Loading...

Kapan Waktunya Bicara Harta

Dimanapun kita berada tetap saja yang namanya duit adalah bahasan nomor wahid, apapun profesi yang digelutinya, intinya uang itu penting untuk segala, mayoritas disekeliling kita mengukur keberhasilan kita itu dengan uang.

Tetapi perlu di ingat bahwa setiap datangnya uang akan membawa dua hal penting, pertama membawa penyakit dan sifat pelit. Kedua sifat tersebut secara filosofis selalu menempel pada harta benda termasuk uang. Oleh sebab itu langkah untuk menghalanginya adalah menafkahkan sebagian harta untuk mensucikan keberadaan harta itu sendiri. Dan langkah kedua memaksakan diri untuk terbiasa mengeluarkan sebagian harta ini kepada orang lain.

Langkah tersebut tidak lain adalah simetris dengan tuntutan zakat sesuai dengan fungsi dan tujuannya, fungsi zakat menurut agama adalah untuk mensucikan harta dari segala penyakit seperti iri hati, kikir, dengki dan lain sebagaianya dan juga secara lahiriah bertujuan untuk memberikan sumbangsih keberadaan kita yang notabene-nya orang ber-harta untuk menunjukkan kepeduliaannya terhadap masyarakat sekitar.

Meskipun penting kita harus membatasi diri untuk tidak membicarakannya di sembarang tempat. Lihat saja Allah menyimpan makanan itu dalam keadaan tertutup di dalam perut, bahkan kantong kulit yang membautinya pun harus di tutup. Orang yang tidak menutup perutnya baik secara lahiriyah maupun secara filosofis akan di anggap oleh orang yang terhina.

Salah dan benarnya tulisan ini mohon dikoreksi, tulisan ini sengaja untuk dikonsumsi sendiri, tetapi akan sangat berterimakasih jika ada pembaca yang mau berkomentar untuk sekedar memberikan masukan.
Dorongan Nafsu

Dorongan Nafsu

Pada prinsipnya manusia dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci, berdasarkan hadits Nabi “setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fithra…” namun kefitrahan dalam perjalanan hidupnya mendapat hambatan dan serangan dari nafsu. Keinginan nafsu begitu kuat sehingga menghancurkan kefitrahan manusia tersebut, Nafsu menyerang tak kenla siapa yang diserang. Siapapun namanya dan apapun jabatannya semua harus bertarung dengan keinginan buruk. Kerja sama antara setan dan nafsu secara kooperatii menghasilkan akhlak yang buruk, munculnya akhlah buruk ditandai dengan ringan mengucapkan kotor, senang menggunjing, bangga dengan keadaan yang dia punya, sombong dan sederet perbuatan buruk lainnya.

Nafsu dan setan mereasap untuk mengotori fitharah manusia, sehingga sampai pada perkembangan terakhirnya ia berubah menjadi seorang yang benar benar hina dan nista. Setan juga mampu membuat jebakan jebakan yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam jurang kehinaan di hadapan Allah Ta’ala.

Saking pinternya setan dan nafsu, tidak sedikit seseorang yang ceramah dengan sindir sana-sini, smash kanan dan kiri, tekuk atas bawah, menyudutkan orang lain dengan kecanggihan bahasa yang dia punya, setelah tujuannya telah tersampaikan, rasa puas dan senang-pun datang, jedah sebentar kemudian rasa senang dan gembira belum dinikmati sampai habis, dendam dan amarah pun muncul kembali, dan berkembang terus menerus. Subhanallah sungguh setan itu mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan orang-orang yang kualitas imannya rendah.


Sejak saat itu, aku pun menggaris bawahi bahwa untuk menjadi orang yang bersih dari nafsu itu susah, terbukti banyak para ulama’ yang menyampaikan fatwahnya bukan malah membuat tenang di dalam hati akan tetapi justru malah menimbulkan fitnah-fitnah baru. Banyak orang orang yang berpakaian ulama’ tetapi justru keimanannya rendah seperti imannya seorang budak. Maka dari itu tata niat utama dengan ikhlas dan jangan sekali-kali lupa akan tujuan utamanya. Menolong orang dengan tujuan agar orang tersebut bebannya merasa ringan sembari menunggu janji Allah bahwa Allah akan menolong hambanya jika hamba tersebut mau menolong orang lain.

Berdagang juga dengan ikhlas, yakni ingin melayani kebutuhan orang lain bukan menipunya para ulama’ pun harus tahu apa tujuan yang ia katakan. Jika berdagang semata mata untuk memenangkan kompetisi maka orang tersebut sama saja mengorbankan keikhlasan dalam bekerja, jika ulama ber-fatwa fatwa dengan menghantam kanan-kirinya maka sama hal-nya ia memperturutkan hawa nafsunya, yang semestinya fatwa itu li ishlahil ummat tetapi justu lnbi’atsul fitnah. Naudzu min dzaalik

Konten Terlarang Mulai Dilarang

Maraknya tindak kriminal yang disebabkan lahir dari konten dewasa, mengilhami penulis menjabarkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh konten tersebut. Secara sederhana konten dewasa dapat diartikan sebagai konten web yang isinya berkaitan dengan tulisan, gambar maupun konten video yang seharusnya tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang belum dewasa (bc:anak). Karena apabila anak anak yang mengkonsumsi konten tersebut tingkat kedewasaannya akan mengalami percepatan diluar kebiasaan yang alami.

Konten dewasa hampir 28-30ribu situs yang diproduksi oleh para pengguna internet, berbagai faktor yang melatarbelakanginya, ada yang disebabkan iseng, ingin mengabadikan masa indahnya, komersial, dan berbagai motif lain yang mendasarinya, yang pasti konten dewasa lebih banyak berisi rayuan dan mengumbar keinginan bejat, meski ada beberapa yang memberikan info penting bagi orang dewasa.

Nah, konten haram di internet itu bak jamur cendawan. Beragam pula modelnya ,mau cari yang model apa, tentang apa, bagaimana dan siapa, bisa didapat. Yang berbayar banyak, yang gratis tak kalah pula. Mau dari yang berupa gambar diam (image), gambar bergerak (video), cerita (tulisan) dan sebagainya. Dari yang berasal dari luar negri, hingga produk dalam negri pun ada itu bahaya nya maka

Karena akses internet yang mudah didapat, konten tersebut akhirnya membabi buta menyerang generasi mendatang yang masih belia, usaha penutupan konten tersebut juga telah dilakukan pada hari ini, meskipun tidak cukup, karena berkaitan dengan keyword dan hal hal yang berhubungan erat dengan dunia online. Penulis sendiri pesimis untuk bisa menutup secara rapat hadirnya konten tersebut, tetapi langkah untuk menutup konten dewasa adalah langkah yang benar benar positif.

Ditinjau dari agama, tentunya dengan asumsi bahwa konten negatif itu berakibat negatif, berdasarkan konsep bahwa kita harus menutup jalan menuju kejelekan (syaddu dzira’i), maka kami berkesimpulan tindakan penutupan akses ke konten tersebut bernilai positif.

Namun demikian kita jangan merasa aman, karena tidak terbitnya konten tersebut berdasar keyword, bisa saja suatu saat akan muncul keyword baru yang diakui sebagai dunia publik bahwa kata tersebut bernilai negatif, mau baca tentang khutbah silahkan klik di sini

Kebohongan

Akhir akhir ini, kosa kata kebohongan banyak dipertanyakan dan banyak diperbincangkan, terkati dengan berbagai masalah dan problem yang mengemuka disekitar lingkungan kita tinggal. Kebohongan itu sendiri sederhanya adalah sebuah aktualisasi dari perkataan yang tidak sesuai dengan fakta, secara umum dalam kebohongan ada pihak yang dirugikan karena wacana yang ditelurkan melalui pemberitaan.
.
Karena kebohongan adalah merugikan pihak pihak lain, maka agama melarang keras berbuat demikian, jangankan bohong yang terkait dengan pihak lain, berbohong kepada diri sendiri saja dilarang. Kebalikan dari “bohong” adalah “jujur”, Agama manapun menuntut untuk berbuat jujur, berkata yang jujur, lidah sesuai dengan hati dan aktifitas sesuai dengan isi nurani hanya semata mata niat suci mengharap pahala dari Allah.

Agama mendorong pemeluknya untuk berbuat jujur, karena perbuatan jujur akan mendorong manusia untuk berbuat benar dan kebenaran akan menuntun manusia menuju jalan surga, sebaliknya kebohongan akan mendatangkan malapetaka dan dosa yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Karena itu Ibnu Mas’ud meriwayatkan Hadits dari Rasulullah saw, berbuatlah jujur karena jujur menunjukkan kebaikan dan kebaikan akan menunjukkan kepada surga, jauhilah dusta karena dusta akan mendatangkan dosa, dan dosa menjerumuskan ke neraka.

Orang yang berbuat bohong kelak akan ditempatkan oleh Allah di neraka terhina, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang munafik berada pada tingkatan paling bawah dari neraka. Dan sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka (QS. An nisa’:45). Ayat ini turn tekait atas kebohongan dan pengkhianatannta ‘Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya, kataran kejahatan berbuat bohong begitu besar sehingga Allah mengancam adzab berupa tempat beraka tingkatan paling bawah.

Yang menarik lagi, sejatinya orang yang berbuat kebohongan tidak akan mendapat pertolongan dari Allah, dan rupanya fakta di masyarakat, orang yang berbohong juga tidak akan mendapat perlindungan dari orang sekelilingnya.

Terkait manusia adalah makhluk yang bergerak di wilayah domistik dan publik, maka kebohongan yang munculpun sesuai dengan skala yang ada. Ada kebohongan domistik, yaitu kebohongan yang dibuat untuk mengelabuhi orang orang lingkup masyarakat domistik, dan ada kebohongan publik, yaitu suatu kebohongan yang ranah jelajah kebohongan tersebut sudah menyebar ke wilayah publik.

Karena bohong adalah salah satu tanda dari sifat munafik, sedangkah orang munafik adalah musuh dalam selimut maka siapapun orangnya, tak perduli apakah dia pejabat atau rakyat, sahabat atau kerabat, atasan maupun bawahan, terhadap orang yang mengidap penyakit bohong harus diwaspadai, sesungguhnya meraka adalah musuh yang senantiasa mengancam keberlangsungan kehidupan sosial.
Umar Bin Khattab

Umar Bin Khattab

Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat nabi dan khalifah kedua setelah wafatnya Abu Bakar As-Sidiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap penyebaran Islam sangat besar hingga Michael H. Heart menempatkannya sebagai orang yang paling berpengaruh nomor 51 sedunia sepanjang masa.

Umar tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Wataknya yang keras membuatnya mendapat julukan "Singa Padang Pasir".



Sebagai seorang petinggi militer dan ahli siasat yang baik, Umar sering mengikuti berbagai peperangan yang dihadapi umat Islam bersama Rasulullah saw. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria.

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasihatnya. Setelah Abu Bakar meninggal paad tahun 634 H, Umar menjadi penggantinya.

Selama masa jabatannya, khalifah Umar amat disegani dan ditakuti negara-negara lain. Kekuatan Islam maju pesat, mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia, mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara, dan Armenia dari kekaisaran Romawi.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, pada sekitar tahun ke-17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Umar meninggal pada 25 Dzulhijjah 23 H dan selanjutnya digantikan oleh Utsman bin Affan.

(Suara Masjid Agung Tsm Juli 2010)

Kiat Aa Gym: Cukup Allah Saja

Kiat Aa Gymnastiar
Bila kita mencoba berhenti sejenak, akan ditemui begitu banyak kekeliruan yang telah diperbuat. Teruatama saat seringnya kita menggantungkan segala asa pada makhluk, bukan pada dzat yang mana ruh ini ada dalam genggaman-Nya.

Amatlah sering, kita berharap pada makhluk. Segala upaya kita lakukan hanya untuk mendapatkan simpatinya, dan kita lupa bahwa itu adalah sebuah kesalahan besar. Karena makhluk adalah fana, mudah sirna dan pada hakikatnya amatlah rapuh sebagai tempat untuk bergantung.

Ketergantungan seharusnya diperuntukkan bagi Allah saja. Dialah yang membuat segalanya terjadi. Dia pula yang mengatur skenario dibalik segala peristiwa. Tanpa satupun yang terjadi, lepas dari pengawasan dan pemantauan-Nya. Selalu ada hikmah dibalik segala sesuatu yang menimpa diri kita.

Saudaraku, andai hari ini banyak masalah yang mendera, mintalah perlindungan dan permohonan hanya pada Allah. Jangan pernah menggantungkan diri kepada selain-Nya. Dialah tempat menggantungkan segala harap dan asa. Dia pulalah tempat meminta segala keinginan.

Bila belum terkabul juga do'a kita, janganlah lantas menyalahkan-Nya. Dia punya cara tersendiri untuk menjawab permintaan hamba-Nya. Dengan kebaikan yang langsung diperlihatkan, atau ditunda-Nya untuk kebaikan di akhirat kelak.

Cukuplah Dia, dan memang cukup hanya Dia tempat segala asa dan cinta bertaut. Karena dengan Ar-Rahman-Nya Dia mengasihi dan dengan Ar-Rahim-Nya Dia menyayangi. Jadi, kenapa harus bergantung kepada makhluk bila Allah telah cukup bagi kita???

(Sakinah Oktober 2010)
Faktor Malas

Faktor Malas

Setiap manusia diperkaya dengan keinginan, kemauan dan rasa malas itulah yang disebut dengan sifat. Sifat-sifat tersebut sudah terberikan dari lahir (given), sifat-sifat tersebut dapat dijadikan sebagai modal dasar bagi manusia untuk memperbaiki aktifitas dan kreatifitasnya baik di hadapan allah amaupun dihadapan makhluknya.

Dengan sifat keinginan manusia dapat meraih sesuatu yang dicita-citakan, dengan sifat malas manusia bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, semua itu tergantung bagaiman me-manage apa yang disebut dengan sifat itu.

Dalam bahasa tasawuf, untuk lebih mudahnya ada dua hal yang perlu di pertarungkan yaitu keinginan untuk berbuat baik yang disebut dengan nurani, sedangkan keinginan untuk menentang perintah atau disebut dengan nafsu. Apabila dalam mempertarungkannya manusia lebih memenangkan atau condong kepada nuraninya maka segala tindakannya akan mengarah kepada perintah allah dan pahala tetapi sebaliknya apabilah aktifitasnya didominasi oleh kemenangan nafsu maka, tindakan orang tersebut akan lebih mengarah kepada perbuatan yang jahat dan cenderung menentang perintah.

Sifat malas semata-mata tidak disebabkan oleh betapa beratnya energi yang dikeluarkan untuk melakukan sebuah ibadah, tetapi lebih dikarenakan dominasi nafsu yang menghalanginya. Jika kita melihat seseorang yang jatuh dilakukan demi mendapatkannya akan terasa ringan semua, meski yang sebenarnya pekerjaan itu terbilang dalam kategori perbuatan yang berat. Begitu juga sebaliknya, perbuatan yang ringan seperti sholat, zakat, puasa dll adalah perbuatan yang ringan tetapi akan merasa berat dilakukan jika dalam diri ini di dominasi oleh kokohnya bangunan nafsu. Maka dari itu benar hadits Nabi, Bahwa pada saat ini kita telah berpindah dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar yakni jihad melawan hawa nafsu dikatakn oleh Nabi saw,

رجعتم من جهاد الأصغار الى جهاد الأكبر
Engkau telah kembali dari jihad yang kecil ke jihad yang besar,

Sabda Nabi saw di atas memberikan warning kepada kita bahwa, yang paling seulit dalam hidup ini adalah memerangi hawa nafsu. Lih. Nashaihuddiniyah h.59, dan perjuangan ini membutuhkan waktu yang panjang, berbeda dengan peperangan yang melawan tentara musuh.

So, jadilah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsu, karena hawa nafsu akan membuat kita sengsara sepanjang masa, di dunia dan di akhirat kelak