Loading...
Tampilkan postingan dengan label muharram. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label muharram. Tampilkan semua postingan

Renungan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1435

Tak terasa waktu telah melesat begitu cepat bagai panah Rahwana, hari berganti hari, bulan berlalu dan musimpun berganti, tak berselang lama lagi kita tahunpun berganti. Tahun baru ini sempatkan diri hening sejenak memandang panorama belakang dan membaca riwayat masa lampau, hanyutkan diri dalam bingakai renungan tahun baru hijriyah 1 muharram 1435. dengan berbagai materi renungan dan menguji kemampuan sentakan do'a sembari, merenung dan terus merenung sampai mendapat rencana gemilang untuk bekal meniti tangga tahun depan


Setiap manusia dalam keadaan rela maupun terpaksa harus 'nurut' dengan perjalanan waktu, tak ada satupun yang bisa mengundur hadirnya tahun baru apalagi menolak kehadirannya. Selalu pertanyakan kepada setiap personal, bahwa PRESTASI apa yang sudah pernah kita raih tahun lalu, kok tiba-tiba sudah berganti tahun baru. PRASASTI baik apa yang sudah diukir dalam hati seseorang atas kebaikan yang pernah kita lakukan, kok tahun baru sudah bergulir pelan dengan penuh kepastian melindas kita

Jika waktu demikian cepatnya sedang kita tidak mempersiapkan dengan baik, lalu apalagi yang dicari dalam hidup ini, bukankah hidup didunia ini tak ubahnya seperti halte yang menghubungkan dengan alam kekekalan?? disaat kita telah masuk dalam alam yang kekal tersebut, sudah apa saja yang dipersiapkan??? kalau hidup hanya tidur-mencari pangan kemudian tidur lagi mirip lagunya almarhum Mbah Surip, lalu sampai kapan? sampai kapan? sampai kapan bisa bertahan. Bukankah akhirat itu dekat karena kita didekatkan, sedang kelahiran lambat laun kian menjauh

Rasanya kita perlu malu dengan hewan dan tumbuhan di sekeliling kita yang sudah banyak memberikan manfaat kepada alam sekitar, sedangkan kita yang notabene-nya manusia cerdas dengan perangkat akalnya hanya menyisakan seonggok daging dengan susunan tulang tertata tanpa manfaat menghiasinya, Maka dalam renungan tahun baru hijriyah ini, mari rencanakan sesuatu yang baik untuk menghadap dan "ngambah" di tahun yang baru.. semoga sukses selalu, terimakasih telah membaca Renungan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1435

Meluruskan Persepsi Tentang Anak Yatim

Rasa dan titel yang mendalam adalah adalah ketika titel itu tersematkan sampai titik nafas terakhir yaitu, apasajalah titel tersebut, sperti haji, gelar sarjana dan yang termasuk titel yang membuat hati siapapun pilu dan sontak ikut merasakan kepedihannya adalah Yatim. Seorang anak yang belum akil baligh dan ditinggalkan ayahnya yang nota benenya sebagai tulang punggung keluarga, sedangkan jika ditinggal oleh ibunya kita sebut piatu.

Dapat disimpulkan jika seorang anak keci (belum akil baligh) ditinggal oleh orang yang menjadi tulang punggung keluarga disebut yatim, sedangkan bagi yang ditinggal pasangan tulang punggung keluarga disebut piatu. Karena itu seekor hewan menjadi yatim manakala ia ditinggal induk betinanya.

Mungkin selama ini ada persepsi yang agak berbeda dengan penulis. Begini, menurut saya anak yatim tidak hanya butuh uang akan tetapi butuh kasih sayang sebagai pengganti kasih sayang orang tuanya, karena kasih sayang tidak bisa di ukur dengan uang. Bagaimana seorang anak kecil yang kehilangan orang tua, sedangkan orang dewasa saja yang ditinggal oleh orang tuanya terbaring sakit saja larut dalam kesedihan. Mungkinkah hanya dengan uang kemudian semua menjadi selesai, saya kira tidak.

Karena itu Rasulullah s.a.w bersabda, yang artinya :"Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang ada anak yatim yang diasuh dengan baik dan sejahat-jahat rumah kaum muslimin adalah rumah yang ada anak yatim yang selalu diganggu dan disakiti hatinya." Riwayat Ibnu Majah. Jika kita merenung dapat kita temukan bahwa orang tua pengganti bagi yatim dan yatimah adalah kita semua.

Mungkin, kita akan mengatakan masih mending kita sumbang, entahlah apa dasarnya tetapi itu tidak cukup, apalagi yang tidak menyumbang dan tidak memperhatikan. Nabi saw sangat menganjurkan untuk memelihara, dengan segala bentuk dan tekhnisnya, yang penting anak tersebut kelak menjadi anak yang mandiri. Nabi saw bersabda:”saya (Nabi saw) dan orang yang menanggung anak yatim adalah bagaikan ini, sembari memberikan isyarat kepada jari telunjuk dan jari tengah”. Sungguh mulia bagi orang yang masih ada kepedulian di dalam sisa kehidupannya kepada anak yatim.

Dan sungguh terlaknat sekali jika masih ada beberapa kalangan yang memakan harta anak yatim dengan dhalim, Rupanya kita juga butuh belajar dalam kaitannya pembagian zakat, zakat tidak sah dibagikan kepada anak yatim karena ke-yatiman-nya, ini menunjukkan bahwa anak yatim harus diperlakukan sebagaimana anak kita sendiri. Dan tidak sah membayar zakat kepada anak kita sendiri. Ya Tuhan… kami hanya bisa menulis dan belum bisa menjalankan perintahmu yang agung ini, berilah kesungguhan untuk menjalankan perintah ini.
Hal hal yang disunnatkan

Amalan di hari Asyura
Berkaitan dengan Asyura ini, ada beberapa prilaku yang sangat dianjurkan, lengkap sudah apa yang dianjurkan oleh agama, karena ada sisi sosial dan individual, diantaranya adalah, Melapangkan belanja untuk keluarga maka Allah akan melapangkan hidupnya, Memuliakan fakir miskin maka Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti. Menahan marah, agar Allah ridho. Menunjukkan orang sesat, Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya,

Menyapu / mengusap kepala anak yatim maka Allah akan memberikan karunia bagi tiap-tiap rambut yang di sapunya, pohon di surga, Bersedekah, Memelihara kehormatan diri, gar hidupnya diterangi cahaya oleh Allah, Mandi Sunat, agar dijauhkan dari penyakit, Bercelak, Membaca Qulhuwallah hingga akhir seribu kali, Sembahyang sunat empat rakaat, Membaca
'hasbiyallahhu wani'mal wakil wa ni'mal maula wa ni'mannasiiru', Menjamu orang berbuka puasa, Puasa,

Tentu bukan karena itu semua, akan tetapi kita melakukan hanya semata mata kecintaan kita kepada perintah Allah.