Loading...
Prinsip dasar keluarga bahagia

Prinsip dasar keluarga bahagia

prinsip keluarga bahagia paling tidak memiliki dasar pijakan,

Pertama, dalam keluarga ada rasa cinta, perasaan ini sengaja dibangun secara bersama-sama, dinikmati bersama & terus dijaga untuk dinanti berseminya. Cinta biasanya didasarkan pada sesuatu untuk dicintai sedangkan sayang atas dasar kasih yang tulus dalam hati. Cinta lebih berorientasi fisik, cinta kepada kecantikan, harta, postur tubuhnya & lain sebagainya, tetapi kasih sayang lebih berorientasi psikis, ia  di dalam hati tidak nampak kasat mata. Cinta lebih condong & berdekatan dengan makna mawaddah sedangkan kasih sayang lebih dekat dibahasakan dengan rahmah. lihat penjelasannya pada postingan keluarga sakinah dalam blog ceramah singkat ini

Kedua, prinsip keluarga bahagia atas dasar hubungan keluarga yang baik antara sumai-isteri atas dsar saling membutuhkan tidak saling menginginkan. perkawinan atas dasar kebutuhan akan mencipta pada kelanggengan sedangkan perkawinan yang di dasarkan atas nama keinginan, suatu saat akan membosankan, ketikan tidak lagi ada keinginan maka bubar, hancur lebur berkeping-keping. Dalam QS. Al Baqarah: 187). istri adalah berfungsi sebagai pakaian, disamping menutup, juga melindungi & perhiasan. MEnutup darisegala bentuk kekuarangan, melindungi terjaganya kehormatan & keturunan serta menjadi perhiasan di dunia & menjadi aset dimasa depan di hadapan Alah swt.

Ketiga, sang isteri memahami bahwa ia adalah hiasan bagi suaminya. Banyak wanita tidak menyadari bahwa wanita shalihah adalah pilar keluarga sakinah , sehingga menjatuhkan dirinya ke dalam jurang kenistaan dengan memperbanyak tuntutan terhadap suami sehingga istri tidak lagi dibanggakan sebagai perhiasan, tetapi sebagai batu sandungn & alasan untuk melakukan tindak korupsi demi memenuhi tuntutan penghidupan mewah kepada isteri.

Keempat, Sebaliknya suami memahami tanggung jawabnya, Bagi suami, hendaknya isteri dijadikan sebagai perhiasan, menciderai & mengotori dengan ucapan atau perbuatan terhadap isteri sama halnya degnan mengotori perhiasannya sendiri. tak jarang kita saksikan KDRT (kekerasan dalam Rumah Tangga) disebabkan seorang suami merasa memiliki suprioritas dibanding pasangan lawan jenisnya. Isteri terkadang tidak mengatakan tetapi isyarat & kelembutan hatinya telah diakui oleh dunia psikologis manapun, bawah seorang isteri lebih perasa, terkadang tidak berkata-kata tetapi cukup meneteskan air mata adalah mewakili isi hatinya. karena itu lah jadilah suami yang memahami psikis isterinya, jangan semena-mena apalagi memaksa. karena itu dalam postingan keluarga bahagia, telah saya sampaikan menikahi isteri hendaknya karena kebutuhan bukan semata-mata karena keinginan hubungan seksual semata.

Kelima, rizki yang halal, berulang kali sering saya sampaikan dalam beberapa ceramah singkat, bahwa rizki itu bagaikan bahan bakar dalam analogi kendaraan bermotor, jika bahan bakarnya tercampuri oleh zat lain yang tidak senyawa dengan bensin, maka laju kendaraan akan mengalami masalah bahkan mungkin mesinnya akan rusak, begitu juga dengan keluarga. Keluarga laksana bahtera mengarungi lautan kehidupan, dibutuhkan bahan bakar murni & mesin yang bagus, bensinnya adalah rizki sedangkan mesinnya adalah fisik kita. Mesin bagus tidak cukup tapi juga harus diimbangi dengan bahan bakar murni, fisik sehat tidak cukup harus diimbangi dengan rizki yang halal lagi berkah, supaya menghasilkan aktifitas yang berkah pula

Tanda kebahagiaan menurut hadits Nabi ada empat: pasangan yang baik, anak sholeh/shalehah, pegaulan dengan orang shalih, serta rizki di daerahnya sendiri. ciri paling terakhir bisa juga diterjemahkan rizki yang dekat, bagaimanapun kerja didaerahnya sendiri itu lebih menenanagkan ketimbang bekerja di daerah asing apalagi bekerja di negeri orang lain. Hal ini disampaikan bukan semata-mata ingin menyudutkan para TKI tetapi ingin memberikan pencerahan bahwa selama tidak terjepit kebutuhan yang mendesak carilah & bekalilah keturunan kita dengan kreatifitas atau skill kerja memadahi.
KELUARGA BAHAGIA

KELUARGA BAHAGIA

Ceramah singkat kali ini mencoba memberikan tema menarik yang dialami oleh setiap orang yaitu tentang keluarga bahagia. Sebutan keluarga bahagia sungguh teramat mudah dimengerti maksudnya, tapi sulit untuk menentukan standarnya, luasnya arti keluarga bahagia seluas lautan tak bertepi, oleh karena itulah kita biasa menyebut bahtera rumah tangga. Sederet prasyarat harus dipenuhi demi untuk membentuk keluarga bahagia. paling tidak keluarga bahagia meliputi masalah ekonomi, hukum, keturunan, cinta kasih, saling menghormati.

mari kita urai satu persatu, secara ekonomi, minimal keluarga bahagia adalah keluarga itu mampu memenuhi kebutuhannya secara layak, dari hasil pekerjaannya tersisa tabungan untuk hari esok, dana pendidikan dan dana untuk kesehatan. meskipun dalam batas yang berbeda-beda prioritasnya. Dalam hal ini, dana pendidikan harus menjadi prioritas, mengingat skill dalam sebuah hidup bagaikan roda penggerak segala aktifitas, pendidikan mamapu menggeser nasib seseorang dalam tanda kutip. Saking pentingnya pendidikan itulah rasulullah berpesan: "didiklah anak-anakmu dengan sebaik-baik pendidikan" terutama sekali pendidikan agama, dengannya keluarga dibangun, kelak ia dewasa.

keluarga bahagia secara norma hukum, hukum menjadi penegak dan aturan penting dalam setiap organisasi sekecil apapun termasuk membangun keluarga. Hukum yang dimaksud adalah hukum yang sama-sama dimengerti dan diketahui oleh anggota keluarga, dalam al Quran Allah berfirman, pergaulilah keluarga dengan pergaulan yang ma'ruf. arti ma'ruf dapat dilihat di terminologi al quran tentang kebaikan. ma'ruf dalam arti peraturan yang tidak bertentangn dengan agama dan disepakati serta diketahui oleh anggota keluarga. Tegaknya hukum yang ma'ruf akan mampu menyelesaikan problema keluarga, bila suatu saat didalamnya terjadi kemelut atau prahara.

Disinyalir, keluarga hancur karena antara anggota tidak faham mengenai statusnya sehingga hak dan kewajiban yang ia emban tidak berjalan seimbang. Ketidak seimbangan inilah yang menciptakan karamnya sebuah bahtera rumah tangga. Tolak ukur Keluarga bahagia juga diindikasikan dengan keturunan, tujuan utama dalam berkeluarga dan tidur bersama pasangan tidak asemata-mata ingin memperoleh kepuasan nafsu seksual saja, tetapi bertujuan agar memperoleh keturunan sebagai perpanjangan kehidupan, dimana cita-cita yang belum sempat tercapai akan dititpkan dipundak keuturnan tersebut. Keturunan yang shalih akan menenangkan hati dan pikiran, Allah berfirman:

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (al-Furqan:74)

sebuah catatan penting bagi setiap individu bahwa, keturunan bagaikan tumbuhan, untuk menghasilkan tumbuhan yang bagus maka bibit dan lahannya harus bagus, benih yang menjadi bibit ibaratnya suami, sedangkan lahannya adalah isteri, al quran secara implisit memnyiratkan dalam firmannya,

"Isteri-isterimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman."(al Baqarah:223)

Keluarga bahagia dari segi psikis, adalah keluarga bahagia yang diukur dari cinta kasih yang bersemi dalam anggota keluarga. cinta adalah bangunan fisik keluarga, tak mungkinlah dikatakan bahagia jika antar keluarga bermusuhan saling menaruh benci satu dengan yang lainnya. tidak mungkin tidur berduaan tetapi dalam keadaan bermusuhan, setiap bercinta tentu saling mengenal dan atas dasar suka sama suka, tulus melayani tanpa keterpaksaan, bisa dibayangkan alangkah tidak nikmatnya bercinta tanpa didasari cinta dan kasih sayang

Menjaga hubungan baik dengan kerabat, termasuk kerabat pasangan (ipar), akad nikah dimaksudkan tidak hanya menyatukan orang yang diakadkan tetapi menyatukan dua keluarga yang sebelumnya tidak ada ikatan kerabat untuk dijadikan satu bingkai kerabat kekeluargaan. menciderai salah satu kerabat ipar termasuk menciderai akad pernikahan bukan tidak mungkin akan menciptakan aral penghalang terciptanya keluarga bahagia.

Keluarga bahagia yang dimaksud di atas mungkin lebih kita kenal dengan istilah keluarga keluarga sakinah, meskipun tidak sama persis, mungkin ada beberapa faktor penunjang keluarga sakinah yang tidak ter-cover di dalam tulisan di atas
Ericka, Ternyata Orang Islam tidak Membenci Yesus

Ericka, Ternyata Orang Islam tidak Membenci Yesus


Pernyataan seorang pendeta bahwa Muslim membenci Yesus, justru mendorong Ericka mencari kebenaran akan pernyataan itu. Pencarian itulah yang membawa Ericka pada agama Islam dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang muslimah.

Perempuan Amerika keturunan Meksiko itu sebenarnya dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat. Sekira tahun 2008 lalu, seorang sahabat mengundang Ericka datang ke gereja penganut Evangelis. Sejak itu, ia merasa cocok dengan ajaran Evangelis.


“Mereka (jamaah Evangelis) sangat mirip dengan saya pada waktu itu dan banyak membantu saya. Saya memahami banyak ajaran mereka, antara lain kewajiban membaca Alkitab. Meski saya tidak selalu paham isi Alkitab, setidaknya saya berniat untuk belajar dan ikut kelas Alkitab pada hari Minggu,” ujar Ericka.

Pada suatu kesempatan, seorang pendeta mengatakan bahwa Muslim membenci Yesus dan Muslim menyembah tuhan lain yang disebut “Allah”. Pernyataan mendorong rasa ingin tahu Ericka akan kebenaran ucapan pendetanya.

“Saya terkejut, saya berjumpa dengan beberapa Muslim yang ternyata mencintai ‘Yesus’ sama besarnya dengan umat Kristiani. Saya juga akhirnya tahu bahwa kata ‘Allah’ adalah bahasa Arab yang artinya ‘Tuhan’ dan bahwa Yesus bukan tuhan seperti yang diyakini umat Kristiani, karena Yesus yang sama juga menyembah Tuhan yang sama seperti kita,” tutur Ericka.

Sejak itu, rasa ingin tahu Ericka semakin besar. Ia mencari informasi tentang asal usul Alkitab dan para penyusun Alkitab. Ia menemukan banyak kontradiksi dan penyusun-penyusun Alkitab yang tidak jelas identitas dan kapabilitasnya. Ericka bahkan menemukan penyusun Alkitab yang bahkan tidak tahu Yesus, tap berani menulis tentang Yesus.

Pada awalnya, ada penolakan dalam hatinya untuk mengakui bahwa banyak hal-hal yang tak masuk akal dalam agama Kristen. “Sedih rasanya memikirkan bahwa kitab suci (Alkitab) saya yang suci dan sakral itu, yang buat saya adalah firman-firman Tuhan, ternyata banyak penyimpangan,” ujar Ericka.

“Saya berdoa pada Tuhan yang Mahakuasa untuk membimbing saya, membiarkan saya melihat kebenaran, dan membawa saya untuk menyembah-Nya tanpa khawatir akan konsekuensi apapun,” sambung Ericka.

Hal besar yang masih membuat Ericka ragu adalah pertanyaan mengapa Alkitab tidak menubuatkan tentang Nabi Muhammad Saw. Ia mencari bukti-bukti itu dan menemukan jawabannya; jika Alkitab memuat nubuat tentang Nabi Muhammad Saw, itu artinya Alkitab mengakui keberadaan Nabi Muhammad Saw dan Islam.

Ericka pun bertekad untuk lebih dalam mempelajari Islam. Ia membaca Al-Quran dan mengakui kemurnian Al-Quran sebagai perkataan yang langsung dari Allah Swt. “Saya menemukan bahwa Islam adalah agama yang benar dan logis, memberikan jawaban untuk kehidupan ini, dan Islam adalah agama yang damai dan membawa diri kita secara menyeluruh pada Allah,” ungkap Ericka.

Setelah melalui pemikiran yang panjang, Ericka memutuskan untuk masuk Islam. Suami Ericka yang muslim, membantunya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah bersyahadat, Ericka merasa beban berat di pundaknya seketika lenyap. “Saya merasa bebas, bersih dan keyakinan yang penuh,” tukas Ericka yang kemudian langsung mengenakan jilbab.

Ericka beruntung karena tidak mengalami kendala dari keluarganya yang Kristen. “Islam memberikan saya tuntunan hidup yang lengkap, kesempatan untuk lebih dekat pada Allah. Kesempatan untuk menerima rahmat-Nya, kesempatan untuk hidup di hari kemudian. Islam memberikan kedamaian dan memberikan penerang di jalan yang saya ikut,” tandasnya.

Buat mereka yang belum mengenal Islam, Ericka berpesan, “Jangan takut untuk mempelajari Islam, paling tidak memahaminya dan jangan mengkritiknya. Anda akan paham jika Anda tahu sepenuhnya tentang Islam, dan jika Anda paham, Anda akan menghormati Islam. Teruslah mencari dan mintalah petunjuk Allah.”

http://www.facebook.com/SudahTahukahAnda

Wanita shalihah pilar keluarga sakinah

Keluarga Sakinah
Entah cocoknya untuk kultum atau ceramah nasehat pernikahan tapi postingan kali masih tentang Keluarga sakinah bahwa keluarga sakinah menjadi cita-cita yang di dambakan semua orang berkeluarga di dunia, tidak satupun insan berkeluarga kecuali ia menginginkan hidup aman tanpa gangguan, damai tanpa permusuhan, mulus dalam menjalani kehidupan tanpa aral melintang di jembatan menuju kedamaian yang dicita-citakan, kira-kira seperti itulah gambaran bangunan mahligai keluarga sakinah. Kuncinya ada di wanita shalihah yang selalu taat kepada suaminya setelah taat kepada tuhannya, pemegangn kunci adalah suami yang mengerti akan seluruh kebutuhan hak dan kewajibannya, serta mampu memberi teladan paling duluan ketimbang anggota keluarganya.

Wanita shalihah akan menjadi hiasan membanggakan di dunia-akhirat, karena wanita shalihah dengan ketaatan dan kelembutannya mampu mengetuk pintu ridho suaminya terus menerus tak kenal waktu sampai kematian menjemputnya, pantaslah jika ada kaitan erat bahwa salah satu –bukan satu satunya-- penyebab masuknya wanita ke dalam surga karena ridho suaminya. Dari ummu salamah, Rasulullah bersabda, :”wanita mana saja yang meninggal dunia dalam keadaan diridhoi suaminya maka ia masuk surga”. #jleb sangat tepat sekali, kalau menganjurkan wanita untuk masuk surga melalui pintu keluarga sakinah dan wanita yang bisa berkarakter seperti ini hanya dimiliki oleh wanita shalihah, ia aktor menjadi penunjang keluarga sakinah.

Saya menggambarkan keluarga sakinah sesuai dengan namanya, “sakinah” yang mempunyai arti, tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Kelaurga sakinah adalah keluarga yang hubungan antar intern keluarga penuh kasih sayang, saling menghormati dan melindungi serta damai semua penghuninya. Untuk menjadi ideal seperti ini tentu bukan tanpa melalui proses. Proses membentuk keluarga sakinah sangatlah panjang, dimulai sejak memilih rahim untuk menabur benih keturunan ia harus berkualitas dan subur supaya menumbuhkan keturunan yang baik-baik, untuk memperoleh hasil tanaman (baca: keturunan) yang baik perlu benih unggul dari suami yang baik pula, begitulah seterusnya antara yang satu dengan lainya saling keterkaitan.

Membangun keluarga sakinah bagaikan mendirikan bangunan yang mempunyai dua tiang, tiang yang satu adalah pria sholih, tiang lainnya adalah wanita shalihah berpondasi agama dan betahta cinta keduanya diikat dalam sebuah bangunan yang disebut mahligai rumah tangga. Dengan pondasi agama kehidupan akan berpijak pada tatakan yang kuat & dengan pilar wanita shalihah ketenangan akan didapat, wanita shalihah dari ciri secara umum bisa dilihat, bahwa suaminya senang melihatnya terutama karakter psikisnya, wanita shalihah adalah harta karun berharga, sebagaimana sabda Nabi tatkala turun wahyu yang berbunyi : “dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. (At-Taubah[9]:34)” Umar keluar rumah diikuti oleh Tsauban untuk menghadap Nabi seraya mengadu, ayat ini dirasa berat oleh para sahabat.

Rasulullah bersabda,
Maukah aku tunjukkan simpanan terbaik bagi seseorang, yaitu wanita shalihah. Jika dipandang menyenangkan jika diperintah taat, jika ditinggal menjaga (diri dan kehormatannya).

Memang penting memilih wanita shalihah akan tetapai adal yang lebih penting yaitu dipilih dan dinobatkan sebagai wanita shalihah, karena dengan menajdi wanita shalihah sudah barang tentu akan menjadi pilihan semua orang baik manusia, malaikat atau derajat tinggi di hadapan tuhannya. Untuk itu berjuang keraslah untuk memperoleh predikat wanita shalihah karena wanita shalihah pilar keluarga sakinah
Tanda akhir zaman

Tanda akhir zaman

Kita mesti tahu bahwa kita hidup dipenghujung akhir zaman, bila standard akhir zamannya didasarkan pada sabda Rasulullah atau atsar (perkataan) para sahabat. Namun secara ilmiah tentu bukan ahlinya blog ceramah singkat untuk membicarakannya. Salah satu contoh hadits tanda-tanda akhir zaman misalnya, orang orang sudah tidak lagi peduli dengan apa yang dimilikinya, termasuk dengan yang ia makan, apakah dari sumber yang halal atau sumber yang haram. Rasulullah bersabda:

َ ÙŠَØ£ْتِÙŠ عَÙ„َÙ‰ النَّاسِ زَÙ…َانٌ Ù„َا ÙŠُبَالِÙŠ الْÙ…َرْØ¡ُ Ù…َا Ø£َØ®َØ°َ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُ Ø£َÙ…ِÙ†َ الْØ­َÙ„َالِ Ø£َÙ…ْ Ù…ِÙ†ْ الْØ­َرَامِ
"Akan datang suatu masa pada manusia, seseorang tidak peduli terhadap apa yang digenggamnya, apakah dari halal atau dari yang haram" (HR al Bukhari, kitab al Buyu’, bab Man Lam Yubali min Haitsu Kasaba al Mal (4/296)

Termasuk perluasan makna dari "apa yang digenggam" sebagaimana yanag tercantum di dalam hadits diatas adalah pakaian, rumah, kendaraan mobil dan sederet kebutuhan hidup pelengkap lainnya. adalah sulit dipugkiri praktik manipulasi dalam kehidupan sehari-hari akhr-akhir ini makin menggila, korupsi merajalela, praktik pencurian dan transaksi bathil lainnya juga terus meningkat, semua modus haram diatas tersebut menunjukkan kepedulian terhadap yang halal sudah menipis, jika di kaitkan dengan sabda Nabi saw di atas berarti telah memberi informasi kepada kita bahwa saat ini kita sedang hidup di akhir zaman

Hasil yang didapat dari modus yang haram dihukumi haram juga, dalam istilah fiqh disebut haram sababiy atau haram karena sebab memperolehnya, meskipun secara dzatnya halal. Bisa jadi makanan buah segar dihalalkan oleh syareat agama, tetapi oleh karena sebab memperolehnya dibeli dari hasil uang korupsi, maka makanan buah segar tadi hakekatnya menurut pandangan agama adalah makanan yang haram.

Keadaan zaman yang carut marut ini diperperah oleh minimnya semangat untuk ber-pengetahuan agama, padahal secara lengkap termaktub di dalam al Al Quran & dijelaskan secara rinci oleh Hadits, jangankan arti teks yang dibaca, membacanya saja jarang. Dahulu kala pada saat saya masih kecil, bangunan masjid masih sederhana namun menjadi tambatan tempat yang indah untuk bermunajat kepada Allah, sekarang masjid megah yang tersisisa hanya kemegahannya saja, jamaahnya sedikit entah kemana. Kondisi semacam ini sudah pernah di sampaikan oleh Ali bin Abi Tholib dalam sebuah atsarnya, Ali kw pernah mengatakan

" Akan datang suatu masa di mana Islam tinggal namanya, Al quran tinggal tulisannya, mereka membangun masjid megah tetapi kosong dari dzikir kepada Allah ta'ala".

Sekarang apa yang diprediksikan oleh Ali ra makin nyata kebenarannya, Islam lebih disimbolkan ketimbang diamalkan, al quran dikeramatkan tulisannya, di agungkan tempat dan tata letaknya dalam rumah, rapi dan tertata tapi jarang dibaca. Seharusnya al Quran dijadikan sebagai bahan merenung, bukan disimpan sebagai pajangan belaka. tak jarang sampai berdebu bak jimat mujarab yang tidak boleh di sentuh.

Baru-baru ini berita sangat mengagetkan sekali, di duga ada praktik koruptif pengadaan al Quran, kitab suci sebagai pedoman ummat untuk memerangi korupsi justru dijadikan sebagai obyek melangsungkan praktik korupsi. Beruntung kita masih punya Iman kuat, taat terhadap perintah & patuh menjauhi larangan-Nya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dari Az-zuhri, Rasulullah bersabda: "

"sesuatu yang asing di dunia ini ada empat macam;, al quran dihati orang dzalim, masjid didaerah orang-orang yang tidak shalat di dalamnya, Al quran di rumah yang tidak dibaca, dan orang shaleh ditengah-tengah orang yang rusak akhlaknya".

Seorang Profesor Masuk Islam Karena Mumi Firaun

Professor Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah terkemuka di dunia yang berasal dari Prancis. Ia mempunyai cerita yang sangat menakjubkan. Ia menjelaskan sebab musabab dirinya meninggalkan agama Katolik yang telah di anutnya bertahun-tahun, kemudian menyatakan dirinya memeluk agama Islam.

Setelah menyelesaikan study setingkat SMA-nya, ia menetapkan untuk mengambil jurusan kedokteran pada sebuah univertsitas di Prancis. Ia termasuk salah satu dari mahasiswa yang berprestasi hingga akhir tahun, karena kecerdasan dan keahlian yang dimilikinya, dia kemudian menjadi seorang dokter terkemuka di Prancis.


Prancis adalah negara yang terkenal sangat menjaga dan mementingkan barang-barang peninggalan kuno dibandingkan dengan negara yang lainnya, terutama pada masa kepemimpinan Fransu Metron tahun 1981.

Pada tahun itu, Prancis meminta ijin kepada Mesir agar mereka diberikan kesempatan untuk memeriksa dan meneliti mumi Fir’aunnya yang terkenal. Sebuah mumi yang tak asing dikalangan orang-orang Islam. Fir’aun ini adalah orang yang ditenggelamkan Allah dilaut merah, tatkala melakukan pengejaran terhadap nabi Musa AS.

Permintaan Prancis ditanggapi oleh Mesir dengan mengizinkan Prancis untuk mengadakan penelitian. Mumi Fir’aun dipindahkan dengan menggunakan pesawat terbang. Setibanya di Prancis, kedatangan mumi tersebut disambut oleh Persiden Franso Metron beserta para menterinya seolah-olah dia masih hidup.

Mumi tersebut kemudian dipindahkan ke pusat barang-barang kuno milik Prancis untuk diserahkan kepada para ilmuwan dan dokter bedah, supaya mereka dapat mempelajari rahasia yang terkandung dari mumi tersebut, dan Profesor Professor Maurice Bucaille bertindak sebagai ketua tim penelitian.

Semua tim peneliti bertugas untuk meneliti, memperbaiki tulang-tulang yang sudah rusak dan anggota tubuh yang lainnya. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Professor Maurice Bucaille, ia justru menyelidiki tentang rahasia kematian Fir’aun.

Pada suatu malam, ia memperoleh hasil penelitiannya; bahwa terdapat bekas garam yang menempel pada mayat mumi, sehingga dapat ia jadikan sebuah bukti yang nyata bahwa Fir’aun mati karena tenggelam dan mayatnya dapat di selamatkan, kemudian diawetkan pada saat kejadian.

Dari hasil penelitiannya, timbul beberapa pertanyaan yang susah untuk ia dapatkan jawabannya yaitu bagaimana mayat Fir’aun dapat diselamatkan, dan anggota tubuhnya masih tetap utuh, sedangkan kondisi mayat-mayat yang lainnya setelah diawetkan tidak seperti dirinya?

Namun sebelum ia selesai membuat kesimpulan, salah seorang temannya berbisik kepadanya dengan berkata: “Jangan terburu-buru seperti itu, karena orang-orang Islam telah mengetahui tentang hal ini.”

Mendengar pernyataan dari temannya itu, ia menolak keras atas pernyataan tersebut. Ia berkata: “Penemuan seperti ini tidak mungkin dilakukan kecuali ada dukungan sains dan teknologi canggih”.

Salah seorang temannya yang lain menanggapinya seraya berkata: “Al-Quran merekalah yang telah menceritakan kematiannya dan bagaimana jasadnya di selamatkan dari tenggelam.” Mendengar penjelasan temannya itu, Bakay kebingungan dan bertanya-tanya bagaimana hal ini bisa terjadi?

Sedangkan mumi ini sendiri baru ditemukan pada tahun 1898 atau kurang lebih baru dua ratus tahun yang lalu, sedangkan Al-Quran mereka sudah ada semenjak lebih dari seribu empat ratus tahun….!!!

Bagaimana akal manusia dapat mengetahuinya, padahal semua manusia -bukan hannya orang-orang Arab- belum ada yang mampu mengetahui bagaimana peradaban orang-orang Mesir di masa lampau dan bagaimana caranya mereka mengawetkan mayat, kecuali pada masa sepuluh tahun yang lalu?

Maurice duduk termenung di dekat mumi Fir’aun tersebut sambil memikirkan tentang bisikan yang telah ia dengar dari temannya; bahwasanya Al-Quran telah menceritakan kejadian itu, padahal kitab sucinya hanya menceritakan tentang tenggelamnya Fir’aun akan tetapi di dalamnya tidak di jelaskan tentang keadaannya sesudah tenggelam. Ia pun bergumam dalam kesendiriannya:

“Masuk akalkah bahwa jasad yang ada di depanku ini adalah Fir’aun Mesir yang telah mengusir Nabi Musa? Benarkah kalau Nabinya orang muslim yang bernama Muhammad itu sudah mengetahui tentang hal ini sejak 1400 tahun yang silam?

Berbagai pertanyaan yang belum sempat terjawab, membuat Professor Maurice tidak dapat tidur disetiap malam. Ia kemudian mengambil Kitab Taurat dan membacanya, sampai pada sebuah kalimat yang mengatakan: “Kemudian air itupun kembali pada keadaan sedia kala, kemudian air laut itupun menenggelamkan perahu-perahu beserta Fir’aun dan bala tentaranya, hingga tidak tersisa satupun diantara mereka.”

Setelah menyelesaikan penelitian dan perbaikan, maka mumi tersebut kemudian di kembalikan ke Mesir dengan menggunakan peti yang terbuat dari kaca nan elok, karena menurutnya itu lebih pantas untuk orang yang berkedudukan seperti Fir’aun. Akan tetapi Bakay masih dalam kondisi belum puas dengan berita yang di dengarnya, bahwa orang-orang Islam telah mengetahui keselamatan mumi ini. Ia pun lalu berkemas untuk berkunjung ke Saudi Arabia guna menghadiri seminar kedokteran yang akan dihadiri para pakar bedah muslim.

Dalam pidatonya, Professor Maurice memulai pembicaraan tentang hasil penyelidikannya bahwa jasad Fir’aun dapat diselamatkan setelah tenggelam, kemudian salah seorang diantara pakar muslim berdiri dan membuka serta membacakan mushaf pada Surat Yunus Ayat 92 yang artinya: “Pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.”

Professor Maurice Bucaille terheran-heran dengan penjelasan yang baru saja ia dengar, ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan dengan suara lantang ia berkata: “Pada hari ini; aku menyatakan diri untuk memeluk agama Islam dan aku mengimani Al-Quran ini”.

Setelah selesai seminar Professor Maurice Bucaille lalu kembali ke Prancis dengan wajah yang berbeda dari wajah sebelum ia datang menghadiri seminar. Selama sepuluh tahun ia tidak mempunyai pekerjaan yang lain, selain mempelajari tentang sejauh mana keserasian dan kesinambungan Al-Quran dengan sains, serta perbedaan yang bertolak belakang dengannya. Namun apa yang ia dapati selalu berakhir sebagaimana Firman Allah SWT: Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42)

Dari hasil penyelidikan yang bertahun-tahun, ia kemudian menulis sebuah buku tentang kesinambungan Al-Quran dengan sains yang mampu mengguncangkan Eropa. Sehingga ketika para pakar- pakar dan para ilmuwan barat berusaha untuk mendebatnya, mereka tidak kuasa ...

http://www.facebook.com/SudahTahukahAnda?fref=ts

Dosa yang Lebih Besar dari Zina


Suatu senja, seorang wanita melangkahkan kaki mendekati kediaman Nabi Musa. Setelah mengucapkan salam, dia masuk sambil terus menunduk. Air matanya berderai tatkala berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah saya. Doakan agar Allah mengampuni dosa keji saya.”

“Apakah dosamu wahai wanita?” Tanya Nabi Musa. “Saya takut mengatakannya,” jawab wanita itu. "Katakanlah, jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa. Maka perempuan itu pun dengan takut bercerita, “Saya telah berzina.” Kepala nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. “Dari perzinaan itu saya hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai mati,” lanjut perempuan itu seraya menangis.


Mata Nabi Musa berapi-api. Dengan muka yang berang dia menghardik: “Perempuan celaka, pergi dari sini. Agar Siksa Allah tak jatuh ke dalam rumahku. Pergi...!!!” teriak nabi Musa sambil berpaling karena jijik. Hati perempuan itu bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh.

Dia menangis tersedu-sedu dan keluar dari Rumah Nabi Musa. Ia Tak tahu harus kemana lagi mengadu. Bahkan dia tak tahu ke mana harus melangkahkan kaki.

Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana manusia lain bakal menerimanya? Sepeninggalnya wanita tersebut, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa.

Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita Yang hendak BERTAUBAT dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari itu?”

Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”
“Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang hina itu?” Tanyanya. “Ada...!!!” jawab Jibril dengan tegas. “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada SERIBU kali Berzina.” Mendengar penjelasan ini Nabi Musa memanggil wanita tadi, lalu berdoa memohon ampunan kepada Allah. Nabi Musa menyadari, Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa penyesalan seakan menganggap remeh perintah Allah. Sedangkan BERTAUBAT dan menyesali Dosa dengan sungguh- sungguh berarti masih mempunyai IMAN di dadanya dan Yakin Allah itu ada.

http://www.facebook.com/SudahTahukahAnda?fref=ts