Loading...
Tampilkan postingan dengan label kelaurga sakinah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kelaurga sakinah. Tampilkan semua postingan

Pilar Sakina dalam Rumah Tangga

CeramahSingkat. Mayoritas hidup berkeluarga bukan sekedar pilihan, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan setiap individu, pria maupun wanita, karena secara kodrati manusia membutuhakan pernikahan, bahkan dalam sebuah penelitian seseorang yang menikah lebih memungkin untuk hidup lebih lama, karena ada dukungan moral dari pendamping hidupnya dan terpenuhi kebutuhan biologisnya dengan nyaman dan tenang serta lebih mantab dalam bertindak, ambil contoh bahwa alkohol lebih banyak menyerang seseorang diwaktu mudanya daripada masa tua.

Untuk itu mewujudkan keluarga bahagia adalah sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan oleh siapapun. Ada beberapa pilar pepnentu keutuhan rumah tangga, antara lain;

Pertama, berumah tangga atas dasar cinta dan kasih sayang, kedua unsur itu menjadi menu utama dalam tegaknya binaan rumah tangga, dengan cinta ia rela berkorban dan dengan sayang perasaan menjadi tak terbatas oleh materi, tetapi secara psikis rela berkorban demi kasih sayang yang telah tertanam di dalam hati

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.QS. 30:21)

Ayat diatas ada dua kata kunci terkait dengan faktor pilar pertama ini, yaitu mawaddh dan rahmah, para ulama’ memaknai mawaddah cinta yang sangat dalam, sedangkan rahmah adalah kasih sayang, cinta dan kasih sayang tentu sangat berbeda meskipun bisa jadi dalam wujud pengorbanannya sama. Cinta lebih kepada materi, bisa jadi seseorang menikah karena kecantikan, harta atau tahta calon pasangan hidupnya, tetapi yang peru di ingat adalah, semuanya akan berakhir tatkala wujud materi yang dia cintai sirna, hal ini berbeda dengan rasa sayang yang lebih menitikberatkan pada kesukaan seseorang dari segi psikis. Sehingga menimbulkan kesetiaan yang unlimited 

Kedua, pernikahan yang dilakukan atas dasar saling membutuhkan, kedua pasangan adalah dua insan yang diberi karakter sama oleh Allahm yaitu saling membutuhkan dan rasa cinta kepada lain jenisnya, melalui firmannya dengan jelas Allah berfirman, bahwa manusia diciptakan oleh Allah berpasang pasangan.

هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ.
isteri-isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka..( QS. 2:187)

keduanya digambarkan oleh Allah bagaikan pakaian, apa yang ada didalam pakaian adalah seonggok tubuh yang sangat mahal harganya, hingga ditutupi agar orang lain tidak melihatnya, apalagi menyentuh dan memilikinya. Begitu pula hubungan suami isteri bagaikan pakaian yang saling menutupi aib dan cacat yang ada diatara keduanya, disamping itu juga saling memberi atas tubuh yang sangat mahal harganya itu tadi.

Ketiga, pasangan suami isteri sebagai perhiasan, bila kedua pasangan mempunyai dasar yang kuat dan sama sama menganggap personal rumah tangga adalah hiasan, suami adalah hiasan isteri begitupula sebaliknya, maka keduanya tidak akan saling mencampakkan, justru malah sebaliknya akan saling merawat, kita bisa membuat analogi, bahwa setiap orang akan sangat menyayangi perhiasannya. ia akanmerawat dan tak pernah terpikir untuk mencampakkannya meskipun dalam perawatannya membutuhkan pengorbanan yang tidak sederhana. Sudah masyhur, bahwa sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah. Masih ada beberapa yang tak tercover di dalam tulisan singkat tentang pilar sakinah dalam rumah tangga, tetapi pilar di atas menempati posisi kunci yang harus diperhatikan.
Peran Keluarga Sakinah Sebagai Sekolah Pertama

Peran Keluarga Sakinah Sebagai Sekolah Pertama

Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak bahkan ia sejak dalam kandungan sekalipun, F. Rene Van de Carr, M.D. menurut penelitiannya memberi kesimpulan bahwa janin sejak dalam kandungan sudah bisa menerima pelajaran dari luar rahim ibunya, terutama dari seorang ibunya sendiri. Apalagi bayi, kanak-kanak hingga dewasa dan berkembang menjadi dewasa sampai ia bisa menentukan jalan hidup terbaik menurut kemampuan berfikirnya.

Pengaruh pola kehidupan keluarga sangat lekat dalam proses pembentukan karakter, prilaku, sikap dan kepribadian anak. Pendidikan dalam keluarga menjadi modal utama dan paling pertama bagi anak-anak dalam menapaki jalan hidupnya, apabila pendidikan keluarga ini berhasil dengan baik maka pendidikan formal sekolah menjadi lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap. Melengkapi legalitas dan standar pendidikan yang dinotasikan dengan angka-angka, sekolah juga akan berfungsi sebagai sistem yang mengakomodir perkembangan potensi anak pada jenjang dan usia selanjutnya.

Anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya, ia dititipkan oleh oleh Allah kepada orang tuanya dalam keadaan fitrah sehinga ia condong dengan apa saja yang disuguhkan kepadanya jika dibiasakan baik maka tumbuh kembangnya menjadi baik dan jika dibiasakan dengan perbuatan buruk maka akan menjadi orang yang buruk sehingga orang tua ikut menanggung dosanya

orang orang yang membiasakan anak-anaknya tumbuh kembang dalam keluarga yang serba mewah, setelah ia terbiasa pola hidup keluarganya tersebut bukan tidak mungkin akan menjadi orang tersebut akan menjadi orang yang rakus, tak heran jika harta dan kesenangan duniawi yang ia dapatkan tanpa mengindahkan aturan agama. Saya menduga adanya carut marutnya bangsa dengan gonjang-ganjingnya demam korupsi ini salah satunya adalah akibat pola pikir yang dibawa sejak ia dalam keluarga

untuk menciptakan pola pikir dan karakter anak yang baik, harus melalui perencanaan yang matang dengan menggunakan konsep analogi nisaaukum hartsul lakum.  Melalui usaha Memilih Rahim sebagai Ladang Menabur Benih namun sebelumnya harus mempersiapkan terlebih dahulu diri ini mempunyai benih yang bagus (fa qaddimuu li anfusikum), jika hal ini bisa dilakukan sesuai dengan prosedur syar'i yang baik maka akan tercipta keluarga bahagia atau yang lebih kita kenal dengan istilah keluarga sakinah, di sanalah lembaga non-formal anak-anak kita belajar pertama kali dalam sepanjang hidupnya.

Demikian postingan ceramah singkat, tunggu posting berikutnya  

Wanita shalihah pilar keluarga sakinah

Keluarga Sakinah
Entah cocoknya untuk kultum atau ceramah nasehat pernikahan tapi postingan kali masih tentang Keluarga sakinah bahwa keluarga sakinah menjadi cita-cita yang di dambakan semua orang berkeluarga di dunia, tidak satupun insan berkeluarga kecuali ia menginginkan hidup aman tanpa gangguan, damai tanpa permusuhan, mulus dalam menjalani kehidupan tanpa aral melintang di jembatan menuju kedamaian yang dicita-citakan, kira-kira seperti itulah gambaran bangunan mahligai keluarga sakinah. Kuncinya ada di wanita shalihah yang selalu taat kepada suaminya setelah taat kepada tuhannya, pemegangn kunci adalah suami yang mengerti akan seluruh kebutuhan hak dan kewajibannya, serta mampu memberi teladan paling duluan ketimbang anggota keluarganya.

Wanita shalihah akan menjadi hiasan membanggakan di dunia-akhirat, karena wanita shalihah dengan ketaatan dan kelembutannya mampu mengetuk pintu ridho suaminya terus menerus tak kenal waktu sampai kematian menjemputnya, pantaslah jika ada kaitan erat bahwa salah satu –bukan satu satunya-- penyebab masuknya wanita ke dalam surga karena ridho suaminya. Dari ummu salamah, Rasulullah bersabda, :”wanita mana saja yang meninggal dunia dalam keadaan diridhoi suaminya maka ia masuk surga”. #jleb sangat tepat sekali, kalau menganjurkan wanita untuk masuk surga melalui pintu keluarga sakinah dan wanita yang bisa berkarakter seperti ini hanya dimiliki oleh wanita shalihah, ia aktor menjadi penunjang keluarga sakinah.

Saya menggambarkan keluarga sakinah sesuai dengan namanya, “sakinah” yang mempunyai arti, tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Kelaurga sakinah adalah keluarga yang hubungan antar intern keluarga penuh kasih sayang, saling menghormati dan melindungi serta damai semua penghuninya. Untuk menjadi ideal seperti ini tentu bukan tanpa melalui proses. Proses membentuk keluarga sakinah sangatlah panjang, dimulai sejak memilih rahim untuk menabur benih keturunan ia harus berkualitas dan subur supaya menumbuhkan keturunan yang baik-baik, untuk memperoleh hasil tanaman (baca: keturunan) yang baik perlu benih unggul dari suami yang baik pula, begitulah seterusnya antara yang satu dengan lainya saling keterkaitan.

Membangun keluarga sakinah bagaikan mendirikan bangunan yang mempunyai dua tiang, tiang yang satu adalah pria sholih, tiang lainnya adalah wanita shalihah berpondasi agama dan betahta cinta keduanya diikat dalam sebuah bangunan yang disebut mahligai rumah tangga. Dengan pondasi agama kehidupan akan berpijak pada tatakan yang kuat & dengan pilar wanita shalihah ketenangan akan didapat, wanita shalihah dari ciri secara umum bisa dilihat, bahwa suaminya senang melihatnya terutama karakter psikisnya, wanita shalihah adalah harta karun berharga, sebagaimana sabda Nabi tatkala turun wahyu yang berbunyi : “dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. (At-Taubah[9]:34)” Umar keluar rumah diikuti oleh Tsauban untuk menghadap Nabi seraya mengadu, ayat ini dirasa berat oleh para sahabat.

Rasulullah bersabda,
Maukah aku tunjukkan simpanan terbaik bagi seseorang, yaitu wanita shalihah. Jika dipandang menyenangkan jika diperintah taat, jika ditinggal menjaga (diri dan kehormatannya).

Memang penting memilih wanita shalihah akan tetapai adal yang lebih penting yaitu dipilih dan dinobatkan sebagai wanita shalihah, karena dengan menajdi wanita shalihah sudah barang tentu akan menjadi pilihan semua orang baik manusia, malaikat atau derajat tinggi di hadapan tuhannya. Untuk itu berjuang keraslah untuk memperoleh predikat wanita shalihah karena wanita shalihah pilar keluarga sakinah