Loading...
Tampilkan postingan dengan label taqwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label taqwa. Tampilkan semua postingan
Manusia bisa lebih dari Iblis

Manusia bisa lebih dari Iblis

Sombong termasuk sifat yang membahayakan keimanan, modalnya melakukannya tidak mahal, tetapi bisa membuat seseorang defisit amal baik yang luar biasa besar. Iblis pada mulanya adalah bala tentara Allah sejenis para malaikat Allah, ttapi menentang perintah Allah untuk sujud (penghormatan) kepada Adam as yang terbuat dari tanah, Allah pun berfirman dengan nada bertanya: "Apa yang membuatmu tidak bersujud ketika Aku perintahkan?" Iblis menjawab," Aku lebih baik dari pada dia. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah." Menanggapi sikap sombong Iblis yang tidak mau bersujud itu kemudian Allah berfirman "Turunlah engkau dari surga karena tidak pantas engkau berlaku sombong di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya engkau termasuk orang yang hina."(QS.al-A'raf: 13)

Iblis yang sebelumnya telah beribadah selama 6 ribu tahun lamanya –wallahu a’lam apakah tahun dunia atau alam lain--, melakukan kesombongan satu kali saja membuat dirinya terlempar jauh sekali dari rahmat Allah, meski Iblis mengakui bahwa Allah adalah tuhan semesta alam. Bagaimana dengan manusia yang melakukan kesombongan berkali-kali??

Surga diharamkan bagi orang orang yang di dalam hatinya masih bercokol sebiji atom sekalipun rasa sombong, Rasulullah saw bersabda; "Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan meski sebutir atom."(HR. Muslim dari Abdullah bin Mas'ud ra). Sebutir atom yang tidak terlihat kasat mata saja dapat menghalangi perolehan kenikmatan surga seluas langit dan bumi, lalu bagaimana dengan pribadi kita yang seringkali menyombongkan diri dengan keberhasilan usaha dan ilmu pengetahuannya?? Tentu akan lebih jauhlagi ketimbang iblis laknatullah, kalau tidak mendapat rahmat dari Allah swt.

Hadits bahaya sombong di atas menggetarkan seorang laki-laki yang mendengarnya dan ia pun bertanya kepada Rasulullah saw," Seseorang itu tentu senang kalau pakaiannya bagus dan sandalnya pun indah. Apakah itu sombong?" Beliau saw menjawab pertanyaan tersebut dan menerangkan hakikat sombong," Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran (bathru al-Haq) dan merendahkan orang lain (ghamtu al-Nâs).

Rupanya kisah iblis, bukan berakhir di golongannya saja, Hamba Allah yang bernama manusia ini, ketika lepas kendali bisa berbuat lebih jahat daripada Iblis dalam sifat sombongnya, misalnya Fir'aun, ia lebih sombong daripada iIblis. Kesombongan Iblis masih mengakui bahwa Allah adalah tuhan penciptanya, tetapi Fir'aun mengaku sebagai tuhan sang pencipta, seperti yang dikatakan di dalam Al Qur’an: " Ana Rabbukum al-A'lâ (Akulah Rabb kalian yang paling tinggi)."

Kalau Fir’un sombong karena kekuasaannya, lain lagi dengan Qarun yang sombong karena hartanya. Saking berlimpahnya harta kekayaannya, untuk memikul kunci-kunci tempat penyimpanan hartanya saja tidak kuat dipikul orang-orang kuat sekalipun. Menjawab ajakan untuk beramal menggunakan Qorun dengan angkuh dan sombong mengatakan: "Harta ini aku dapatkan karena ilmuku."(QS.al-Qashash: 78). Kemudian Qarun dan hartanya dibenamkan oleh Allah swt.

Hanya Mengaku
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk miskin, bumi tempat kita berpijak, sebelum kita dan orang tua kita terdahulu diciptakan, tanah ini sudah ada, itu berarti tanah ini bukan milik kita seutuhnya, bahkan sebelum Adam as tanah inipun sudah ada. Kalau saat ini kita katakan milik kita, itu hanya pengakuan manusia saja. Manusia tukang mengakui harta yang hakekatnya bukan milik pribadinya secara hakiki, karena itu tidak patut disombongkan.

Saat ini kita bisa mengatakan, ”ini tangan-ku, ini kakiku, ini pakaianku,” tapi 100 tahun lagi kita sudah tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, bahkan nama kita-pun ikut terbenam ke dalam tanah yang kita injak setiap hari ini. Yang patut berlaku sombong hanya Allah swt. "Kebesaran adalah pakaian-Nya dan kesombongan adalah selendang-Nya. (Allah Ta'ala berfirman): Barang siapa menyaingi Aku pada keduanya pasti Aku azab ia." (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)

Semoga kita bukanlah hamba Allah yang masuk ke dalam bujuk rayu iblis terlaknat itu, dan marilah terus menyadari sepenuhnya bahwa apa yang kita miliki ini adalah pemberian Allah, sekecil apapun pemberian itu harus di syukuri, dengan ucapan dan tindakan.

.

Penagih Pajak Yang Jujur

Penagih Pajak Yang Jujur

الحمدلله محول الإحوال إلى أحسن الحال . الدائم الذى لايحول ولا يطرق ساعته نقص ولازوال أحمده من أله أَبْدعَ بحِكمَتِهِ غَرائِبَ الزَّمان والأَحْوال . أشْهد أن لاأله إلاَّالله واحده لاشريك له , الذى تفَرَّدَ بِالبَقاء والتصف بالكمال. وأشهد أنَّ مححَّدا عبده ورسوله الذى محيت به رسوم الضلال . اللهم صلِّ وسلِّم على سيَّدنا ومولانا محمد وعلى أله وأصحابه الذين أكرمهم الله بالفضل . أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم . الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ . أما بعد. فيا أيها الناس , إتقواالله سبحا نه وتعالى فى السر والعلن وجميع الحال .

setiap jengkal langkahnya manusia dituntut untuk memenuhi kewajiban kepada Allah, yakni wajib melaksanakan perintah dan wajib menjauhi larangannya, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita ini dalam rangka untuk meluruskan dan memuluskan jalan kehidupan menuju kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.

Kita semua patut prihatin atas tumpang tindih nya musibah yang menimpa bangsa ini, banjir, gunung meletus, kejahatan yang makin meningkat, pendidikan yang merosot diperparah lagi dengan maraknya tindakan korupsi yang belum tuntas ujung pangkalnya. Namun kita semua harus terus menerus berdo’a semoga bumi yang kita diami ini menjadi tempat yang aman dan nyaman. Padahal setiap manusia harus taat atas perjanjian primordial yang telah diteguhkannya
Allah berfirman di dalam Surat Al Baqarah: 27

الَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ أُولَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ -٢٧-
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang Diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Ayat tersebut menjelaskan tentang sikap membangkang terhadapa ajaran yang sebelumnya sudah yakini dan sudah disepakati dalam perjanjian promordialnya. Mereka adalah orang yang berkhianat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi ini. Allah menggolongkan mereka ke dalam kelompok orang orang yang merugi di hadapan Allah swt


Terkait dengan ayat di atas, kita memahami bahwa perbuatan korupsi jelas termasuk kategori perbuatan yang mengakibatkan kerusakan bagi kehidupan manusia. Korupsi juga menodai ketentraman dan kenyamanan yang sudah lama dicita citakan oleh masyarakat. Korupsi lebih dekat dengan tekhnik mencuri yang dilakukan secara profetik dan terdidik, apapun bentuknya korupsi adalah bagian dari kejahatan yang perlu dihindari.

Rasulullah saw adalah teladan dalam semua sisi, tindakakannya, ucapannya serta cara kepemimpinannya. termasuk keberhasilannya menanamkan akidah kepada bawahannya, pada suatu hari Rasulullah saw menugaskan aparatur pemerintahannya yaitu Abdullah bin Rawahah untuk menetapkan jumlah jizyah atau pajak ke orang yahudi, ketika itu orang orang yahudi menyodorkan beberapa uang suap, supaya jumlah pajak yang dibayarkan menjadi lebih rendah dari sebelumnya.

Menyikapi hal itu, Abdullah ibn Rawahah mengatakan:

يا معشر اليهود والله إنكم لمن أبغض خلق الله إليَّ وماذاك بحاملى على ان اخيف عليكم فأما عرضتم من الرشوة فإنها سحت وإنا لانأكلها
Artinya:
“Wahai sekalian orang yahudi, demi Allah, sesungguhnya kalian termasuk makhluk Allah yang paling tidak aku sukai, sementara perbuatan tersebut membuat aku berbuat dzalim kepada kalian sementara uang suap yang kalian sodorkan kepadaku itu adalah haram. Oleh karena itu kami tidak akan menerimanya.”

Sungguh perbuatan yang indah yang mengedepankan nilai-nilai agama ketimbang nilai material, karena ibn rawahah menolak ajakan

Agama memerintahkan agar hidup dengan cara terhormat, memiliki prilaku bersih, jujur serta mengutuk keras dan menjauhi segala bentuk penyimpangan. Korupsi ataupun suap menyuap adalah tindakan yang merugikan banyak pihak dan rakyat dan karenanya termasuk dosa besar. Dalam sebuah riwayat dari tsauban disebutkan

لعن رسو ل الله صلى الله عليه وسلم الراشى والمرتشى والرائش يعنى اللذي يمشى بينهما
Rasulullah melaknat orang yang menyuap dan orang yang di suap serta orang yang menjadi perantara (makelarnya). (HR. Ahmad)

Islam sebenarnya justru memberikan jurus ampuh menghindarkan ummatnya dari tindak pidana korupsi. Di antaranya adalah melarang setiap ummatnya bersifat rakus, bermegah megahan, dan selalu bertaqwa dimanapun kita berada.

Yang pasti, ada satu kiat yang harus di tanamkan sejak dini di hati anak anak kita yaitu sebuah kisah yang disebutkan di dalam al Qur'an tentang sosok hamba Allah yang bernama Luqmanul Hakim, diceritakan bahwa ketika, Luqmamn memberi wasiat kepada putranya agar senantiasa merasa bahwa keberadaannya dilihat dan diawasi oleh Allah, benda sekecil apapun tidak ada yang terlepas dari pandangan Allah, meski terbersit didalam hati sekalipun, boleh jadi manusia tidak mengerti apa yang ada di dalam dirinya akan tetapi Allah memahami terlebih dulu ketimbang dirinya sendiri.

يَابُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ.
Artinya : (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Qs. Luqman : 16)

Sampai detik ini, tidak alat canggih yang mampu mendeteksi prilaku moral manusia dalam kaitannya dengan korupsi. Korupsi pada saat ini seolah hantu, yang dapat terlihat tetapi tidak bisa ditangkap, Berangkat dari situlah Al Ghazali mengajak kepada kita agar setiap denyut kehidupan senantiasa merasakan kehadiran Allah di dalam hatinya, penerapan cara ini merupakan cara yang paling efektif untuk menagkis segala bentuk kemaksiatan dan penyelewengan, termasuk korupsi dan semacamnya. Dengan menerapkan terapi bahwa Allah maha tahu, seseorang tidak perlu merasa risih dan terganggu dengan formula hukum apapun yang berlaku. Karena hati seseorang yang diliputi perasaan di awasi oleh Allah akan lebih memetingkan keselamatan diakhirat kelak.

Jama’ah Jum;at rahimakumullah
Sekalipun hukuman potong tangan tidak berlaku dikalangan kita, karena ada pertimbangan lain dari para ulama’ tentunya, tetapi hukuman harus tetap ditegakkan terlepas siapapun pelakunya. Hukum juga harus berlaku sampai ke semua level mayarakat, termasuk para pejabat sekalipun. Karena kerusakan ummat terdahulu adalah disebabkana adanya tebang pilih dalam menegakkan hukuman

Dalam hal ini, Rasulullah bersabda,
إِنك أَهلك اللذين قبلكم أنَّهُم كانواإذاسرق فيهم الشريف تركوه وإذا سرق فيهم الضعيف أقامواعليه الحدَّ , واللهِ لَوْ أَنَّ فاطمةَ بنتَ محمدٍّ سرقَتْ لقطَعْتُ يَدَها (رواه البخارى)
Artinya:
Luqman berkata: “ sesungguhnya orang sebelum kalian bianasa hanya disebabkan tidak menghukum pencuri dikalangan orang terhormat, namun jika yang melakukan pencurian orang lemah, maka mereka akan menegakkan hukuman kepadanya. Demi Allah, andai saja Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku sendiri akan memotong tangannya. (HR. Bukhariy)

Karena itu, marilah kita yang hadir di sini untuk tetap mengukuhkan hati serta mengawal tegaknya hukum di negara ini, paling tidak kita bisa adil terhadap diri kita sendiri. Amin amin amin
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى وإياكم بما فيه من الأية وذكرالحكيم برحمتك يأرحم الراحمين
Semoga berkah ... silahkan komentar di bawah
Relevansi Peringatan Maulid Terhadap Sikap Toleransi

Relevansi Peringatan Maulid Terhadap Sikap Toleransi

Rabi'ul awwal adalah bulan di mana pemimpin dunia dilahirkan, dia adalah Nabi Muhammad, seorang hamba dari suku Quraisy yang selama hidupnya meninggikan nilai-nilai kemanusiaan, dia arif dan bijaksana mempunyai toleransi yang sangat tinggi termasuk terhadap agama lain dengan prinsip "bagimu agamamu dan bagiku agamaku" disampping itu dia juga sebagai pemimpin yang dapat dipercaya dan selalu konsisten dengan fatwanya sehingga mendapatkan gelar "al-amin".

Hampir seluruh pakar sejarah mengakui keberhasilan perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan nilai kemanusiaan di muka bumi ini, jika ada yang tidak megakui itu hanyalah bagain dari penyelewengan sejarah. Bias perjuangannya pun sampai sekarang masih dapat dirasakan, di mana tatanan kehidupan yang diajarkan selalu berorientasi menuju keteraturan hidup, ketentraman dan selalu mengajarkan tentang pentingnya makna perdamaian terbukti dengan perjanjian yang dilakukan dengan agama lain yang biasa kita sebut dengan perjanjian hudaibiyah. Sebuah perjanjian perdamaian dengan agama-agama non-Islam pada saat itu, ini harus kita teladani secara maksimal, meneladani apa yang telah dilakukan oleh nabi adalah bukti dari kcintaan kita terhadap nabi itu sendiri. Khatib menyimpulkan hanya, omong kosong belaka jika mengaku sebagai pengikut nabi tetapi kita sendiri tidak mengikuti jejak yang dilakukannya.

Akhir-akhir ini kita disibukkan dengan berita pembusukan dari agama-agama lain terhadap Islam, padahal jika kita mau berfikir, agama manapun tidak akan bisa mengotori agama Islam, yang merasa terkontaminasi dengan agama non-Islam tidak lain adalah kita sendiri sebagai orang muslim, agama Islam merupakan sifat keagamaan yang mati dan yang menghidupkan ajaran tersebut adalah pemeluk agama itu sendiri, karena sifat keagamaan dapat dipakai oleh siapapun walau berada dalam agama yang berbeda. Yang terpenting harus kita lakukan adalah menjalankan sistem keagamaan Islam ini dengan ikhlas dan sadar yang diimbangi sifat tidak memusuhi agama-agama lain, marilah kita buktikan saja bahwa agama Islam adalah sebuah agama yang menjunjung tinggi dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, tidak lebih dari itu, jika agama kita memang suci maka ummat manapun akan mengikuti pilihan ini.

Bias agama yang dikenalkan oleh Nabi Muhammad kepada ummatnya membekas erat dalam benak kita, Keberadaannya mempunyai makna yang sangat penting dan mendalam. Dalam kehidupan sosial Muhammad menghaous sitem kasta dari agama sebelumnya, semua manusia disamakan dihadapan Tuhan yang membedakan diantara mereka adalah ketaqwaannnya

إن اكـرمكم عندالله أتقاكم

"sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang peling bertaqwa diantara kamu sekalian."
Ajarannya tidak mengenal ras dan suku, makanya pantas kalau muhammad dijadikan sebagai suri tauladan yang lengkap. Hidupnya berjasa dan setelah wafat meninggalkan jejak yang bisa dinikamti dari generasi ke genarasi. Warisan itu bebrbentuk risalah yang dibawanya terbukukan secara rapi dan teratur dalam hadits-hadits dan risalah suci yang tercatat tercatat secara rapi berupa al-Qur’an. Al-Qur'an dan hadits memuat ajaran-ajaran suci, dan ini merupakan warisan termahal yang pernah kita jumpai, tanpa ajarannya kita tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi di sekeliling kita khususnya di desa Jombang ini, jika tanpa ajaran perdamaian yang diajarkan oleh agama, agama dijadikan sebagai ide dalam menjalankan status kita sebagai pemelihara kelestarian alam ini, baru-baru ada konflik kecil dengan tetangga kita yang notabenenya adalah agama non-Islam namun kalau kita pahami persoalan yang muncul itu bukanlah persoalan bertetangga yang tidak saling menjaga martabat bertetangga tetapi khatib melihat ini adalah persoalah sentimen keagamaan yang berlebihan dan memandang bahwa agama lain adalah musuh, bukan memandang bahwa agama lain itu adalah pemeluknya juga manusia yang mempunyai tali persaudaraan dengan manusia pertama yakni nabiyullah Adam as.

Memusuhi agama lain, sepanjang pengetahuan khatib tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad, justru yang diajarkan adalah bagaimana cara menghormati agama lain dan memikatnya dengan akhlaq yang baik. Agama adalah ideologi dan ideologi adalah sebuah penggerak sejarah. benar apa yang dikatakan oleh Murtadha Mutahhari, bahwa ideologi adalah penggerak utama bagi pelaku sejarah.

Dalam konteks ini Islam adalah sebagai penggerak peradaban dan sebagai pelakunya adalah pemeluknya, jika kita agama kita tidak ingin dicatat sebagai sejarah kekerasan atas nama agama maka janganlah sekali-kali berbuat kekerasan hanya dikarenakan prilaku orang lain tidak sesuai dengan agama kita atau dengan dalih jihad, menegakkan Islam dan semacamnya.