Loading...
Mungkin Sudah Rusak

Mungkin Sudah Rusak

Technorati Mungkin semua orang sudah gifmerasa berat memegang teguh keyakinan beragama, agama kian merasa asing, kejujuran makin jauh dijumpai. tidak sedikit orang berkata jujur harus meminta maaf terlebih dahulu. mungkin anda juga sering menjumpai..."maaf ya sejujurnya" atau itu hanya sebatas retorika untuk mengungkap suatu fakta dengan segala kejujurannya. HBT9A4F8QVQE

Mungkin semuanya sudah menjadi adat dan kebiasaan, dimana dosa tidak hanya dilakukan dikalangan orang orang besar saja tetapi rakyat kecil mengumpat pejabatnya, yang pejabat tuli dengan keluhan rakyatnya. Problem diolah menjadi duit, duit dibuat beli kebenaran, kesalahan menjadi kebiasaan, adat istiadat mulai bercampur dengan budaya budaya yang tak bertanggung jawab dan kian menjauh dari nilai nilai agama.

Mungkin juga kita ini sakit hati yang perlu diamputasi, agar nasehat yang kita dengar mudah kita lakukan, petuah para pemerintah agar kita patuhi, para ulama' yang memberikan wejangan kita amalkan dan segala kebaikan kita semarakkan.

mungkin saat ini yang ada hanya trend, profesi yang mentereng. professor tinggal ilmu dan penemuannya saja, sarjana tinggal gelarnya saja, ustadz hanya namanya saja, tetapi biasa berbuat dosa, melakukan yang haram, bahkan kerongkongannnya dapat dengan mudah menelan keharaman, dengan dalih dan alasan yang terkesan dibuat buat, sungguh menyediahkan.

namun semua itu gambaran mungkin kita sudah bosa dan merasa berat memegang teguh tali agama. AGAMA TETAP UNGGUL dalam segala galanya meski tidak ada pemeluknya sekalipun, tetapi yang rapuh adalah ummat beragamanya karena hatinya yang sakit dan sudah saatnya diamputasi
Takdir adalah Pilihan Hidup

Takdir adalah Pilihan Hidup

Masih lekat sekali dengan ingatan kita, baru baru ini terjadi tsunami besar yang terjadi di Jepang, yang disebabkan gempa bumi kurang lebih 9 SR. padahal negara sakura tersebut 140 tahun belum pernah diguncang musibah serupa.

Apakah ini adalah bagian dari taqdir Allah yang tidak bisa dihindari??... jika kita sepakat bahwa takdir adalah pilihan hidup yakni pilihan hidup yang buruk menuju taqdir yang baik, maka tsunami bisa dihindar, dengan cara memelihara keseimbangan alam, memlihara tumbuhan, menjaga kebersihan dan semacamnya

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ.
Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu

Secara umum manusia diberi kemampuan yang sangat istimewa untuk memilih takdir yang dikehendaki dan takdir yang dihindari. Ini merupakan perbedaan takdir Allah yang berlaku terhadap benda-benda mati. Seperti takdir air adalah membasahi, api ditakdirkan panas. Matahari tidak ditakdirkan tidak akan beredar melalui batas orbit yang telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana bulan, bintang dan benda-benda lainnya. Semuanya adalah sunnatullah yang telah dikehendaki sejak zaman azali. Adanya gempa bumi merupakan perpanjangan kisah khalifah Umar Bin Khatab dan khalifah Ali karramallahu wajhahu, pada saat menghidar dari bahaya tho'un dan kejatuhan bangunan yang rapuh pada saat itu
Penyakit Manusia di Trend Dunia Modern

Penyakit Manusia di Trend Dunia Modern

trend dunia global yang serba modern, disadari atau tidak, telah membawa beberapa dampak postitf dan negatif, dampak postifnya adalah memberikan pelayanan serba nyaman dan mudah, meski terkadang berakibat negatif yaitu kehidupan yang instan memicu kehidupan yang 'manja' bagi masyarakatnya, namun itu semua tergantung dari pribadi masing masing. Tak terkecuali dalam dunia islam itu sendiri. Menurut Abuddin Nata, sekurang-kurangnya ada delapan penyakit yang menghinggapi masyarakat modern. Saya sarankan anda untuk membaca posting yang lalu, antara takdir dan usaha

1. Desintegrasi ilmu pengetahuan (spesialisasi yang terlampau kaku) antara ilmu pengetahuan Agama dan Umujm yang berimbas terjadinya kapling kapling akal fikiran manusia dan cenderung membingungkan masyarakat.

2. Kepribadian yang terpecah (splite personality) sebagai akibat dari kehidupan yang dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang terlampau terspesialisasi dan tidak berwatak nilai-nilai ketuhanan.

3. Rasa keimanan, ketaqwaan, serta kemanusiaan, sebagai akibat kehidupan yang terlampau rasionalistik dan bercorak individualistik.

4. Timbulnya pola hubungan yang materialistik sebagai akibat dari kehidupan yang mengejar duniawi yang berlebihan.


5. cenderung menghalalkan segala cara, sebagai akibat dari paham hedonisme yang melanda kehidupan.

6. Stres dan frustasi, sebagai akibat dari terlampau percaya dan bangga terhadap kemampuan dirinya, tanpa dibarengi sikap tawakal dan percaya pada ketentuan Tuhan.

7. Perasaan terasing di tengah-tengah keramaian (lonely), sebagai sifat individualistik, dan

8. Kehilangan harga diri dan masa depannya, sebagai akibat dari perbuatan yang menyimpang.

Ke- delapan pont yang dikemukakan oleh Abuddin Nata tersebut merupakan akibat dari kehidupan yang telah begitu jauh terhegemoni oleh budaya global yang didominasi oleh peradaban Barat. Sekularisasi ilmu pengetahuan adalah ciri khas dari peradaban Barat yang sekuler dan liberal. Demikian juga munculnya sifat hedonistik dan individualistik merupakan implikasi dari kapitalisme yang materialistik.

Dampak globalisai yang begitu kuat harus diantisipasi oleh dunia pendidikan khususnya Islam jika tidak ingin terlibas oleh arus hegemoniasi budaya global Barat. Dalam konteks ini, pendidikan harus mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh yang tidak sekedar sebagai penerima arus informasi global, tetapi juga harus memberikan bekal kepada mereka agar dapat mengolah, menfilter, menyesuaikan dan mengembangkan segala hal yang diterima melalui arus informasi itu tanpa terhegemoni oleh kekuatan eksternal.

Berkenaan dengan hal di atas para pengelola pendidikan Islam harus menyadari terhadap ancaman ini. Orientasi pendidikan Islam yang sejak awal tidak semata-mata menekankan pada pengisian otak, tetapi juga pengisian jiwa, pembinaan akhlaq dan kepatuhan dalam menjalankan ibadah tidak boleh bergeser. Disamping itu juga harus dipikirkan upaya menciptakan manusia yang kreatif, inovatif produktif dan mandiri sehingga mempunyai ketegaran dalam menghadapi tantangan tanpa mudah terhegemoni. Visi pendidikan Islam harus mengintegrasikan berbagai pengetahuan yang terkotak-kotak ke dalam ikatan Tauhid. Di samping itu pendidikan Islam harus mampu memberikan filter dan arahan dalam penyerapan ilmu pengetahuan yang tidak sesuai dengan kaidah Islam.

Antara yangTakdir dan Usaha


hampir dalam semua agama selalu ada perbedaan dalam memaknai takdir, mungkin di dalam agama islam juga demikian, sehingga seorang hamba Allah dengan mudah,:”ini kan sudah takdir Allah”, jawaban yang diberikan jika tertimpa musibah, bencana atau bahagian dan keuntungan. Meski kepastian takdir kita tidak tahu, lebih rancu lagi jika seoran muslim tidak mengetahui mana qodho’ dan mana takdir. Sebagian ulama’ juga ada yang membagi takdir mubram dan qadho’ muallaq, namun yang terpenting adalah mempercayai adanya qadha’ dan takdir, sedangkan antara yang ditakdirkan dan yang diusahakan bisa simak lanjutan tulisan ini.

Ada hadits yang mengatakan bahwa, janin usia 120 hari (4 bulan) saat ditiupkan ruh telah dicatat oleh Allah 4 hal yaitu umur, rizki, amal (pekerjaannya), bahagia dan celakanya. Dari sini banyak orang memahami semua yang kita sandang bersifat permanent dan sudah terberikan (given) sehingga malas berusaha dan terjerumus kepada pemahaman jabariyah dan fatalistik, lalu harus bagaimana cara memahaminya???

Untuk tiga hal memang tidak bisa ditolak karena yang tiga yaitu umur, rizki, amal tidak bisa kita merubahnya, tetapi ketentuan Allah yang bahagia dan celaka, masih bisa di anulir sesuai dengan kapasitas kemampuan yang kita lakukan untuk merubahnya. Disamping itu, takdir adalah kuasa tuhan, semua tertulis didalam genggamannya, makanya jangan ditebak tebak, apalagi berdalih seperti orang yang sudah tahu jelas dengan rencana takdir tuhan, setelah bermaksiat dengan enteng mengatakan, ini semua adalah takdir tuhan sedangkan kita sendiri menebak apa yang direncanakan seekor ayam saja tidak bisa, terlebih lagi menebak apa yang di kehendak oleh Allah.

Sebaiknya manusia tidak banyak memperdebatkan apa yang ditakdirkan oleh Allah tetapi kita aharus berusaha sebisa mungkin untuk berbaik sangka kepada Allah, dan melakukan semua usaha dengan gigih sesuai rel kebenaran yang dituangkan di dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi saw. Termasuk masalah umur, karena kematian hanya sebuah sebab dari kematian tersebut.

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa tidak ada yang lebih baik kecuali berfikir dan berusaha keras untuk menyambut kebaikan dan gajian yang telah di janjikan oleh Allah, karena janji Allah bersifat pasti dan tidak akan dikhianati. Persoalan takdir dan pemahaman seseorang tentangnya selalu berbading lurus dengan kemampuan dan latar belakang keilmuan yang dimilikinya, semakin tinggi keilmuan yang dimilikinya maka semakin tepat dalam memahaminya dan meyakininya. So … tidak bisa dipaksakan. Posting yang akan datang akan kita urai lebih detai tentang perbedaan qodho dan takdir
Sok Bisa

Sok Bisa

Di dalam setiap kepribadian manusia tersimpan secara dalam jauh di lubuk hatinyawatak kepemimpinan, hal ini secara sadar atau tidak sadar sebenarnya sesuatu yang bersifat given dari Tuhan, ia merasa bisa dan mempunyai kapasitas bisa menjadi seorang pemimpin yang ideal di masanya, karena itu lihat saja berebut tahta dan jabatan meng-kandidatkan dirinya dalam pemilihan pilkada dan lain lain, dengan iklan yang mentereng contreng nomor sekian . ho ho ho karena itu hampir semua manusia merasa bisa (baca:sok bisa) menjadi seorang pemimpin, padahal kalau memang tahu hakekatnya sesungguhnya menjadi pemimpin adalah berat, karena harus mengemban sekian amanat dari, baik amanat tersebut secara konstitusional maupun amanat berupa moral individual kepada tuhan sebagai manusia yang bertanggung jawab yang bertitel amanah.

Terkadang jarang bisa diterima oleh akan sehat bagaimana manusia berebut dan berupaya sepenuh hati untuk menjadi orang yang nomor 1 di kalangan masyarakat sekelilingnya. Coba saja kita bayangkan, betapa lelahnya jika melakukan sesuatu yang benar dinilai wajar dan ketika berbuat kesalahan yang tak disengaja sekalipun sudah dianggap berbuat kurang ajar, atau dengan kata lain benar tidak dipuji tetapi kalau salah dicaci maki.

Untungnya dengan menjadi pimpinan Allah serta merta memberikan kesabaran derta keteguhan hati untuk selalu melakukan yang benar meski harus berhadapan dengan badai yang menghadang. Tuhan … engkau pasti mendengar dengan segala apa yang kumohonkan.

Tiada henti dan entah setiap hari berapa kali lisan ini berucap seraya berdo’a ya tuhan berilah ketenangan kepada siapa saja yang sudi untuk bekerja sama, berilah kesejahteraan kepada mereka. Do’a itu seringkali keluar dari lisan hambamu yang lemah ini dan tak jarang kata tersebut keluar tanpa kusadari.
Barzanji

Barzanji

Al-Barzanji atau Berzanji seperti yang telah kita ketahui bersama berisi suatu do’a-do’a dan puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. ada tradisi di masyarakat kita membaca barzanji pada saat aqiqah

Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al – Barzanji.

Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid Al-Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar.Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak.

Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan Khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya. Syaikh Ja’far Al-Barzanji dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi saw.

Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah.

Nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a.

Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Ja’far Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah.

Syaikh Ja’far Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafi’i di Madinah. Sang mufti (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulama’-ulama’ terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama’, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al A’jimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri.

Syaikh Ja’far Al-Barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim kemarau.

Antara Mencontreng dan Mencoreng

mencontreng dan mencoreng sekilas terdengar sama di ruang dengar, tapi punya makna yang sama sekali beda serta tujaun yang berbeda pula. Mencontreng dalam tanda kutip seperti yang sering disebut-sebut saat ini adalah rangkaian pesta demokrasi memilih pemimpin yang sebentar lagi juga akan digelar.

Mencontreng sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan nurai dan mempunyai kepekaan terhadap segala jenis masalah yang beredar di sekeliling kita. Sedangkan mencoreng adalah menghapus nama baik atau jasa baik yang sudah dibina dalam kurun waktu yang cukup lama.

lalu apa hubungannya dengan pemilihan seorang pemimpin, tentu hubungannya sangat erat sekali, mencontreng adalah membantu agar pilihn pemimpin yang kita contreng itu menjadi pemimpin yang dapat mengayomi kewarganegaraan kita disuatu wilayah, agar dibangun dan dibina sedemikian rupa sehingga menjadi orang daerah yang aman, makmur atau baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Tetapi kalau ternyata yang kita contreng kelak berbuat semaunya, seenak’e udele dewe, tentu akan menjadi berubah nama, bukan mencontreng tetapi mencoreng.


Karena itu haruslah menimbang sebisa mungkin, dan jangan menimbang pesangon yang diberikan. Semua yang kita lakukan akan diminta pertanggunan jawabnya kelak dihadapan Allah dan Allah Maha Adil dan Bijaksana.

Semoga contrengan terbanyak kepada orang orang yang jujur dan benar benar mengusung kemauan rakyat yang baik-baik dan menumpas keinginan para penjahat yang buruk buruk. Sehingga ke depan bangsa ini menjadi bangsa yang bisa bersaing dihadapan bangsa bangsa lain di dunia.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingannya diri sendiri atau golongan.. namun bagaimana praktik-nya sudahlah kita mafhum dan sudah ditulis di beberapa artikel yang tersebar di media-media massa tanah air. Setiap isi kepala mempunyai kriteria yang berbeda beda, kami juga mempunya kriteria-kriteria yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin, meski ada yang mengatakan kita saat ini krisis pemimpin

Kita tunggu hasil akhir dari semua yang telah dilakukan oleh masyarakat kita ini, kekalahan adalah hal yang biasa karena memang kita hanya butuh satu pasangan.. andaikan kita butuh dua pasang tentu semua itu akan kita pilih dan kita daulat untuk menjadi imam kita.