Loading...
Perjalanan Domenyk Eades Terpesona Gerakan Sujud

Perjalanan Domenyk Eades Terpesona Gerakan Sujud

Lewat sebuah strategi gerak cepat, pada 2 Agustus 1990, pasukan tentara Irak berhasil mencaplok Kuwait. Lima hari setelah invasi itu, Arab Saudi meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS). Invasi Irak ke negeri petrodolar itu pun melahirkan Perang Teluk ketika pasukan Paman Sam menggelar Operasi Badai Gurun pada 17 Januari 1991.

Perang Teluk telah membetot perhatian masyarakat dunia ketika itu. Tak terkecuali seorang remaja yang ketika itu berusia 17 tahun, Domenyk Eades. Pria yang tumbuh besar di Australia itu kerap menyaksikan dan membaca berita-berita tentang Perang Teluk dari media massa. Ketika mengikuti isu Timur Tengah itulah, ia tertarik untuk mempelajari Islam.

Islam Telah Membuatnya Menjadi Seseorang yang Lebih Baik dan Membimbingnya untuk Membuat Lingkungan Sebagai Tempat yang Lebih Baik

Hidayah Allah SWT mulai menerangi hatinya. Domenyk pun mulai tertarik untuk mempelajari Islam. “Saya ingin melihat sendiri bagaimana sebenarnya Islam itu dan mengapa Islam sangat penting bagi banyak orang di dunia,” ujarnya kepada Republika. Untuk mengenal Islam, ia pun pergi ke toko buku dan membeli Alquran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Selama tiga hari, Domenyk membaca kitab suci umat Islam itu dengan hati-hati. “Itu merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa,” ungkapnya. Ia pun mulai membandingkan isi Alquran dengan Injil. Menurutnya, banyak karakter dan cerita di dalam Alquran yang juga terdapat di dalam Injil.

Namun, menurut Domenyk, ada sederet hal yang tercantum dalam Injil yang tidak bisa dimengerti. Ia pun mencoba untuk mempelajari Islam lebih dalam lagi. Ketika itu, ia mengaku belum serius untuk menjadi seorang Muslim. “Saya memercayai keberadaan Tuhan dan saya rasa itu cukup,” kenangnya.

Domenyk Eades terlahir sebagai seorang Kristiani. Ia mengaku baru mengenal Islam setelah remaja. Ketika masih belia, ia sedikit mengetahui Islam dari beberapa Muslim yang ditemuinya. Namun, mereka pun memiliki pengertian yang sederhana tentang Islam. Ia menyadari banyak kesamaan yang ditemukan antara Kristen dan Islam.

“Keduanya sama-sama memercayai Tuhan dan adanya surga dan neraka,” tuturnya. Meski begitu, ia lebih banyak mengetahui hal-hal negatif tentang Islam dari tayangan televisi yang ditonton dan koran yang dibacanya. Meski tumbuh besar sebagai Kristiani yang cukup taat, Domenyk selalu menghormati orang-orang yang berbeda keyakinan dengannya.

Ia selalu merasa yakin, sangatlah penting bagi seseorang untuk mengikuti sebuah prinsip yang memandu mereka dalam kehidupan. Karena itulah, ia juga sangat meyakini akan keberadaan Tuhan. Domenyk mengetahui bahwa seorang Muslim harus menjalankan perintah agama dan menjalankan ibadah wajib lima kali sehari.

Awalnya, menurut dia, hal itu tampak sangat mengikat dan membatasi. “Seseorang yang berusia 18 tahun tidak suka dibatasi dan diatur,” ucapnya. Meski begitu, ia terus membaca dan mempelajari Islam. Domenyk mulai menyadari bahwa Islam tidaklah bermaksud mempersulit hidup umatnya, tetapi justru sebaliknya.

Perlahan tapi pasti, ia mempelajari Islam dan cara membangun hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Ia juga mempelajari shalat lima waktu dan berpuasa yang mengubah seseorang dari dalam dan membuatnya menjadi orang yang lebih baik. Ia mengaku, membutuhkan banyak waktu untuk mengerti dengan benar mengenai pelajaran itu.

Hidayah kian menerangi kalbunya. Domenyk mulai melihat pesan positif yang disampaikan Islam sehingga agama yang disebarkan Nabi Muhammad SAW tersebut tak lagi menjadi agama yang asing baginya. Ia mengaku sangat tertarik dengan Islam karena pesan yang dibawa Alquran sangat jelas dan logis.

Ia sangat menyukai bagaimana Alquran memberikan petunjuk untuk hidup yang baik dan bagaimana Islam memberikan pesan yang sangat jelas tentang kesetaraan di antara seluruh umat manusia. “Saya rasa apabila orang-orang benarbenar mengerti tentang Islam, mereka akan melihat bahwa setiap manusia merupakan ciptaan Tuhan dan itu sangatlah berharga,” paparnya.

Apabila seseorang memiliki sebuah keyakinan, kata Domenyk, mereka akan memperlakukan orang lain dengan hormat, tidak peduli dari mana mereka berasal dan bagaimana mereka terlihat. Ketika mempelajari Alquran dan Islam, Domenyk mengaku, tidak benar-benar berniat ingin menjadi seorang Muslim.

Hingga akhirnya, ia menemukan pesan di dalam Alquran yang merupakan kelanjutan dari pesan yang diajarkan Yesus. “Saya mulai menyadari apabila saya memercayai Allah dan Muhammad sebagai utusan-Nya, itu berarti saya haruslah menjadi seorang Muslim.”

Awalnya, ia merasa ragu dapat mengikuti aturan yang terdapat dalam ajaran Islam. Ia memercayai pesan yang dibawa oleh Islam, tetapi sangat sulit baginya untuk dapat menjalankan shalat lima waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan. Untuk dapat shalat tepat waktu pun sangat sulit baginya.

Domenyk juga mengkhawatirkan reaksi yang akan muncul dari teman-teman dan keluarganya apabila ia menjadi seorang Muslim. Karena alasan itulah, ia memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi seorang Muslim, meski di dalam hatinya ia sudah memercayai satu Tuhan dan Muhammad sebagai utusan-Nya.

Namun, ia belum merasa siap menghadapi hidup baru sebagai Muslim. Hingga pada suatu hari, Domenyk memutuskan untuk menemui beberapa orang Muslim. Ia pergi ke sebuah masjid di dekat tempatnya tinggal. Pengalamannya saat berada di masjid itu telah membuka hatinya.

Kaum Muslim di masjid itu tahu bahwa dia bukanlah seorang Muslim. Namun, mereka menyambutnya dengan sikap ramah dan mengobrol hingga waktu shalat tiba. Saya seorang Anglo-Australia dan saya memberanikan diri ke sana, tuturnya.

Hatinya tergerak ketika melihat gerakan sujud yang dilakukan jamaah dalam shalat. Pemandangan itu meninggalkan kesan yang mendalam baginya. Hati kecilnya mulai berkata, hidup sebagai Muslim bukanlah hal yang mustahil lagi. Saat kuliah, ia bertemu dengan Bukhari Daud, bupati Aceh Besar, yang tengah studi di Australia.

Ia berteman baik dengan Bukhari. Keduanya sering berdiskusi tentang Islam. Bukhari lalu mengundang Domenyk ke rumahnya. Pertemuan itu adalah pengalaman yang menarik. Mereka memperkenalkan saya pada budaya Muslim Indonesia. Di sanalah saya pertama kali mengetahui tentang keramahan Muslim, tuturnya.

Tekadnya untuk memeluk Islam sudah semakin bulat. Di depan Bukhari dan sekelompok Muslim lainnya, Domenyk mengucapkan dua kalimah syahadat dan mengukuhkannya menjadi seorang Muslim di kediaman Bukhari saat studi di Australia.

Islam telah membuat saya menjadi seseorang yang lebih baik dan membimbing saya untuk membuat lingkungan sebagai tempat yang lebih baik, paparnya. Ia pun berhasil meyakinkan keluarganya. Keluarga saya melihat bagaimana Islam memberikan efek positif kepada saya. Hal itu tidak memberikan dampak negatif terhadap hubungan saya dengan keluarga.

Ramadhan Pertama di Indonesia

Ramadhan pertama sebagai Muslim merupakan kenangan yang sangat luar biasa bagi Domenyk Eades. Ia merasa beruntung memiliki banyak sahabat Muslim yang berada di dekatnya. Mereka menghabiskan Ramadhan dengan berbuka puasa bersama dan melaksanakan shalat Tarawih setelahnya.

Ramadhan pertama Domenyk berlangsung di Indonesia pada 1997. Hari itu merupakan pengalaman yang sangat luar biasa, kenang Domenyk. Ia mengaku tidak terlalu sulit untuk membiasakan diri dalam menjalankan ibadah. Domenyk sudah mempelajari bagaimana melaksanakan shalat dan puasa sebelum menjadi seorang Muslim.

Ia menghafal beberapa ayat pendek. Setelah mengucapkan syahadat, tidak terlalu lama baginya membiasakan diri dalam melaksanakan ibadah. Menjadi seorang Muslim membawa banyak perubahan dalam hidup Domenyk. Menurut dia, perubahan itu terjadi dari waktu ke waktu.

Domenyk menjadi seorang Muslim ketika duduk di bangku kuliah. Ia beruntung tinggal di dekat lingkungan Muslim yang kebanyakan berasal dari Indonesia. Tak cuma itu, ia juga bersyukur bisa tinggal di beberapa negara Muslim. Selama beberapa waktu, ia tinggal di Indonesia, terutama di Aceh.

Selama beberapa tahun, ia menetap di negara Arab untuk bekerja dan mempelajari bahasa Arab. Domenyk mempelajari linguistik bahasa Arab di Inggris. Ia menghabiskan bertahun-tahun mempelajari bahasa Arab. Domenyk pun telah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah pada 2007.

Saat ini ia bekerja sebagai dosen senior pada program studi bahasa Arab di Universitas Salford, Inggris. Saat ini, Domenyk mengajar bahasa Arab kepada mahasiswanya di Inggris. Risetnya sebagai dosen di bidang bahasa dan penerjemahan.

Ia juga sudah menyelesaikan penelitiannya di bidang bahasa di Indonesia. Salah satu buku yang ia terbitkan adalah buku mengenai bahasa Gayo, Aceh. Domenyk juga telah mempublikasikan berbagai macam artikel, jurnal, dan buku tentang tata bahasa serta dialek bahasa Arab. Ia juga banyak menerjemahkan buku-buku dari bahasa Arab ke bahasa Inggris. (republika)

SAlah Kaprah Membangunkan Sahur

Dua momentum dalam sahur yang tak pernah luput kemeriahannya dengan pengeras suara, yaitu momentum buka puasa dan makan sahur. Di masjid-masjid pada saat jelang buka puasa ramai didengungkan kalimat-kalimat thoyyibah seperti sholawat, do’a bersama, membaca al Quran dan bahkan pada saat saya dipesantren dulu, sebelum buka puasa didahului dengan kajian kitab tertentu.

Makan sahur menjadi ibadah yang bernilai sunnah, bahkan dalam beberapa hadits Nabi saw sangat menganjurkan untuk tidak meninggalkan makan sahur, sebagai contoh hadits Nabi Saw yang mengnjurkan untuk tidak meninggalkan makan sahur meskipun hanya seteguk air.
السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى المُتَسَحِّرِينَ
“Sahur adalah makanan yang berkah. maka jangan kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang sahur.

Semakna dengan hadits di atas, bahwa sahur mengandung keberkahan adalah
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat keberkahan
Momentum yang lain adalah jelang makan sahur. Berkaitan sahur ini ada hal yang mungkin salah kaprah membangunkan sahur. Terkesan adanya panggilan yang menggebu-nggebu agar seseorang mempercepat makan sahur, padahal menurut fiqh, mengakhirkan makan sahur hukumnya sunnat. Namun fatanya jam dua kumandang makan sahur sudah bertalu talu. Tapi ada baiknya juga yaitu membangunkan untuk persiapan masak bagi ibu-ibu untuk makan sahur

Adapun dalil yang dapat dijadikan patokan sebagai hukum disunnahkannya mengakhirkan sahur di antaranya adalah;
Hadits dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata,
تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاَةِ. قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا قَالَ خَمْسِينَ آيَةً.
“Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh[8] dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat, Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikatakan, “Sekitar membaca 50 atau 60 ayat.”

Berkaitan dengan hadits di atas Ibnu Hajar berpendapat, “Maksud sekitar membaca 50 ayat adalah waktu makan sahur yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat.” Sedangkan Imam al-Qurthubi mengatakan, “Hadits ini adalah dalil bahwa batas makan sahur adalah sebelum terbit fajar.”
Buka Puasa Bersama Memperpanjang Umur

Buka Puasa Bersama Memperpanjang Umur

CERAMAH SINGKAT, Ramadhan adalah momentum berharga bagi ummat islam, diantaranya adalah momentum dimana waktu maghrib selalu menjadi penantian istimewa bagi orang yang berpuasa. Tidak ada waktu yang sangat berharga selain waktu maghrib di bulan puasa. Ada tradisi baik yang patut dilestarikan yaitu buka bersama dalam rangka memperkuat tali shilaturrahim bersama keluarga atau organisasi terntentu. Dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa buka puasa bersama memperpanjang umur, bukan karena buka puasanya tetapi disebabkan terjalinnya shilaturrahim

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Dari hadits di atas kita juga bisa memaknai bahwa buka puasa bersama disamping memperpanjang umur juga memperbanyak rizki. Menurut ibn Mandzur rizki yang berkah bukan diukur dari seberapa banyak secara nominal, tetapi rizki yang banyak diukur dari seberapa manfaat yang di dapat dari jumlah rizki yang dimilikinya.

Rangkaian acara buka bersama biasanya juga diisi dengan amalan amalan baik seperti ceramah agama, bershalawat, baca do’a bersama atau mungkin juga dengan khatmil qur’an dan berbagai bentuk kegiatan keagamaan lainnya. Dengan demikiaa, seandainya kegiatan ini tidak ada di zaman Nabi saw, sekali lagi, Seandainya tidak ada di zaman Nabi saw, maka perbuatan semacam ini tetap saja menjadi tradisi baik yang perlu dilestarikan dan diperbaiki secara terus menerus kualitasnya.

Secara historis entah kapan dimulainya ada tradisi buka bersama sehingga saat ini hampir setiap lembaga, organisasi atau instansi banyak yang membuat acara buka puasa bersama, mungkin saja acara ini hanya dipandang dari sudut manfaat kebersamaan yang diperoleh dan tidak perlu lagi dipertimbangan unsur historisnya. Yang pasti, hampir semua faham meng-amini tentang keberadaan buka bersama tersebut. baca juga amalan puasa yang banyak mendatangkan pahala di judul postingan makna i'tikaf

Oiya besok pertengahan ramadhan buka puasa di mana bro?... ikut dong??? 

Makna I'tikaf

Pengetian i’tikaf, secara etimologi atau secara bahasa makna i’tikaf berarti diam atau menetap di dalam suatu tempat, sedangkan menurut istilah I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid disertai dengan niat i’tikaf, tentunya di dalam melakukan amalan-amalan syar’i yang dianjurkan oleh syara’ baik yang bersifat wajib maupun bersifat sunnat. Waktu i’tikaf ada banyak perbedaan tetapi lazimnya adalah berdian diri melebihi tuma’ninah sholat, bisa jadi sehari atau kurang atau bahkan lebih. Semakin lama maka semakin baik, karena semakin banyak pula amalan baik yang dikerjakannya. Pendek kata waktu i’tikaf bisa dilaksanakan satu atau dua jam, tetapi batas maksimalnya tidak ditentukan

Pelaksanaan i’tikaf kapan saja baik siang maupun malam, tetapi sangat dianjurkan pada bulan Ramadhan, hal ini tidak aneh karena bulan Ramadhan adalah bulan mulia penuh ampunan dan rahmat dari Allah swt. Seperti itu pula disitir dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]
Artinya: “Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” [HR. Muslim]

Berdiam diri dimana? Yang dimaksud berdiam diri untuk memperbanyak amalan baik adalah di dalam masjid jami’ atau masjid yang dipakai oleh orang orang setempat melksanakan sholat lima waktu secara rutin, begitulah pendapat Hanafiyah, atau lebih mudahnya untuk mencirikan masjid jami’ adalah masjid yang biasa dipakai untuk pelaksanaan sholat jumat. Berdasarkan hadits riwayat Abu Daud

" ولا اعتكاف إلا في مسجد جامع ـ رواه أبو داود.
"Dan tiada I'tikaf kecuali di masjid jami' (H.R. Abu Daud)
I’tikaf harus dilakukan dalam keadaan akil baligh dan suci dari hadats kecil dan hadats besar. I’tikaf lebih dianjurkan lagi disaat-saat 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, sebagai puncak dari ibadah puasa wajib yang ditaklifkan kepada orang-orang mukmin dewasa.

Adapun Hikmah i’tikaf adalah, melatih diri dan mengendalikan emosi serta nafsu, mengingat masjid adalah tempat pendidikan ruh yang paling tepat. Dengan berdiam diri di masjid lebih memungkinkan seseorang untuk termotifasi berbuat baik dan menjauhkan diri dari riuh rendah bising duniawi, masih banyak lagi hikmah i’tikaf yang didapat. Demikian uodate ceramah singkat kali ini, nantikan update selanjutnya

Puasa Hewani

Secara singkat makna puasa adalah mencegah masuknya setiap sesuatu ke dalam perut melalui rongga tubuh yang terbuka dan mencegah hubungan seksual di siang hari, makna tersebut masih dalam taraf syar'i, ada makna yang lebih dalam lagi dalam menghayati nilai nilai ibadah puasa, paling tidak ada dua makna yang harus direnungankan

1. Makna kesabaran hanya semata-mata karena Allah, karena hanya Allah yang mengetahuinya, berbeda dengan ibadah yang lain yang masih bisa disaksikan oleh orang lain.

2. Memaksa ‘musuh’ untuk kalah, musuh utama dalam hidup menggapai kedekatan kepada rabb adalah syahwat duniawy, syahwat duniawiy dalam dunia sufi dipandang sebagai penghalang tembusnya pandangan hati melihat alam malakut, semakin tipin syahwat duniawiyahnya maka semakin transparan alam malakut dalam pandangannya.

لول أن الشياطين يحومون على قلوب بني أدم لنظرو ملكوت السموات (رواه أحمد من أبي هريرة)

Nah, puasa diantaranya adalah mempersempit ruang gerak syahwat duniawy, seperti syahwat makan, minum, hubungan seksual, tidak berkata bohong dll. Syahwat duniawiy akan menjadi kendaraan setan untuk menjauhkan manusia dari tuhannya

إن الشيطان ليجرى من ابن أدم مجرى الدم فضيقوا مجاريه بالجوع (متفق عليه)
“Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam aliran darah anak adam, maka persempitlah alirannya dengan lapar”

Macam Macam Puasa

A. Puasa Umum, mencegah syahwatnya perut dan kemaluan saja tanpa diimbangi dengan mencegah indera yang lainnya, puasa yang demikian ini bisa dipaksakan juga kepada hewan

B. Puasa Khusus, mencegah anggota tubuh yang 6 yakni
1. Memejamkan mata
النظرة سهم مسموم من سهام الإبليس

2. Menjaga lisan
Puasa dari barang yang halal, tetapi berbuka dengan yang haram, barang haram yang dimaksud dengan berbuka dengan yang haram adalah tidak mampu mencegah lisannya di siang hari dari hal hal yang diharamkan oleh Allah

3. Mencegah pendengaran dari setiap pembicaraa yang tidak bermanfaat, karena setiap sesuatu yang diharamkan untuk dikatakan maka haram pula untuk di dengarkan
كل ما حرم قوله حرم الإصغاء إليه

4. Mencegah kaki dan tangan untuk melakukan hal-hal yang makruh terutama yang dilarang oleh Allah swt

5. Tidak memperbanyak makan ketika berbuka puasa
فروح الصوم وسره تضعف القوى التى هي وسائل الشيطان فى العود إلى السرور
Makanan yang halal itu berbahaya jika dimakan dalam batas yang banyak, bukan karena jenisnya, tetapi karena banyaknya. Makanan halal itu obat, bermanfaat jika sedikit dan berbahaya jika dalam jumlah banyak pula

6. Setelah berbuka hatinya terus bergantung kepada Allah, dan merasakan kekhawatiran jika puasanya tidak diterima oleh Allah

C. Khowasul khawas,
صوم القلب عن الهمم الدنية و الأفكار الدنيوية
Puasanya hati dari segala cita-cita dan pikiran duniawiy

Kemampuan berpuasa yang hanya sebatas mencegah makan, minum dan hubungan seksual adalah kemampuan berpuasa yang paling rendah dan paling mudah, puasa jenis ini bisa dilakukan oleh binatang atau disebut juga dengan puasa hewani

Karakter Pemimpin Ideal



Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
(QS. Al Baqarah: 30)
Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan diminta pertanggungjawabannya atas apa yang engkau pimpin.”
(H.R Bukhari Muslim).

Dalam Ensiklopedia Administrasi, pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu. Pemimpin adalah orang yang telah diberi mandat penuh untuk mengelola bidang tertentu, termasuk merawat alam. Hal inilah yang membuat kesimpulan hakikat semua makhluk di muka bumi adalah pemimpin, pemimpin bangsanya, keluarganya atau minimal memimpin dirinya sendiri untuk bersinergi dengan alam sebagai hunian. Namun dalam tulisan ini fokus bacaannya adalah menyoal karakter pemimpin ideal untuk menjalankan roda kehidupan bernegara berharap tuilisan bisa menjadi alat bantu untuk memandu dalam menentukan pilpres 2014 yang akan dilaksanakan 9 Juli mendatang.

Alangkah baiknya mari kita baca terlebih dahulu Pidato Abu Bakar as-Shidiq setelah diankat menjadi khalifah, "Saudara-saudara, Aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik diantara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. 'Orang lemah' diantara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. 'Orang kuat' diantara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya. Janganlah diantara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Swt. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah kita menunaikan Sholat semoga Allah Swt melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua".

Dari pidato tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa pemimpin harus mempunyai; pertama sifat rendah hati dan mempunya hati yang legowo, tidak meminta perlakuan istimewa dari bawahannya dan siap menerima kritik membangun dari bawahannya karena pada dasarnya pemimpin adalah pelayan masyarakat. Kedua, Pemimpin juga jujur dan adil, jujur atas amanah yang dibebankan kepadanya dan adil dalam meperlakukan siapapun termasuk anggota keluarganya, salah satu amanah terpentingnya adalah mengayomi dan siap menjadi pembela bagi yang lemah

Ketiga, mempunya komitmen kuat untuk berjuang, bukan sekedar hanya mencari popularitas atau bekerja untuk mencari pangan, tetapi berjuang sepenuh hati untuk menciptakan kesejahteraan bagi orang orang yang dipimpinnya, keempat demokratis, demokratis dalam artian bekerja untuk rakyat dan mengambil keputusan yang berpihak kepada rakyat, menentukan kebijakan atas pertimbangan kepentingan bersama dengan mempertimbangkan azas musyawarah sebagai arah klebijakannya. Sebagai pondasi dari perbuatan diatas adalah taqwa kepada Allah dalam rangka mencapai ingin mendapat ridho dari-Nya. Dalam jiwa pemimpin harus ada sifat untuk mengajak kepada kebaikan sebagaimana firman-Nya

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ

"Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu mengabdi." (QS. Al-Anbiya': 73)

Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya kepemimpinan ideal adalah pemimpin yang senantiasa mengajak rakyatnya kepada jalan Allah secara aplikatif dengan keteladanan untuk mengabdi kepada kepada Allah sebagai ‘abd yang tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah swt
وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ adalah batasan bahwa segala aturan kepemimpinan pada muaranay adalah tunduk dan berorientasi kepatuhan kepada Allah .

***
Sudah bukan rahasia lagi pemimpin ideal adalah kepemimpinan yang diperlihatkan oleh para Nabi dan Rasul terdahulu yang diwariskan kepada para alim ‘ulama dan sampai ke tanah air ini. Karakter kepemimpinannya selalu bertumpu pada 4 sifat wajib Nabi yaitu jujur (shidiq) karena jujur adalah pintu masuk semua kebaikan, berdakwah mengajak kepada kebaikan (tabligh) tidak hanya sekedar tebar pesona sana-sini, bertanggung jawab dan amanah, cerdas dan cakap dalam mengambil keputusan dan membaca situasi yang dihadapi masyarakat yang dipimpinnya, silahkan baca terlebih dahulu asal usul tembang tombo ati

Kecerdasan sangat dibutuhkan untuk membawa terobosan baru dalam mensejahterakan masyarakat yang dipimpinnya, termasuk kemapanan mental dan keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan yang akan menerpa gerbong kepemimpinan yang besar apalagi seperti bumi pertiwi ini, Allah berfirman dalam Q.s An-nisa: 83)

وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا.

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).

Asy-Syaukani dalam Tafsir Fathul Qadir menambahkan bahwa kriteria pemimpin yang memang harus ada adalah keteladanan dalam kebaikan secara universal sehingga secara eksplisit Allah menegaskan tentang mereka: Telah Kami wahyukan kepada mereka untuk senantiasa mengerjakan beragam kebajikan. Fi'lal khairat yang senantiasa mendapat bimbingan Allah adalah beramal dengan seluruh syariat Allah secara integral dan paripurna dalam seluruh segmen kehidupan.

Pada akhirnya kembali kepada kita semua, kita dituntut untuk ikut berperan serta meskipun kewajibannya tidak bersifat taklifi (personal) tapi bersifat kifa’i (kolektif) untuk mengangkat dan menegakkan kepemimpinan yang benar menurut kepercayaan kita masing masing silahkan buka kembali karya Abul Hasan Al-Mawardi dalam buku politiknya 'Al-Ahkam As-Sulthaniyah'

Efek baik dan buruknya sebuah sistem kepemimpinan akan dirasakan semua pihak, berdasarkan hadits di bawah ini

وَرَوَى هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { سَيَلِيكُمْ بَعْدِي وُلَاةٌ فَيَلِيكُمْ الْبَرُّ بِبِرِّهِ ، وَيَلِيكُمْ الْفَاجِرُ بِفُجُورِهِ ، فَاسْمَعُوا لَهُمْ وَأَطِيعُوا فِي كُلِّ مَا وَافَقَ الْحَقَّ ، فَإِنْ أَحْسَنُوا فَلَكُمْ وَلَهُمْ ، وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَكُمْ وَعَلَيْهِمْ
Hisyam bin Urwah meriwayatkan dari Abu Shalih dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Akan datang sepeninggalku beberapa pemimpin untuk kalian. Ada seorang yang baik yang memimpin kalian dengan kebaikan, namun ada juga pemimpin yang buruk yang memimpin dengan kemaksiatan. Maka hendaklah kalian tetap mendengar dan taat pada setiap yang menepati kebenaran. Karena jika mereka baik, maka kebaikan itu untuk kalian dan untuk mereka. Namun jika mereka buruk, maka keburukan itu hanya untuk mereka"

Untuk mendapat calon pemimpin yang mengantongi semua sifat mulia seperti di atas rasanya sangat sulit sekali –untuk tidak mengatakan mustahil—karena banyak varian karakter dan kewajiban yang harus dipenuhi, bisa saja kita menemukan sifat penujang kebaikan dan kelebihan dalam calon pemimpin kita tetapi di sisi lain ada juga faktor keburukan dan kelemahannya tinggal cara penentuannya adalah mencari yang paling banyak kebaikan dan kelebihannya. Yang paling mengerti tentang hal itu adalah pribadi masing-masing para pemilih. Tulisan ini sama sekali tidak ada tendensi untuk mempengaruhi para pemilih tetapi hanya sekedar memberikan sekelumit panduan penting dalam menentukan karakter pemimpin ideal.


Asal Usul Tembang Tombo Ati

Mungkin kita akan memperbincangkan sesuatu hanya sekedar mencari asal usul tembang tombo ati, yang mana hal ini sama sekali tidak mempengaruhi terhadap kualitas isi syair Tombo Ati itu sendiri. Bagi kami, dari manapun asalnya tidak terlalu penting yang terpenting adalah kualitas isinya, Syair ini sudah saya kenal sejak kecil, bahkan sebelum sekolah di Madrasah Ibtidaiyah, biasanya dipakai untuk pujian sambil menunggu jama’ah sholat.

Konon syair ini dikarang Sunan Bonang, memang ajaran para sunan tidak ‘njlimet’ beliau-beliau ini dalam menyebarkan ajaran agama menyatu dengan tradisi, pendekatannya persuasif, menanam ajaran Islam dalam tradisi tersebut, sehingga tumbuh dan bercabang menjadi tradisi yang islami dan sama sekali tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama islam, meskipun akhir akhir ini ada sekelompok kecil yang mneragukan keabsahan ajaran para sunan tersebut. Bisa jadi cara istinbath-nya yang berbeda sehingga menganggap bahwa setiap yang baru adalah terlarang.

Di duga bahwa asal usul tembang tombo ati diambil dari sebuah kitab karya Ibnu al-Jauzi (597) yaitu “Shifat Ash Shafwah” bahwa pada saat menulis biografi Yahya Bin Mu'adz Ar Razi (w.258 H), Yahya menyampaikan lima obat hati (jw. tombo ati) bisa di ruju’ dalam kitab Shifat Ash Shafwah, 4/92.

Dalam kitab itu Yahya bin Muadz menyatakan,
دواء القلب خمسة : قراءة القرأن بالتفكر وخلاء البطين . قيام اليل . تضرع عند السهر . مجالسة الصالحين (صفة الصفوة لإمام الجوز)
Obat hati ada lima, membaca qur’an dan merenungkannya, mengosongkan perut, sholat malam, merndahkan diri pada waktu sahur, berkumpul dengan orang-orang shalih

Agaknya makna tersebut sangat dekat dengan syair tombo ati yaitu;
Tombo ati iku ono limo: obat hati itu ada lima
Moco qur’an angen-angen sak ma’nane: membaca qur’an sambil merenungkan maknanya
Kudu weteng ingkang luwe: perut harus lapar
Sholat wengi lakonono: sholat malam, jalankanlah
Dzikir wengi ingkang suwe: dizir di waktu malam yang lama
Wongkang sholih kumpulono: orang sholih kumpulilah

Jika benar bahwa Sunan Bonang adalah menggubah syair dari ajaran yang disampaikan oleh Mu’adz bin Yahya, maka alangkah cerdasnya beliau membaca situasi danmasyarakat pada masa itu yang tidak banyak mengerti tentang Bahasa Arab. Bisa diduga seandainya disampaikan dalam bahasa Arab maka ajaran tombo ati akan lekas lenyap dari ingatan para pendengarnya.

Seandainya rajutan kata yang di susun oleh ini faktor kebetulan pun, kita tetap angkat topi setinggi-tingginya atas ilmu yang di ampuh sebagai teladan masyarakat di zamannya. Agaknya corak dakwah semacam ini berbeda jauh dengan masa sekaran dimana selalu saja yang Jika demikian, maka hal ini merupakan salah satu indikator bahwa ajaran Walisongo bersumber kepada ulama terdahulu, tinggal generasi Islam saat ini, tidak hanya bisa manghafal, namun juga dituntut untuk mengamalkan 5 perkara yang amat dianjurkan itu, hingga hati menjadi tenang.