendiri. tak jarang kita saksikan KDRT (kekerasan dalam Rumah Tangga) disebabkan seorang suami merasa memiliki suprioritas dibanding pasangan lawan jenisnya. Isteri terkadang tidak mengatakan tetapi isyarat & kelembutan hatinya telah diakui oleh dunia psikologis manapun, bawah seorang isteri lebih perasa, terkadang tidak berkata-kata tetapi cukup meneteskan air mata adalah mewakili isi hatinya. karena itu lah jadilah suami yang memahami psikis isterinya, jangan semena-mena apalagi memaksa. karena itu dalam postingan keluarga bahagia, telah saya sampaikan menikahi isteri hendaknya karena kebutuhan bukan semata-mata karena keinginan hubungan seksual semata.

Kelima, rizki yang halal, berulang kali sering saya sampaikan dalam beberapa ceramah singkat, bahwa rizki itu bagaikan bahan bakar dalam analogi kendaraan bermotor, jika bahan bakarnya tercampuri oleh zat lain yang tidak senyawa dengan bensin, maka laju kendaraan akan mengalami masalah bahkan mungkin mesinnya akan rusak, begitu juga dengan keluarga. Keluarga laksana bahtera mengarungi lautan kehidupan, dibutuhkan bahan bakar murni & mesin yang bagus, bensinnya adalah rizki sedangkan mesinnya adalah fisik kita. Mesin bagus tidak cukup tapi juga harus diimbangi dengan bahan bakar murni, fisik sehat tidak cukup harus diimbangi dengan rizki yang halal lagi berkah, supaya menghasilkan aktifitas yang berkah pula

Tanda kebahagiaan menurut hadits Nabi ada empat: pasangan yang baik, anak sholeh/shalehah, pegaulan dengan orang shalih, serta rizki di daerahnya sendiri. ciri paling terakhir bisa juga diterjemahkan rizki yang dekat, bagaimanapun kerja didaerahnya sendiri itu lebih menenanagkan ketimbang bekerja di daerah asing apalagi bekerja di negeri orang lain. Hal ini disampaikan bukan semata-mata ingin menyudutkan para TKI tetapi ingin memberikan pencerahan bahwa selama tidak terjepit kebutuhan yang mendesak carilah & bekalilah keturunan kita dengan kreatifitas atau skill kerja memadahi.
KELUARGA BAHAGIA

KELUARGA BAHAGIA

Ceramah singkat kali ini mencoba memberikan tema menarik yang dialami oleh setiap orang yaitu tentang keluarga bahagia. Sebutan keluarga bahagia sungguh teramat mudah dimengerti maksudnya, tapi sulit untuk menentukan standarnya, luasnya arti keluarga bahagia seluas lautan tak bertepi, oleh karena itulah kita biasa menyebut bahtera rumah tangga. Sederet prasyarat harus dipenuhi demi untuk membentuk keluarga bahagia. paling tidak keluarga bahagia meliputi masalah ekonomi, hukum, keturunan, cinta kasih, saling menghormati.

mari kita urai satu persatu, secara ekonomi, minimal keluarga bahagia adalah keluarga itu mampu memenuhi kebutuhannya secara layak, dari hasil pekerjaannya tersisa tabungan untuk hari esok, dana pendidikan dan dana untuk kesehatan. meskipun dalam batas yang berbeda-beda prioritasnya. Dalam hal ini, dana pendidikan harus menjadi prioritas, mengingat skill dalam sebuah hidup bagaikan roda penggerak segala aktifitas, pendidikan mamapu menggeser nasib seseorang dalam tanda kutip. Saking pentingnya pendidikan itulah rasulullah berpesan: "didiklah anak-anakmu dengan sebaik-baik pendidikan" terutama sekali pendidikan agama, dengannya keluarga dibangun, kelak ia dewasa.

keluarga bahagia secara norma hukum, hukum menjadi penegak dan aturan penting dalam setiap organisasi sekecil apapun termasuk membangun keluarga. Hukum yang dimaksud adalah hukum yang sama-sama dimengerti dan diketahui oleh anggota keluarga, dalam al Quran Allah berfirman, pergaulilah keluarga dengan pergaulan yang ma'ruf. arti ma'ruf dapat dilihat di terminologi al quran tentang kebaikan. ma'ruf dalam arti peraturan yang tidak bertentangn dengan agama dan disepakati serta diketahui oleh anggota keluarga. Tegaknya hukum yang ma'ruf akan mampu menyelesaikan problema keluarga, bila suatu saat didalamnya terjadi kemelut atau prahara.

Disinyalir, keluarga hancur karena antara anggota tidak faham mengenai statusnya sehingga hak dan kewajiban yang ia emban tidak berjalan seimbang. Ketidak seimbangan inilah yang menciptakan karamnya sebuah bahtera rumah tangga. Tolak ukur Keluarga bahagia juga diindikasikan dengan keturunan, tujuan utama dalam berkeluarga dan tidur bersama pasangan tidak asemata-mata ingin memperoleh kepuasan nafsu seksual saja, tetapi bertujuan agar memperoleh keturunan sebagai perpanjangan kehidupan, dimana cita-cita yang belum sempat tercapai akan dititpkan dipundak keuturnan tersebut. Keturunan yang shalih akan menenangkan hati dan pikiran, Allah berfirman:

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (al-Furqan:74)

sebuah catatan penting bagi setiap individu bahwa, keturunan bagaikan tumbuhan, untuk menghasilkan tumbuhan yang bagus maka bibit dan lahannya harus bagus, benih yang menjadi bibit ibaratnya suami, sedangkan lahannya adalah isteri, al quran secara implisit memnyiratkan dalam firmannya,

"Isteri-isterimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman."(al Baqarah:223)

Keluarga bahagia dari segi psikis, adalah keluarga bahagia yang diukur dari cinta kasih yang bersemi dalam anggota keluarga. cinta adalah bangunan fisik keluarga, tak mungkinlah dikatakan bahagia jika antar keluarga bermusuhan saling menaruh benci satu dengan yang lainnya. tidak mungkin tidur berduaan tetapi dalam keadaan bermusuhan, setiap bercinta tentu saling mengenal dan atas dasar suka sama suka, tulus melayani tanpa keterpaksaan, bisa dibayangkan alangkah tidak nikmatnya bercinta tanpa didasari cinta dan kasih sayang

Menjaga hubungan baik dengan kerabat, termasuk kerabat pasangan (ipar), akad nikah dimaksudkan tidak hanya menyatukan orang yang diakadkan tetapi menyatukan dua keluarga yang sebelumnya tidak ada ikatan kerabat untuk dijadikan satu bingkai kerabat kekeluargaan. menciderai salah satu kerabat ipar termasuk menciderai akad pernikahan bukan tidak mungkin akan menciptakan aral penghalang terciptanya keluarga bahagia.

Keluarga bahagia yang dimaksud di atas mungkin lebih kita kenal dengan istilah keluarga keluarga sakinah, meskipun tidak sama persis, mungkin ada beberapa faktor penunjang keluarga sakinah yang tidak ter-cover di dalam tulisan di atas
Ericka, Ternyata Orang Islam tidak Membenci Yesus

Ericka, Ternyata Orang Islam tidak Membenci Yesus


Pernyataan seorang pendeta bahwa Muslim membenci Yesus, justru mendorong Ericka mencari kebenaran akan pernyataan itu. Pencarian itulah yang membawa Ericka pada agama Islam dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang muslimah.

Perempuan Amerika keturunan Meksiko itu sebenarnya dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat. Sekira tahun 2008 lalu, seorang sahabat mengundang Ericka datang ke gereja penganut Evangelis. Sejak itu, ia merasa cocok dengan ajaran Evangelis.


“Mereka (jamaah Evangelis) sangat mirip dengan saya pada waktu itu dan banyak membantu saya. Saya memahami banyak ajaran mereka, antara lain kewajiban membaca Alkitab. Meski saya tidak selalu paham isi Alkitab, setidaknya saya berniat untuk belajar dan ikut kelas Alkitab pada hari Minggu,” ujar Ericka.

Pada suatu kesempatan, seorang pendeta mengatakan bahwa Muslim membenci Yesus dan Muslim menyembah tuhan lain yang disebut “Allah”. Pernyataan mendorong rasa ingin tahu Ericka akan kebenaran ucapan pendetanya.

“Saya terkejut, saya berjumpa dengan beberapa Muslim yang ternyata mencintai ‘Yesus’ sama besarnya dengan umat Kristiani. Saya juga akhirnya tahu bahwa kata ‘Allah’ adalah bahasa Arab yang artinya ‘Tuhan’ dan bahwa Yesus bukan tuhan seperti yang diyakini umat Kristiani, karena Yesus yang sama juga menyembah Tuhan yang sama seperti kita,” tutur Ericka.

Sejak itu, rasa ingin tahu Ericka semakin besar. Ia mencari informasi tentang asal usul Alkitab dan para penyusun Alkitab. Ia menemukan banyak kontradiksi dan penyusun-penyusun Alkitab yang tidak jelas identitas dan kapabilitasnya. Ericka bahkan menemukan penyusun Alkitab yang bahkan tidak tahu Yesus, tap berani menulis tentang Yesus.

Pada awalnya, ada penolakan dalam hatinya untuk mengakui bahwa banyak hal-hal yang tak masuk akal dalam agama Kristen. “Sedih rasanya memikirkan bahwa kitab suci (Alkitab) saya yang suci dan sakral itu, yang buat saya adalah firman-firman Tuhan, ternyata banyak penyimpangan,” ujar Ericka.

“Saya berdoa pada Tuhan yang Mahakuasa untuk membimbing saya, membiarkan saya melihat kebenaran, dan membawa saya untuk menyembah-Nya tanpa khawatir akan konsekuensi apapun,” sambung Ericka.

Hal besar yang masih membuat Ericka ragu adalah pertanyaan mengapa Alkitab tidak menubuatkan tentang Nabi Muhammad Saw. Ia mencari bukti-bukti itu dan menemukan jawabannya; jika Alkitab memuat nubuat tentang Nabi Muhammad Saw, itu artinya Alkitab mengakui keberadaan Nabi Muhammad Saw dan Islam.

Ericka pun bertekad untuk lebih dalam mempelajari Islam. Ia membaca Al-Quran dan mengakui kemurnian Al-Quran sebagai perkataan yang langsung dari Allah Swt. “Saya menemukan bahwa Islam adalah agama yang benar dan logis, memberikan jawaban untuk kehidupan ini, dan Islam adalah agama yang damai dan membawa diri kita secara menyeluruh pada Allah,” ungkap Ericka.

Setelah melalui pemikiran yang panjang, Ericka memutuskan untuk masuk Islam. Suami Ericka yang muslim, membantunya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah bersyahadat, Ericka merasa beban berat di pundaknya seketika lenyap. “Saya merasa bebas, bersih dan keyakinan yang penuh,” tukas Ericka yang kemudian langsung mengenakan jilbab.

Ericka beruntung karena tidak mengalami kendala dari keluarganya yang Kristen. “Islam memberikan saya tuntunan hidup yang lengkap, kesempatan untuk lebih dekat pada Allah. Kesempatan untuk menerima rahmat-Nya, kesempatan untuk hidup di hari kemudian. Islam memberikan kedamaian dan memberikan penerang di jalan yang saya ikut,” tandasnya.

Buat mereka yang belum mengenal Islam, Ericka berpesan, “Jangan takut untuk mempelajari Islam, paling tidak memahaminya dan jangan mengkritiknya. Anda akan paham jika Anda tahu sepenuhnya tentang Islam, dan jika Anda paham, Anda akan menghormati Islam. Teruslah mencari dan mintalah petunjuk Allah.”

http://www.facebook.com/SudahTahukahAnda