Loading...

Jujur Menjadi Pintu Masuk Semua Kebaikan


Rasulullah selalu berpesan agar setiap muslim untuk berlaku jujur, jujur terahdap Allah, dirinya dan terhadap orang lain terutama pada saat dibutuhkan dengan cara dengan mengatakan apa adanya meskipun harus menanggung akibatnya, seperti dalam persidangan yang menyangkut hajat orang banyak, seperti dimintai kesaksian di pengadilan apalagi terkait dengankasus korupsi uang negara, sebagaimana Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Ibn Hibban
قل الحق ولو كان مرا
Katakan kebenaran walau pahit (HR. Ibnu Hibban)
Makna gampangnya, Jujur adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, tanpa ada tendensi untuk menutupi kesalahan orang lain, kita bisa bayangkan seandainya para saksi itu berkata jujur maka hakim akan dengan mudah menjernihkan putusannya, yang salah diputus salah dan sebaliknya yang benar akan mendapat kebenarannya. 

Alangkah damainya dan tentramnya hidup dalam bangsa yang penuh dengan kejujuran, akibat yang dirasakan dari perbuatan jujur adalah kebaikan yang merata ke segala arah, tak terbedakan mana penguasa atau rakyat jelata, tak ada lagi mana cicak dan mana buaya. Pendek kata kejujuran menjadi pintu masuk semua kebaikan. Sebaliknya, Kebohongan membuka jalan lebar kepada keburukan, uniknya di dalam perbuatan bohong, untuk menutupinya butuh kebohongan yang lebih besar lagi, dari kebohongan semula.
Kejujuran rupanya mempunyai pertalian erat dengan aqidah. Seseorang yang aqidahnya kuat akan selalu berbuat jujur, karena merasakan kemaha hadiran Allah swt, setiap gerak dan langkahnya selalu merasa diawasi oleh Allah swt Yang Maha Mengetahui. 

Rasul saw bersabda yang diriwayatkan oleh Aisyah dikatakan bahwa: “ Sifat yang dibenci oleh Rasulullah adalah bohong”. Kalau ada orang yang berbohong sekali, maka tidak akan hilang dalam ingatan Rasulullah sampai orang itu bertaubat. Mengapa bohong itu sangat serius ? dan jujur sangat penting ?. Jujur adalah pintu kebaikan. Bohong adalah pintu kejahatan. Artinya, kalau yang kita buka adalah pintu kejujuran, maka akan masuk asemua kebaikan, sebaliknya bohong adalah pintu kejahatan, kalau dibuka pintu kebohongan maka akan masuk seluruh kejahatan.
Ada seorang yang datang kepada Rasulullah ingin memeluk agama Islam tetapi ia hobby berzina. Persoalan tersebut jika dibawa kepada seorang psikiater mungkin resepnya akan beraneka warna, tetapi Rasulullah memberikan resep yang sangat singkat, yaitu tidak boleh berdusta (bohong). Apa hubungan zina dengan bohong ? bohong adalah pintunya, jika pintunya dibuka, maka segala dosa itu akan masuk, tapi jika kebohongan itu ditutup maka segala dosa tidak akan masuk. Artinya dari seluruh kejahatan yang kita kerjakan itu akibat kita sering berani berbohong dan berdusta.

Sebagai orang mu’min sifat jujur adalah salah satu ciri yang harus dilekatkan dalam dirinya, mungkin saja orang mukmin bermaksiat tetapi seorang mu’min tidak mungkin melakukan kebohongan. Suatu hari Rasulullah saw bersabda: “ setiap mu’min mungkin saja mempunyai sikap yang jelek,. Tetapi yang tidak boleh adalah dusta dan khianat, kemudian datang seseorang yang bertanya, wahai.. Rasul saw, mungkinkah seorang mu’min itu penakut, 

Rasul saw menjawab:”mungkin”
Mungkinkah seorang mukmin itu bakhil ?”. Jawab Rasulullah : “mungkin”.
Sahabat kembali bertanya : “Mungkinkah seseorang mukmin al Kadzab (berdusta) ?
Rasul saw menjawab : “Tidak mungkin”.

Terkadang kita berbohong tetapi dalam kesadaran diri kita, kita tidak merasakan bahwa ada masalah besar dengan akhlak kita, padahal sekelumit kisah di atas, seolah-olah larangan keras dari rasul saw untuk orang-orang yang berbohong, bahkan bohong mengeluarkan manusia dari bingkai keimanannya. Pada postingan penagih pajak yang jujur di sana banyak pelajaran berharga yang membuat kita bisa membedakan dengan jelas prilaku pejabat terdahulu dan sekarang

Banyak Pahala dengan Gelas Pecah

Suatu hari ada seorang ibu sebut saja Ibu Cece yang juga sebagai isteri salihah nya Pak RT di daerah tersebut. Dalam kesehariannya disamping sibuk ngurus dapurnya, juga disibukkan dengan mengaji di RT-nya, pengajian yang diikuti tidak lain adalah dijadikan sebagai salah satu faktor penunjang keluarga sakinah. Karena suaminya adalah seorang tokoh masyarakat maka tak heran jika Pak Ustadz yang biasa memberikan ceramah juga sering berkunjung untuk membicarakan hal hal penting seputar kemajuan religius di masyarakat tersebut

Pak Ustad: "Assalamu'alaikum..."
Pak RT: "wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh..! tumben pak ustadz pagi pagi udah sampai sini",
Pak Ustad:"abis ngajar anak anak ngaji al Qur'an anak-anak di musholla ar-Riyadhoh"
pyaaaar.. pyaaaar

Pak Ustadz:"lho bunyi apa itu pak.."
Pak RT: "Oh... biasa itu bunyi gelas pecah". dengan santai namun dari raut muka yang sedih
PAk Ustadz:" sabar pak, memang ibu-ibu terkadang kalau buru-buru seperti itu."
Pak RT: " iya pak ustadz, tapi setiap ada tamu besok saya harus beli gelas lagi"

seketika itu muka Pak Ustadz merah menyala karena malu, jika kedatangannya rupanya hanya merepotkan saja

Pak Ustadz:" kenapa kok begitu pak..., maaf jika saya mengganggu"
Pak RT:"nggak apa-apa pak ustadz, memang begitu konsekwensinya menjadi orang religius".
Pak Ustadz:" Lho apa hubungannya gelas pecah degnan insan religius". sambil mengerutkan keningnya
Pak RT:" kan kata pak ustadz, buru-buru dalam menyuguhkan hidangan terhadap tamu pahalanya besar."
Pak Ustadz:" benar,, itu, lalu....?.".
Pak RT:"isteri saya menerjemahkannya, kalau terburu-buru saja mendapat pahala besar apalagi kalau sampai pecah"
Pak Ustadz:" Wadduuuuh...., bukan begitu juga kalee pak".

Solusi Mengatasi Dengki

Iri hati dan dengki adalah penyakit buruk yang harus cepat dikenali serta dicarikan solusi mengatasi dengki yang bersemayam di dalam hati, karena sifat dengki akan menggerogoti amal baik seseorang, laksana kobaran api yang membakar kayu kering dalam waktu sekejap api dengki membesar dan melenyapkan semua perbuatan baik yang susah payah telah kita dikerjakan. Sebagaimana sabda Nabi saw;
إياكم والحسد، فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب أخرجه أبو داود

Takutlah terhadap iri hati, sesungguhnya iri hati itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar (HR. Abu DAud)

iri hati masuk kedalam hati seorang hamba dengan sangat halus dan nyaris tidak terasa, karena itu hendaknya seorang hamba Allah yang beriman selalu waspada dan mendeteksi sejak dini sebelum sifat dengki mengakar di dalam hati, adapau cirinyan adalah; Pertama, Bila ada orang lain mendapatkan nikmat maka di dalam hatinya ada rasa benci, meskipun nikmat tersebut tidak melalui tangannya. Orang iri yang demikian dicela karena seolah olah ia tidak terima dengan takdir yang telah digariskan oleh Allah swt. salah satu firman Allah yang mencela orang
Yahudi dalam kaitannya dengan sifat hasadnya adalah ;
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا ءَاتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ ءَاتَيْنَا ءَالَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا. فَمِنْهُمْ مَنْ ءَامَنَ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ صَدَّ عَنْهُ وَكَفَى بِجَهَنَّمَ سَعِيرًا.

"ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya". (QS. An-Nisa’: 54-55)

Pendek kata dengki adalah sifat yang merusak diri pemilik sifat tersebut, lebih jelasnya Allah memberikan penjelasan tentang sifat dengki sebagaimana firmannya

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ.

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS. Ali Imran: 120)

Sifat kedua sebagai indikasi masa inkubasi penyakit iri hati adalah ia menginginkan nikmat yang diperoleh oleh orang lain meskipun dalam hatinya tidak menginginkan nikat yang ditangan orang lain tersebut lepas. Sifat kedua ini lebih banyak kita temui, antar sesama pegawai, sesama pejabat dan teman sejawat dalam satu profesi, masing masing bersaing keras dalah soal duniawi, mulai bersaing dari tempat tongkrongan, gaya hidup, rumah, kendaraan dan berbagai macam 'atribut' duniawi lainnya. Nyaris dengki hanya terjadi pada soal duniawi, karena itu soal ibadah dan ilmu justru manusia disarankan untuk iri hati kepada orang orang yang 'levelnya' lebih tinggi

5 Solusi mengatasi dengki
  1. Merasa dirinya paling mulia dibanding orang orang disekitarnya, ta’azzuz (merasa paling mulia), adalah penyebab utama, dengan kemulyaab karena itu sebagai solusinya biasakan memuji keberhasilan seseorang meskipun di dalam hati adalah salah satu, pahamilah bahwa semua yang didapat bukan karenan kehebatannya tetapi karena pemberian sang Kuasa. jangan merasa ketika diungguli akan menajadi rendah, sesungguhnya seseorang tidak akan bisa rendah derajatnya bila Allah akan mengangkatnya
  2. Sombong disinyalir sebagai rasa takabbur merasa dirinya lebih besar segala-galanya, pengaruhnya, pengetahuannya dan segala bentuk atribut duniawi lainnya. Jangan merasa yang lain. atau sombong. Ia memandang remeh orang lain dan karena itu ia ingin agar dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia takut apabila orang lain memperoleh nikmat, berbalik dan tidak mau tunduk kepadanya.
  3. permusuhan, Cikal bakal kedengkian yang tak berujung pangkal adalah permusuhan, permusuhan menjadi penyebab kedengkian nomer wahid. Untuk mengatasi hal ini maka sangat dianjurkan untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama yang terkait dengan persaudaraan, pentingnya kebersamaan dalam suka dan duka selama perjalanan hidup di dunia ini. Karenanya agama manapun sangat menganjurkan adanya tolong menolong antar sesama.
  4. Ta’ajub dan heran atas keberhasilan yang bisa dicapai oleh potensi dan kemampuan dirinya. Apapun keberhasilan kita harus dikembalikan kepada Allah, karena semata mata atas pertolongan Allah, dan begitupun ketiak menuai derita atau kegagalan harus ditumbuhkan sifat sabar bahwa semua telah sesuai dengan takdir terbaik untuk hambanya
  5. Hubbur riyasah, di tahun 2014 ini, cinta terhadap kekuasaan sangat nampak sekali, dimana-mana banyak poster yang ditempel di pohon-pohon yang tumbuh di bahu jalan, semakin ramai jalan tersebut dilalui oleh pengguna jalan, maka semakin ramai pula gambar yang tempel. Pesan yang ingin disampaikan sebanernya sama meskipun gambar dan warnanya berbeda-beda, yaitu meminta simpati untuk di coblos agar bisa memimpin minimal 5 tahun kedepan. Untuk mengatasinya, ingatlah bahwa kepemimpinan adalah sebuah tanggung jawab dan amanah, jika tidak bisa mengembannya maka akan menyesal kelak di akhirat

Akhirnya mintalah selalu pertolongan kepada Allah sebagaimana Firmannya :
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".

Doa Keluarga Sakinah

Doa Keluarga Sakinah

Ya Allah.... kuasamu telah kau utus wanita cantik menjadi pasanganku
hiasilah dengan akhlak mulia selamanya agar kebahagiaan ini tak tercerabut sari akarnya
Segala puji dan syukur ku sampaikan kepadamu atas anugerah yang telah kau berikan

Ya Allah.. dengan segala keterbatasn kami selalu mengharap ridho darimu
lindungilah keluargaku dari segala bahaya dari orang orang yang dengki atau sifat buruk lainnya
Sadarkan mereka yang masih dalam keterbatasan pengetahuan akan hidup nan berliku ini

Ya Allah... Engkai maha pengampun, ampunilah segala dosa-dosaku dan dsa keluargaku
Curahkan ampunan dan rahmatmu untuk membaluri semua jiwaku, mengiringi semua langkahku
kuasanmu tak akan membuat orang mampu untuk menjauh dari pengangkatan derajatmu

Ya Allah... atas jalan berliku, lapang dada untuk menerimanya, mudahkan untuk menjalaninya
dalam sepi hanya petunjukmu yang kami harap, dalam semua hidupmu terhadap ridhamu yang kami pinta
semua doa yang ku panjatkan engkau maha mendengar dan melihat, kabukanlah

untuk artikeltentang doa, silahkan baca lebih detail tentang kekuatan suprarasional dibalik do'a
Ustad Badrol

Ustad Badrol


Ustadz adalah label suci yang disematkan oleh masayarakat disekitarnya kepada seseorang yang dianggap mempunyai spiritual lebih, taat beribadah, dan patut dijadikan teladan dari berbagai segi; tindakan, perkataan dan prinsip hdupnya. Namun faktanya tidak demikian, terbukti ada beberapa kasus seorang ustadz justru meminta imbalan yang tak layak atas jasa yang telah diberikan kepadanya, entah berupa pengobatan atau diundang untuk memberikan nasehat agama atau lebih tepatnya ustadz bandrol 

Sudah kita ketahui bersama bahwa pe-labelan ustadz bukanlah pelabelan yang mempunyai standar tertentu berdasarkan konvensi atau ujian layaknya gelar kesarjanaan, juga bukan hasil rapat masyarakat sekitar, karena itu bisa saja mereka mendapat gelar tersebut lantaran dibranding oleh media massa, oleh karena itu kita mesti sadar dan pandai-pandai dalam menilainya. Akhir-akhir ini banyak bermunculan orang orang yang bangga dengan dipanggil ‘pak usatadz’ hanya dengan modal berbaju muslim dengan kalung surban, rajin sholat dan adzan di mushollah kemudian dipanggil pak ustadz, lebih geli lagi jika kemudian sudah enggan belajar padahal secara materi ilmu keagamaan mininm hehe..

Amat rendahlan seorang ustadz yang demikian, jika seorang ustadz adalah seorang ‘ulama yang notabenenya adalah sebagai pewaris Nabi (waratsatul anbiya’) meskipun jika terkadang penulis juga berfikir bahwa Nabi tidaklah diperintah untuk berdakwah, yang diperintah berdakwah adalah seorang Rasul. Dengan kata lain profesi ustadz lebih mendekati sebagai pewaris para Rasul. Tidaklah penting masalah itu, yang terpenting adalah akhlak mereka dalam memberi imbalan dengan bandrol tertentu yang diatur oleh seorang menejer. Dalam tulisan ini akan kami bedakan manakah yang termasuk ulama’ul akhirat dan ulama’ yang jahat (ulama suu’)

Tulisan ini hanya ingin memberikan penderahan kepada pembaca untuk membuka mata dengan lebar bagaimana cara membedakannya antara ulama’ akhirat dengan ulama’ suu’.Mereka tidak bisa diketahui secara pasti karena berkaitan dengan sifat bathiniyah, tetapi meski demikian para ulama’ tasawuf memberikan ciri cirinya,

Ciri Ulama’ akhirat adalah ustadz/ulama’ yang selalu melakukan tugasnya semata-mata karena Allah dan tidak ada embel-embel duniawiyah yang ada pada dirinya, dirinya mempunyai tanda berprilaku baik, tawadhu’, penuh rasa takut ancaman Allah, zuhud, qona’ah dengan yang sedikit, rajin berinfak dengan kelebihan hartanya, memberi nasehat, penyayang kepada orang lain, tidak tama’, tidak sombong dan tidak rakus terhadap bendawiy dan sederet sifat lainnya. Ulama’ model seperti ini adalah dambaan surga, ia dijanjikan oleh Allah sebagai penghuni surga yang penuh dengan kenikmatan.

Adapun ciri ulama’ suu’ ulama’ yang jahat adalah ulama’ yang berprofesi sebagai da’i tetapi tidak menginginkan dakwah sebut saja alim di lisan tetapi hatinya munafiq, ia membaca qur’an tetapi bacaannya tidak sampai melewati tenggorokannya, hambar dan jauh dari kemantapan dalam berucap. Suka dengan materi, memberikan target dari jasa ceramah yang diberikan. Ulama’ semacam ini sudah beredar di sekitar kita karena itu waspadalah terhadap ustadz badrol. Semoga kita semua dijauhkan darinya, mungkin inilah yang dikatakan oleh Umar ra, sebagai prediksi tanda akhir zaman
إنى أخوف ما أخاف عليكم منافق عالم بالسان
Sesungguhnya yang paling aku takutkan kepada kalian adalah orang munafik yang ‘alim lisannya

Ketika Kesalahan Dianggap Kebenaran

Seburuk buruk manusia adalah orang yang sakit hatinya, nista perbuatannya namun tak mampu berusaha mencari obatnya, bukan kesembuhan yang didapat melainkan justru bertambah parah. Al Qur’an mensinyalir bahwa orang yang hatinya sakit tetapi tidak merasa berpenyakitan, tak pelak lagi penyakit hatinya bertambah lama semakin parah parah, fii quluubihim maradhun fazaaduhum maradha (dalam hatinya ada penyakit dan bertambah-tambah)

Agaknya hati yang berpenyakitan tak mampu menahan pedihnya formula obat penyembuhnya, tak heran karena ulama’ tasawuf manapun meyakini bahwa penyakit di dalam hati sulit dicari obatnya (‘ilajuhu ‘asirun). Fenomena ini menggejala di masyarakat umum, di semua lapisan masyarakat, bahkan tak jarang kita jumpai seseorang yang dianggap sekali lagi –hanya- dianggap sebagai orang baik ternyata hatinya masih cemar ‘debu’ kesombongan merasa benar atas segala perbuatannya. Kondisi penyakit ini menunjukkan betapa parahnya penyakit hati yang dideritanya:

Abu Darda’ pernah berkata, “tidaklah orang yang merasa aman dengan keimanannya kecuali imannya telah dirampas oleh setan” perpanjangan kata penuh hikmah tersebut, tidaklah oran yang merasa benar kecuali kebenaran telah dirampas oleh setan, tidaklah orang yang merasa alim kecuali keilmuannya telah diperbudak oleh setan. Amatlah buruk orang yang demikian ini.

Ada beberapa hal yang menyebabkan penyakit hati bertambah parah;
  1. Karena tidak kuat menahan pedihnya pada saat perbuatan salahnya diketahui oleh orang lain, setelah dinasehati seolah menjadi pil pahit yang tak sanggup dtelannya karena terhalang bangunan dinding nafsu yang kokoh lagi kuat
  2. Karena kurangnya pengetahuan, minimnya ilmu tasawuf membuat manusia mengambang, hanya mengetahui kulit luarnya tidak mengetahui delik-delik gejala penguasan nafsu atas hatinya. ‘Alim perasaanya, fasih lisannya tetapi munafik perbuatannya. Inilah yang paling dikhawatirkan oleh Nabi saw di akhir zaman
  3. Hiasan setan telah menyemat membalut erat di dalam hatinya, kita sering melihat seseorang hanyut dalam buaian pujian, padahal pujian seseorang hanya berkisar pada pandangan mata, pandangan mata adalah lemah, karena hanya melihat sisi luarnya saja. Dari gaya bicaranya, kostum kebesarannya, perasaannya. Padahal Allah hanya melihat hati bukan rambut sampai kaki.
Adapun formula pengobatannya adalah dengan membelokkan jalan lurusnya nafsu ke arah yang benar dengan ramah, bila masih tidak bisa disadarkan, sadarkan dengan kekerasan, jika tahap kedua ini masih utuh dan makin bertambah sakitnya. Maka lebih baik ucapkan ‘selamat, silahkan teruskan watak buruk seperti itu’ atau dalam bahasa al Qur’annya (qaalu salaama)

Keistimewaan Hati

Pertemuan majlis ta’lim kali ini penulis di daulat untuk memberikan kajian kitab minhajul abidin yang berkaitan dengan persoalan hati sampai pada bab keistimewaan hati dibanding dengan anggota tubuh lainnya. Imam Ghazali berkata: Kalau kita mau berfikir atas keadaan hati, maka kita akan menemukan beberapa macam keistimewaan di dalam hati yang berbeda dengan anggota tubuh lainnya:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra’: 36)

Dalam ayat di atas pendengaran, penglihatan dan hati disebut ketiga-tiganya, tetapi perlu diperjelas bahwa jangkauannya berbeda memberikan 

1. إن العدوَ قاصِدٌ إِليهِ
Hati menjadi sasaran pertama kali setan menyerang dan menghancurkan manusia, dengan demikian manusia tidak bisa mendapatkan ilham, karena ilham pertama kali dijatuhkan oleh Allah ke dalam hati seseorang

2. إنَّ الشُّغْلَ لَهُ أَكْثَر
Kesibukanhati lebih banyak dari pada kesibukan anggota tubuh lainnya, anggota tubuh bisa mengerjakan satu pekerjaan sampai selesai kemudian mengerjakan pekerjaan lainnya tetapi berbeda dengan hati yang terkadang bercampur berbagai rasa yang ada di dalamnya 

3. إن العوارض له أكثرفإِنَّ الخَوَاطِرَلَهُ كا لسّهامِ لاتزال تقعُ فيه
Perubahan yang terjadi dalam hal baru hal yang baru dalam suasana hati lebih banyak 

4. إن علاجَه عَسير
Mengobatinya sulit, karena yang berpenyakitan hati tidak merasa sakit, hal ini tentu berbeda dengan orang yang sakit fisiknya. Orang yang sakitnya fisik si sakit merasa berpenyakitan karena tak tahan sakit berusaha untuk berobat

5. إن الأفاتِ إليه أسرعُ
Penyakitnya cepat menyebar ke semua anggota badan, baik buruknya prilaku tergantung dari hatinya, Nabi saw bersabda dalam hadits Ibnu Mas’ud:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam hati ada segumpal daging yang kalau dia baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuh, ketahuilah di adalah hati.” (Muttafaqun alaih)

apabila hatinya sakit maka penyebarannya akan lebih cepat ketimbang dengan yang sakit anggota tubuh lainnya 

Pasukan Tentara Hati
Pertama, yang dapat dilihat dengan mata kepala; tangan, kaki, mata, telinga, lidah dan semua anggota tubuh, yang tampak diluar maupun yang berada di dalam tubuh. Semua itu bertugas melayani hati dan diciptakan untuk mengikuti perintahnya

Kedua, tidak dapat dilihat kecuali dengan mata hati. Dalam hal ini, hati seolah-olah sebagai panglima, sedangkan tentaranya sebagai para pelayan dan pembantu. Itulah yang dimaksud dengan ‘pasukan tentara hati’.

Adapun kebutuhan hati kepada tentaranya ini, sama seperti kebutuhannya kepada kendaraan dan bekal untuk ‘perjalanannya’ yang memang untuk itu ia diciptakan. Yakni perjalanan menuju Allah swt., melewati bermacam-macam terminal, untuk berjumpa dengan Nya. Untuk itulah hati (kalbu) diciptakan.“Dan tiadalah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada Ku.” [QS adz-Dzairat, 51]:56].