Loading...
Tanggung Jawab Tuhan

Tanggung Jawab Tuhan

Ceramah singkat, kali ini ingin share khotib jum’at, kultum dan bisa juga dipakai untuk ceramah, barangkali berguna bagi sang pembaca yang budiman. Mohon dengan ikhlas untuk memberikan komentarnya setelah membaca tulisan sederhan ini.

 الحمد لله الذى تفردفى ملكه وبقاه. وتقدس فى أزليته فلاعين تره. حكم بحكمه فى خلقه فلا معقب لحكمه ولا رادلما قضاه. قسم الأرزاق والأجال بين عباده. هذا منعه وهذا أعطاه وهذا أسعده وهذا أشقاه أشهد ان لا إله إلا الله وحده لاشريك له. وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا صاحب الرسالة. أللهم صل على. سيدنا محمد لا نبي بعده . . وعلى اله وصحبه ومن تبعهم إلى يوم القيامة . أما بعده. قال الله تعالى: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ : وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ فيأيها لناس إتقواالله واعلموا أن الله يحب من اتقى ويكره من طغى. 


Segala sesuatu yang kita miliki dan bahkan diri kita sendiri ini adalah milik Allah swt, seorang hamba diberi kuasa untuk hak pakai tetapi hakikatnya tidak diberi hak untuk memilikinya. Termasuk sesuatu yang sangat berharga sekalipun yaitu nyawa. Karena itu tidaklah sulit mempercayai bahwa segala sesuatunya akan direnggut secara paksa dan kembali kepada yang ber-punya. Sifat rahman da rahimnya membolehkan setiap manusia untuk mempergunakannya selama masih dalam bingkai syar’i yang telah ditentukan melalui Qur’an dan Sunnahnya. Karena itu, sewajarnya bagi seorang hamba yang beriman untuk bersyukur atas semua karunia yang diberikan oleh Allah swt, karena Dia telah memilih kita semua sebagai hamba-Nya. 

Kelalaian manusia, terkadang saking asyiknya bermain-main dengan kenikmatan yang notabene-nya adalah pemberian Allah, justru menjadikan lupa diri hakikat tujuan utama penciptaan manusia itu sendiri. Bahwa tujuan utama diciptakan manusia adalah untuk beribadah sebagai bentuk lahiriyah rasa syukur. Dengan tegas QS. Ad-Dzariyat: 56 menyatakan.

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ. 
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” 

Kalau kita renungkan secara mendalam, kehadiran kita di muka bumi ini tidak didasarkan atas transaksi dankesepakatan kepada Allah, fasilitas sebagai hak guna yang kita miliki pun bukan atas keahlian bernegosiasi dengan Allah, semua wujud yang ada adalah ‘wujud nisbi’ karena wujud yang hakiki adalah wujudnya Allah swt. Secara tanggung jawab, selama tuhan memberikan nyawa sebagai sumber kehidupan maka secara bersamaan Allah menanggung semua penghidupan yang dibutuhkannya. Tidak ada alasan bagi seorang hamba untuk tidak bersyukur kepada Allah swt. 

Dalam konteks ini, ibadah dipahami sebagai wujud rasa syukur atau ungkapan terimakasih kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan dan hidayah untuk mengelolah apa saja yang kita aku sebagai milik pribadi. Kemurahan Allah makin menjadi-jadi manakala seorang hamba mau mensyukuri nikmat yang telah diberikannya “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim:14:7) 

Pada dasarnya tidak ada ruang bagi manusia untuk menjalani hidup kecuali dengan senantiasa ibadah, sebagai ungkapan syukur kepada-Nya. Dengan ucapan, sikap dan perbuatan. Syukur dengan ucapan berarti senantiasai memuji Allah (hamdalah), dengan sikap berarti berterimakasih atas kenikmatan dan bersabar atas ujian/cobaan yang diberikan, dengan perbuatan berarti terus memperbaiki kwalitas ibadah. Tiga aktifitas ini dilakukan secara bersamaan sebagai tanda syukur kepada Allah swt. 

Manusia yang tidak bersyukur senantiasa akan dihinggapi siksa baik dunia maupun akhirat, di dunia akan merasakan kegelisahan, iri atas perolehan orang lain, hasud dan rakus yang mengakibatkan terjerumus kepada penumpukan harta secara berlebihan dan lalai dalam terhadap tujuan utama hidupnya. Sedangkan diakhirat kelak akan menerima adzab yang dahsyat dari Allah swt sebagai pertanggunjawaban atas nikmat yang telah diberikan kepada-Nya.
 
Ditengah zaman modern yang serba materialistis seperti ini, dimana hampir setiap gerak selalu berhitung degnan nominal , kalau tidak pandai membentengi diri dengan syukur dan qona’ah maka lambat laun akan mengikis habis sifat ikhlas dalam beraktifitas, bekerja selalu diukur dengan honor, menolong hanya mengharap ditolong. Hal ini yang menyebabkan hubungan sosial rapuh, pada puncaknya akan muncul sifat egois memperkaya diri dengan jalan apapun jua, tak peduli lagi sekelilingnya, tak terbedakan antara yang halal dan yag haram. 

Jadi, hilangnya rasa syukur merupakan pangkal tindakan korupsi yang selama ini merebak dihampir semua lini. Baik di instansi pemerintahan maupun swasta, tidak hanya pegawai rendahan yang ingin membeli rasa aman yang palsu, tetapi mereka yang kekayaannya milyaran rupiah bahkan trilyunan rupiah. Sejatinya, menumpuk harta atas dasar ketakutan habisnya rizki Allah merupakan penginkaran kemahakuasaan Allah, padahal Allah adalah tuhan yang sangat bertanggung jawab, menciptakan kehidupan sekaligus lengkap dengan penghidupannya, selama Allah masih memberi nyawa maka pasti disaat yang bersamaan Allah menetukan rizki orang tersebut. 

Bersyukur atas apa yang ada dalam genggaman adalah cara mudah jalan menempuh kebahagiaan dunia-akhirat, kita yakin sepenuhnya bahwa yang ada dalam genggaman ini adalah segala sesuatu yang terbaik buat penggenggamnya. Kebahagiaan tidak identik dengan kaya, begitu juga sebaliknya ketidak-baikan tidak selalu identik dengan kemiskinan, bagi orang beriman kekayaan adalah hal yang menuntut lahirnya syukur, dan kemiskinan menuntut sifat sabar.
Kisah Al-Imam Al-Bukhori

Kisah Al-Imam Al-Bukhori

Kisah Al-Imam Al-Bukhori
Turkistan-Rusia (atau Transoksus) merupakan daerah yang sangat luas di wilayah Asia Tengah. Wilayahnya meliputi daerah antara Sungai Jaihun (kini: Sungai Amu Darya) dan Sungai Saihun (kini: Sungai Syra Darya) serta daerah-daerah yang berada di sekitarnya. Kedua sungai itulah yang menyuplai persediaan air di Danau Aral (bagian negara Uzbekistan dan Kazakhstan). Dalam sejarah, Turkistan-Rusia telah dikenal oleh bangsa Arab dahulu dengan sebutan daerah belakang (sebelah timur) Sungai Jaihun. Disebut dengan Turkistan-Rusia untuk membedakan dengan Turkistan-Cina yang kini bernama Sinkiang. Turkistan-Rusia kini terbagi menjadi 5 negara yaitu: Kazakhstan, Kisgirtan, Uzbekistan, Tajikistan dan Turkmenistan. Dan Bukhara merupakan salah satu kota terpenting di negara Uzbekistan.
Bukhara adalah sebuah kota tua yang dikenal sebagai tempat wisata yang paling indah, memiliki kebun yang banyak dan luas serta buah-buahan yang menarik dan ranum rasanya. Kota ini berada di sebelah timur sungai Jaihun dengan jarak tempuh dua hari perjalanan. Dan berada di sebelah barat Samarkand (Uzbekistan) dengan jarak tempuh delapan hari perjalanan.

Kota ini telah melahirkan sosok ahli hadits yang cukup disegani semisal Al-Imam Al-Bukhari dan semisalnya.

Beliau mulai menghafal hadits sekitar umur 10 tahun di madrasah anak-anak (Kuttab). Setelah itu, beliau belajar kepada seorang ahli hadits terkenal bernama Ad-Dakhili. Suatu hari Ad-Dakhili membacakan hadits kepada manusia: “… Sufyan (telah meriwayatkan) dari Abu Zubair, kemudian Abu Zubair (telah meriwayatkan) dari Ibrahim.” Maka Ad-Dakhili: “Sesungguhnya Abu Zubair tidak pernah meriwayatkan dari Ibrahim.” Maka Ad-Dakhili marah kepada beliau.

Beliau berkata kepada Ad-Dakhili: “Coba lihatlah kitab catatanmu!” Maka masuklah Ad-Dakhili ke rumahnya kemudian melihat kepada kitab catatannya, ternyata benarlah apa yang dikatakan beliau. Selanjutnya Ad-Dakhili ke rumahnya bertanya kepada beliau: “Bagaimana sanad yang benar wahai anak muda?” Maka beliau menjawab: “Dia adalah Az-Zubair bin ‘Adi meriwayatkan dari Ibrahim (jadi bukan Abu Zubair).” Ad-Dakhili meminjam pena kepada beliau dan membenarkan catatannya, kemudian mengatakan kepada beliau: “Kamu benar.”
Peristiwa itu terjadi pada saat beliau berusia 11 tahun.

Ketika usia 16 tahun, beliau telah menghafal kitab-kitab karya Abdullah ibnul-Mubarak, Waki’, serta berbagai pendapat ulama kota Roy.

Bahkan pada usia 18 tahun beliau menulis kitab yang berjudul “Qadhaya Ash Shahabah wat Tabi’in wa Aqawilihim”.

Jumlah total guru-guru beliau mencapai 1080 orang.

Kisah Keajaiban Hafalan Beliau

Beliau dikenal memiliki kecerdasan dan kekuatan hafalan yang luar biasa.

Beliau mengatakan: “Aku hafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits dhaif.”

Suatu ketika beliau pernah mengambil kitab tentang ilmu kemudian kitab tersebut beliau amati mulai dari awal sampai akhir dengan sekali pengamatan, maka beliau telah menghafal semua hadits yang ada di dalamnya.

Hasyid bin Ismail dan selainnya menceritakan: “Dahulu Abu Abdillah Al-Bukhari belajar bersama kami kepada para ulama Bashrah, ketika itu beliau masih muda. Beliau tidak menulis hadits yang disampaikan oleh sang guru. Hal itu berlangsung selama beberapa hari. Maka kami berkata kepadanya:

“Sesungguhnya engkau belajar bersama kami tapi engkau tidak menulis. Lalu apa yang kamu lakukan? Maka setelah berlalu 16 hari beliau berkata kepada kami: ‘Sesungguhnya kalian berdua terus menerus mengeluhkanku. Coba tunjukkan kepadaku hadits yang telah kalian tulis!’ Maka kami tunjukkan kepada beliau hadits yang telah kami tulis. Kemudian beliau menambahkan 15.000 hadits (ke dalam catatan kami) yang dia bacakan dari hafalannya sampai kami membenarkan catatan kami dari hafalan beliau.

Dikisahkan pula suatu ketika Al-Imam Al-Bukhari singgah di kota Baghdad. Begitu mendengar kedatangan beliau, para ahli hadits kota Baghdad berkumpul dan bermusyawarah untuk menyambut kedatangan beliau. Akhirnya diambillah kesepakatan untuk menguji kekuatan hafalan beliau. Kemudian para ahli hadits mengumpulkan seratus hadits. Seratus hadits tersebut diacak, baik matan maupun sanadnya. Setelah itu, dibagikan kepada sepuluh ahli hadits, sehingga masing-masing membawa sepuluh hadits.

Singkat cerita tibalah saat dinantikan. Manusia pun berkumpul untuk menyaksikan acara tersebut. Mulailah salah seorang penguji menyampaikan hadits satu persatu kepada Al-Bukhari. Tatkala sang penguji menyampaikan hadits pertama, Al-Bukhari menyatakan, “Tidak tahu.” Sampai penguji pertama selesai menyampaikan sepuluh hadits, Al-Bukhari tetap menjawab: “Tidak tahu.” Para ahli hadits yang hadir dalam acara tersebut terlihat saling memandang satu sama lain seraya berkata: “Laki-laki ini benar-benar mengetahui.” Sedangkan orang-orang yang awam justru menyangka sebaliknya yaitu Al-Bukhari tidak tahu apa-apa.

Kemudian tiba giliran penguji kedua. Mulailah ia menyampaikan sepuluh hadits satu per satu. Dan Al-Bukhari tetap menjawab, “Tidak tahu.” Demikian seterusnya penguji ketiga, keempat sampai penguji kesepuluh telah menyampaikan seluruh haditsnya, Al-Bukhari tetap menjawab: “Tidak tahu.” Kemudian Al-Bukhari mengatakan kepada penguji pertama: “Hadits pertama yang engkau bacakan demikian dan demikian, maka yang benar adalah demikian dan demikian.” Demikianlah Al-Bukhari menyebutkan kembali hadits tersebut persis sama seperti yang dibacakan oleh sang penguji, kemudian beliau membetulkan letak kesalahannya. Beliau melakukan hal ini mulai dari hadits pertama sampai hadits keseratus. Manusia pun mengakui akan kehebatan hafalan beliau.

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Semua orang menunduk di hadapan Al-Bukhari, yang menakjubkan dari beliau bukan pada sisi kemampuan membenarkan hadits yang salah karena beliau memang seorang penghafal hadits. Namun yang menakjubkan adalah kemampuan beliau menyebutkan kembali hadits-hadits yang telah diacak tadi secara tertib dan urut hanya dengan sekali dengar.” Subhanallah..

[sumber]
Amerika Membuktikan "Kerasulan" Muhammad saw

Amerika Membuktikan "Kerasulan" Muhammad saw

Artikel ini saya muat dengan tujuan memberi pengertian kepada para pembualan yang mengatakan Rasulullah Muhammad adalah nabi palsu dan dapat menjadikan pelajaran kepada kita semua. Terlampir adalah foto bulan dari koleksi NASA. Semoga hal itu akan semakin menyempurnakan keyakinan kita terhadap kekuasan Allah (swt) dan kerasulan nabi Muhammad (saw).

Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail.


Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.” Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”

Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)

Subhanallah. Subhan ibn Abdullah Laem Chabang, 09/02/2005 . Telah Dekat Kiamat, Bulan Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1)

Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur’an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya. Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:

Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir ber-macam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, ” Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadits2 Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Dan memang Allah ta’alaa benar2 maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan meng-olok2)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”

Mereka menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2 telah menyihir kami!”

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan.
Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab:”Dipersilahkan dengan senang hati.”

Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…”

Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2. Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan.

Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.”

Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?

” Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”

Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?” Mereka menjawab, ” Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (katrena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!”

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, ‘Mukjizat (kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin salah… Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar.

Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.”

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq (Sabtu, 22 Sya’ban1424H/18-10-2003M)

[sumber]

Bruno Metsu Menjadi Mualaf Saat Melatih Tim Senegal

Bruno Metsu Menjadi Mualaf Saat Melatih Tim Senegal
Bruno Lucas Felix Metsu, demikian nama lengkap pemberian orang tuanya. Namun publik sepak bola dunia lebih mengenalnya dengan Bruno Metsu. Namanya makin mencuat setelah ia berhasil membawa tim asuhannya, Senegal, masuk perempatfinal Piala Dunia 2002 silam.

Keberhasilan membawa tim nasional sepak bola Senegal hingga ke perempatfinal Piala Dunia 2002 bisa dibilang sebagai prestasi terbesar Metsu sepanjang karirnya di dunia sepak bola.


LEBIH DARI 30 TAHUN BERKARIR, METSU BUKANLAH PEMAIN DAN PELATIH TERKENAL. IA PERNAH BERMAIN DI KLUB PAPAN BAWAH PRANCIS DAN BELGIA SEPERTI DUNKERQE, NICE, LILLE DAN ANDERLECHT. SEJAK 1988, IA MENANGANI KLUB KELAS DUA PRANCIS, BEAUVAIS, KEMUDIAN LILLE, VALENCIENNES, SEDAN, DAN VALENCE. SEBELUM MENANGANI SENEGAL, IA SEMPAT MENANGANI NEGARA KECIL AFRIKA, GUINEA, SELAMA ENAM BULAN.

Meski sukses melatih timnas Senegal, bukan berarti Metsu tidak menemui hambatan. Pertama kali tiba d Senegal, menurutnya, sama seperti pertama kali menangani klub Sedan. Semua orang menganggapnya sebagai makhluk asing dari luar angkasa. ''Mestinya, sebelum menilai seseorang, beri dia waktu untuk bekerja. Tapi biarlah, toh semua pun kemudian tahu apa yang telah saya perbuat,'' katanya.

Namun, nyatanya dalam waktu singkat Metsu berhasil menggaet simpati para pemain dan official tim Senegal. Bukan dengan pendekatan hirarkis dan militeristik, melainkan dengan pola keterbukaan dan saling menyayangi. Kepada para pemain, berkali-kali ia menegaskan, ''Aku bukan polisi, tapi pelatih. Dan kalian bebas mengekspresikan apa saja.''
Dengan pendekatan itu, Metsu berkeliling ke sejumlah klub papan bawah Prancis, dan berhasil membawa pulang para pemain yang sebelumnya enggan bergabung di tim nasional. Dalam menumbuhkan motivasi, disiplin dan tanggungjawab, dia tidak pernah melepaskan suasana rileks, senda gurau, dan kekeluargaan. Apapun persoalan yang dihadapi, selalu dipecahkan bersama.

Filosofi kepelatihan yang ada dalam diri Metsu sebenarnya kian tumbuh seiring dengan keterpesonaannya terhadap benua Afrika. Pria yang lahir di Coudekerque-Village, Prancis, pada 28 Januari 1954 ini sangat mengagumi budaya Afrika. ''Ada suatu misteri, nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, persahabatan, sesuatu yang sudha hilang di Eropa,'' katanya.
Di Afrika, menurutnya, pintu selalu terbuka. Di Eropa, pemain hanya akan mendatangi pelatih saat punya masalah. Sementara di Afrika, mereka akan mendatanginya kapan pun, untuk menyaksikan bagaimana sang pelatih bekerja. Pesona Afrika itu sangat menyetuh Metsu. ''Aku ini kulit putih berhati negro,'' tukasnya bangga.

Boleh jadi, sentuhan nilai-nilai Afrika ini pula yang membuatnya memeluk Islam pada 24 Maret 2002 silam. Asal tahu saja, lebih dari 90 persen penduduk Senegal adalah pemeluk Islam. Setelah masuk Islam, ia kemudian mengganti namanya dengan Abdul Karim.
Abdul Karim sendiri memang tak pernah mengungkapkan alasannya memeluk Islam. Baginya, agama adalah masalah privasi. Dia tak ingin mengumbar privasinya di depan publik.
Kini, ia hidup tenteram bersama istrinya, seorang perempuan Senegal bernama Rokhaya Daba Ndiaye. Mereka menikah dengan uang tunai 6 ribu euro sebagai mas kawin.

Rokhaya, bersama isteri para pemain Senegal, selalu setia memberi semangat pada tim nasional setiap kali mereka bertanding. Seperti pada ajang Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Tidak seperti pelatih tim negara lain yang melarang para pemainnya untuk mengajak serta para istri mereka, Abdul Karim justru menempatkan para istri dari skuad tim nasional Senegal dalam satu hotel yang sama dimana mereka menginap selama perhelatan Piala Dunia 2002.

Usai mengukir prestasi di Piala Dunia 2002, sejumlah klub dan negara berebut meminangnya. Kini ia dipercaya oleh Federasi Sepak Bola Qatar (QFF) untuk melatih tim nasional Qatar hingga 2014 mendatang. Dengan capaian prestasi yang pernah ia torehkan saat mengarsiteki tim nasional Senegal, tak mengherankan jika publik Qatar menaruh harapan besar pada diri Abdul Karim untuk mewujudkan impian lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil.

[sumber]

Kisah Hidup Desainer Muslimah Asal Inggris Yang Populer 'Hana Tajima'

Bagi seorang perempuan muslimah sudah sepatutnya untuk mengenakan pakaian yang menutup aurat karena hal itu sudah diatur dalam agama islam. Belakangan ini banyak sekali model model jilbab yang trendi namun tetap dalam koridor syariah. Banyak gadis gadis atau wanita yang mencoba untuk mengenakan jilbab di bulan ramadhan ini meski kita tidak tau apakah nanti dilepas kembali atau tidak, hal ini merupakan berita yang sangat bagus. Tidak hanya di Indonesia model model jilbab yang trendi yang bisa dijadikan inspirasi gaya untuk berjilbab. Di luar negeri, tepatnya di negara Inggris /United Kingdom yang perkembangan pemeluk islam makin hari makin bertambah terdapat seorang perempuan muslimah yang mampu menciptakan sebuah brand fashion untuk berjilbab /berhijab yang trendi dan modis. Gadis itu bernama Hana tajima , berikut ini adalah ceritanya ...
Muslimah berumur 23 tahun keturunan jepang ini masuk Islam saat berumur 17 tahun. Keluarganya yang sekuler dan tidak begitu religius itu juga menerima dengan senang hati keputusan anaknya yang menjadi muslimah. Sebelum menjadi muslimah dia hidup layaknya anak muda metropolitan di Inggris lainnya . Namun perkenalannya dengan  teman teman muslim waktu kuliah membuat dia heran dan bertanya tanya. Pada saat itu teman teman muslimnya selalu menolak kalau diajak ke klub malam, mabuk mabukan, dan ber pesta pora. Dia bingung bagaimana bisa di hari gini di usia yang masih muda ada yang menolak untuk diajak bersenang senang dan hura hura.

Sejak saat itu dia mulai bingung dia sudah mempunyai segalanya ,hidup yang senang, pacar, kepopuleran, teman yang baik, dan lainnya tetapi dia mulai ragu apakah benar itu tujuan dari hidup? Dia pun mulai belajar filsafat dan agama dan semakin membaca Al Quran semakin tinggi kekagumannya terhadap kitab suci umat islam tersebut .Isu isu mengenai hak hak perempuan membuat dia tertarik  untuk dengan islam karena islam sangat memuliakan perempuan. Semakin dia membaca Al Quran dia semakin setuju atas apa yang ditawarkan kitab suci umat islam ini sebagai petunjuk hidup.

Kini setelah menjadi seorang muslimah dia melihat bahwa pakaian muslimah yang dikenakan banyak orang terlalu monoton . Dengan sentuhan kreatifitasnya dia pun membuat sebuah produk fashion yang trendi dan keren untuk para muslimah dengan label "maysaa". Untuk membeli produk produk hana tajima cukup masuk ke situs www.maysaa.com dan untuk mengikuti cerita style dia dalam berjilbab kunjungi saja blognya di http://hanatajima.tumblr.com .

[sumber]

Novel Itu Mengantarkannya Menjadi Seorang Mualaf

Molly Carlson tak menduga sebuah buku fiksi yang dibacanya di masa kecil akan membuatnya mengenal Islam. Selanjutnya perkenalan itu secara tidak sadar membekas di hatinya.

Membuatnya diam-diam meyakini Islam sebagai agama yang paling benar. Bahwa semua doa, pelayanan, dan salib yang disilangkannya dengan jari di dadanya, hanyalah sebuah kegiatan yang selama ini tak menyentuh hatinya.


“Saya tidak ingat berapa umur saya ketika membaca buku itu, tapi saya ingat betul satu adegan di buku itu yang membuat saya mengenal Islam dan mempertanyakan identitas saya sebagai Katolik,” ujarnya. Itu adalah buku King of the Wind karangan Marguerite Henry. Buku itu menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang berasal dari Maroko dan kudanya.

Sementara adegan yang dikenang Molly adalah ketika anak tersebut dikisahkan berpuasa saat Ramadhan. “Entah mengapa setelah membaca kisah tersebut, hati saya tiba-tiba tergerak,” katanya. Sejak itu, dia mulai tertarik terhadap Islam. Rasa penasaran menuntunnya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang Islam dan agamanya saat itu.

Lalu beberapa mimpi menuntunnya untuk mengenal Islam lebih dalam. “Pada umur 12 tahun saya mendapatkan mimpi misterius yang tidak benar-benar saya mengerti. Tidak menakutkan, namun mimpi itu seperti merefleksi hati saya ketika itu,” ujarnya. Di mimpi itu, Molly berdiri di sebuah ruangan kotak yang dindingnya terbuat dari kayu dan memiliki karpet berpola di lantainya. Ruangan tersebut diterangi oleh lentera.

Molly berdiri di tengah ruangan tersebut. Di sebelah kirinya terdapat sebuah pintu kayu berukir untuk masuk ke ruangan lainnya. Meskipun terpisah pintu, namun dalam mimpi tersebut Molly melihat banyak perempuan di dalam ruangan tersebut. Mereka semua menggunakan hijab. Sementara ruangan tempat dia berdiri saat itu adalah ruangan yang dipenuhi laki-laki.

Di dalam mimpi itu, Molly sadar bahwa apa yang dilakukannya salah. Bahwa seharusnya dia tidak berada di ruangan tersebut. Bahwa seharusnya dia bergabung dengan para perempuan di ruangan sebalahnya. Dalam mimpi itu pula dia menyadari keberadaan sebuah kekuatan besar yang dipahaminya sebagai sosok Tuhan. Namun Dia merasa kecewa kepada Molly karena berada di ruangan tersebut. Entah mengapa, mengetahui hal tersebut, Molly merasa sangat sedih. Mimpi tersebut membuat Molly kecil semakin bertanya-tanya.

***

Di lain waktu, mimpi lain menyerbunya. Saat itu, Molly telah cukup dewasa untuk membuat keputusan atas dirinya. Dalam mimpi tersebut, Molly melihat seorang perempuan berdiri di sebelahnya. Perempuan itu menggunakan hijab hitam yang menutup tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki, seperti seorang ninja. Molly hanya bisa melihat mata perempuan itu.

Dia merasa takut melihat sosok tersebut, namun lalu memberanikan diri untuk mendekat kepada perempuan tersebut. Dia melihat mata perempuan tersebut lebih seksama. Dia terkejut mengetahuo bahwa perempuan yang berada di depannya itu adalah dirinya sendiri. “Saya bisa tahu dari mata itu. Itu mata saya. Kami seperti cermin. Sejenak saya berpikir bahwa mimpi tersebut adalah masa depan saya kelak,” ujarnya.

Kejadian demi kejadian tak lantas membuatnya sebagai muslim. Eksplorasinya tentang Islam yang lebih mendalam baru dilakukan setelah peristiwa 9/11. “Saat itu saya sedang menempuh semester pertama saya di kuliah. Saya berusia 18 tahun,” katanya. Ketika peristiwa itu terjadi, Molly memiliki sejumlah teman dekat yang beragama Islam. Namun selama ini, pertemanan mereka tidak banyak menyinggung soal agama. “Kami tidak membahas tentang agama setiap kali bertemu. Mereka tidak pernah mempertanyakan keyakinan saya dan tidak pernah memaksakan keyakinan mereka kepada saya,” katanya.

Sayangnya peristiwa tersebut telah menyebarkan kebencian terhadap muslim. Namun tidak demikian dengan Molly. Penilaiannya tentang teman-temannya itu tidak berubah. Mereka tetap menjadi sahabat baik bagi Molly. Tak ada kebencian yang ada adalah simpati. Bukan pada korban yang meninggal karena peristiwa tersebut, namun pada teman-temannya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kejadian itu tetap dihakimi hanya karena mereka muslim.

“Saya tidak tega melihat teman saya diperlakukan tidak baik pasca kejadian tersebut. Saya sudah mengenal mereka sejak lama. Mereka orang yang sangat baik. Bukan teroris ataupun ekstremis,” ujarnya.

Suatu kali, Molly pernah meminjam hijab, abaya, dan niqab milik seorang temannya dan datang ke kampusnya dengan penampilan tersebut. Hal tersebut dilakukannya hanya untuk mencari tahu bagaimana rasanya menjadi mereka. “Kenyataannya saya benar-benar diperlakukan secara berbeda. Perlakukan yang keras bahkan membuat saya menangis,” ujarnya.

Perlakukan tersebut tak menyurutkan keputusannya untuk memeluk Islam di kemudian hati. Pada 2005, ketika usinya 22 tahun, di ruang tamu sebuah keluarga Muslim kenalannya, Molly membaca syahadat.

“Saya masih ingat betul perasaan saya saat itu. Saya merasakan tangan Tuhan merangkul saya dan mencabut dosa saya serta membuat saya menjadi orang yang baru,” katanya. Sejak saat itu, Molly tidak pernah melihat ke belakang. “Saya tidak pernah menyesali keputusan saya. Saya menemukan lebih banyak arti dan kesenangan dalam hidup saya setelah menjadi muslim,” ujarnya.

[sumber]

Prof James Frankel: Aku Menemukan Tuhan dalam Alquran

James Frankel mualaf tausiahislam99
♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Pada suatu hari, ketika tinggal di Washington DC, James Frankel mendapat undangan makan malam dari sepupunya. James sedikit terkejut, karena neneknya turut hadir pada jamuan makan malam itu. Ia dan sepupunya asyik membicarakan masalah kuliah.

Setelah makan malam berakhir, James mengantar neneknya ke mobil. Ketika berjalan, neneknya tersandung.
‘’Nenek baik-baik saja kan?” Tanya James.

“Jangan khawatirkan aku, khawatirkan saja dirimu sendiri.”

“Kurasa kita akan bertemu lagi ketika thanksgiving, kalau aku ke New York,” kata James.

“Kalau Tuhan mengizinkan,” jawab neneknya.

James tidak mengambil pusing dengan kejadian itu, sampai ia menerima telepon keesokan harinya. Pagi buta, telepon di kamarnya bordering. Ternyata yang menelpon adalah sepupunya.

‘’Ada apa menelpon sepagi ini?’’ Tanya James.

"Nenek meninggal.”

James amat terkejut. Rasa percaya dan tak percaya berkecamuk di dalam pikirannya. Ia sempat berpikir sepupunya sedang bercanda, karena baru kemarin ia melihat neneknya baik-baik saja.

‘’Nenek terkena serangan jantung saat tidur,’’ ucap sepupunya meyakinkan. James benar-benar lemas. Ia masih teringat pembicaraannya dengan sang nenek.

***

James kembali ke New York untuk menghadiri pemakaman tradisional Yahudi. Rabbi Yahudi yang berpidato di pemakaman neneknya berkata, “Sarah adalah harta yang langka dan Tuhan telah mengambilnya kembali.”

Ketika Rabbi itu datang ke rumah untuk mengucapkan bela sungkawa, James kemudian menemui dan menanyainya beberapa pertanyaan tentang ritual-ritual yang dilakukan orang-orang Yahudi di rumah seseorang yang meninggal. Ia berkata pada James untuk tidak menghkawatirkan hal tersebut.

‘’Itu hanya tradisi,’’ kata Rabbi itu.

Kini, James diliputi rasa penasaran dengan isi khutban sang Rabbi. ‘’Apa maksudnya Tuhan telah mengambilnya kembali? Ke mana manusia akan pergi setelah mati? Dan mengapa manusia ada di bumi ini?’’ Tanya James pada sang Rabbi.

Alih-alih menjawab, Rabbi itu malah berkata,’’Maaf saya harus segera pergi.’’ James sangat marah dan Rabbi itu tidak menyadarinya.

***

Sejak kematian neneknya itulah James mulai mencari Tuhan. Sejatinya, James dilahirkan di New York pada 1969. Ia dibesarkan di Manhattan tanpa agama oleh kedua orangtuanya, meskipun terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang Yahudi. Keluarganya sangat sekuler.

Satu-satunya koneksinya dengan agama berasal dari keluarga ayahnya. Dari sang nenek, ia belajar tentang sejarah Yahudi, cerita Alkitab, dan kisah tentang para nabi. Ayahnya bahkan pernah memasukkannya ke sekolah Yahudi, namun James merasa tidak terlalu nyaman di sana.

“Saya bahkan di keluarkan karena terlalu banyak bertanya,” ungkap James seperti dikutip onislam.net.


***

James memiliki sebuah pengalaman yang cukup mengesankan. Menginjak usia 13 tahun, ia membaca sebuah buku Karl Marx dan memutuskan untuk menjadi seorang komunis. Ia berpikir pemikiran-pemikiran dan filosofi komunis yang dituliskan Karl Marx sangat bermanfaat bagi orang-orang.

Pada saat yang sama, James juga memiliki pengalaman dengan seorang temannya yang berasal dari Pakistan. Sahabatnya itu memberinya sebuah Alquran dan menyuruhnya membaca.

“Aku tidak ingin kau masuk neraka,” kata temannya itu.

Tentu saja, saat itu dalam hidupnya James tidak benar-benar mempercayai adanya neraka. Namun ia menghormati temannya dengan mengambil Alquran yang diberikan dan meletakkannya di rak buku di rumahnya. Alquran itu diam di rak selama bertahun-tahun.

***

Beberapa tahun kemudian James mulai meninggalkan pikiran komunisnya, setelah mempelajari lebih lanjut tentang paham itu. Ketika menimba ilmu di universitas, ia mulai mempertanyakan tentang makna kehidupan. Ia sering sekali bertanya-tanya, ‘’Untuk apa manusia dilahirkan, ke mana manusia akan pergi dan mengapa manusia menderita?’’

James pun berpikir untuk mencari jawabannya sendiri. Ia mencoba mencarinya di komunitas Yahudi. Saat itu usianya telah menginjak 19 tahun. Sayangnya, komunitas tersebut tidak mampu membuatnya puas. Sejak kecil, ia selalu diberitahu Tuhan hanyalah bagi orang-orang Yahudi.

“Lalu bagaimana dengan orang lain?” Tanya James dalam hati.

Ia mulai mencari Tuhan. James membaca Alkitab dan pada musim panas, saat berada di Inggris. Di sana beberapa orang Kristen Protestan mengajaknya untuk menganut keyakinan mereka.

‘’Mengapa tidak?’’ pikir James. Sebenarnya, ia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.

Setelah membaca Alkitab muncullah rasa cinta dan hormat terhadap Yesus dalam diri James. Namun orang-orang Kristen itu ingin James menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.

Hal itu tidak dapat diterima James. Bagi dia, Yesus seperti kakak kandung atau seorang guru. “Yesus adalah seorang Yahudi dan saya tidak bisa menerima klaim yang mereka buat atas Yesus,” tegasnya.

Lalu James mempelajari hal lainnya. Ia sempat mempelajari filsafat ketimuran, seperti Buddha. Ia juga mempelajari filsafat Barat, seperti Yunani dan Romawi. Namun semuanya tidak memberikan jawaban yang tepat bagi pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat di pikirannya.


***

James kembali ke New York sebelum semester baru dimulai. Suatu hari, ia jalan-jalan ke Times Square tempat banyak pengkhotbah berkeliaran. James sering sekali mengobrol dengan mereka tentang agama, tentunya dengan sikap skeptis. Ia pernah berbicara dengan seorang Yahudi.

“Maaf saya tidak mempercayai apa yang kau percayai,” kata James.

“Kau percaya Tuhan, kan?” pria itu kembali bertanya.

“Aku rasa, ya,” jawab James.

“Kalau begitu mari kita berdoa kepada Tuhan,” ajaknya. Pria Yahudi itu meletakkan tangannya ke bahu James, menutup matanya, lalu mulai berdoa kepada bapa. Ketika si Yahudi berdoa, James melhat ke sekeliling.

Ia melihat orang Afro-Amerika di sana dan mereka lebih menarik perhatian James. ‘’Bolehkah saya bergabung?’’ Tanya James bertanya kepada salah satu dari mereka.

‘’Maaf tak bisa,’’ cetus pria Afro-Amerika itu melarang.

“Mengapa tidak?” Tanya James.

“Karena kau adalah setan,” jawab orang itu.

“Benarkah? Aku setan?”

“Semua orang kulit putih adalah setan,”

“Oke, kalau aku adalah seorang setan, bagaimana mungkin aku sangat ingin tahu tentang Tuhan?” cetus James.

Mereka menjelaskan kepada James , bahkan setan pun mempercayai Tuhan. Lalu James bertanya dari mana mereka mengetahui semua ini. James telah membaca banyak hal tentang
Malcolm X dan Nation of Islam. James pun telah mengetahui keberadaan kelompok ini sebagai kedok pergerakan orang kulit hitam.

James bertanya dari mana mereka mengklaim bahwa dirinya adalah setan. Orang Negro itu memberi James Alkitab. Namun bukan itu yang ia maksud. Akhirnya mereka memberi
James beberapa ayat dari surat Al Kahfi. James membawanya pulang.


***

Di rumah, James membongkar raknya dan mengambil Alquran yang diberikan teman Pakistannya, Mansour. Ia mulai membacanya dan terus membaca. Namun tidak ada indikasi ayat yang menyatakan ia adalah setan atau orang kulit putih lain adalah setan. Ia pun terus membaca hingga terlelap. Bahkan ketika bangun tidur, ia segera membaca lagi.

Alquran memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan James. Alquran menjelaskan dengan sangat jelas mengenai fakta tentang penguasa bumi. Penulis buku tersebut seolah-olah berbicara langsung padanya. James merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

“Terkadang saya menangis membacanya, kadang bulu kuduk saya pun merinding karenanya. Pada satu sisi saya menyadari apa yang saya baca adalah tulisan Tuhan,” kata James.

***


Pada Januari 1990, ia bersama beberapa teman di SMA menggelar reuni. Mereka bernostalgia sambil membicarakan kegiatan masing-masing. Seorang teman bertanya pada James.

‘’James, apa yang kau percayai saat ini?’’ Tanya seorang teman. Mereka sangat mengenal James yang dulu adalah seorang komunis.

“Aku mempercayai Tuhan,” jawab James.

Teman-temannya terkejut. “Benarkah? Tuhan yang mana?”

“Hanya ada satu Tuhan di dunia ini.’’

“Dari mana kaupelajari itu?”

“Aku mempelajarinya dari Alquran,”

Mansour, temannya yang beragama Islam, kaget mendengar jawaban yang dilontarkan James.