Loading...
Tampilkan postingan dengan label PHBI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PHBI. Tampilkan semua postingan

Meluruskan Persepsi Tentang Anak Yatim

Rasa dan titel yang mendalam adalah adalah ketika titel itu tersematkan sampai titik nafas terakhir yaitu, apasajalah titel tersebut, sperti haji, gelar sarjana dan yang termasuk titel yang membuat hati siapapun pilu dan sontak ikut merasakan kepedihannya adalah Yatim. Seorang anak yang belum akil baligh dan ditinggalkan ayahnya yang nota benenya sebagai tulang punggung keluarga, sedangkan jika ditinggal oleh ibunya kita sebut piatu.

Dapat disimpulkan jika seorang anak keci (belum akil baligh) ditinggal oleh orang yang menjadi tulang punggung keluarga disebut yatim, sedangkan bagi yang ditinggal pasangan tulang punggung keluarga disebut piatu. Karena itu seekor hewan menjadi yatim manakala ia ditinggal induk betinanya.

Mungkin selama ini ada persepsi yang agak berbeda dengan penulis. Begini, menurut saya anak yatim tidak hanya butuh uang akan tetapi butuh kasih sayang sebagai pengganti kasih sayang orang tuanya, karena kasih sayang tidak bisa di ukur dengan uang. Bagaimana seorang anak kecil yang kehilangan orang tua, sedangkan orang dewasa saja yang ditinggal oleh orang tuanya terbaring sakit saja larut dalam kesedihan. Mungkinkah hanya dengan uang kemudian semua menjadi selesai, saya kira tidak.

Karena itu Rasulullah s.a.w bersabda, yang artinya :"Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang ada anak yatim yang diasuh dengan baik dan sejahat-jahat rumah kaum muslimin adalah rumah yang ada anak yatim yang selalu diganggu dan disakiti hatinya." Riwayat Ibnu Majah. Jika kita merenung dapat kita temukan bahwa orang tua pengganti bagi yatim dan yatimah adalah kita semua.

Mungkin, kita akan mengatakan masih mending kita sumbang, entahlah apa dasarnya tetapi itu tidak cukup, apalagi yang tidak menyumbang dan tidak memperhatikan. Nabi saw sangat menganjurkan untuk memelihara, dengan segala bentuk dan tekhnisnya, yang penting anak tersebut kelak menjadi anak yang mandiri. Nabi saw bersabda:”saya (Nabi saw) dan orang yang menanggung anak yatim adalah bagaikan ini, sembari memberikan isyarat kepada jari telunjuk dan jari tengah”. Sungguh mulia bagi orang yang masih ada kepedulian di dalam sisa kehidupannya kepada anak yatim.

Dan sungguh terlaknat sekali jika masih ada beberapa kalangan yang memakan harta anak yatim dengan dhalim, Rupanya kita juga butuh belajar dalam kaitannya pembagian zakat, zakat tidak sah dibagikan kepada anak yatim karena ke-yatiman-nya, ini menunjukkan bahwa anak yatim harus diperlakukan sebagaimana anak kita sendiri. Dan tidak sah membayar zakat kepada anak kita sendiri. Ya Tuhan… kami hanya bisa menulis dan belum bisa menjalankan perintahmu yang agung ini, berilah kesungguhan untuk menjalankan perintah ini.
Hal hal yang disunnatkan

Amalan di hari Asyura
Berkaitan dengan Asyura ini, ada beberapa prilaku yang sangat dianjurkan, lengkap sudah apa yang dianjurkan oleh agama, karena ada sisi sosial dan individual, diantaranya adalah, Melapangkan belanja untuk keluarga maka Allah akan melapangkan hidupnya, Memuliakan fakir miskin maka Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti. Menahan marah, agar Allah ridho. Menunjukkan orang sesat, Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya,

Menyapu / mengusap kepala anak yatim maka Allah akan memberikan karunia bagi tiap-tiap rambut yang di sapunya, pohon di surga, Bersedekah, Memelihara kehormatan diri, gar hidupnya diterangi cahaya oleh Allah, Mandi Sunat, agar dijauhkan dari penyakit, Bercelak, Membaca Qulhuwallah hingga akhir seribu kali, Sembahyang sunat empat rakaat, Membaca
'hasbiyallahhu wani'mal wakil wa ni'mal maula wa ni'mannasiiru', Menjamu orang berbuka puasa, Puasa,

Tentu bukan karena itu semua, akan tetapi kita melakukan hanya semata mata kecintaan kita kepada perintah Allah.

Substantsi Waktu

Hari berganti, bulan berlalu, tahun pun pergi tanpa di suruh. Semua boleh berubah namun semangat keimanan dan kesalihan harus terus bergelora dalam dada. Kemudian diwujudkan secara nyata dalam konteks realitas yang sebenarnya, karena kebaikan yang hanya bersifat bathiniyah tanpa direalisasikan tak ada bedanya dengan mitos belaka.

Dengan semangat menatap masa depan, manusia harus bergerak secara linear meski dalam agenda hidup yang bersifat spiral yaitu makan, tidur kerja dan terus begitu berulang hingga kelak kita masuk ke liang kubur. Langkah tegap tanpa ragu menuju apa yang dikehendaki tuhan yang satu menjadi alasan tunggal yang tak akan terbantahkan oleh dalih apapun. Hari terus berganti dan setiap hari adalah baru.

Hari ini berbeda dengan esok, hari esok berbeda dengan hari yang akan datang, karena itu ‘hari’ yang kita lalui ini selalu berpesan kepada manusia:”wahai manusia, aku adalah makhluk yang baru” mungkin momentum sekarang dengan momentum masa silam bertepatan harinya, tapi tentu ada perbedaan tanggal dan bulannya, kalau hari, tanggal dan bulannya sama pasti tahunnya berbeda, memberikan kesimpulan kepada kita bahwa secara substansi hari itu selalu baru, dan kita dilahirkan di hari hari yang selalu baru. Ulang tahun setiap hari, every day is birthday.

Hari yang baru itu merekam semua tindak tanduk manusia yang ada dalam pelukannya. Tidak perduli, tua atau muda, bandit atau ustadz, petani atau kyai, semua rekaman akan diputar sebagai saksi kelak dihari kiamat kelak. Patut bagi semua orang untuk menyesal, yah... menyesal atas perbuatan dosa dan menyesal kurangnya berbuat amal kebaikan.

قال ابن مسعود رضي الله عنه : مَا نَدِمْتُ عَلَى شَئٍ نَدَمِيْ عَلَى يَوْمٍ غَرَبَتْ شَمْسُهُ نَقَصَ فِيْهِ أَجَلِيْ وَلَمْ يَزْدَدْ فِيْهِ عَمَلِيْ
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Tidak ada yang lebih aku sesali melebihi penyesalanku ketika matahari terbenam di mana umurku berkurang sedangkan amalanku tidak bertambah.” (Mawaridu adh-Dham’an : 3/30).

Secara sunnatullah alam semesta ini selalu regenerasi dan terus menerus meregenerasi, akankah kita berdiam diri untuk pintar sendiri, kaya sendiri, canggih sendiri, berkuasa sendiri terus mati sendiri, sehingga berbuat seenak udele dewe. tanyakan kepada isi kepala masing masing, karena setiap kepala akan punya jawabannya sendiri-sendiri ???

Untuk memproduksi amal kebaikan maka Imam Syafi’i mengatakan Barangsiapa yang mempelajari alqur’an maka akan tinggi nilainya, Dan barangsiapa yang berbicara dalam fiqh maka akan tinggi kedudukannya, Dan barangsiapa menulis hadits maka akan kuat hujjahnya, Barangsiapa mempelajari bahasa maka akan lembut perangainya, Barangsiapa mempelajari ilmu hitung maka akan encer otaknya, Dan barangsiapa yang tidak menjaga dirinya maka tidak akan bermanfaat ilmunya.


Memaafkan itu sehat

Assalamu'alaikum wr. wb
Setelah kerap kali kita mendengar puasa itu menyehatkan, di dalam blog ceramah singkat ini akan memperdengarkan memaafkan itu sehat. Seiring dengan perjalanan waktu pada saat ini kita memasuki bulan syawal di mana baru saja 1 syawal jatuh pada Hari Minggu Legi tanggal 20 September 2009, dan hala bi hala mewarnai kegiatan masyarakat yang ada.

Sebagaimana biasa kata mohon maaf lahir dan bathin selalu menjadi sapaan pertama pada saat bertemu degna teman atau relasi sebagai pembuka pembicaraan. Sungguh indah dan seragam kelihatannya, tidak hanya indah tetapi ajang saling memaafkan adalah menyehatkan.


Mengapa memaafkan itu menyehatkan karena rasa marah, iri hati, dengki dan dendam itu meyakitkan dan dalam agama tergolong penyakit yang parah. Obat satu satunya adalah melepaskan penyakit tersebut dengan cara memaafkan. Hati yang dihinggapi dendam dan setelah dendam itu terbalaskan menurut pengalaman sehari-hari tidak serta merta menjadikan hati lega, tetapi akan muncul dendam dendam yang lain, begitu juga orang yang menerima pembalasan atas nama dendam orang tersebut akan balik menyerang…subhanallah ngeri sekali kelihatannya.


selengkapnya bisa anda download di bawah ini barangkali suatu saat di butuhkan
file download telah dibuat sedemikian rupa


judul : memaafkan itu sehat
file : 24kb


DOWNLOAD GRATIS TIS TIS

setelah diketahui isinya giliran komentarnya kami tunggu dan jangan lupa komentarnya karena sekata dua patah kata beribu arti bagi kami